Chainlink (LINK) adalah jaringan node terdesentralisasi yang menyediakan data dan informasi dari sumber off-blockchain ke smart contract on-blockchain melalui oracles. Ini berfungsi sebagai jembatan penghubung antara teknologi blockchain dan non-blockchain. Misalnya, menghubungkan antara smart contract dengan data feed, rekening bank tradisional, dan web API.
Sementara itu, LINK adalah token ERC20 yang berjalan pada platform Ethereum yang digunakan untuk membayar Chainlink Node Operator ketika melakukan transaksi. Pembayaran ini berupa pengambilan atau pemberian data dari off-chain ke blockchain.
Secara umum, ini serupa dengan platform seperti App Store atau Google Play Store yang merupakan sebuah middleware. App Store menyediakan layanan bagi berbagai pihak untuk menjual aplikasi mereka di dalam App Store itu sendiri. Keuntungan yang didapatkan oleh Appstore berasal dari semua aplikasi yang terdaftar di dalamnya.
Untuk Chainlink sendiri, keuntungan yang didapatkan tidak berbentuk uang tunai atau dari proses mining, melainkan dalam token LINK. Para pengguna yang ingin membeli data melalui Chainlink harus menggunakan token LINK sebagai pembayaran. Aset kripto yang hadir pada tahun 2014 ini merupakan gagasan dari Sergey Nazarov sebagai CEO dan Steve Ellis sebagai CTO.
Perusahaan Chainlink ini dikenal karena menyediakan teknologinya untuk raksasa teknologi dan pembayaran global seperti Google dan SWIFT. Chainlink juga meluncurkan mainnet berbasis Ethereum pada Juni 2019, membawa industri ini selangkah lebih dekat untuk menyelesaikan Masalah Oracle.
Tidak hanya itu, Google juga mengatakan bahwa mereka dapat menggunakan teknologi Chainlink untuk menjembatani kesenjangan antara layanan cloud BigQuery dan kontrak Ethereum.
Sampai video ini dibuat, sudah terdapat 350 juta LINK yang telah beredar di dunia dan dicanangkan sampai 1 miliar LINK. Meskipun LINK tidak bisa didapatkan melalui menambang, namun, Indodax hadir sebagai tempat para trader yang ingin memiliki LINK secara mudah dan cepat.