Bitcoin (BTC) berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang masa yang ke-6 kalinya di tahun ini pada level $124.457, Kamis (14/8).
Kenaikan harga Bitcoin didorong oleh aliran dana besar ke ETF spot dan optimisme pasar setelah rilis data inflasi Amerika Serikat.
Laporan tersebut memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September. Volume perdagangan BTC melonjak 31%, sementara nilai likuidasi posisi short mencapai 130 juta dolar hanya dalam hitungan jam.
Namun di tengah euforia pasar crypto, saham perusahaan pemilik Bitcoin justru mencatatkan performa buruk. Investor publik yang berharap saham-saham ini akan ikut reli bersama BTC justru melihat tren sebaliknya.
Baca juga berita terbaru: BTC Tiba-Tiba Anjlok ke $118 Ribu Usai Raih ATH, Ini Penyebabnya!
Saham Treasury Tertinggal dari Bitcoin
Bitcoin just made a fresh new all-time high
Let’s check in on how those treasury stocks that pitched “bitcoin as the hurdle rate” are doing$MSTR -29%$CEPO -35%
$H100 -36%$CEP -51%$MTPLF -59%$NAKA -62%$SWC -66%$MATA -69%$LQWD -79%$SQNS -79%Whoops ?
— Pledditor (@Pledditor) August 14, 2025
Saham Strategy (MSTR), yang dikenal sebagai pelopor perusahaan treasury Bitcoin, tercatat masih 16% di bawah puncaknya sejak November lalu.
Perusahaan lain seperti Metaplanet dan Cantor justru melemah lebih dalam. Metaplanet turun 50%, Cantor 17%, dan Sequans jatuh lebih dari 80%.
Kondisi ini menyoroti ketidakseimbangan antara reli harga Bitcoin dan kinerja saham perusahaan yang menyimpannya.
Apa Penyebab Saham Bitcoin Treasury Melemah?
Menurut analis pasar, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan perbedaan performa tersebut.

Sumber: X/alexjeser
Pertama, investor kini lebih tertarik membeli ETF spot seperti IBIT milik BlackRock. Instrumen ini dianggap lebih transparan dan mampu mereplikasi harga Bitcoin secara langsung tanpa risiko dari model bisnis perusahaan.
Kedua, banyak perusahaan treasury menggunakan strategi pembelian Bitcoin dengan utang. Mereka menerbitkan saham baru untuk mendanai akuisisi BTC berikutnya. Akibatnya, terjadi dilusi nilai saham yang mengurangi minat investor, terutama saat fundamental perusahaan dinilai belum cukup kuat.
Ketiga, sebagian besar perusahaan masih sangat bergantung pada spekulasi harga Bitcoin. Padahal pasar kini menuntut model bisnis yang lebih solid dan tidak hanya mengandalkan reli aset crypto.
Baca berita selanjutnya: Bitcoin, ETH, XRP Terancam Koreksi Bareng Gara-Gara Expiry Jumbo
Apakah Saham Treasury Terancam Runtuh?
Meski tekanan meningkat, analis dari Bitget menyatakan bahwa kemungkinan runtuhnya perusahaan-perusahaan treasury saat ini masih rendah.
“Saat harga koin mulai mendingin, investor cenderung mengalihkan modal ke saham-saham perusahaan terkait untuk memanfaatkan harga yang tertinggal,” ujar Ryan Lee, Chief Analyst di Bitget Research dikutip dari CryptoNews.
Selama mereka mampu mengelola risiko dan eksposur utang secara bijak, model bisnis mereka masih dianggap layak.
Sebagai contoh, Ark Invest baru saja membeli saham senilai $170 juta dari Bullish, perusahaan treasury baru yang didirikan oleh Peter Thiel. Tokoh yang sama juga menyuntik dana ke Bitmine, yaitu perusahaan treasury berbasis Ethereum.
Langkah ini menunjukkan bahwa masih ada kepercayaan jangka panjang terhadap model perusahaan treasury, asalkan mampu beradaptasi dengan pasar dan memperkuat fundamental bisnisnya.
Kesimpulan
Reli Bitcoin sepanjang tahun ini belum mampu menarik harga saham perusahaan pemilik BTC untuk ikut naik. Gap yang makin lebar ini mencerminkan perubahan sentimen investor. Bukan hanya siapa yang memegang Bitcoin, tapi bagaimana mereka mengelolanya menjadi faktor penentu.
Jika perusahaan treasury ingin tetap relevan, mereka perlu memperkuat fundamental bisnis, mengurangi ketergantungan pada utang, dan membangun ulang kepercayaan pasar. Karena seberapa tinggi pun harga Bitcoin, tidak ada jaminan bahwa nilai saham akan ikut naik tanpa fondasi yang kuat.
FAQ
- Apa itu saham perusahaan Bitcoin treasury?
Saham perusahaan yang menyimpan Bitcoin sebagai bagian dari aset cadangannya. Contohnya MSTR, Metaplanet, dan Cantor. - Mengapa saham-saham ini tidak ikut naik saat BTC ATH?
Karena investor khawatir terhadap strategi leverage, dilusi nilai saham, dan lemahnya fundamental bisnis perusahaan. - Mana yang lebih baik, beli BTC langsung atau saham perusahaan yang pegang BTC?
Beli BTC langsung melalui ETF atau exchange kini dianggap lebih efisien karena mencerminkan harga pasar secara real time tanpa risiko dari manajemen korporat. - Apakah ETF seperti IBIT lebih menarik daripada saham treasury?
Ya. ETF spot seperti IBIT memberi paparan langsung ke harga BTC dan tidak dipengaruhi utang atau strategi bisnis perusahaan. - Apakah perusahaan treasury bisa bangkrut jika harga Bitcoin turun?
Bisa saja. Tapi jika perusahaan mengelola utang dengan baik dan memiliki manajemen risiko yang kuat, kemungkinan itu bisa diminimalkan.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Etf Bitcoin, #Crypto ETF, #Berita Whale Terkini