Kamu udah tau belum? Kalau saat ini, generasi Milenial adalah generasi yang mendominasi investor aset kripto.
Berdasarkan laporan demografi investor di Indonesia oleh Kementrian Perdagangan, dari total 14,1 Juta investor per mei 2022, investor usia muda yang paling mendominasi, lho!
Laporan itu juga menjelaskan, bahwa demografi investor kripto didominasi sebanyak 32% dari kelompok usia 18-24. Untuk usia 25-30, ada sebanyak 30%. Sedangkan, usia 31-35 hanya 16%.
Ketertarikan generasi milenial sama aset kripto, bisa dikarenakan mudahnya transaksi dan aktivitas market yang 24 jam. Jadi gak butuh waktu yang spesifik buat transaksi.
Namun, generasi milenial harus tetap hati-hati ya! Ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi kamu sebagai investor. Salah satunya, FOMO atau takut ketinggalan, istilah ini sering dipakai sama komunitas kripto. FOMO terjadi saat seseorang bertindak berdasarkan emosi mereka, baik karena takut akan kehilangan keuntungan, atau takut saldo akun mereka ekuitasnya menyusut. Biasanya, posisi yang digerakkan karena FOMO, membuat pasar bergerak ke arah yang berlawanan. Seperti sebuah kebetulan ya?
Dari FOMO kamu bisa jadi PANIC BUYING, lho! Karena rasa gak mau ketinggalan, kamu jadi investor yang impulsif.
Panic Buying Sendiri adalah tindakan saat investor terpengaruh situasi ketika harga aset kripto naik drastis dalam waktu singkat. Hal ini emang gak bisa diprediksi, karena panic buying biasanya terjadi begitu saja di seluruh dunia. Saat harga naik drastis, akan semakin banyak trader yang terpengaruh, dan ikut membeli aset kripto tersebut. Sehingga harga aset kripto naik menyentuh titik dimana trader jenuh untuk membeli dan trader mulai mengambil untung dengan menjualnya di harga tinggi.
Selain itu, kamu juga gak memikirkan risiko saat panic buying. Padahal, hal ini penting banget bagi investor profesional. Jadi, sebagai trader sebaiknya kamu hindari panic buying ya!
Nah, jika kamu beli aset kripto yang didasarkan FOMO, artinya kamu gak sedang berfikir logis. Meskipun pergerakan harganya sebagian besar terlihat logis, kamu melewatkan hal penting lainnya, dan hanya mengandalkan ekspektasi yang gak pasti dari harga naik atau turun. Ada juga beberapa investor yang bergantung pada keberuntungan, sehingga melihat FOMO sebagai hal yang efektif. Namun, dengan mengikuti hal itu kamu jadi gak membaca indikator, atau membuatmu jadi melihat apa yang ingin kamu lihat saja. Masalahnya, melihat satu indikator saja gak akan cukup, kamu harus selalu melakukan riset sebelum menentukan akan membeli atau menjual, biar nantinya kamu gak menyesal sama tindakan kamu.
Memang gak ada orang yang mau ketinggalan sama hal-hal yang lagi up-to-date. Namun, kamu juga tetap harus hati-hati, dan menghindari hal yang bisa bikin kamu rugi. Salah satu cara buat menghindari panic buying adalah dengan mencari informasi yang benar.
Di Indodax Academy ada banyak banget pengetahuan yang bisa kamu akses dengan gratis, mengenai trading, aset kripto, dan cara menganalisisnya. Ada juga berita-berita terbaru supaya kamu lebih up-to-date! Jadi ikuti terus Indodax Academy dan kunjungin website Indodax.academy ya!
