Pentingnya Ciphertext dalam Melindungi Data Pribadi
icon search
icon search

Top Performers

Mengenal Lebih Dekat tentang Ciphertext

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Mengenal Lebih Dekat tentang Ciphertext

ciphertext

Daftar Isi

Dalam dunia kriptografi, terdapat satu istilah penting yang berkaitan dengan teks enkripsi, yaitu ciphertext.

Ciphertext sendiri pada dasarnya adalah hal yang penting untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi.

Di samping itu, seperti dipahami bersama, kriptografi sendiri adalah sebuah sistem serta metode untuk menyimpan dan mengirimkan data dengan bentuk yang hanya mampu dipahami oleh para pihak yang terlibat dalam proses ini.

Lantas, apa itu itu ciphertext dan seperti apa fungsinya? Untuk mengetahui lebih jauh tentang chipertext, simak ulasannya berikut ini.

Mengenal Istilah Ciphertext

apa itu ciphertext

Pada dasarnya, ciphertext adalah teks tersandi atau teks terenkripsi yang diubah dari plaintext dengan memakai algoritma enkripsi dalam rangka menjaga keamanan data pengguna. 

Adapun ciphertext ini tidak bisa dibaca sebelum diubah lagi ke bentuk plaintext lewat proses enkripsi dengan kunci yang dinamakan “cipher”.

Tahukah kamu bahwa ternyata kriptografi memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga keamanan sistem informasi karena dapat menjaga kerahasiaan data, integritas data, autentikasi, hingga kepercayaan publik.

Pasalnya, seperti diulas tadi, dengan metode kriptografi, data bisa disimpan dan dikirimkan dalam bentuk yang hanya bisa dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam prosesnya.

Pengertian Ciphertext

Ciphertext adalah hasil enkripsi pada plaintext dengan memakai sebuah algoritma yang dinamakan “cipher”.

Penggunaan ciphertext setidaknya telah dilakukan sejak masa Julius Caesar untuk operasi militer.

Sementara itu, ciphertext saat ini secara umum dipakai bagi pesan yang dikirimkan via internet dengan tujuan keamanan.

Adapun pada proses enkripsi dalam kriptografi, plaintext akan diubah menjadi tidak bisa dibaca oleh orang/perangkat mana saja yang tidak mempunyai kunci dekripsi untuk mengubahnya lagi ke dalam bentuk plaintext asli.

Perlu diketahui, dalam hal ini, algoritma merupakan cipher yang digunakan untuk membuat ciphertext.

Maka dari itu, ciphertext bisa dibilang adalah hasil akhir dari penerapan algoritma enkripsi.

Sementara itu, untuk mengirimkan pesan dengan memanfaatkan ciphertext, terlebih dahulu pesan tersebut akan dienkripsi memakai kunci sandi .

Nantinya, saat pesan sampai ke alamat yang dikirimkan, pesan tersebut harus diurai/ didekripsi untuk mendapatkan maksud dari plaintext sehingga dalam hal ini sangat diperlukan kunci sandi.

Fungsi Ciphertext

Chipertext sangat berperan penting dalam menjaga keamanan informasi.

Pasalnya, hingga saat ini, para developer masih memberikan perhatian yang besar pada masalah keamanan.

Isu penting ini tentu saja terkait erat dengan dengan data dan privasi klien. Nah, chipertext sendiri hadir untuk mengatasi masalah tersebut.

Ciphertext dapat memastikan kerahasiaan pesan dengan adanya enkripsi kunci pada pesan yang dikirimkan.

Dalam hal ini, diperlukan dua kunci untuk enkripsi dan dekripsi, yakni kunci privat dan kunci publik, untuk korespondensi yang memanfaatkan kriptografi kunci publik.

Di sini, pengirim akan memakai kunci publik untuk melakukan enkripsi atas plaintext, sementara penerima tidak tahu kunci privat.

Di lain sisi, penerima mempunyai kunci publik yang dipakai untuk melakukan dekripsi ciphertext serta mengakses pesan.

Terkait cara membaca ciphertext, hanya dengan kunci dekripsi-lah nantinya data terenkripsi ini bisa diubah kembali ke bentuk plaintext.

