Harga Bitcoin (BTC) kembali berada dalam sorotan setelah muncul serangkaian sinyal pasar yang menunjukkan tren bullish mulai kehilangan tenaga.
Meski permintaan struktural dari ETF dan efek halving masih memberi dukungan jangka panjang, sejumlah indikator teknikal dan perilaku investor menandakan risiko koreksi yang lebih dalam.
Situasi ini membuat pergerakan harga Bitcoin menjadi jauh lebih sensitif terhadap perubahan sentimen pasar, terutama setelah volatilitas meningkat sejak awal tahun.

Sumber Gambar: X.com/SETH_FIN
1. Siklus Halving Mulai Menunjukkan Kejenuhan
Melansir dari Coinpedia, beberapa analis menilai bahwa fase bull market dalam siklus empat tahunan Bitcoin mungkin sudah mendekati puncaknya.
Sejumlah indikator historis menunjukkan kemiripan pola dengan periode ketika pasar memasuki fase pendinginan. Jika benar, tekanan penurunan bisa berlangsung dalam beberapa kuartal ke depan.
Transisi ini membuat investor mulai berhati-hati, terutama setelah reli kuat sepanjang 2024 dan awal 2025 meninggalkan ruang untuk koreksi yang lebih besar.
Baca berikutnya: Masa Suram Berlalu? Bitcoin Diisyaratkan Bangkit di Sisa Tahun 2025 Ini
2. Tekanan Teknikal dari Moving Average Utama
Bitcoin dilaporkan turun di bawah moving average 50-week, salah satu indikator tren jangka panjang yang sering digunakan trader profesional.
Penurunan di bawah level ini biasanya terbaca sebagai sinyal melemahnya momentum dan meningkatnya potensi distribusi dari pemegang besar.
Kondisi teknikal seperti ini dapat memicu aksi jual lanjutan jika harga gagal kembali menembus area resistance.
3. Arus Keluar ETF Menjadi Beban di Tengah Volatilitas
Walaupun ETF Bitcoin sempat menjadi pendorong besar kenaikan harga, periode volatilitas terbaru justru menunjukkan sisi sebaliknya. Sejumlah ETF dilaporkan mengalami arus keluar besar ketika pasar mulai bergejolak.
Hal ini memperlihatkan bahwa institusi bisa keluar secepat mereka masuk, sehingga tekanan jual dapat meningkat dalam waktu singkat.
Fenomena ini menjadi perhatian karena ETF telah menjadi komponen penting dalam dinamika permintaan Bitcoin selama dua tahun terakhir.
4. Koreksi Tajam Menguatkan Sentimen Goyah
Bitcoin sempat turun hingga 36% dari level tertinggi sepanjang masa di kisaran US$126 ribu.
Penurunan sebesar ini memang umum terjadi dalam tren naik, tetapi koreksi yang berulang dan semakin dalam dapat menunjukkan melemahnya keyakinan pasar terhadap reli lanjutan.
Sentimen yang rapuh membuat pasar lebih mudah terpengaruh oleh berita negatif, kebijakan makro, maupun perubahan arus modal institusional.
Baca selanjutnya: Duel CZ vs Schiff Memanas! Masa Depan Bitcoin Ikut Dipertaruhkan
5. Keterbatasan Pertumbuhan Seiring Meningkatnya Kapitalisasi
Sebagai aset dengan nilai pasar yang semakin besar, Bitcoin menghadapi tantangan baru dalam mencetak kenaikan eksponensial seperti siklus sebelumnya.
Kapitalisasi yang semakin tinggi membuat pergerakan ekstrem menjadi lebih sulit terjadi, sehingga reli besar cenderung melambat dan bersifat bertahap.
Kondisi ini tidak berarti tren bullish berakhir, tetapi ekspektasi pertumbuhan perlu disesuaikan dengan maturitas pasar.
Kesimpulan
Sejumlah indikator fundamental seperti permintaan ETF dan efek halving masih mendukung tren jangka panjang Bitcoin.
Namun, tanda-tanda teknikal dan perilaku pasar belakangan ini memperlihatkan adanya tekanan yang tidak bisa diabaikan.
Kombinasi antara siklus yang mungkin memasuki fase akhir, sentimen yang rapuh, dan volatilitas ETF membuat Bitcoin berpotensi menghadapi penurunan lanjutan jika momentum tidak kembali menguat.
Meski tren bullish belum sepenuhnya berakhir, pasar berada dalam posisi yang lebih rentan. Investor diharapkan memperhatikan indikator makro, teknikal, serta dinamika arus modal untuk mengantisipasi perubahan tren.
FAQ
- Apa penyebab utama Bitcoin berpotensi koreksi dalam waktu dekat?
Risikonya berasal dari melemahnya indikator teknikal, arus keluar ETF, dan potensi kejenuhan siklus halving. Ketiga faktor ini memperbesar peluang koreksi lanjutan. - Apakah bull market Bitcoin sudah berakhir?
Belum tentu. Struktur permintaan seperti ETF dan efek halving masih mendukung tren naik, tetapi indikator teknikal menunjukkan tren yang semakin rapuh sehingga perlu kewaspadaan. - Mengapa arus keluar ETF berdampak besar pada harga Bitcoin?
ETF spot telah menjadi sumber permintaan jangka panjang. Ketika terjadi arus keluar besar, tekanan jual meningkat sehingga harga lebih mudah turun, terutama di tengah volatilitas. - Seberapa besar pengaruh teknikal seperti moving average terhadap harga Bitcoin?
Moving average 50-week sering dipakai untuk membaca tren jangka panjang. Penurunan harga di bawah indikator ini dapat memicu aksi jual lanjutan dari trader institusional maupun ritel. - Apakah koreksi 36% berarti tren bullish telah selesai?
Tidak selalu. Koreksi besar umum terjadi di dalam bull market. Namun, koreksi yang berulang dan lebih dalam bisa menandakan melemahnya kekuatan reli dan membutuhkan perhatian ekstra.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini






Polkadot 9.23%
BNB 0.57%
Solana 4.89%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.22%
Polygon Ecosystem Token 2.17%
Tron 2.83%
Pasar

