Apa Itu Risk Averse dan Apa Keuntungan Risk Averse?
icon search
icon search

Top Performers

Apa Itu Risk Averse dan Apa Keuntungan Risk Averse?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Apa Itu Risk Averse dan Apa Keuntungan Risk Averse?

risk averse

Daftar Isi

Risk averse merupakan istilah dalam dunia investasi. Apa itu risk averse dan apa keuntungan menggunakan metode risk averse ini? Simak ulasannya di sini!

Ketika Kamu menjadi seorang trader atau investor, Kamu tentu harus paham terlebih dahulu mengenai Risikonya!

Risk averse merupakan istilah dalam dunia investasi. Apa itu risk averse dan apa keuntungan menggunakan metode risk averse ini? Simak ulasannya di sini!

Apa Itu Risk Averse?

apa itu risk averse

Risk averse adalah investor konservatif yang akan menghindari risiko. Untuk meminimalkan risiko kerugian, jenis investor ini biasanya memilih instrumen atau opsi investasi risiko rendah.

Jenis investor risk averse cenderung tidak mengambil risiko meskipun imbal hasil yang diperolehnya pun akan lebih rendah.

Investor jenis ini akan lebih memilih instrumen atau jenis investasi seperti obligasi tertentu, rekening tabungan, dan juga sertifikat deposito.

Perbedaan Risk Averse dan Risk Taker

Investor risk seeking adalah kebalikan dari investor risk averse. Jenis investor yang satu ini akan memilih untuk berinvestasi di instrumen investasi dengan risiko tinggi serta bisa memberikan potensi keuntungan yang sama besarnya (high risk high return). 

Contoh-contoh instrumen yang lazim dipilih oleh investor risk seeking, di antaranya saham, reksa dana saham, reksa dana campuran, forex, atau juga aset kripto.

Berbeda dari jenis risk averse, jenis investor ini juga sering disebut sebagai investor dengan risiko agresif.

Bagaimana Cara Kerja Risk Averse?

cara kerja risk averse

Jenis risk averse akan sangat pas bagi investor yang ingin terhindar dari risiko kerugian dan lebih mengutamakan keamanan supaya modal investasinya dapat kembali. 

Pada titik tertentu, ada banyak orang yang dalam perjalanan investasinya memiliki toleransi rendah terhadap risiko.

Misalkan saja investor yang sudah pensiun atau mendekati masa itu, yang biasanya akan lebih memilih instrumen rendah risiko atau bahkan tanpa risiko sama sekali.

Dalam kondisi itu, para investor jenis ini lebih mengutamakan untung atau pemasukan yang stabil sebagai cara membiayai kehidupan pada masa pensiun dan tidak bisa menunda pengembalian aset saat nilainya turun.

Biasanya juga, investor yang memiliki tujuan investasi jangka pendek, misalnya menabung untuk uang muka cicilan rumah atau biaya pesta nikah dalam kurun waktu di bawah 1 tahun, akan lebih memilih strategi investasi risk averse ini.

Pasalnya, dengan memilih jenis ini, nilai investasi investor tersebut akan terus meningkat tanpa perlu khawatir akan risiko kerugian yang sewaktu-waktu bisa menerpa.

Strategi Investasi dengan Metode Risk Averse

strategi investasi risk averse

Ada beberapa pilih instrumen dan strategi investasi yang bisa membantu investor jenis risk averse, yakni sebagai berikut.

1.Rekening Tabungan/Savings Accounts

Salah satu pilihan untuk menyimpan uang dengan aman dan juga mampu memberi suku bunga mendekati 1% adalah rekening tabungan di bank. 

Di beberapa perusahaan perbankan, peluang imbal hasil tahunan yang dijanjikan bahkan juga dapat menyentuh angka 2%.

Di samping itu, nasabah pun dapat mengakses uangnya kapan saja, selain adanya suku bunga yang terjamin meski nilainya bisa berubah-ubah sesuai ketentuan pihak bank.

2.Rekening Pasar Uang

Ini adalah kombinasi tabungan dan rekening giro yang mampu memberikan bunga dengan tingkat yang biasanya lebih tinggi daripada rekening tabungan di bank.

Lazimnya, rekening pasar uang memiliki batasan terkait besaran dana yang dapat dicairkan per bulannya.

Selain itu, instrumen ini juga mensyaratkan saldo minimum/minimal yang lebih tinggi ketimbang rekening tabungan bank.

3.Obligasi Korporasi

Adakalanya produk obligasi juga diluncurkan oleh perusahaan dalam rangka menjaring modal pendanaan sebuah proyek atau pertumbuhan bisnis.

