Kenapa Istilah Crypto Fund Trader Muncul di Mana-Mana di 2025?
Beberapa tahun terakhir, ramai sekali orang membahas profesi trader kripto. Bukan cuma “trader retail” yang pakai modal sendiri, tetapi juga sosok yang disebut sebagai crypto fund trader. Di media sosial, kamu mungkin sering melihat konten orang yang mengklaim mendapatkan “funded account” puluhan ribu dolar dari prop firm. Di sisi lain, berita internasional banyak menyoroti hedge fund khusus kripto yang mengelola dana miliaran dolar dari investor institusional.
Dua fenomena ini sebenarnya saling terkait. Di level global, industri crypto hedge fund berkembang cukup cepat. Nilai dana kelolaan (AUM) mencapai belasan hingga puluhan miliar dolar, dengan ratusan fund aktif di Amerika Serikat, Eropa, Hong Kong, Singapura, sampai Dubai. Di saat yang sama, di level ritel muncul gelombang prop firm crypto yang menawarkan modal hingga ratusan ribu dolar bagi trader yang bisa melewati tantangan tertentu.
Di Indonesia, pencarian terkait “crypto fund trader” banyak diarahkan ke platform prop firm, sementara definisi umumnya adalah orang yang mengelola dana pihak lain di pasar kripto. Kalau kamu masuk ke topik ini tanpa pemahaman yang jelas, risiko salah persepsi cukup besar. Karena itu, penting untuk membedakan dulu siapa sebenarnya crypto fund trader dan bagaimana cara kerja mereka.
Apa Itu Crypto Fund Trader?
Secara sederhana, crypto fund trader adalah individu yang melakukan aktivitas trading aset kripto dengan menggunakan dana yang lebih besar daripada sekadar modal pribadi. Dana ini bisa berasal dari investor yang mempercayakan uangnya ke sebuah fund, atau dari perusahaan prop firm yang menyediakan modal untuk trader yang lolos seleksi.
Jadi, ada dua konteks yang berjalan bersamaan. Di satu sisi, istilah ini merujuk pada trader profesional di dalam sebuah fund atau lembaga keuangan yang mengelola dana investor. Di sisi lain, di dunia ritel, crypto fund trader sering dipakai untuk menyebut trader yang mendapatkan modal dari prop firm setelah melalui serangkaian challenge.
Kebingungan muncul ketika kedua dunia ini dicampur begitu saja. Pembaca awam bisa mengira semua crypto fund trader pasti bekerja di institusi besar, padahal banyak juga yang beroperasi di lingkungan prop firm atau bahkan pengelolaan dana secara semi-formal. Supaya lebih jelas, kamu perlu melihat pembagian tipe crypto fund trader yang umum ditemukan di pasar.
Jenis-Jenis Crypto Fund Trader: Dua Dunia yang Sering Tercampur
Jika dilihat dari sumber modal dan cara operasinya, setidaknya ada dua tipe utama crypto fund trader yang relevan di 2025.
Fund Trader Institusional (Pengelola Dana Investor)
Di sisi institusional, crypto fund trader biasanya bekerja di dalam hedge fund, perusahaan manajemen aset digital, desk trading milik exchange besar, atau perusahaan market maker. Mereka mengelola dana investor dalam jumlah besar dan tunduk pada mandat investasi yang jelas. Dana kelolaan industri ini secara global mencapai puluhan miliar dolar, dengan ratusan fund aktif yang fokus pada aset kripto dan produk turunannya.
Trader di lingkungan ini tidak asal menekan tombol buy dan sell. Mereka bekerja bersama tim analis, quant researcher, dan risk manager. Strategi yang digunakan bisa sangat kompleks, mulai dari quantitative trading, statistical arbitrage, sampai high-frequency trading. Fokusnya bukan hanya mengejar profit sesaat, tetapi menjaga kinerja portofolio agar tetap sesuai dengan target risiko dan return yang disepakati dengan investor.