Seperti disinggung di atas, terdapat 2 jenis kunci yang ada pada enkripsi kunci publik, yakni kunci publik dan kunci pribadi.

Contoh Penggunaan Ciphertext

Adapun contoh penggunaan ciphertext dalam aplikasi kriptografi dapat ditemukan pada email, chatting, dan data komputer.

Seperti diketahui, pada kriptografi, ciphertext bertujuan untuk memberikan perlindungan atas data dan informasi rahasia supaya tidak bisa terbaca oleh peretas/pihak dengan niat yang jahat.

Pada aplikasi chatting, misalnya, akan ditemukan data terenkripsi yang tidak bisa diakses oleh orang lain, khususnya peretas.

Sementara itu, contoh implementasi kriptografi pada perangkat lunak dan perangkat keras dapat dilihat pada penggunaan jenis chiper Caesar Cipher hingga Vigenere Cipher dan pada transaksi di ATM serta transaksi dengan memakai kartu kredit.

Perbedaan Ciphertext dan Cipher

Antara istilah ciphertext dan chiper sebetulnya memiliki perbedaan, tetapi sering kali dianggap sama.

Adapun ciphertext merupakan hasil (output) dari sebuah proses enkripsi, sedangkan  chiper merupakan sebuah algoritma kunci dalam kriptografi yang diaplikasikan di plaintext/informasi tertentu yang akan diubah ke dalam bentuk ciphertext. 

Cipher sendiri diperlukan untuk mengubah lagi ciphertext ke dalam bentuk plaintext yang bisa dibaca dan dipahami oleh pihak-pihak yang terkait dengan data/informasi tersebut.

Jika tidak ada cipher maka ciphertext tidak akan bisa dipahami oleh sang penerima data/informasi. 

Maka dari itu, boleh dibilang bahwa cipher sendiri lebih terkait erat dengan metode serta proses enkripsi. 

Sementara itu, jenis-jenis cipher adalah sebagai berikut:

1. Caesar Cipher

Caesar cipher merupakan jenis cipher yang paling sederhana yang memiliki konsep substitusi. 

Cara melakukannya adalah dengan menggeser alfabet, angka, atau nomor di plaintext sebanyak tiga posisi ke bawah.

Misalnya huruf A disubstitusi/diganti dengan huruf D dan demikian seterusnya.

2. Monoalphabetic Cipher

Monoalphabetic cipher adalah jenis chiper lanjutan Caesar cipher yang dianggap lemah dan rentan untuk ditembus.

Jenis cipher ini akan mengganti masing-masing alfabet pada teks biasa dengan alfabet lainnya, terkecuali alfabet yang asli.

Sebagai contoh, huruf A dapat diganti dengan alfabet lainnya, mulai dari huruf B sampai dengan Z dan demikian seterusnya.

3. Homophonic substitution cipher

Adapun homophonic substitution cipher merupakan jenis cipher yang memiliki konsep penerapan hampir sama dengan jenis monoalphabetic di atas.

Namun, perbedaannya adalah jika monoalphabetic mengganti satu alfabet dengan alfabet lainnya maka pada homophonic, satu alfabet bisa disubstitusi dengan memakai alfabet tetap/satu set alfabet.

Misalnya saja huruf A yang disubstitusi diganti dengan huruf X dan dengan demikian, untuk selanjutnya huruf A akan tetap diganti dengan huruf X.

4. Polygram substitution cipher

Polygram substitution cipher merupakan jenis cipher yang berbeda dengan jenis-jenis chiper sebelumnya.

Pasalnya, pada jenis chiper yang satu ini, substitusi dilakukan atas satu blok alfabet dengan blok alfabet lainnya.

Sistem tersebut dianggap lebih efisien ketimbang mesti mengganti satu per satu karakter/alfabet.

Contohnya dapat dilihat pada perubahan blok EDUCBA menjadi XYQLAB sehingga apabila muncul blok EDUCBA maka secara otomatis akan diganti menjadi XYQLAB. 

