Mengenal Time in Force di Trading Kripto
icon search
icon search

Top Performers

Time in Force: Kunci Strategi Order dalam Trading Kripto

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Time in Force: Kunci Strategi Order dalam Trading Kripto

Time in Force

Daftar Isi

Dalam dunia trading kripto, detail kecil bisa menjadi penentu kesuksesan. Salah satu aspek penting yang sering diabaikan oleh trader pemula adalah penggunaan Time in Force (TIF). Fitur ini mengatur berapa lama sebuah order akan tetap aktif di sistem sebelum dieksekusi atau dibatalkan secara otomatis. Mari kita kupas tuntas pengertian, penggunaan, dan dampaknya terhadap orderbook di platform kripto.

 

Apa Itu Time in Force?

Time in Force adalah instruksi yang ditetapkan trader pada saat memasang order di platform trading untuk menentukan durasi atau kondisi berlakunya order tersebut. Singkatnya, TIF membantu mengontrol apakah order akan tetap berada di orderbook, berapa lama, dan apa yang terjadi jika tidak segera dieksekusi.

Jenis-jenis umum Time in Force mencakup:

  • GTC (Good ‘Til Canceled): Order tetap aktif sampai trader membatalkannya atau order terisi penuh.
  • IOC (Immediate or Cancel): Order harus segera dieksekusi seluruhnya atau sebagian; sisanya langsung dibatalkan.
  • FOK (Fill or Kill): Order harus langsung tereksekusi penuh atau batal seluruhnya. 

Selain itu, beberapa exchange juga menawarkan variasi seperti Day Order (berlaku satu hari trading) atau GTD (Good ‘Til Date) yang memiliki tanggal kadaluarsa tertentu.

Penggunaan Time in Force di Platform Kripto

Di platform kripto, TIF menjadi fitur vital untuk trader yang ingin mengatur strategi secara lebih presisi. Berikut cara penggunaannya:

  1. Memasang Limit Order dengan TIF
    Saat trader ingin membeli Bitcoin di harga tertentu, mereka bisa menggunakan limit order dengan GTC, sehingga order tetap nongkrong di orderbook sampai harga tercapai atau dibatalkan. 
  2. Mengatur Risk Management
    Dengan IOC atau FOK, trader bisa menghindari order menggantung yang berisiko saat volatilitas tinggi. Misalnya, saat market bergerak cepat, mereka hanya ingin deal kalau semua bisa langsung tereksekusi. 
  3. Optimasi Eksekusi Order Besar
    Trader institusional kerap menggunakan kombinasi TIF untuk memecah order besar menjadi bagian-bagian kecil agar tidak mengguncang pasar atau agar terisi sesuai likuiditas. 

Bagaimana Time in Force Mempengaruhi Orderbook?

Orderbook adalah daftar dinamis semua order jual dan beli yang menunggu dieksekusi di exchange. TIF secara langsung memengaruhi lanskap orderbook dengan beberapa cara:

  • Menambah atau Mengurangi Depth
    Order GTC biasanya mempertebal depth orderbook, karena tetap bertahan lama di sistem. Sebaliknya, IOC dan FOK jarang terlihat di orderbook karena langsung tereksekusi atau dibatalkan. 
  • Mempengaruhi Likuiditas
    Banyaknya order dengan TIF panjang dapat menciptakan kesan likuiditas yang lebih besar, walaupun belum tentu terealisasi. Sementara itu, order-order singkat bisa memicu volatilitas jika ada eksekusi besar mendadak. 
  • Menggeser Sentimen Pasar
    Jumlah order yang bertahan lama di harga tertentu sering diinterpretasikan sebagai area support atau resistance. Trader jeli biasanya memantau ini untuk menentukan strategi masuk atau keluar pasar. 

Strategi Memanfaatkan Time in Force

Bagi trader, memahami TIF bukan sekadar soal teknis, tetapi juga seni mengatur strategi. Berikut beberapa tips praktis:

  • Gunakan GTC untuk Swing Trading
    Jika target profit kamu jangka menengah, pasang order dengan GTC agar tidak perlu terus memantau layar. 
  • Pilih IOC saat Volatilitas Tinggi
    Misalnya saat pengumuman besar (seperti ETF Bitcoin atau halving), gunakan IOC untuk memastikan order hanya masuk kalau langsung match. 
  • Manfaatkan FOK untuk Order Besar
    Untuk menghindari slippage, trader besar biasanya menggunakan FOK agar order hanya terjadi kalau seluruh jumlah bisa terisi di satu harga. 
  • Cek Fee dan Kondisi Exchange
    Tidak semua exchange mendukung semua jenis TIF. Pastikan memahami detail platform tempat kamu trading, termasuk biaya eksekusi dan potensi pembatalan otomatis. 