Prop Firm Crypto Trader (Funded Trader)
Di sisi lain, ada crypto fund trader yang beroperasi melalui prop firm. Di sini, modal yang dipakai bukan dana investor yang dititipkan ke sebuah fund, tetapi modal perusahaan prop firm yang diberikan kepada trader setelah lulus evaluasi. Trader biasanya membeli akses ke sebuah challenge, lalu dituntut mencapai target profit tertentu dengan tetap menjaga batas risiko seperti daily drawdown dan max drawdown.
Prop firm crypto umumnya menawarkan nominal modal yang bervariasi, mulai dari beberapa ribu sampai ratusan ribu dolar. Banyak dari mereka bekerja sama dengan exchange besar untuk penyediaan likuiditas dan price feed, dan payout kepada trader sering dilakukan dalam bentuk stablecoin seperti USDT atau USDC. Dari luar, ini terlihat sangat menarik: modal besar, profit split tinggi, dan peluang mendapatkan penghasilan signifikan dari trading.
Kedua tipe ini sama-sama berburu peluang di pasar kripto, tetapi cara kerja, tanggung jawab, dan lingkup risikonya sangat berbeda. Untuk memahami kedalaman profesi ini, kamu perlu melihat lebih rinci bagaimana crypto fund trader menjalankan aktivitas sehari-hari.
Cara Kerja Crypto Fund Trader: Dari Modal Sampai Eksekusi
Meskipun bentuk organisasinya berbeda, pola kerja crypto fund trader punya beberapa kesamaan. Semuanya berawal dari sumber modal, berlanjut ke proses analisis, manajemen risiko, dan diakhiri dengan eksekusi trading.
Sumber Modal dan Cara Aksesnya
Fund trader institusional mendapatkan modal dari investor yang berkomitmen menempatkan dananya di sebuah fund. Investor ini bisa berupa individu dengan kekayaan tinggi, perusahaan, hingga institusi keuangan. Dana yang terkumpul ditempatkan dalam struktur hukum tertentu, lalu dikelola sesuai prospektus dan perjanjian investasi. Trader bekerja di dalam struktur tersebut dan memiliki batasan jelas soal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Sementara itu, prop firm trader mengakses modal melalui proses evaluasi. Trader mendaftar program, membayar biaya challenge, lalu harus mencapai target profit dalam batas risiko yang ketat. Jika lolos, mereka diberikan akun “funded” dengan nominal tertentu dan berhak atas bagian profit sesuai kesepakatan. Risiko kerugian secara nominal ditanggung prop firm, tetapi risiko kehilangan akun ditanggung trader ketika melanggar aturan drawdown.
Perbedaan sumber modal ini penting, karena menentukan jenis pengawasan, tekanan kinerja, dan risiko reputasi yang harus ditanggung oleh masing-masing pihak.
Penyusunan Strategi Berdasarkan Data
Setelah modal tersedia, fokus berpindah ke bagaimana strategi disusun. Crypto fund trader tidak bisa mengandalkan intuisi semata. Mereka memanfaatkan berbagai jenis data, seperti analisis teknikal, pola harga historis, volatilitas, dan indikator volume. Di tingkat yang lebih maju, banyak fund mengandalkan quantitative model dan machine learning untuk mengidentifikasi peluang.
Data on-chain juga menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan. Informasi seperti aliran masuk dan keluar aset dari exchange, pergerakan whale, rasio MVRV, funding rate di pasar futures, dan perubahan open interest membantu menggambarkan sentimen dan struktur pasar. Di lingkungan institusional, hampir semua ini diolah secara sistematis lewat sistem algoritmik yang terhubung ke API exchange.
Di prop firm, variasinya lebih besar. Ada trader yang mengandalkan sistem manual, ada pula yang menggunakan script atau bot. Namun pada intinya, mereka harus membangun pendekatan yang tidak hanya bisa menghasilkan profit, tetapi juga mematuhi batasan risiko yang ditetapkan oleh firm.
