Kemampuan untuk mengelola risiko keuangan penting diketahui dari sebuah perusahaan ketika hendak berinvestasi di dalamnya.
Terkait hal itu, ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan tersebut, salah satunya adalah rasio solvabilitas.
Pada dasarnya, rasio solvabilitas bisa dipakai untuk mencermati peluang perusahaan sebagai sebuah emiten investasi untuk menghasilkan profit dalam jangka panjang.
Di samping solvabilitas, ukuran lainnya yang bisa digunakan terkait investasi adalah likuiditas dan viabilitas.
Dengan memahami ketiga konsep dalam keuangan ini, nantinya investor akan memperoleh informasi yang terukur sebelum berinvestasi.
Selain itu, hal tersebut juga bertujuan untuk membantu dalam manajemen keuangan yang efektif.
Nah, untuk lebih mengetahui tentang solvabilitas, jenis-jenis, dan manfaat penggunaannya, simak ulasannya berikut ini.
Pengertian Solvabilitas
Pada dasarnya, solvabilitas adalah rasio yang memperlihatkan tingkat kemampuan sebuah perusahaan dalam melakukan pembayaran kewajiban jangka panjang-nya.
Hal itu pun nantinya sekaligus akan menunjukkan tingkat kesehatan keuangan dari perusahaan tersebut.
Adapun rasio solvabilitas ini akan menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi utangnya dengan memakai aset dimiliki.
Maka dari itu, rasio solvabilitas ini akan sangat penting diketahui untuk mendapatkan informasi terkait peluang jangka panjang dari sebuah bisnis/perusahaan.
Di lain sisi, solvabilitas pun berperan dalam mengevaluasi risiko kebangkrutan sebuah perusahaan.
Pasalnya, tinggi rendahnya rasio solvabilitas sebuah perusahaan akan sangat menentukan kesanggupan perusahaan untuk lolos dari risiko bangkrut.
Lebih jauh, perlu juga diketahui bahwa solvabilitas, likuiditas, dan viabilitas memiliki perbedaan masing-masing.
Jika likuiditas adalah perbandingan jumlah aset lancar atau kas perusahaan dibandingkan dengan aset tidak lancarnya maka viabilitas merupakan rasio antara solvabilitas dan likuiditas.
Perlu diketahui, jika likuiditas sebuah perusahaan setidaknya setara dengan solvabilitasnya maka perusahaan itu dinyatakan sehat.
Namun, jika solvabilitas perusahaan itu lebih tinggi ketimbang likuiditasnya maka kondisi finansial perusahaan tersebut bermasalah.
Tujuan Perhitungan Solvabilitas
Sejatinya, tujuan perhitungan solvabilitas berguna untuk memantau kesehatan keuangan suatu perusahaan atau individu tentang kemampuan membayar utang-utangnya.
Di samping itu, hal ini juga berguna untuk melakukan evaluasi atas kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial pada jangka waktu tertentu.
Maka dari itu, perhitungan solvabilitas pun nantinya bisa memberikan indikasi mengenai kemampuan perusahaan untuk melunasi segenap utangnya.
Bukan hanya itu, perhitungan solvabilitas pun memiliki beberapa tujuan lain, yaitu sebagai berikut:
- Memungkinkan untuk menilai risiko investasi/pemberian kredit di sebuah perusahaan.
- Memberi informasi penting untuk pengambilan keputusan keuangan, di antaranya terkait pemberian pembiayaan tambahan.
- Menggambarkan efektivitas sebuah perusahaan terkait pengelolaan kewajiban keuangannya.
- Menunjukkan besaran risiko sebuah perusahaan untuk menghadapi kemungkinan perubahan kondisi finansial yang merugikan di masa mendatang.
- Memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan perbaikan atas citra mereka di market serta meningkatkan kepercayaan investor maupun kreditur.
Jenis-jenis Solvabilitas dan Rumusnya
Seperti diterangkan di atas, pada dasarnya solvabilitas adalah ukuran kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar tagihan/utang dalam jangka panjang.
Di sisi lain, rasio solvabilitas terdiri dari berbagai jenis dan yang umum digunakan adalah Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Leverage Ratio/Debt to Capital Ratio.
Dengan memahami jenis-jenisnya, investor nantinya bisa menilai bagaimana kesanggupan sebuah perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya.
Berikut ini jenis-jenis solvabilitas yang perlu diketahui, antara lain:
-
Debt to Asset Ratio
Debt-to-asset ratio atau D/A Ratio adalah jenis solvabilitas yang membandingkan jumlah kewajiban belum dibayar dengan total aset perusahaan saat ini.
Adapun perhitungan atas aset di sini mencakup aset tidak lancar, misalnya mesin atau bangunan serta aset lancar, di antaranya kas, uang tunai, atau tabungan bank non-deposito.
Adapun rumus untuk menghitung solvabilitas D/A Ratio atau debt-to-asset ratio, yakni jumlah utang (debt) dibagi jumlah aset perusahaan (assets).
Formulasinya adalah seperti berikut ini : D/A = debt/assets
Jika nilai D/A Ratio lebih dari 1.0 maka artinya solvabilitas perusahaan itu tengah bermasalah.
