Teknologi blockchain adalah teknologi baru yang tercipta belakangan ini dan sukses mencuri perhatian masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Seperti diketahui, dunia blockchain memang sedang mendapatkan kepopulerannya saat ini.
Hal itu terjadi terutama setelah tingginya keingintahuan masyarakat terhadap dunia cryptocurrency yang kemudian membuat pencarian soal blockchain juga ikut meningkat.
Teknologi yang satu ini pun mulai sering terdengar di kalangan masyarakat awam, yang pada mulanya terjadi karena berkembangnya teknologi internet saat ini.
Namun, apa sebenarnya blockchain? Adakah perbedaannya dengan cryptocurrency? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini untuk menjawab sederet pertanyaan itu.
Apa Itu Teknologi Blockchain: Sejarah hingga Sistem Kerjanya
Pada dasarnya, blockchain adalah sebuah teknologi yang dipakai sebagai sistem penyimpanan atau bank data secara digital yang terhubung dengan kriptografi.
Meski penggunaannya nyaris tidak bisa dilepaskan dari Bitcoin atau juga cryptocurrency pada umumnya, tetapi saat ini sudah banyak sektor lainnya yang juga memanfaatkan perkembangan teknologi yang satu ini.
Sejalan dengan namanya, blockchain memang memanfaatkan resource komputer untuk menciptakan blok-blok yang terhubung alias chain. Nantinya, blok-blok ini dipakai untuk menjalankan suatu transaksi.
1. Sejarah Blockchain
Blockchain pada mulanya dimanfaatkan sebagai sistem yang menjalankan mata uang kripto pertama, yakni Bitcoin. Pengembangannya dilakukan pada tahun 2009 oleh seseorang asal Jepang bernama Satoshi Nakamoto—nama ini diduga anonim.
Mengacu pada buku karya Manav Gupta, Blockchain for Dummies, blockchain awalnya dibentuk dan dikembangkan dalam rangka memenuhi suatu kebutuhan yang besar terhadap suatu sistem yang bekerja lebih efektif, efisien, hemat biaya, lebih menjamin, dan terbukti lebih aman untuk melakukan tugas berupa merekap sejumlah transaksi keuangan yang terjadi di masa depan.
Adapun ide mengenai penggunaan teknologi ini lahir pada tahun 1991 ketika dua orang bernama Stuart Haber dan W. Scott Stornetta menerbitkan jurnal bertajuk Journal of Cryptography: How to Time Stamp a Digital Document.
2. Penggunaan Blockchain
Seperti sudah disinggung di atas, penggunaan atau pemanfaatan blockchain bukan hanya bisa dilakukan di sektor cryptocurrency meski sektor utama yang menggunakan teknologi baru ini memang pada bidang keuangan (finansial).
Di sektor tersebut, blockchain bisa dianalogikan sebagai buku kas digital yang dapat diakses oleh siapa, kapan, dan di mana saja dengan gampang—tanpa mesti memperoleh persetujuan pihak/lembaga keuangan semacam bank.
Lebih jauh, teknologi ini pada dasarnya akan menjadikan semua transaksi di dalamnya lebih transparan dan aman. Hal itu pun bisa mengurangi terjadi penyelewengan data, misalnya suap/korupsi.
3. Fungsi Blockchain
Selain dari dari bidang keuangan(finansial), fungsi blockchain juga bisa dirasakan pada s sejumlah sektor lainnya, seperti media, medis, telekomunikasi, properti, hingga pertanian.
Hal itu sejalan dengan tabel peluang blockchain di berbagai bidang yang dibuat oleh McKinsey pada tahun 2018 lalu.
