Bitcoin (BTC) kembali berada di titik sensitif menjelang keputusan FOMC di Rabu (10/12). Sinyal tekanan on-chain, melemahnya arus ETF, dan turunnya minat pembeli agresif membuat pasar kini mewaspadai potensi penurunan menuju area US$56 ribu.
Level ini menjadi perhatian karena berhubungan langsung dengan Realized Price, sebuah batas historis yang kerap diuji ketika tekanan meningkat. Bitcoin diperdagangkan di sekitar US$92.114, mencatat kenaikan 6% dalam tujuh hari terakhir.
Meski demikian, posisi harga masih turun lebih dari 10% secara bulanan, menandakan pemulihan yang belum sepenuhnya stabil. Di balik rebound jangka pendek, indikator struktural justru menunjukkan tekanan yang belum mereda.
Rasio Kunci Pecah, Realized Price Kembali Jadi Target Pasar

Sumber Gambar: X.com/ali_charts
Analis on-chain mencatat bahwa Bitcoin kini berada di bawah Realized Price-to-Liveliness Ratio, sebuah level yang secara historis memicu pergerakan menuju Realized Price aktual.
Nilai Realized Price saat ini berada di US$56.355, dan dalam beberapa siklus sebelumnya, area ini menjadi titik reset pasar saat tekanan meningkat.
Indikator ini penting karena mencerminkan kondisi holder. Ketika harga jatuh di bawah rasio tersebut, semakin banyak pemilik BTC yang menahan posisi rugi.
Situasi inilah yang memperbesar peluang retest ke harga rata-rata kepemilikan pasar, terutama saat sentimen melemah.
Baca juga berita terkait: Bitcoin Terancam Jatuh ke US $76.000? Ini Level Kritis yang Harus Dipantau!
Tekanan On-Chain Menguat, Mirip Pola Awal 2022
Data Glassnode yang dilansir dari Coinpaper menunjukkan kondisi on-chain mulai menyerupai fase awal 2022. Bitcoin kini bergerak di bawah 0.75 cost-basis quantile, menempatkan lebih dari 25% pasokan dalam kondisi rugi.
Total supply yang tercatat merugi mencapai 7.1 juta BTC, mendekati batas atas rentang tekanan historis.
Sementara itu, realized cap net inflow tetap positif tetapi melambat signifikan. Saat musim panas angkanya menembus US$64 miliar per bulan, kini hanya sekitar US$8.69 miliar.
Perlambatan masuknya modal baru memperlihatkan menurunnya keyakinan pasar, meskipun belum mengarah pada kapitulasi.
Arus ETF dan Likuiditas Spot Sama-sama Melemah

Sumber Gambar: SoSoValue via Coinpaper
Tekanan tidak hanya datang dari on-chain. Pada sisi institusional, permintaan ETF ikut surut. IBIT mencatat enam minggu berturut-turut outflow, dengan total penarikan melebihi US$2.7 miliar.
Sejak awal Desember, seluruh spot ETF Bitcoin membukukan net outflow mencapai US$87 juta. Melemahnya minat institusi ini memengaruhi stabilitas harga, terutama di tengah volatilitas makro.
Likuiditas di pasar spot juga mengalami penurunan. Cumulative volume delta di Binance kembali negatif dalam periode panjang, menandakan dominasi tekanan jual.
Premium Coinbase, yang sempat positif sebentar, kini bergerak turun lagi, menunjukkan melemahnya pembelian dari investor Amerika yang biasanya menjadi katalis kuat dalam pergerakan harga.
Baca berikutnya: FOMC Menghitung Hari, Akankah Harga Kripto Meledak atau Anjlok?
FOMC Jadi Penentu Arah Berikutnya
Ketidakpastian menjelang FOMC menambah tekanan pada aset berisiko. Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya menilai pemangkasan suku bunga Desember bukan skenario yang kuat.
Minutes pertemuan terakhir juga menunjukkan banyak anggota komite enggan melakukan penurunan tambahan.
Dengan data ekonomi yang terbatas akibat gangguan pengumpulan statistik, pasar kini mematok probabilitas yang rendah terhadap pemotongan suku bunga.
Sentimen ini membuat investor berhati-hati, sementara Bitcoin berada di zona teknikal penting.
Kesimpulan
Gabungan tekanan on-chain, menyusutnya permintaan ETF, melemahnya likuiditas, dan ketidakpastian FOMC menempatkan Bitcoin pada posisi yang rawan.
Selama Realized Price-to-Liveliness Ratio belum kembali ditembus dari bawah, area US$56 ribu tetap menjadi level yang perlu diperhatikan sebagai potensi titik reset pasar.
FAQ
- Apa itu Realized Price dan kenapa level US$56 ribu penting?
Realized Price adalah harga rata-rata semua Bitcoin terakhir berpindah tangan. Saat tekanan meningkat, harga pasar sering menguji Realized Price sebagai support historis. - Mengapa Bitcoin bisa turun ketika berada di bawah Realized Price-to-Liveliness Ratio?
Rasio ini menggambarkan kesehatan holder. Jika ditembus dari atas ke bawah, itu menandakan banyak posisi mulai merugi dan harga cenderung bergerak ke harga dasar on-chain. - Apakah outflow ETF memengaruhi harga Bitcoin?
Ya. ETF adalah sumber permintaan besar dari institusi. Saat outflow terjadi berturut-turut, tekanan jual meningkat dan minat beli berkurang, sehingga harga lebih mudah terkoreksi. - Bagaimana peran FOMC dalam pergerakan harga Bitcoin?
Keputusan suku bunga The Fed memengaruhi likuiditas global. Ekspektasi suku bunga yang tetap tinggi membuat investor lebih berhati-hati terhadap aset berisiko seperti Bitcoin. - Apakah kondisi on-chain saat ini menandakan fase bear market?
Belum tentu, tetapi beberapa indikator mirip pola awal 2022. Kondisi ini menandakan tekanan meningkat, meskipun belum mencapai titik kapitulasi.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini, #Berita The Fed





Polkadot 9.66%
BNB 0.78%
Solana 4.89%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.22%
Polygon Ecosystem Token 2.16%
Tron 2.84%
Pasar