Manajemen Risiko Profesional
Salah satu perbedaan terbesar antara crypto fund trader dan trader biasa adalah kedisiplinan dalam mengelola risiko. Di lingkungan fund, kebijakan risk management sering kali ditulis secara eksplisit. Ada batas leverage maksimum, batas posisi terhadap satu aset, hingga batas kerugian harian yang harus dihormati. Risiko tidak hanya diukur per posisi, tetapi juga di tingkat portofolio.
Prop firm menerapkan disiplin risiko dengan cara yang lebih mekanis. Aturan daily drawdown membatasi seberapa besar kerugian yang boleh terjadi dalam satu hari. Aturan max drawdown membatasi kerugian total yang boleh dialami dari puncak equity. Jika batas ini dilanggar, akun dianggap gagal dan trader kehilangan status funded. Di permukaan, aturan ini tampak kejam, tetapi dari sudut pandang pengelola modal, ini adalah cara untuk memastikan modal tidak hilang dalam satu dua transaksi yang sembrono.
Manajemen risiko menjadi pusat dari seluruh aktivitas. Tanpa disiplin di area ini, status “fund trader” hanya akan bertahan sebentar.
Mekanisme Eksekusi Trading
Setelah strategi siap dan aturan risiko ditetapkan, barulah eksekusi trading berjalan. Di ranah institusional, eksekusi bisa mencakup pembelian spot, posisi futures dan perpetual, opsi, sampai pembangunan strategi market making. Algoritma bisa mengeksekusi ratusan order dalam sehari untuk mengejar peluang kecil yang konsisten.
Di prop firm, eksekusi biasanya dilakukan melalui platform yang terhubung ke likuiditas eksternal atau melalui simulasi yang meniru kondisi pasar. Di sinilah tantangan tambahan muncul: perbedaan antara harga dan eksekusi di lingkungan prop firm dengan kondisi real market bisa menimbulkan friksi. Trader harus menyesuaikan strategi agar tetap menguntungkan dalam kerangka aturan tersebut.
Pada akhirnya, baik di lingkungan institusional maupun prop firm, eksekusi bukan sekadar soal menekan tombol beli atau jual. Yang lebih penting adalah bagaimana transaksi tersebut cocok dengan strategi menyeluruh dan aturan risiko yang sudah disepakati.
Strategi Trading yang Banyak Dipakai Crypto Fund Trader Profesional
Crypto fund trader menggunakan beragam strategi, dan banyak di antaranya jauh lebih terstruktur dibanding trading harian biasa. Beberapa strategi yang paling sering muncul dalam industri ini antara lain arbitrage, quantitative trading, event-driven trading, dan market-making.
Arbitrage dan Funding Rate Strategy
Salah satu strategi klasik di dunia fund crypto adalah arbitrage. Strategi ini memanfaatkan perbedaan harga antara dua pasar atau dua instrumen berbeda. Contohnya, ketika harga Bitcoin di pasar spot dan futures memiliki selisih yang cukup besar, fund bisa melakukan basis trade: membeli di satu sisi dan menjual di sisi lain, lalu mengunci keuntungan ketika selisih harga menyempit.
Funding rate di pasar perpetual futures juga menjadi sumber peluang. Ketika funding rate sangat positif, artinya trader long membayar pihak short. Sebaliknya, funding rate negatif membuat pihak short membayar pihak long. Fund yang berpengalaman bisa menyusun strategi posisi berlawanan antara spot dan futures untuk memanfaatkan pembayaran funding tanpa mengambil risiko arah harga terlalu besar.
Quantitative dan Algorithmic Trading
Strategi kuantitatif mengandalkan model statistik dan algoritma yang dikembangkan dari data historis. Trader bekerja dengan tim data scientist dan quant researcher untuk membangun model yang mencoba menangkap pola tertentu di pasar. Eksekusi dilakukan secara otomatis melalui sistem yang berinteraksi langsung dengan API exchange.
Tujuannya adalah menciptakan pendekatan yang konsisten dan teruji, bukan sekadar mengandalkan “feeling” pasar. Di pasar kripto yang buka 24 jam, penggunaan algoritma sangat membantu karena manusia tidak mungkin mengawasi market tanpa henti.