Meski tidak punya jaminan seperti obligasi pemerintah, obligasi korporat ini nyatanya masih memiliki risiko rendah, yakni selagi investor memilih perusahaan dengan peringkat AAA dari lembaga pemeringkat.

Sebagai informasi, ketika menyandang peringkat di atas, sebuah korporasi dianggap punya risiko kredit minimal dan telah menunjukkan kelayakan kreditnya.

4.Saham Dividen

Jenis saham dividen bisa memberi keuntungan yang lebih aman meski diketahui bahwa seluruh produk saham memiliki risiko.

Jenis saham dividen adalah perusahaan yang memberikan dividen kepada para pemilik saham per tahunnya.

Jadi, pemberian dividen ini bisa membantu investor untuk mengimbangi risiko kerugian dan juga meningkatkan peluang keuntungan yang diperoleh.

5.Sertifikat Deposito

Bagi para investor risk averse, produk keuangan dari bank ini juga layak dipilih.

Di sini, investor tinggal menanamkan uangnya dalam besaran tertentu, kemudian membiarkannya dalam jangka waktu yang sudah disepakati, dan selanjutnya pihak bank akan mengembalikan modal itu berikut bunganya.

Bergantung pada perjanjian, durasi penyimpanan sertifikat deposito dapat mencapai 10 tahun.

Instrumen ini dianggap aman sebab memberi jaminan pengembalian modal. Umumnya, tingkat suku bunga yang diberikannya juga lebih tinggi daripada rekening tabungan bank.

Sebagai tips, supaya lebih aman dan terpercaya, pilihlah bank yang termasuk sebagai anggota dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Contoh Investasi Risk Averse

Misalkan Bapak A merupakan orang yang baru-baru ini terjun ke dunia investasi. 

Lantaran masih awam dengan produk keuangan dan memiliki toleransi rendah akan risiko, Bapak A lantas menyewa jasa penasihat finansial.

Hal itu dilakukan Bapak A untuk mempelajari potensi investasi konservatif.

Kemudian, sang penasihat keuangan tadi memberikan masukan, yakni Bapak A diminta untuk menanamkan dananya ke dalam dua instrumen, yaitu rekening tabungan dan obligasi pemerintah.

Menurut sang penasihat keuangan, kedua produk itu bisa memberikan tingkat penghasilan atau keuntungan tetap, bunga, dan potensi kembalinya modal investasi.

Pada akhirnya, dengan strategi tersebut, Bapak A memang tidak akan memperoleh imbal hasil yang besar, tetapi setidaknya ia mampu menghindari potensi risiko kerugian yang tinggi.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, risk averse aalah jenis investor konservatif yang akan menghindari risiko dengan cara memilih instrumen investasi yang dianggap berisiko rendah, misalnya rekening tabungan di bank, sertifikat deposito, dan lain sebagainya.

Jenis investor ini berkebalikan dengan investor risk seeking yang lebih akan memilih menanamkan modalnya di instrumen investasi yang berisiko tinggi.

Penting digarisbawahi, demi menghindari berbagai macam risiko kerugian dalam berbagai macam instrumen, ada baiknya terlebih dahulu Kamu ketahui dan pelajari secara mendalam sejumlah instrumen investasi yang ada.

Di sisi lain, untuk Kamu yang ingin mengetahui cara investasi bitcoin yang aman dan illegal untuk pemula, Kamu bisa simak artikel selengkapnya di sini.

Semoga bermanfaat.

Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Mengenal Lebih Dekat MIR4 NFT: Aset Digital Unik dalam Dunia MMORPG
30/08/2023
Mengenal Lebih Dekat MIR4 NFT: Aset Digital Unik dalam Dunia MMORPG

Jelajahi dunia MIR4 NFT dalam MMORPG. Pelajari tentang aset digital unik, perdagangan, dan dampaknya pada pengalaman bermain

30/08/2023
Memahami Konsep Asset Under Management (AUM) dalam Investasi
29/08/2023
Memahami Konsep Asset Under Management (AUM) dalam Investasi

Telusuri peran penting AUM dalam mengukur pertumbuhan pasar dan tingkat kepercayaan investor di dunia aset kripto yang dinamis selengkapnya di Indodax Academy

29/08/2023
Merit Circle (MC) Kini Hadir di INDODAX!

Menyambut bulan Agustus, aset kripto (MC) coin akan hadir di INDODAX. Jadi jangan lewatkan kesempatan ini dan temukan informasi selengkapnya di sini!