Harga Bitcoin diprediksi naik di 2021
Bitcoin merupakan aset kripto yang paling populer di dunia, termasuk di Indonesia. Sepanjang 2020, kenaikan aset kripto ini meningkat sekitar 170%. Rinciannya, pada awal tahun harga Bitcoin masih Rp99 jutaan. Kemudian meningkat menjadi sekitar Rp270 jutaan di akhir tahun 2020. Raja cryptocurrency itu terbukti menjadi aset safe haven di masa pandemi COVID-19.
Selain itu, Bitcoin juga sudah diakui sebagai aset yang memiliki nilai lindung inflasi. Artinya, kenaikan harga Bitcoin lebih tinggi daripada kenaikan harga barang-barang. Ini diakui oleh para konglomerat dan perusahaan besar di Amerika Serikat dan negara-negara lain. Sehingga, harga Bitcoin naik seiring meningkatnya permintaan aset kripto itu. Di 2021, harga Bitcoin diprediksi masih melanjutkan tren positif.
Berikut ini sejumlah faktor yang mempengaruhinya harga Bitcoin pada tahun depan
-
Penambang Sulit Mendapatkan Bitcoin
Bitcoin ditambang secara digital. Hingga akhir tahun 2020, Bitcoin yang berhasil ditambang mencapai 18 juta dari total Bitcoin 21 juta.
Bitcoin mengalami halving day atau pengurangan setengah pasokan pada tahun 2021. Artinya pengurangan pasokan di tingkat miners atau penambang menipis. Dampak halving day ini baru akan terasa selama satu tahun ke depan.
Jadi, harga Bitcoin naik di 2021 karena suplainya terbatas, sedangkan permintaan yang terus meningkat sehingga harga bitcoin akan cenderung berpotensi naik.
-
Siklus Tahunan
Alasan kenapa harga Bitcoin naik di 2021 juga karena siklus tahunan. Halving day terjadi pada tahun kabisat, dimulai pada tahun 2012.
Biasanya, satu tahun setelah halving day harga Bitcoin akan meningkat. Ini sudah terjadi yaitu pada tahun 2013 dan 2017. Alasannya, karena dampak halving day baru akan terasa selama satu tahun ke depan. Di halving ketiga yaitu tahun ini, Bitcoin akan diproyeksikan akan naik di tahun 2021 bila kita melihat riwayat halving pertama dan halving kedua.
-
Pembelian Masif dari Konglomerat dan Perusahaan Besar
Baru-baru ini, perusahaan MicroStrategy Inc. mengumumkan membeli Bitcoin senilai triliunan Rupiah. Sebelumnya, perusahaan keuangan seperti PayPal dan Square juga menyediakan fitur pembayaran dengan Bitcoin.
Karena hal tersebut, penggunaan terhadap Bitcoin terus terjaga. Orang-orang lebih sering bertransaksi menggunakan Bitcoin. Sehingga, dampaknya terhadap kenaikan harga Bitcoin di 2021.
-
Meningkatnya Pemahaman Orang-orang Tentang Bitcoin
Bitcoin menjadi nilai lindung inflasi yang baik. Paul Tudor Jones, seorang konglomerat asal Amerika Serikat adalah orang yang pertama mengumumkannya di media.
Selain itu, perusahaan-perusahaan lain juga mengakuinya. Mereka menjadi contoh bagi orang-orang yang ingin mengamankan asetnya. Orang-orang lebih memilih membeli Bitcoin.
Selain itu, orang-orang juga sudah menyadari bahwa Bitcoin adalah aset safe haven pada masa Pandemi.
-
Regulasi Pemerintah
Bitcoin adalah aset desentralisasi yang tidak terpengaruh dengan kebijakan pemerintah. Ini berbeda dengan saham, deposito dan forex.
Hanya saja, kebijakan pemerintah memberikan dampak secara tidak langsung. Kebijakan pemerintah tentunya mendorong permintaan terhadap Bitcoin. Namun, beberapa negara maju telah mengeluarkan kebijakan yang lebih ramah terhadap ekosistem cryptocurrency dan blockchain. Ini bisa terjadi karena meningkatnya pemahaman orang-orang terhadap Bitcoin dan meningkatnya transaksinya.
Jadi, meski pada akhir tahun harga Bitcoin sudah hampir menyentuh harga tertingginya, tahun 2021 adalah tahun yang lebih baik lagi karena harganya akan naik. Belum ada kata terlambat untuk trading Bitcoin!