-
Debt to Equity Ratio
Kemudian ada debt-to-equity ratio atau D/E Ratio yang membandingkan antara jumlah kewajiban dengan ekuitas (total modal operasional bisnis).
Apabila rasio utang yang dimiliki oleh perusahaan lebih tinggi daripada ekuitasnya maka artinya solvabilitas itu sedang tidak baik-baik saja.
Sementara itu, untuk rumus solvabilitas debt-to-equity ratio atau D/E Ratio sebenarnya nyaris sama dengan D/A ratio.
Namun, letak perbedaannya ada pada akumulasi ekuitasnya sebab nilai optimal D/E ratio, yaitu sebesar 2.0.
Berikut ini formulasinya : D/E = debt/equity
-
Leverage Ratio/Debt to Capital Ratio
Leverage ratio atau debt to capital ratio (D/C ratio) adalah jenis ratio solvabilitas yang membandingkan jumlah utang dengan total kekayaan perusahaan saat ini, baik yang telah diubah menjadi aset maupun masih dalam bentuk valuasi saham.
Untuk rumus perhitungan leverage ratio atau debt to capital ratio sedikit berbeda dari dua jenis rumus sebelumnya.
Pasalnya, kalau ingin mencari tahu D/C ratio maka perlu membagi total utang dengan total kekayaan, baik yang didanai utang maupun ekuitas.
Dalam hal ini, memang tidak ada batas maksimum untuk D/C ratio, tetapi semakin rendah nominalnya, akan semakin baik.
Formulasinya dituliskan sebagai berikut : D/C = debt/(debt + equity)
-
Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER) atau rasio utang jangka panjang terhadap Ekuitas merupakan suatu metrik keuangan yang mengukur hubungan antara utang jangka panjang suatu perusahaan dan modal sendiri yang dimilikinya.
Rasio ini memberikan gambaran sejauh mana sih perusahaan menggunakan utang jangka panjang sebagai sumber pendanaan dibandingkan dengan modal sendiri. Perhitungan ini dilakukan dengan membagi jumlah utang jangka panjang oleh jumlah ekuitas perusahaan. Perhitungan ini membantu analis keuangan dan investor untuk menilai tingkat risiko keuangan suatu perusahaan dan seberapa besar perusahaan mengandalkan utang dalam struktur modalnya. Berikut formulasinya sebagai berikut:
LTDER = Utang Jangka Panjang
______________________
Ekuitas
Jadi semakin tinggi nilai LTDER, semakin besar proporsi utang jangka panjang terhadap ekuitas, yang bisa dianggap sebagai indikasi risiko finansial yang lebih tinggi.
Manfaat Penggunaan Rasio Solvabilitas
Dalam analisis rasio keuangan, solvabilitas memegang peranan yang sangat penting dan memiliki manfaat yang besar.
Pasalnya, solvabilitas akan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi/membayar kewajibannya.
Di samping itu, rasio solvabilitas pun akan membantu manajemen perusahaan dalam membuat keputusan finansial yang lebih terukur.
Hal itu karena dengan memantau rasio solvabilitas secara teratur, nantinya manajemen akan mampu membuat perkiraaan terkait risiko keuangan.
Bukan hanya itu, manajemen pun bisa memutuskan perusahaan perlu mencari sumber pembiayaan tambahan atau tidak sama sekali.
Lebih jauh, rasio solvabilitas pun berperan untuk dalam meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan entitas.
Dengan demikian, sebuah perusahaan tidak akan kehilangan kepercayaan dari para investornya sebab dianggap mampu membayar utangnya dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, dalam dunia keuangan, ketiga konsep ini, yaitu solvabilitas, likuiditas, dan viabilitas sangat penting untuk diketahui.
Harapannya, dengan pemahaman yang baik atas ketiga konsep di atas, investor nantinya dapat membuat analisis yang tepat sebelum berinvestasi.
Dengan memahami ketiga konsep dalam keuangan ini, nantinya investor akan memperoleh informasi yang terukur sebelum berinvestasi.
Selain itu, pemahaman yang baik atas ketiga konsep tersebut bisa membantu dalam manajemen keuangan yang efektif.
Pada dasarnya, hal itu akan berguna untuk membantu dalam pengelolaan risiko dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
Nah, itulah tadi pembahasan lengkap dari solvabilitas, mulai dari pengertian, jenis, dan rumus untuk menghitungnya.
Tentunya, dengan mengetahuinya, Kamu akan lebih mudah untuk melakukan analisis fundamental saat akan membeli aset kripto pilihanmu.
Pasalnya, selain menginvestasikan ke dalam saham, surat berharga, atau instrumen keuangan lainnya, merupakan ide yang baik untuk mempertimbangkan untuk investasi dalam aset kripto.
Caranya pun sangat mudah dan, pertama-tama, kamu bisa download terlebih dahulu aplikasi INDODAX.
Kemudian, kamu bisa mendaftarkan akun dan mulai menikmati berbagai fitur yang tersedia di aplikasi crypto terbaik ini.
Yuk, mulai investasi kripto sekarang juga!