Model Context Protocol: Standar Terbuka untuk AI Cerdas
icon search
icon search

Top Performers

7 Fakta Menarik tentang Model Context Protocol (MCP)

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

7 Fakta Menarik tentang Model Context Protocol (MCP)

7 Fakta Menarik tentang Model Context Protocol (MCP)

Daftar Isi

Pernah kepikiran nggak, gimana caranya AI kayak ChatGPT, Claude, atau Gemini bisa memahami topik baru padahal mereka dilatih dengan data yang berhenti di titik waktu tertentu? 

Di sinilah masalah besar dunia kecerdasan buatan muncul: AI bisa menjawab apa pun, tapi seringkali tanpa konteks terbaru atau pemahaman data real-time.

Untuk menjawab tantangan itu, para ilmuwan dan perusahaan teknologi mulai mencari cara agar AI bisa terhubung dengan dunia luar secara aman dan terstandarisasi. 

Dari sinilah muncul Model Context Protocol (MCP) yaitu protokol terbuka yang dirancang untuk menjembatani kecerdasan buatan dengan berbagai sumber data eksternal. 

 

7 Fakta tentang Model Context Protocol (MCP) yang Jarang Diketahui

Nah, biar kamu lebih kebayang bagaimana teknologi ini bekerja dan kenapa banyak yang menganggapnya revolusioner, yuk kita bahas tujuh fakta menariknya.

 

1. Dikenalkan oleh Anthropic pada Akhir 2024

MCP lahir dari tangan tim Anthropic, perusahaan di balik Claude AI, yang memperkenalkannya pada November 2024. Tujuannya sederhana tapi besar: menciptakan standar terbuka yang memungkinkan model AI berinteraksi dengan sistem dan data eksternal tanpa kehilangan kontrol keamanan.

Sebelum ada MCP, setiap model AI punya cara berbeda untuk berkomunikasi dengan sistem luar. Masalahnya, itu bikin pengembang kesulitan saat ingin menghubungkan berbagai sistem. 

Nah, lewat MCP, semua bisa pakai bahasa yang sama. AI dari mana pun bisa memahami dan mengakses sumber data dengan cara seragam. Mirip seperti bagaimana arsitektur MCP bekerja sebagai penghubung antara otak AI dan dunia data.

Dengan kemunculannya, Anthropic bukan cuma memperluas kemampuan Claude, tapi juga membuka jalan bagi kolaborasi terbuka di antara berbagai model besar sesuatu yang sebelumnya terpecah-pecah di ekosistem AI.

 

2. MCP Adalah “USB-C”-nya Dunia AI

Bayangin sebelum ada USB-C, tiap perangkat punya colokan sendiri-sendiri. Ribet, kan? Sekarang, cukup satu port buat semua. Nah, Model Context Protocol juga gitu  satu “colokan universal” yang bikin berbagai model AI bisa tersambung ke sistem dan alat apa pun tanpa perlu format tambahan.

Analogi ini bukan cuma keren, tapi juga relevan secara teknis. MCP mendefinisikan cara standar agar AI bisa mengakses API, database, atau alat bantu seperti sistem pencarian dan manajemen file. Jadi, pengembang bisa bikin AI agent yang lebih fleksibel dan dinamis. Inilah alasan kenapa MCP sering disebut sebagai fondasi interoperabilitas AI modern.

Kalau kamu penasaran gimana teknologi serupa dipakai di dunia kripto, kamu bisa baca juga artikel tentang AI dalam Dunia Kripto dan jenis jenisnya yang menjelaskan bagaimana inovasi seperti ini bisa memperkuat efisiensi sistem blockchain dan DeFi.

 

3. Bikin AI Bisa Akses Data Real-Time

Salah satu keterbatasan terbesar model bahasa besar (LLM) adalah ketergantungan pada data lama. Bayangin kamu ngobrol sama AI yang nggak tahu harga Bitcoin hari ini bisa frustasi, kan? Nah, MCP muncul buat nutup celah itu.

