Kenali apa itu crypto bubble yuk! Crypto bubble bisa saja terjadi pada aset kripto manapun lho, simak selengkapnya pada artikel berikut ya!
Apa Itu Crypto Bubble?
Dalam bahasa Indonesia, bubble bisa diartikan sebagai “gelembung” dan “menggelembung”.
Lantas apa itu crypto bubbles? Pada dasarnya, crypto bubble merupakan sebuah fenomena terkait aset kripto, yang dalam hal ini harganya pada suatu waktu tertentu melonjak lebih tinggi.
Akan tetapi, kenaikan harga yang signifikan pada aset kripto itu akan diikuti oleh penurunan nilai yang cepat sehingga bisa mengakibatkan kerugian besar bagi para investor.
Istilah bubble atau gelembung aset kripto ini pun sebenarnya menjadi penanda bahwa harga sebuah aset kripto bisa pecah, hancur, dan juga ambles sewaktu-waktu, baik dalam waktu dekat maupun dalam beberapa bulan ke depan.
Fenomena bubble pada kripto ini lazimnya terjadi akibat perilaku pasar yang terbuai oleh Fear of missing out (FOMO). Hal itu membuat harga aset mengalami kenaikan dan penurunan dengan cepat serta tajam.
Sepanjang fase bubble ini, aset akan diperdagangkan dalam kisaran harga yang jauh melampaui nilai intrinsiknya.
Kenapa Crypto Bubble Bisa Terjadi?
Crypto bubble bisa terjadi sewaktu para investor menjual aset kripto mereka dengan harga yang terbilang tinggi.
Hal itu pun menjadi cara untuk memperoleh keuntungan dalam jumlah besar.
Dalam hal ini, ada beberapa hal yang membuat terjadinya gelembung aset kripto. Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Cuitan (Tweet) Elon Musk
Salah satu penyebab crypto bubble adalah cuitan dari CEO Tesla, Elon Musk.
Menjadi orang yang berpengaruh besar di dunia kripto, Elon Musk sempat memberitahukan bahwa Bitcoin merupakan salah satu kripto yang menjanjikan.
Elon Musk bahkan membeli senilai 1,5 miliar Bitcoin serta mengumumkan bahwa Tesla, perusahaan mobil listriknya, menerima Bitcoin untuk pembelian mobil.
Namun, tidak sampai dua bulan sejak pengumuman tadi dibuat, Elon Musk justru mencuitkan pernyataan bahwa perusahaannya tidak lagi menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran.
Pasalnya, menurut Elon Musk, Bitcoin berdampak buruk terhadap lingkungan.
Sejak saat itu, Elon Musk lantas beralih ke Dogecoin dan untuk artikel selengkapnya mengenai Doge Elon Musk bisa dilihat di sini.
Perlu diketahui, cuitan Elon Musk terhadap Bitcoin tadi kemudian menjadi penyebab turun dan anjloknya pasar kripto hingga ratusan miliar dolar.
2. Tidak Semua Pemerintah Menerima Kripto
Penyebab lainnya dari fenomena bubble pada kripto, yaitu karena tidak semua pemerintah menerima crypto.
Sejumlah pemerintah negara diketahui belum mau dan bahkan enggan menerima kripto lantaran aset digital tersebut dianggap bisa merusak nilai mata uang negara.
Salah satu negara yang menolak kripto adalah China. Usai melarang bank sentral, sejumlah bank lain, dan pembayaran online untuk tidak menerima kripto, China pun sukses mengacaukan pasar kripto.
Selain China, juga ada Turki yang menegaskan tidak menerima kripto, bahkan melarang pembayaran dengan memakai kripto.
Di samping itu, ada juga sederet negara seperti Ekuador, Bolivia, Aljazair, dan Nigeria yang secara efektif melarang mata uang digital.
Diketahui, larangan di negara-negara tadi sukses melesatkan Bitcoin dan kripto lainnya ke titik terendahnya.
