Pada awal abad ke-20 muncul dua nama besar yang membentuk cara pandang modern terhadap ekonomi: John Maynard Keynes dan Joseph Alois Schumpeter. Keduanya lahir di tahun 1883, namun menorehkan pemikiran yang berbeda tajam sekaligus sama-sama berpengaruh.
Keynes dikenal lewat karyanya yang revolusioner — The General Theory of Employment, Interest and Money (1936) — yang menekankan pentingnya permintaan agregat, konsumsi, dan peranan negara untuk menjaga stabilitas ekonomi. Dalam pandangannya, kapitalisme membutuhkan intervensi terkadang agar krisis, pengangguran, dan kemerosotan tidak terjadi.
Sementara itu, Schumpeter memperkenalkan gagasan bahwa pendorong utama transformasi ekonomi adalah inovasi — melalui apa yang kemudian dikenal sebagai Creative Destruction. D
alam kerangka ini, kemajuan muncul bukan melalui status quo, melainkan melalui “kombinasi baru” — produk, metode, atau pasar baru — yang menggantikan struktur lama.
Dengan memahami dua pendekatan ini, kita bisa melihat dua wajah kapitalisme: satu orientasinya pada stabilitas dan permintaan, satunya lagi pada dinamika dan inovasi.
Inti Pemikiran Schumpeter: Inovasi, Entrepreneur, dan “Creative Destruction”
Dalam teori perkembangan ekonominya — misalnya dalam karya The Theory of Economic Development — Schumpeter menyatakan bahwa kemajuan ekonomi tidak terjadi secara linier melalui akumulasi modal, tenaga kerja, atau sumber daya tradisional.
Melainkan lewat faktor “produced means of production”, pengetahuan teknis, dan konteks sosial-organisasi.
Inti dari pendekatannya:
- Pihak sentral adalah “entrepreneur” yang membawa “kombinasi baru” — misalnya produk baru, metode produksi baru, pasar baru, atau cara distribusi yang berbeda, seperti informasi yang kami kutip dari websitye Wikipedia
- Kombinasi baru ini menimbulkan perubahan mendadak — bukan evolusi lambat — dalam struktur ekonomi, menciptakan peluang baru dan sekaligus meruntuhkan model lama. Inilah yang ia sebut “creative destruction”.
- Kesuksesan inovasi membawa keuntungan monopoli sementara — sebagai “hadiah” bagi risiko dan kreativitas; kemudian kompetisi dan peniru akan mengikis keuntungan itu, mendorong siklus inovasi berikutnya.
- Karena inovasi berlangsung secara sporadis dan tidak merata, ekonomi menurut Schumpeter bersifat dinamis — jauh dari model keseimbangan statis ala ekonomi klasik/neoklasik.
Dengan demikian, Schumpeter melihat kapitalisme bukan sebagai sistem yang stabil, tapi sebagai mesin perubahan — terus-menerus mendorong kemajuan, kreativitas, dan perombakan struktur lama demi yang baru.
Inti Pemikiran Keynes: Permintaan, Stabilitas, dan Peran Negara
Berbeda dengan Schumpeter, Keynes memandang perekonomian terutama dari sisi permintaan agregat. Dalam kondisi ketidakpastian, konsumsi dan investasi bisa merosot, sehingga menghasilkan pengangguran, defisit, dan krisis ekonomi.
Menurut Keynes:
- Pemerintah perlu campur tangan, melalui kebijakan fiskal atau moneter, untuk menjaga demand tetap kuat — agar ekonomi tidak terpuruk saat investor atau pelaku ekonomi kehilangan kepercayaan.
- Fokusnya lebih pada stabilitas jangka pendek hingga menengah: menjaga agar konsumsi, investasi, dan permintaan tetap seimbang agar produksi dan pekerjaan terjaga.
- Ia mengkritik ekonomi klasik/neoklasik yang mengandalkan mekanisme pasar secara otomatis — karena dalam kenyataan, pasar bisa gagal, terutama saat krisis.
