Solana berubah dari “sekadar kencang dan murah” menjadi aset yang kini mulai tampil di neraca emiten. Bukan cuma trader ritel yang berburu Solana (SOL to IDR), beberapa perusahaan publik—dari e-commerce kecil hingga firma investasi secara terbuka mengakumulasi SOL sebagai bagian strategi treasury, staking, atau positioning di ekosistem DeFi/DePIN.
Artikel ini menyajikan daftar pemegang SOL terbesar di bursa, sekaligus menjelaskan kerangka riset, porsi kepemilikan, alasan investasi, dan bias data yang perlu kamu waspadai.
Mengapa topik ini penting?
Ketika emiten memegang kripto di neraca, investor pasar modal tiba-tiba bisa “punya” eksposur Solana tanpa harus membuka dompet kripto. Ini mengubah cara valuasi, risk profiling, hingga narasi bisnis perusahaan. Dampaknya ganda: ke harga saham dan ke persepsi pasar terhadap SOL itu sendiri.
Kerangka riset: sumber & cara kerja
Riset ini menggabungkan tiga lapis sumber:
- Pengungkapan resmi emiten (press release, filing, atau laman IR) untuk jumlah SOL yang diklaim.
- Laporan riset pihak ketiga yang merangkum pembelian dan perubahan posisi.
- Data suplai beredar SOL untuk menghitung kisaran porsi kepemilikan terhadap suplai beredar.
Angka dalam daftar memakai snapshot terkini dari sumber publik per Agustus 2025. Jika ada pembaruan setelah tanggal rilis sumber, kami cantumkan catatan tambahan supaya konteksnya tetap utuh.
Kriteria inklusi
Agar fokus dan tidak rancu, kita bagi dua kelompok:
- Perusahaan publik (operating companies)—emiten nonproduk investasi yang menyatakan memegang SOL di neraca/treasury.
- Produk terdaftar publik (ETP/ETN)—kendaraan investasi yang memang dirancang untuk memegang SOL dan diperdagangkan di bursa.
Kita mengutamakan Kelompok A untuk menjawab “siapa perusahaan publik pemegang SOL terbesar”. Kelompok B disajikan terpisah karena skalanya besar dan bisa “menutupi” gambaran emiten operasional.
Daftar perusahaan publik pemegang SOL terbesar (Kelompok A)
Di bawah ini adalah entitas yang paling sering dirujuk sebagai pemegang SOL terbesar di bursa, berikut estimasi porsinya terhadap suplai beredar ±540 juta SOL (pembulatan untuk kemudahan baca):
- Upexi (NASDAQ: UPXI) — sekitar 1.90 juta SOL. Perkiraan porsi terhadap suplai beredar: ±0.35%. Upexi agresif mengakumulasi sejak Q2 2025 dan men-stake mayoritas kepemilikan untuk imbal hasil.
- DeFi Development Corp / DFDV (NASDAQ: DFDV) — ?1.18 juta SOL pada awal Agustus 2025 (±0.22%). Catatan: rilis terbaru medio Agustus menyebut posisi bertambah mendekati ±1.42 juta SOL, yang jika benar setara ±0.26% suplai beredar.
- SOL Strategies (CSE: HODL) — sekitar 392.667 SOL (±0.07%). Perusahaan ini cenderung akumulasi bertahap sambil membangun infrastruktur validator dan strategi staking.
- Classover Holdings (NASDAQ: KIDZ) — sekitar 52.067 SOL (±0.01%). Posisi relatif kecil, tetapi menunjukkan perubahan arah bisnis ke produk berbasis Solana.
- Torrent Capital (TSXV: TORR) — sekitar 40.039 SOL (~0.007%). Posisi modest namun konsisten bertambah sepanjang 2025, fokus pada staking dan partisipasi jaringan.
Catatan ringkas: empat teratas saja (Upexi, DFDV, SOL Strategies, Torrent) sudah merepresentasikan kisaran ~0.65% suplai beredar SOL—angka kecil secara makro, tetapi signifikan untuk emiten yang menjadikan SOL sebagai pilar strategi treasury.