Protokol ini memungkinkan AI menarik data langsung dari sumber aktual, misalnya API harga aset kripto, laporan keuangan, atau data blockchain. Bayangin integrasinya dengan AI Agent dan Cara Kerjanya: AI bisa ngambil data on-chain, menganalisis tren pasar, dan memberi insight lebih cepat dibanding sistem konvensional.

Kemampuan real-time inilah yang bikin MCP relevan buat dunia keuangan, analisis pasar, dan riset blockchain. Di masa depan, AI bukan cuma alat bantu analisis, tapi bisa jadi asisten pengambil keputusan yang tahu kondisi pasar detik itu juga.

 

4. Arsitektur Host–Client–Server yang Fleksibel dan Aman

Di balik kemampuannya, MCP punya struktur host–client–server yang kuat dan transparan. Host adalah tempat AI beroperasi (misalnya Claude atau ChatGPT), client jadi jembatan komunikasi, dan server adalah sumber data atau tools yang diakses.

Struktur ini memungkinkan pemisahan tanggung jawab yang jelas. Host fokus pada pemrosesan bahasa, client mengatur komunikasi, dan server menangani data. 

Dengan cara ini, keamanan dan efisiensi bisa tetap terjaga. Bagi kamu yang tertarik dengan konsep keamanan digital di ekosistem AI, artikel Risiko Keamanan Data pada Integrasi AI bisa jadi bacaan lanjutan buat memahami tantangan di balik teknologi semacam ini.

Selain itu, MCP menggunakan standar terbuka seperti JSON-RPC, yang bisa diaudit publik. Ini penting banget, terutama kalau digunakan di dunia keuangan digital yang menuntut kejelasan setiap transaksi dan interaksi.

 

5. Jembatan antara AI dan Blockchain

Meski MCP bukan bagian dari blockchain, potensi integrasinya besar banget. Dengan protokol ini, AI bisa langsung mengakses data on-chain tanpa perlu perantara tambahan. Contohnya, AI bisa memantau transaksi di Ethereum, membaca smart contract, atau menganalisis pergerakan wallet besar secara otomatis.

Kalau kamu tertarik memahami hubungan antara blockchain dan sistem terdesentralisasi, kamu bisa baca juga artikel Solix DePIN: Internet Jadi Aset yang membahas konsep DePIN dan bagaimana AI bisa memperkuat jaringan Web3.

MCP bisa jadi jembatan penghubung yang bikin AI nggak cuma paham konteks data, tapi juga bisa berkontribusi di sistem desentralisasi secara langsung. Ini salah satu alasan kenapa MCP disebut-sebut sebagai fondasi AI for Web3.

 

6. Keamanan dan Etika Jadi Fokus Utama

Makin besar kemampuan AI, makin besar tanggung jawab di baliknya. Salah satu tantangan yang paling disorot adalah keamanan akses. Bahkan Vitalik Buterin, co-founder Ethereum, pernah menyinggung potensi bahaya AI yang digunakan di tata kelola kripto. Artikel Buterin Peringatkan Bahaya AI di Tata Kelola Crypto pernah ngebahas kekhawatiran ini secara mendalam.

Nah, MCP belajar dari pengalaman itu. Setiap interaksi antar sistem bisa diaudit lewat log dan izin akses berlapis. Protokol ini menegakkan prinsip keamanan terbuka, memastikan AI bisa berinteraksi tanpa melanggar privasi pengguna.

Etika juga jadi perhatian besar. Pengembang MCP menerapkan prinsip human-in-the-loop, artinya keputusan akhir tetap di tangan manusia. Ini menjaga keseimbangan antara otomatisasi dan tanggung jawab.

 

7. Pondasi untuk AI Agent Masa Depan

Bayangin kalau AI nggak cuma bisa jawab pertanyaan, tapi juga bisa melakukan aksi nyata — dari bikin laporan keuangan, memantau pasar, sampai ngatur portofolio investasi kamu secara otomatis. Dengan MCP, semua itu bukan hal mustahil lagi.

Protokol ini membuka jalan untuk menciptakan AI agent yang benar-benar otonom tapi tetap terkendali. Kalau kamu ingin tahu contoh penerapannya, cek artikel Investor Crypto Pakai BrainText AI  di sana dijelaskan gimana AI bisa bantu investor bikin jurnal dan analisis performa trading mereka.