Tantangan dan Hal yang Perlu Diwaspadai

Meski terdengar simpel, salah penggunaan TIF bisa berdampak buruk:

  • Order Tidak Terisi
    Order dengan syarat terlalu ketat (misalnya FOK di market tipis) sering gagal terisi. 
  • Kehilangan Peluang
    Terlalu mengandalkan GTC di market volatile bisa membuatmu tertinggal momentum. 
  • Kesalahan Setting
    Pastikan selalu double-check pengaturan order sebelum menekan tombol submit, karena kesalahan kecil di TIF bisa berujung kerugian besar. 

Kesimpulan

Time in Force adalah salah satu elemen penting dalam trading kripto yang sering diremehkan. Dengan memahami jenis-jenis TIF, cara penggunaannya di crypto exchange, serta pengaruhnya terhadap orderbook, kamu bisa mengoptimalkan strategi trading, mengelola risiko, dan memaksimalkan peluang di pasar kripto yang dinamis.

 

Itulah informasi menarik tentang Time in Force  yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkin dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

 

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

1. Apa itu Time in Force (TIF) dalam trading kripto?

Time in Force (TIF) adalah instruksi yang menentukan berapa lama sebuah order akan tetap aktif di order book sebelum dieksekusi atau dibatalkan. TIF membantu trader mengontrol durasi dan kondisi eksekusi order, baik di pasar spot maupun derivatif.

2. Apa saja jenis Time in Force yang umum digunakan?

Berikut jenis-jenis TIF yang sering digunakan di exchange kripto:

  • GTC (Good ‘Til Canceled): Order aktif hingga dieksekusi penuh atau dibatalkan manual oleh trader.
  • IOC (Immediate or Cancel): Order akan segera dieksekusi sebagian atau seluruhnya. Sisa yang tidak terisi langsung dibatalkan.
  • FOK (Fill or Kill): Order hanya jalan kalau bisa tereksekusi 100% sekaligus. Kalau tidak, seluruh order batal.
  • DAY: Order berlaku hanya selama sesi perdagangan hari itu.

3. Mengapa penting memahami TIF?

Karena TIF secara langsung mempengaruhi strategi entry, risiko slippage, dan kontrol posisi di orderbook. Salah memilih TIF bisa menyebabkan order tidak tereksekusi sesuai rencana, atau bahkan hangus.

4. Apakah semua platform kripto mendukung semua jenis TIF?

Tidak. Setiap exchange punya kebijakan tersendiri. Misalnya, Binance mendukung GTC, IOC, FOK, dan Day, tapi beberapa platform lain mungkin hanya menyediakan GTC atau IOC saja. Selalu cek dokumentasi TIF di exchange yang kamu gunakan.

5. Apa bedanya IOC dan FOK?

  • IOC: Bisa mengeksekusi sebagian order secara langsung; sisanya otomatis dibatalkan.
  • FOK: Hanya bisa tereksekusi jika seluruh kuantitas order bisa terpenuhi sekaligus. Kalau tidak, seluruh order tidak berlaku.

     

6. Bagaimana TIF memengaruhi likuiditas pasar?

  • GTC: Menambah ketebalan order book karena order tetap aktif lebih lama, mendukung likuiditas pasif.
  • IOC dan FOK: Cenderung mempercepat eksekusi, tapi bisa menambah volatilitas jangka pendek, terutama di market dengan likuiditas tipis.

 

 

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

 

Author: EH

 

Lebih Banyak dari Market Signal,Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.77%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.32%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.94%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
SKY/IDR
Sky
1.950
1830.69%
OKB/IDR
OKB
2.450K
228.86%
CBG/IDR
Chainbing
60
76.47%
CYBER/IDR
CyberConne
45.698
64.33%
TOKO/IDR
Tokoin
4
33.33%
Nama Harga 24H Chg
BIO/IDR
Bio Protoc
1.929
-10.49%
WEMIX/IDR
WEMIX
12.823
-10.22%
AVA/IDR
AVA
551
-9.67%
ZORA/IDR
ZORA
1.812
-7.89%
PROM/IDR
Prom
158.700
-6.65%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Budget Deficit: Dampaknya pada Pasar Kripto & Hubungannya dengan Safe Haven
13/08/2025
Budget Deficit: Dampaknya pada Pasar Kripto & Hubungannya dengan Safe Haven

Budget deficit atau defisit anggaran bukan hanya istilah yang sering

13/08/2025
Aggregate Supply: Definisi, Faktor, dan Dampaknya pada Harga Kripto
13/08/2025
Aggregate Supply: Definisi, Faktor, dan Dampaknya pada Harga Kripto

Dalam ekonomi makro, aggregate supply atau penawaran agregat adalah konsep

13/08/2025
Adjusted Net Worth: Konsep, Manfaat, & Penerapan di Proyek Blockchain
13/08/2025
Adjusted Net Worth: Konsep, Manfaat, & Penerapan di Proyek Blockchain

Dalam dunia keuangan dan investasi, terutama di sektor yang dinamis

13/08/2025