4. Sistem Kerja Blockchain
Secara sederhana, beginilah cara kerja blockchain dengan contoh kasus pembelian Bitcoin:
- Misalkan seseorang membeli Bitcoin dan terjadi proses transaksi
- Proses transaksi ini bakal dipindahkan lewat jaringan komputer yang dipasang dengan metode peer to peer (P2P) yang tentu saja akan tersebar ke seluruh dunia
- Jaringan komputer itu kemudian menuntaskan sebuah persamaan yang berfungsi untuk mengkonfirmasi validitas transaksi tadi
- Setelah transaksi itu dikonfirmasi untuk menjadi transaksi yang sah, proses berikutnya, yakni transaksi tadi bakal dikelompokkan bersama sebagai blok
- Kumpulan blok ini yang kemudian bakal disatukan, lalu direkap, untuk dijadikan suatu catatan yang berisi riwayat panjang soal transaksi tadi. Riwayat panjang itu akan bersifat permanen dan tidak dapat diubah
- Transaksi kini telah selesai
Beda Teknologi Blockchain dengan kripto
Meski kedua istilah ini hampir sering terdengar bersamaan, tetapi blockchain dan kripto sejatinya adalah dua hal yang berbeda. Seperti diketahui, tren cryptocurrency pun saat ini juga sedang meningkat di kalangan masyarakat, utamanya sejak Bitcoin mencapai rekor harga tertingginya pada tahun lalu.
Secara umum, kripto adalah sistem mata uang digital yang diamankan dengan kriptografi sehingga tidak dapat dipalsukan oleh pelaku kejahatan. Di lain sisi, blockchain adalah teknologi yang dipakai sebagai sistem penyimpanan data digital yang terhubung lewat kriptografi.
Oleh sebab itu, kendati berbeda, keduanya saling melengkapi sebab blockchain adalah teknologi bagi mata uang crypto.
Kelebihan dan Kekurangan Blockchain
1. Keunggulan Blockchain
- Sistem transaksinya transparan karena sanggup menyimpan data transaksi dengan aman dan transparan
- Punya proteksi data yang baik, yaitu dengan adanya sistem verifikasi oleh para penambang atau miner sebelum dieksekusi di banyak komputer
- Proses transaksinya lebih efisien dan cepat
- Keamanannya terjamin karena teknologi ini dilengkapi dengan keunggulan enkripsi dengan kriptografi
- Memiliki sistem audit yang lebih baik sebab di sini setiap orang dapat melihat langsung serta melakukan tracking data transaksi yang memungkinkannya mampu mengetahui jejak audit sebuah aset
- Menghilangkan biaya calo. Melalui kehadiran blockchain, peran calo tidak relevan lagi karena biaya transaksi untuk itu akan diganti dengan algoritma konsensus
2. Kelemahan Blockchain
- Membutuhkan waktu yang lama. Hal itu terjadi karena konfirmasi data di jaringan ini perlu kesepakatan dari pihak-pihak yang masuk dalam jaringannya. Oleh sebab itu, adakalanya proses di jaringan blockchain akan membutuhkan waktu yang lebih lama saat ingin bergabung dalam jaringan itu
- Sulit untuk diatur. Pasalnya, sistem desentralisasi telah menjadikan sejumlah pihak di jaringan ini tersebar dari berbagai belahan dunia, yang membuat pembaruan tidak dapat terjadi secara merata dan menyeluruh. Perubahan itu akan terjadi dengan bergantung kepada pihak itu, apakah ingin melakukan pembaharuan atau sebaliknya
Blockchain Mampu Mengubah Dunia di Masa Mendatang
Pertanyaan berikutnya adalah apakah teknologi ini bisa mengubah dunia pada masa yang akan datang dan bagaimana caranya?
Blockchain, sebagai sebuah teknologi terbaru, digadang-gadang mampu mengubah dunia dengan kehadiran dan perkembangannya. Teknologi ini memang punya daya tarik di mata penggunanya, misalnya:
- Meningkatkan interaksi P2P
- Memberikan kendali penuh atas aset
- Mendorong kemajuan ilmiah
- Menawarkan kestabilan
- Meningkatkan crowdfunding
Penggunaan blockchain yang kian masif dianggap telah menjadi salah satu alasan bahwa teknologi ini akan mampu mengubah dunia di masa depan. Diperkirakan, teknologi blockchain akan membuat banyak sektor industri berubah dalam sepuluh tahun ke depan. Di antara industri it, mulai dari perbankan, manajemen supply chain, hingga pertanian. Hal itu terjadi karena aspek utama dari blockchain, yaitu efisiensi.