Event-Driven Trading
Ada juga strategi yang berfokus pada momen-momen tertentu yang berpotensi mengguncang pasar. Contohnya, pengumuman persetujuan ETF Bitcoin spot, jadwal halving, hard fork, listing token besar di exchange utama, atau rilis data makroekonomi penting.
Fund yang mengandalkan event-driven trading akan mempersiapkan skenario sebelum peristiwa terjadi, menunggu reaksi pasar, lalu masuk atau keluar sesuai rencana. Pendekatan ini menuntut pemahaman yang baik tentang bagaimana pasar biasanya merespons berita besar dan seberapa besar potensi volatilitas yang bisa muncul.
Market-Making dan Penyediaan Likuiditas
Beberapa crypto fund mengambil peran sebagai market maker. Mereka menyediakan bid dan ask di order book untuk menjaga likuiditas dan spread yang wajar. Sebagai imbalannya, mereka mendapatkan keuntungan dari spread dan kadang insentif dari exchange.
Strategi ini tampak stabil, tetapi tetap mengandung risiko ketika volatilitas tiba-tiba meningkat dan harga bergerak lebih cepat daripada kemampuan sistem untuk menyesuaikan.
Strategi-strategi ini menggambarkan bahwa aktivitas crypto fund trader jauh melampaui sekadar membuka posisi berdasarkan satu indikator. Ada sistem, data, dan disiplin yang menopang setiap keputusan.
Perbedaan Crypto Fund Trader, Trader Biasa, Investor, dan Fund Manager
Banyak orang mencampuradukkan berbagai istilah sekaligus. Padahal, membedakan peran ini sangat penting sebelum kamu memutuskan ingin berada di posisi yang mana.
Investor kripto biasanya membeli aset untuk jangka panjang. Mereka tidak terlalu sering melakukan transaksi dan lebih fokus pada narasi besar, fundamental proyek, serta keyakinan terhadap masa depan ekosistem kripto. Volatilitas jangka pendek tidak terlalu menjadi masalah, selama pandangan jangka panjang tetap terjaga.
Trader biasa lebih aktif membuka dan menutup posisi. Modal yang dipakai umumnya dana pribadi, sehingga semua risiko dan keuntungan ditanggung sendiri. Cara kerja mereka bisa bermacam-macam, dari scalping harian sampai swing trading beberapa minggu, tetapi tidak ada mandat formal dari pihak lain.
Crypto fund trader, di sisi lain, beroperasi dengan sumber modal yang lebih kompleks. Mereka mengelola dana investor di dalam sebuah fund atau memakai modal prop firm yang harus dijaga sesuai aturan. Setiap langkah mereka tidak hanya berdampak pada saldo pribadi, tetapi juga pada kepercayaan pihak yang memberikan modal.
Fund manager berada selangkah di atas. Mereka tidak hanya memutuskan strategi trading, tetapi juga merancang struktur portofolio, berkomunikasi dengan investor, dan memastikan fund tetap patuh terhadap aturan yang berlaku. Crypto fund trader bisa menjadi bagian dari tim ini, tetapi tanggung jawab akhirnya tetap berada di pundak fund manager.
Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa melihat bahwa menyebut diri sebagai “crypto fund trader” membawa konsekuensi yang jauh lebih besar dibanding sekadar “trader kripto”.
Risiko Menjadi Crypto Fund Trader di 2025
Potensi profit yang besar seringkali membuat orang lupa bahwa risiko di balik profesi ini juga tidak kecil. Bahkan, di banyak kasus, risikonya justru lebih tinggi daripada trading dengan modal pribadi.
Risiko untuk Prop Firm Trader
Bagi trader yang beroperasi melalui prop firm, tantangan pertama muncul dari aturan internal. Target profit yang harus dicapai biasanya berkisar beberapa persen, sementara batas kerugian harian dan total sering kali lebih ketat daripada gaya trading biasa. Sebuah kesalahan dalam mengelola posisi bisa membuat akun terkena daily drawdown dan langsung dinyatakan gagal.