Dalam konteks ini, Keynes melihat kapitalisme bisa bekerja — tetapi butuh “penjaga stabilitas” untuk meredam gejolak dan memastikan kesejahteraan umum.
Perbedaan Filosofis & Praktis: Keynes vs Schumpeter
| Aspek | Keynes | Schumpeter |
| Fokus utama | Permintaan agregat, stabilitas ekonomi, peran negara | Inovasi, dinamika pasar, peran entrepreneur |
| Pandangan terhadap kapitalisme | Kapitalisme perlu disertai kebijakan untuk stabilitas | Kapitalisme sebagai mesin perubahan yang dinamis |
| Mekanisme pertumbuhan | Pemerintah & kebijakan untuk menjaga permintaan & pekerjaan | Kreatifitas, inovasi, kompetisi, “destruction” struktur lama |
| Perspektif jangka waktu | Jangka pendek – menengah (krisis, resesi) | Jangka panjang — evolusi ekonomi & perkembangan struktural |
| Sikap terhadap intervensi negara | Mendukung intervensi bila diperlukan | Skeptis terhadap intervensi — lebih percaya pada kekuatan pasar & inovasi |
Walau tampak saling bertentangan, beberapa analis berpendapat bahwa keduanya bisa saling melengkapi — misalnya, inovasi dan pertumbuhan jangka panjang (Schumpeter) bisa didukung oleh stabilitas jangka pendek yang difasilitasi oleh kebijakan seperti yang diajukan Keynes.
Relevansi Pemikiran ke Dunia Modern — Terutama Sektor Kripto
Bagaimana ide klasik dari Keynes dan Schumpeter bisa diterjemahkan ke realitas masa kini — terutama sektor yang sangat dinamis seperti kripto? Berikut refleksi:
Inovasi dan disrupsi ala Schumpeter
Sektor kripto adalah contoh nyata dari “creative destruction”: teknologi blockchain, smart contracts, DeFi, tokenization, NFT — semuanya adalah “kombinasi baru” yang meruntuhkan model tradisional (perbankan konvensional, sistem keuangan terpusat, industri keuangan klasik).
Para pelaku kripto bisa dianggap entrepreneur dalam arti Schumpeter: membawa inovasi, mengambil risiko besar, dan membuka kemungkinan baru.
Karena sifatnya yang inovatif dan disruptif, ekosistem kripto sulit dijelaskan dengan kerangka stabilitas jangka pendek ala Keynes — lebih cocok dipahami sebagai evolusi struktural dengan dinamika, peluang, dan risiko tinggi.
Ketidakpastian & turbulensi — pelajaran dari Keynes
Namun, volatilitas di kripto, booms & crashes, spekulasi, serta dampak luar biasa terhadap harga dan sentimen juga mengingatkan kita pada pemikiran Keynes tentang pentingnya stabilitas, regulasi, dan kehati-hatian dalam mengelola ekonomi.
Bila pasar kripto berkembang tanpa kontrol atau kerangka kebijakan, potensi “gelembung” atau krisis bisa muncul — lalu menyeret banyak investor tanpa perlindungan.
Dengan demikian, adopsi gagasan Keynes bisa berarti: regulasi, kerangka keuangan, proteksi investor, dan kebijakan untuk menahan dampak negatif dari gejolak inovasi.
Kombinasi keduanya: pertumbuhan dinamis + kestabilan bertanggung-jawab
Mungkin jalan tengah terbaik bagi dunia kripto — dan inovasi umum — adalah memadukan semangat Schumpeter (inovasi, kreativitas, pembangunan masa depan) dengan kehati-hatian Keynes (perlindungan, stabilitas, tanggung jawab sosial). Ini bisa menghasilkan ekosistem kripto yang bukan hanya spekulatif, tapi juga berkelanjutan, sehat, dan memberi manfaat luas.