Akan tetapi, jika blok ini dipotong, misalnya tinggal blok EDU saja, maka penggantinya itu boleh jadi akan menjadi blok lain alias belum pasti menjadi XYQ.

5. Polyalphabetic substitution cipher

Polyalphabetic substitution cipher atau Vigenere cipher adalah jenis chiper yang memanfaatkan metode enkripsi teks alfabet dengan memakai sejumlah huruf substitusi. 

Dikenalkan oleh kriptografer kelahiran 1406, Leon Battista Alberti, jenis chiper ini bisa dilakukan dengan memakai tabel Vigenere (Vigenere square).

Adapun tabel ini berisi 26 huruf yang ditulis di baris yang berbeda. Di tabel ini, secara siklis, masing-masing alfabet akan digeser ke kiri merujuk pada alfabet sebelumnya. 

Misalnya pada tulisan EDUCBA dengan kata kunci Apple. Untuk proses enkripsi huruf E, di situ nantinya akan dipasangkan dengan huruf A yang menjadi huruf pertama dari kunci. 

Kamu pun tinggal menggunakan baris E dan kolom A dari tabel Vigenere, yakni huruf E. 

Selanjutnya, sisa teks asli dari tulisan EDUCBA itu akan dienkripsi menjadi ESJNFA.

Risiko dan Ancaman terhadap Ciphertext

Ada beberapa risiko keamanan yang dapat mengancam ciphertext yang penting untuk diperhatikan, di antaranya:

1. Kekuatan enkripsi

Risiko pertama yang perlu diwaspadai dari chipertext adalah kekuatan enkripsi yang ada.

Pada dasarnya, ciphertext bisa sangat rentan akan serangan jika enkripsi bisa dikompromikan, yaitu ketika kunci dekripsi yang dipakai terdeteksi lemah/gampang ditebak.

2. Kompromi kunci dekripsi

Risiko kedua adalah kompromi pada kunci dekripsi. Dalam arti, jika terdapat kompromikan/pencurian atas kunci dekripsi yang dipakai sebagai pembuka ciphertext maka data/informasi bisa dibaca oleh pihak yang tidak memiliki kewenangan atas hal itu.

3. Ancaman serangan siber

Berikutnya, ancaman serangan siber juga menjadi risiko chipertext yang perlu menjadi perhatian.

Misalnya saja jenis serangan brute force, yaitu ketika penyerang berupaya untuk menguji beragam kombinasi kunci dekripsi dalam usaha membuka ciphertext.

4. Kekuatan algoritma enkripsi

Selain itu, kekuatan algoritma enkripsi juga bisa menjadi risiko tersendiri.

Pasalnya,  ada algoritma enkripsi yang kemungkinan kurang tangguh sebagai pelindung ciphertext dari serangan.

Maka dari itu, ciphertext pun bisa terancam apabila algoritma enkripsi yang dipakai dipandang lemah atau telah usang.

5. Kesalahan manusia

Faktor kesalahan manusia juga dapat menjadi risiko yang mengancam chipertext.

Misalnya berupa kelalaian/kecerobohan ketika mengelola kunci dekripsi maupun saat menjaga keamanan ciphertext.

Hal itu kemungkinan akan membuat adanya kebocoran data, bahkan kompromi keamanan, yang tentunya sangat membahayakan pemilik/penerima data.

6. Ketergantungan pada teknologi

Terakhir, risiko yang harus dihadapi adalah ketergantungan pada teknologi.

Hal ini pun bisa menimbulkan risiko keamanan, dalam arti bahwa ketika teknologi enkripsi tertentu dianggap sudah usang/dinilai tidak aman, pastinya akan ada ancaman bagi ciphertext yang dihasilkan dengan memanfaatkan teknologi tadi.

Cara Melindungi Chipertext

cara melindungi chipertext

Berikut ini beberapa cara untuk melindungi chipertext supaya tidak bisa diakses oleh pihak yang tidak memiliki wewenang, yaitu:

1. Menggunakan enkripsi yang kuat

Pertama-tama, kamu harus menggunakan enkripsi yang kuat dan memastikan bahwa penyerang akan kesulitan untuk membaca ciphertext yang ada.