Simulasi pasar yang digunakan prop firm juga tidak selalu sempurna. Perbedaan harga, slippage, dan kecepatan eksekusi bisa memengaruhi hasil trading. Ditambah lagi, beberapa firm menetapkan pembatasan khusus, misalnya larangan trading saat rilis berita besar. Dalam kondisi pasar crypto yang sangat dinamis, aturan seperti ini bisa membuat strategi tertentu sulit diterapkan.
Di luar faktor teknis, ada risiko yang lebih besar: kelangsungan hidup firm itu sendiri. Industri prop firm, baik di forex maupun di kripto, pernah mengalami kasus di mana perusahaan dihentikan operasinya atau tidak lagi memenuhi kewajiban pembayaran. Ketika hal seperti ini terjadi, status funded account dan hak payout bisa ikut terdampak.
Trader yang masuk ke dunia ini perlu menyadari bahwa mereka tidak hanya menilai strategi dan kemampuan sendiri, tetapi juga kualitas dan integritas firm yang mereka pilih.
Risiko untuk Fund Trader Institusional
Di lingkungan institusional, risiko yang dihadapi berbeda bentuknya. Fund harus menghadapi tekanan penarikan dana ketika kinerja menurun atau terjadi gejolak di pasar. Penggunaan leverage yang berlebihan bisa mempercepat penurunan nilai portofolio ketika harga bergerak berlawanan, dan kondisi likuiditas yang menipis di saat krisis bisa membuat penyesuaian portofolio menjadi jauh lebih sulit.
Selain itu, ada risiko hukum dan reputasi. Pelanggaran terhadap mandat investasi atau kebijakan internal, misalnya mengambil risiko yang tidak sesuai profil fund, bisa berujung pada sanksi regulator dan gugatan dari investor. Dalam konteks ini, crypto fund trader tidak hanya bertanggung jawab kepada angka di layar, tetapi juga kepada struktur hukum dan kepercayaan yang dibangun oleh lembaga tempat mereka bekerja.
Memahami kedua kelompok risiko ini membantu kamu melihat bahwa profesi crypto fund trader bukan sekadar versi “lebih keren” dari trader biasa. Ada lapisan kompleksitas tambahan yang harus benar-benar dikuasai.
Regulasi Crypto Fund Trader: Global dan Indonesia
Topik tentang pengelolaan dana dan trading selalu bersentuhan dengan regulasi. Di dunia kripto, kerangka aturannya masih terus berkembang dan berbeda-beda di setiap wilayah.
Di Eropa, regulasi seperti MiCA mulai mengatur berbagai aktivitas terkait aset kripto, termasuk layanan yang mirip dengan fund management. Di Amerika Serikat, otoritas pasar modal menindak beberapa entitas yang menawarkan produk berbasis kripto tanpa izin yang sesuai, termasuk fund yang mengelola dana investor. Singapura, Hong Kong, dan Dubai juga memperketat aturan bagi pihak yang ingin mengelola dana dalam bentuk aset digital.
Indonesia mengambil pendekatan yang berbeda. Aset kripto diklasifikasikan sebagai komoditi yang diawasi oleh otoritas terkait, dan perdagangan ritel dilakukan melalui pedagang aset kripto berizin. Sampai saat ini, belum ada skema fund crypto yang diatur secara spesifik untuk mengelola dana investor domestik. Prop firm yang memberikan modal trading juga tidak berada di bawah payung regulasi lokal, terutama ketika entitasnya berbasis di luar negeri.
Artinya, ketika kamu tertarik menjadi crypto fund trader, kamu tidak hanya perlu memikirkan strategi dan profit. Kamu juga harus memahami bahwa posisi ini berada di persimpangan antara pasar yang sangat dinamis dan kerangka hukum yang masih berkembang. Sikap hati-hati menjadi bagian dari manajemen risiko yang tidak bisa diabaikan.
Contoh Skenario: Bagaimana Crypto Fund Trader Menghasilkan Profit?
Untuk memberi gambaran yang lebih konkret, bayangkan dua skenario berbeda.