Kenapa Pemikiran Schumpeter Kini Mulai Banyak Dilirik Lagi?
Menurut tulisan di Drucker Forum (Modern Prophets: Schumpeter or Keynes?), meskipun pada masanya Keynes lebih populer, sekarang semakin jelas bahwa pemikiran Schumpeter mungkin lebih relevan untuk abad ke-21: ketika dunia membutuhkan inovasi terus-menerus agar bisa berkembang di tengah perubahan teknologi dan globalisasi.
Dalam kenyataan modern — dari revolusi digital, fintech, hingga kripto — ekonomi bukan lagi soal menjaga status quo. Ia soal beradaptasi, berinovasi, dan membangun ulang paradigma — persis seperti yang dikatakan Schumpeter.
Itulah sebabnya banyak ekonom dan pelaku industri sekarang lebih sering merujuk pada Schumpeter ketika membahas masa depan — bukan hanya stabilitas, melainkan transformasi.
Kesimpulan
Pemikiran Keynes dan Schumpeter menawarkan dua lensa berbeda untuk memahami ekonomi: satu menekankan stabilitas, permintaan, dan intervensi; satu lagi menekankan dinamika, inovasi, dan perubahan struktural.
Dalam konteks ekonomi modern — terutama sektor kripto dan industri berbasis teknologi — warisan Schumpeter terasa sangat hidup: inovasi, disrupsi, kreativitas, dan transformasi yang cepat.
Namun kita tidak bisa mengabaikan aspek stabilitas dan tanggung jawab sosial yang diingatkan oleh Keynes, terutama ketika risiko terlalu tinggi.
Idealnya, dunia modern — termasuk kripto — mengambil pelajaran dari keduanya: mendorong inovasi, sambil menjaga agar disrupsi tidak berubah menjadi kehancuran. Dengan begitu, kemajuan bisa diraih tanpa mengorbankan stabilitas dan keadilan.
Itulah informasi menarik tentang Keynes vs Schumpeter: Arah Ekonomi dan Inovasi Kripto yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.
Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.
Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX staking crypto, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa yang membedakan perspektif Keynes dan Schumpeter paling mendasar?
— Keynes fokus pada permintaan agregat, stabilitas ekonomi, dan peran negara; Schumpeter fokus pada inovasi, entrepreneur, dan dinamika kapitalisme melalui “creative destruction.” - Mengapa konsep “creative destruction” relevan untuk kripto?
— Karena kripto dan blockchain menggantikan model keuangan tradisional dengan inovasi baru — produk, metode, dan layanan finansial berbeda — sesuai dengan gagasan Schumpeter tentang kombinasi baru yang meruntuhkan struktur lama. - Apakah kripto butuh regulasi sesuai pemikiran Keynes?
— Mengacu pada ketidakpastian, volatilitas, dan potensi spekulasi ekstrem, regulasi dan kerangka kebijakan bisa menjadi penyeimbang agar risiko bagi investor dan masyarakat diminimalkan — sejalan dengan spirit Keynes. - Bisakah ide Keynes dan Schumpeter digabung dalam kebijakan ekonomi modern?
— Ya — kombinasi keduanya memungkinkan ekosistem inovatif yang juga menerapkan stabilitas, transparansi, dan tanggung jawab sosial, sehingga inovasi tidak berujung pada ketidakpastian masif atau krisis. - Siapa yang sekarang lebih “populer” di kalangan ekonom modern, Keynes atau Schumpeter?
— Meskipun Keynes pernah sangat dominan, sejak akhir abad ke-20 dan revolusi teknologi, banyak ekonom dan praktisi kini lebih mengagungkan Schumpeter — terutama ketika bicara inovasi dan perkembangan jangka panjang.
Author: RZ





Polkadot 8.91%
BNB 0.53%
Solana 4.86%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.18%
Polygon Ecosystem Token 2.14%
Tron 2.85%
Pasar
