Dalam trading, ada berbagai macam tipe chart dan yang paling banyak digunakan, yaitu candlestick. Lantas, bagaimana cara membaca sinyal candlestick?
Untuk diketahui, seperti namanya, candlestick dikenal dengan bentuknya yang mirip dengan batang lilin. Tipe chart yang satu ini lazim digunakan untuk menganalisis pergerakan saham, forex, dan kripto.
Pada dasarnya, cara membaca candlestick dengan lebih simpel dan akurat ini akan membantu para trader. Berikut ini ulasan selengkapnya.
Apa Itu Candlestick?
Pola candlestick merupakan salah satu cara untuk melihat potensi harga pada trading. Tipe chart ini adalah sebuah metode diagram kuno dari Jepang untuk meningkatkan akurasi perhitungan yang merefleksikan dampak sentimen investor terhadap harga.
Analisis yang satu ini pun lazim digunakan untuk menentukan waktu yang tepat untuk masuk dan keluar dalam trading. Metode ini pun menjadi wajib untuk dipahami oleh para investor atau trader sebab menjadi salah satu strategi cerdas dalam dunia penanaman modal.
Meski demikian, perlu tetap diperhatikan, analisis dengan pola ini termasuk kategori direksional, dalam arti analisis mengandalkan intuisi subjektif trader untuk memahami beragam pola. Metode yang satu ini dapat menghasilkan cuan yang konsisten apabila diimbangi dengan pengalaman dan jam terbang trader itu.
Sejarah Candlestick
Eksistensi chart candlestick yang bertahan hingga saat ini tidak terlepas dari sosok Munehisa Honma, seorang pria berkebangsaan Jepang dari abad 18. Dalam sejarahnya, sang trader komoditas beras ini mencatat pergerakan harga beras di atas perkamen padi setiap harinya.
Seiring berjalannya waktu, Honma pun menemukan pola berulang dari balok-balok harga yang digambarnya tadi. Di samping itu, Honma pun sering menulis soal hukum-hukum trading.
Adapun metode yang dikembangkan oleh Honma itu kemudian berevolusi menjadi grafik candlestick yang dikenal hingga saat ini. Perlu juga diketahui, kepopuleran candlestick hingga detik ini di dunia barat terjadi atas peran Steve Nison, yang menemukan metode ini pada tahun 1987, yakni ketika berkenalan dengan pialang berkebangsaan Jepang.
Dari situ, ia pun menuliskan buku bertajuk Japanese Candlestick Charting Techniques (1991), yang kemudian dikenal luas di seluruh dunia hingga saat ini.
Kelebihan Menggunakan Candlestick dalam Trading
Apa saja sih keunggulan menggunakan candlestick dibandingkan dengan chart lainnya dalam trading? Berikut ini beberapa di antaranya:
- Visual chart ini terlihat impresif sehingga nyaman untuk dipandang. Hal itu kemudian membuat banyak trader atau investor lebih betah dalam menganalisis pergerakannya.
- Tipe analisis ini bukan hanya menunjukkan fluktuasi harga saham, melainkan turut memberikan sinyal mengenai perubahan harga di masa mendatang.
- Cara membaca candlestick pun cukup mudah. Bahkan, tanpa harus mempelajari puluhan pola, siapa pun bisa memahami pola ini asalkan mengenal elemen-elemennya.
- Chart yang satu ini juga mampu menampilkan psikologi pasar secara jelas. Dalam arti, trader dapat mengidentifikasi pihak mana yang mendominasi, apakah pembeli atau penjual. Hal itu dapat diamati lewat ukuran body dan shadow.
Kekurangan Menggunakan Candlestick dalam Trading
Meski punya banyak kelebihan, tetapi grafik candlestick ini memang tidak terlepas dari kekurangan, di antaranya:
- Grafik dari chart ini tidak berfungsi baik di timeframe yang terlampau kecil. Hal itulah yang membuat eksekusi scalping yang dihasilkan dari penggunaan chart ini cenderung punya akurasi yang rendah. candlestick sendiri idealnya dimanfaatkan di timeframe H1, H4, D1, atau yang lebih tinggi.
- Kedua, penilaian para trader terhadap pola-pola candlestick ini dapat menjadi sangat subjektif. Misalnya saja terkait apa makna formasi candlestick tertentu.
Cara Mudah dan Akurat Membaca Sinyal Candlestick
Bagaimana sih cara membaca chart yang lebih mudah dan lebih akurat? Kamu bisa melakukan analisis terhadap 4 empat elemen di bawah ini.
Panjang Sumbu
Ekor Candlestick atau panjang sumbu ini terkait dengan volatilitas atau perubahan harga. Adapun sumbu panjang menandakan harga yang bergerak cepat selama durasi candlestick, tetapi mendapat penolakan lantaran adanya perlawanan.
Ukuran Badan
Lewat ukuran body dari chart ini, kamu dapat memperoleh soal kekuatan masing-masing pihak. Kalau body memanjang maka artinya momentum tengah menguat. Jika yang terjadi sebaliknya maka momentum pun kian pelan.
Posisi Badan
Di kala kamu menemukan batang lilin bersumbu panjang dengan posisi badan yang berada di salah satu ujungnya, hal itu mengindikasikan adanya perlawanan. Di lain sisi, posisi batang lilin yang berada di tengah sumbu bawah dan sumbu atas mengisyaratkan adanya ketidakpastian pasar.
Rasio Panjang badan dan Sumbu
Terakhir, kamu bisa perhatikan rasio ukuran badan dan sumbu. Di kala pasar mengalami tren dengan momentum tinggi, kamu pun akan sering menemukan candlestick berukuran panjang, tetapi dengan sumbu yang lebih kecil.
Ketika kondisi pasar tidak pasti, volatilitas pun akan meningkat. Di fase ini, body candlestick akan mengecil, tetapi sumbunya malah lebih panjang.
Demikianlah ulasan tentang cara membaca sinyal candlestick yang penting diketahui. Simak juga ya artikel seputar aset kripto, blockchain, dan lainnya hanya di Indodax Academy.