Dalam skenario pertama, seorang funded trader mendapatkan akun senilai 100.000 dolar dari sebuah prop firm. Target profit tahap evaluasi adalah 8 persen, dengan batas daily drawdown 5 persen dan max drawdown 10 persen. Trader tersebut mengembangkan sistem yang memanfaatkan pergerakan harga Bitcoin dan Ethereum dengan leverage moderat. Setiap posisi dirancang untuk mempertaruhkan sebagian kecil dari batas risiko harian. Jika sistem berjalan baik, target profit bisa tercapai dalam beberapa minggu. Namun, satu dua kesalahan besar tanpa disiplin bisa langsung menghapus kesempatan tersebut.
Dalam skenario kedua, sebuah fund institusional menjalankan strategi funding rate arbitrage. Fund membeli aset di pasar spot dan secara bersamaan membuka posisi short di pasar perpetual futures. Selama funding rate tetap positif, fund menerima pembayaran dari trader yang mengambil posisi long di futures. Keuntungannya mungkin terlihat kecil per hari, tetapi jika dikelola dengan dana besar dan risiko yang terukur, strategi ini bisa memberikan hasil yang konsisten.
Kedua skenario ini menunjukkan bahwa profit yang dihasilkan bukan muncul dari ruang hampa. Ada kerangka kerja, aturan, dan risiko yang harus dihadapi di setiap langkah.
Mengapa Banyak Trader Indonesia Tertarik Menjadi Crypto Fund Trader?
Dari sudut pandang trader ritel, profesi ini tampak sangat menarik. Modal besar, potensi profit yang menggiurkan, dan fleksibilitas bekerja dari mana saja membuat banyak orang ingin mencoba. Prop firm membuka jalan bagi trader dengan modal terbatas untuk menguji kemampuan mereka di akun yang nominalnya jauh lebih besar tanpa harus mengumpulkan dana sendiri.
Trading kripto yang buka 24 jam juga memberi ruang gerak bagi mereka yang ingin menjadikan aktivitas ini sebagai pekerjaan sampingan atau bahkan utama. Payout dalam bentuk stablecoin memudahkan proses konversi ke rupiah atau pemanfaatan dana di ekosistem kripto itu sendiri.
Namun, di balik semua itu, risiko kegagalan juga tinggi. Batas drawdown yang ketat, aturan yang harus diikuti dengan disiplin, dan ketidakpastian seputar keberlanjutan firm memerlukan kesiapan mental yang tidak sedikit. Profesi ini mungkin tampak glamor di permukaan, tetapi di balik layar, ada tekanan yang tidak ringan.
Apakah Profesi Crypto Fund Trader Cocok untuk Kamu?
Pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan “ya” atau “tidak” secara umum. Yang perlu kamu lakukan adalah menilai seberapa jauh pengalaman dan kedewasaan kamu dalam menghadapi pasar kripto.
Jika kamu belum terbiasa mengelola risiko di akun pribadi, melompat langsung ke dunia fund trading atau prop firm bisa membuat situasi menjadi terlalu menantang. Risiko kehilangan akun, ketidakmampuan memenuhi target profit, dan tekanan psikologis bisa menghabiskan energi dan biaya tanpa hasil yang sepadan.
Sebaliknya, jika kamu sudah memiliki rekam jejak yang konsisten dalam mengelola akun sendiri, memahami dinamika volatilitas kripto, dan terbiasa menggunakan rencana trading yang disiplin, dunia crypto fund trader bisa menjadi langkah berikutnya. Namun, bahkan dalam kondisi tersebut, riset terhadap firm, regulasi, dan struktur kerja tetap wajib dilakukan.
Pada akhirnya, profesi ini lebih cocok untuk orang yang siap memperlakukan trading sebagai pekerjaan serius, bukan sekadar aktivitas spekulatif.
Kesimpulan
Crypto fund trader adalah bagian dari evolusi ekosistem kripto yang semakin kompleks. Mereka beroperasi di titik pertemuan antara pasar yang bergerak cepat, teknologi finansial yang terus berkembang, dan kepentingan berbagai pihak yang menempatkan dananya untuk dikelola.