Dengan fondasi seperti MCP, masa depan AI agent bisa makin dekat dari yang kita bayangkan. AI bukan cuma alat bantu, tapi mitra digital yang bekerja dengan konteks, data real-time, dan kesadaran sistem yang lebih luas.

 

Kesimpulan: Kabel Kecil yang Menghubungkan AI dengan Dunia Nyata

Model Context Protocol mungkin belum sepopuler ChatGPT atau Claude, tapi dampaknya bisa besar. MCP bukan sekadar teknologi tambahan, tapi bagian penting yang bikin AI bisa benar-benar hidup di tengah ekosistem digital.

Kalau AI adalah otak, maka MCP adalah kabel sarafnya menghubungkan kecerdasan buatan ke tubuh data dunia nyata. Dengan kemampuan ini, AI jadi lebih sadar konteks, lebih adaptif, dan lebih relevan untuk berbagai industri, termasuk blockchain, keuangan, dan tata kelola digital.

Dan mungkin, beberapa tahun lagi, MCP akan jadi standar universal seperti USB-C. Satu kabel kecil, tapi pengaruhnya bisa mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi untuk selamanya.

 

Itulah informasi menarik tentang Model Context Protocol: Standar Terbuka untuk AI Cerdas  yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.

Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.

Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX staking crypto, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

  1. Apa itu Model Context Protocol (MCP)?
    Protokol terbuka yang memungkinkan AI terhubung langsung ke data dan alat eksternal dengan cara aman dan seragam.
  2. Siapa yang menciptakan MCP?
    Dikembangkan oleh Anthropic, perusahaan di balik Claude AI, pada 2024.
  3. Apa manfaat utama MCP untuk AI?
    Membantu AI mengakses data real-time, memahami konteks baru, dan bekerja lebih efisien dalam sistem kompleks seperti keuangan dan blockchain.
  4. Apakah MCP bagian dari teknologi blockchain?
    Tidak, tapi bisa menjadi jembatan antara AI dan sistem desentralisasi seperti DePIN dan Web3.
  5. Apa relevansi MCP bagi masa depan AI?
    MCP jadi langkah penting menuju era AI agent, di mana AI bisa bertindak secara otonom tapi tetap transparan dan terkontrol.

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

 

Author:  AL

Lebih Banyak dari Blockchain,Tutorial

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 9.00%
bnb BNB 0.60%
sol Solana 4.85%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.63%
pol Polygon Ecosystem Token 2.14%
trx Tron 2.86%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
DOGE2/IDR
Department
179
75.4%
TOKO/IDR
Tokoin
3
50%
DEFI/IDR
DeFi
19
35.71%
HNST/IDR
Honest
52
33.33%
ORC/IDR
Orbit Chai
61
32.61%
Nama Harga 24H Chg
RED2/IDR
RED
6.226K
-24.09%
MOONPIG/IDR
moonpig
18
-19.1%
ZKWASM/IDR
ZKWASM
412
-17.1%
FLOKI/USDT
Floki
0
-16.79%
PRIME/IDR
Echelon Pr
13.670
-16.7%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Tirta Karma Senjaya: Sosok di Transisi Regulasi Kripto Indonesia ke OJK
12/11/2025
Tirta Karma Senjaya: Sosok di Transisi Regulasi Kripto Indonesia ke OJK

Awal tahun 2025 menjadi babak baru dalam perjalanan dunia kripto

12/11/2025
Jerry Sambuaga: Wamendag di Balik Awal Regulasi Kripto Indonesia
12/11/2025
Jerry Sambuaga: Wamendag di Balik Awal Regulasi Kripto Indonesia

Beberapa tahun lalu, sebelum kata “kripto” akrab di telinga masyarakat

12/11/2025
Alex Skidanov, Otak di Balik NEAR Protocol yang Jenius
12/11/2025
Alex Skidanov, Otak di Balik NEAR Protocol yang Jenius

Nama Alex Skidanov mungkin belum sepopuler Vitalik Buterin, tapi di

12/11/2025