Dalam hal ini, algoritma enkripsi yang kuat serta kunci dengan panjang yang memadai menjadi indikator dari enkripsi yang kuat.

2. Melindungi kunci dekripsi

Kedua, kamu harus melindungi kunci dekripsi dengan cara tidak memberikannya kepada pihak lain, selain pihak yang memang memiliki kewenangan untuk membukanya.

Untuk melindungi kunci dekripsi, Kamu bisa menyimpannya pada sistem keamanan fisik yang terjamin keamanannya, contohnya di lemari besi terkunci maupun brankas.

3. Menggunakan protokol keamanan yang tepat

Selanjutnya, Kamu bisa menggunakan protokol keamanan yang tepat. Hal ini terkait upaya menyimpan (transmisi) ciphertext.

Ketika mentransmisikan data melalui jaringan, Kamu bisa menggunakan Secure Sockets Layer (SSL) maupun Transport Layer Security (TLS).

Di samping itu, sewaktu menyimpan data di server/di perangkat penyimpanan lokal, Kamu juga bisa menggunakan protokol keamanan yang sama.

4. Menggunakan teknologi enkripsi yang modern

Cara berikutnya adalah dengan menggunakan teknologi enkripsi yang modern.

Di sini, pemakaian enkripsi kuantum dan juga teknologi enkripsi lainnya yang lebih aman bisa Kamu lakukan.

5. Menggunakan teknologi keamanan tambahan

Terakhir, Kamu bisa menggunakan teknologi keamanan tambahan semisal antivirus, firewall, dan program security lainnya.

Tujuannya, tentu saja, adalah sebagai bentuk perlindungan atas data yang kamu miliki dari ancaman yang mungkin saja terjadi.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, ciphertext adalah teks tersandi atau teks terenkripsi yang diubah dari plaintext dengan memakai algoritma enkripsi dalam rangka menjaga keamanan data pengguna. 

Pemahaman tentang ciphertext dan kriptografi ini penting dimiliki karena kriptografi sendiri berperan penting untuk menjaga keamanan sistem informasi.

Pasalnya, kriptografi bisa menjaga kerahasiaan data, integritas data, autentikasi, hingga kepercayaan publik.

Di samping itu, juga sangat penting untuk menjaga keamanan informasi dengan menggunakan ciphertext.

Hal itu karena kerahasiaan data maupun informasi yang dimiliki akan lebih terjaga jika menggunakan metode tersebut.

Sementara itu, cara melindungi ciphertext dari ancaman keamanan adalah sebagai berikut:

  1. Menggunakan enkripsi yang kuat
  2. Melindungi kunci dekripsi
  3. Menggunakan protokol keamanan yang tepat
  4. Menggunakan teknologi enkripsi yang modern
  5. Menggunakan teknologi keamanan tambahan

Sekarang, Kamu sudah paham kan apa itu chipertext dan peranannya yang penting dalam kehidupan?

Nah, selain pentingnya ciphertext dalam menjaga sistem informasi, kamu juga dapat membaca artikel menarik lainnya seperti keylogger dan ancaman keamanan pada aset kripto hanya di INDODAX Academy.

Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Mengenal Lebih Dekat MIR4 NFT: Aset Digital Unik dalam Dunia MMORPG
30/08/2023
Mengenal Lebih Dekat MIR4 NFT: Aset Digital Unik dalam Dunia MMORPG

Jelajahi dunia MIR4 NFT dalam MMORPG. Pelajari tentang aset digital unik, perdagangan, dan dampaknya pada pengalaman bermain

30/08/2023
Memahami Konsep Asset Under Management (AUM) dalam Investasi
29/08/2023
Memahami Konsep Asset Under Management (AUM) dalam Investasi

Telusuri peran penting AUM dalam mengukur pertumbuhan pasar dan tingkat kepercayaan investor di dunia aset kripto yang dinamis selengkapnya di Indodax Academy

29/08/2023
Merit Circle (MC) Kini Hadir di INDODAX!

Menyambut bulan Agustus, aset kripto (MC) coin akan hadir di INDODAX. Jadi jangan lewatkan kesempatan ini dan temukan informasi selengkapnya di sini!