Ada dua dunia besar yang perlu kamu kenali: fund trader institusional yang mengelola dana investor dengan kerangka hukum dan regulasi yang ketat, serta prop firm trader yang memanfaatkan modal perusahaan dengan aturan risiko yang jelas dan proses evaluasi yang tidak mudah. Keduanya sama-sama memerlukan disiplin, pemahaman risiko, dan kemampuan membaca pasar yang lebih dalam daripada sekadar mengikuti tren sesaat.
Bagi kamu yang tertarik mengejar jalur ini, penting untuk memulai dari pemahaman yang jernih, bukan dari narasi cepat kaya. Mengelola modal besar, apalagi milik orang lain atau perusahaan, selalu datang bersama tanggung jawab besar yang tidak bisa dipisahkan dari profesi crypto fund trader itu sendiri.
Itulah informasi menarik tentang Crypto fund trader yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa itu crypto fund trader?
Crypto fund trader adalah individu yang melakukan trading aset kripto menggunakan dana yang lebih besar daripada sekadar modal pribadi. Dana tersebut bisa berasal dari investor dalam sebuah fund atau dari perusahaan prop firm yang memberikan modal setelah trader melewati proses evaluasi. Tugas utama mereka adalah mengelola risiko dan mencari peluang di pasar kripto secara profesional.
2. Apa perbedaan crypto fund trader dan trader kripto biasa?
Trader kripto biasa menggunakan modal pribadi dan bebas sepenuhnya menentukan gaya trading. Crypto fund trader bekerja dengan modal pihak lain atau perusahaan, sehingga dibatasi oleh mandat, aturan risiko, dan target kinerja yang lebih formal. Kesalahan pengelolaan bukan hanya berdampak pada saldo pribadi, tetapi juga pada kepercayaan pemberi modal.
3. Apakah crypto fund trader legal di Indonesia?
Perdagangan kripto untuk ritel di Indonesia diatur sebagai komoditi melalui pedagang kripto yang berizin. Namun, struktur fund khusus kripto dan prop firm yang memberikan modal trading umumnya berbasis di luar negeri dan belum berada di bawah kerangka regulasi lokal yang spesifik. Itu sebabnya, kamu perlu ekstra hati-hati dalam memilih platform dan memahami konsekuensi hukumnya.
4. Bagaimana cara menjadi funded trader di prop firm crypto?
Secara umum, kamu perlu mendaftar program, membayar biaya challenge, lalu mencapai target profit dalam batas risiko tertentu. Jika berhasil, kamu mendapatkan akun funded dengan nominal yang lebih besar dan berhak atas bagian keuntungan. Namun, aturan detail, skema profit split, dan ketentuan payout berbeda-beda di setiap firm, sehingga membaca syarat dan ketentuan secara teliti adalah langkah yang tidak bisa dilewati.
5. Apa risiko terbesar menjadi crypto fund trader?
Risiko terbesar adalah kegagalan mengelola risiko secara konsisten. Untuk prop firm, risiko meliputi gagal challenge, melanggar aturan drawdown, hingga menghadapi firm yang tidak mampu membayar. Untuk fund trader institusional, risiko mencakup tekanan penarikan dana, penggunaan leverage yang berlebihan, dan potensi masalah hukum jika mandat fund tidak diikuti. Semua itu menuntut kesiapan mental dan profesionalisme yang tinggi.
6. Apakah profesi ini cocok untuk pemula?
Secara umum, profesi crypto fund trader tidak disarankan sebagai titik awal bagi pemula. Lebih bijak jika kamu mulai dari mengelola akun pribadi dengan dana yang terukur, membangun pemahaman tentang pasar, dan melatih manajemen risiko terlebih dahulu. Jika di tahap itu kamu sudah konsisten dan disiplin, barulah mempertimbangkan langkah ke arah fund trading atau prop firm sebagai tahap lanjutan.






Polkadot 9.00%
BNB 0.60%
Solana 4.85%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.63%
Polygon Ecosystem Token 2.14%
Tron 2.86%
Pasar