Fenomena Crypto Bubble Sepanjang Sejarah
Aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Cardano, dan aset-aset lainnya sempat berada di ambang bubble pada Mei 2021 silam.
Adapun bubble aset crypto akan pecah dalam waktu dekat, demikian perkiraan penemu Ethereum, Vitalik Buterin.
Para investor kripto pun khawatir karena nilai aset diinvestasikan semakin turun.
Meski harga sejumlah aset sempat melejit, tetapi dalam sekejap aset itu tiba-tiba ambles dan hal itu mengakibatkan kerugian yang besar.
Pada akhir Mei 2021, harga Bitcoin sempat turun 48% hingga menyentuh nilai Rp 499 juta.
Namun, dalam kenyataannya, angka itu terpaut lumayan jauh ketimbang rekor harga tertingginya pada 14 April 2021, yakni sekitar Rp926 juta.
Bahkan, ambruknya harga Bitcoin ini juga diikuti oleh sejumlah aset crypto lain, di antaranya Ethereum.
Diketahui, pada akhir Mei 2021 itu, nilai Ethereum terkerek turun hingga 38,48% hanya dalam 24 jam.
Aset berikutnya yang juga ambles signifikan adalah Cardano yang turun hingga 35,83%; Binance Coin 52,77%; Dogecoin 34,71%; XRP 44,68 persen; dan Polkadot (DOT) 55,21%.
Tips Menghindari Crypto Bubble
Bagaimana cara menghindari crypto bubble untuk meminimalisir kerugian? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yakni sebagai berikut:
1. Menetapkan batasan jumlah/nilai aset yang dapat ditanamkan
Di samping itu, Kamu pun harus punya batasan seberapa banyak jumlah aset kripto yang bisa dibeli.
Kalau ada penawaran aset kripto murah, tetapi jumlah asetmu sudah berada ambang batas yang ditentukan, maka sebaiknya Kamu jangan sampai tergoda membeli lebih banyak aset lagi.
2. Melakukan diversifikasi portofolio kripto
Dengan diversifikasi, artinya kamu bukan berinvestasi di satu jenis aset saja.
Jadi, sekiranya terdapat salah satu aset yang turun, Kamu masih dapat bertahan di aset lain.
3. Menghindari panic buying ketika harga rendah
Hal ini penting sebab, pada dasarnya, asetmu tidak akan hilang. Di samping itu, sebaiknya kamu berinvestasi kripto jangka panjang dengan menitipkan uangmu di pasar selama bertahun-tahun hingga berhasil memperoleh harga jual terbaik.
4. Melakukan mekanisme pembelian otomatis
Dalam hal ini, mekanisme tersebut akan membuatmu membeli aset berulang-ulang sehingga Kamu pun terhindar dari stres lantaran harus menentukan waktu jual-beli secara manual dengan benar.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, crypto bubble adalah fenomena yang berkaitan dengan aset kripto, di mana harga kripto naik lebih tinggi dalam suatu waktu tertentu.
Namun, harga yang naik signifikan itu nantinya diikuti oleh penurunan nilai yang begitu cepat sehingga para investor merugi.
Biasanya, Fear of missing out atau FOMO adalah penyebab terjadinya fenomena bubble pada kripto.
Beberapa hal yang membuat crypto bubble ini bisa terjadi, antara lain, adalah cuitan CEO Tesla, Elon Musk terkait Bitcoin.
Di samping itu, gelembung aset kripto ini juga sempat pecah karena tidak semua negara—salah satunya China—tidak menerima aset kripto sebagai alat pembayaran.
Sudah paham kan sekarang soal crypto bubble? Nah, untuk menghindari fenomena yang satu ini, sebaiknya Kamu update wawasan di Indodax Academy.
Di samping itu, bagi Kamu yang berminat untuk melakukan investasi kripto yang mudah dan aman.
Yuk trading sekarang juga di Indodax.