Produk terdaftar publik pemegang SOL (Kelompok B)
- 21Shares Solana ETP (ASOL) — produk terdaftar yang memegang SOL secara fisik dan men-stake asetnya; kepemilikan tercatat lebih dari 6,6 juta SOL.
- CoinShares Physical Staked Solana (SLNC) — ETP/ETN Solana dengan aset kelolaan ratusan juta dolar AS dan skema staking bawaan.
Produk seperti ini seringkali menyerap SOL dalam jumlah besar sehingga skala kepemilikan mereka melampaui emiten operasional. Karena mandatnya memang memegang SOL, kami pisahkan agar analisis perusahaan operasional tetap apples-to-apples.
Alasan perusahaan berinvestasi di SOL
- Yield native lewat staking—emiten bisa memperoleh arus kas kripto dari staking Solana tanpa produk derivatif rumit.
- Ekosistem yang ramai—dari DeFi, payments, sampai DePIN; banyak emiten ingin “meletakkan bendera” di jaringan dengan aktivitas developer tinggi.
- Biaya rendah & throughput tinggi—mendorong kasus penggunaan yang “jalan” secara ekonomi, tidak sekadar narasi.
- Strategi pasar modal—beberapa small/micro-cap memanfaatkan SOL treasury untuk menarik perhatian pasar, memperjelas positioning, dan (kadang) mempermudah akses pendanaan.
- Validator & infrastruktur—sebagian emiten menggabungkan kepemilikan SOL dengan operasi validator untuk dukung keamanan jaringan sekaligus optimalisasi hasil.
Potensi bias & keterbatasan data
- Self-reported & timing gap: banyak angka bersumber dari rilis emiten. Jika perusahaan menambah/mengurangi posisi setelah rilis, data bisa tertinggal.
- Harga bergerak—nilai berubah: nilai USD portofolio berubah tiap detik; pembaca sebaiknya fokus ke unit SOL untuk konsistensi.
- Locked vs. liquid: beberapa akuisisi dilakukan melalui skema diskon atau periode penguncian; ini memengaruhi likuiditas dan risiko mark-to-market.
- On-chain attribution: menghubungkan alamat on-chain ke emiten tidak selalu mudah; laporan pihak ketiga bisa memakai asumsi.
- Double counting resiko: jangan mencampur daftar emiten operasional dengan ETP; keduanya berbeda sifat dan tujuan.
- Staking & slashing: yield bukan tanpa risiko; kesalahan validator berpotensi slashing yang berdampak ke nilai kepemilikan.
Cara memakai daftar ini (untuk investor)
- Pisahkan narasi dari angka: cek unit SOL, biaya perolehan rata-rata, dan kebijakan staking. Nilai USD hanya cermin harga hari ini.
- Cek tata kelola & akuntansi: bagaimana perusahaan mengukur, mengungkap, dan mengaudit aset kripto?
- Pahami korelasi: saham emiten “crypto treasury” cenderung makin peka terhadap volatilitas SOL.
- Perhatikan likuiditas & struktur modal: beberapa emiten mendanai akumulasi SOL lewat private placement atau convertible; ini berdampak ke pemegang saham.
Kesimpulan
Di 2025, peta perusahaan publik pemegang SOL mulai terbentuk: Upexi memimpin, diikuti DFDV dan SOL Strategies, sementara nama lain seperti Classover dan Torrent melengkapi ekor panjangnya.
Skala mereka belum “menggerakkan pasar” sendiri, tetapi cukup untuk mengubah cara kita membaca neraca dan menilai risiko saham-saham bertema kripto. Pisahkan emiten operasional dari ETP agar analisis tidak bias, dan selalu baca angka dalam unit SOL plus konteks strategi (staking, validator, pendanaan).
Dengan begitu, kamu tidak hanya tahu “siapa pegang berapa”, tapi juga mengapa mereka memegangnya dan apa artinya buatmu sebagai investor.
Itulah informasi menarik tentang Altcoin yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apakah daftar ini final?
Tidak. Ini snapshot berdasarkan sumber publik terakhir; posisi bisa berubah seiring pembelian/penjualan baru. - Mengapa ETP dipisahkan dari emiten operasional?
Karena mandatnya berbeda: ETP memang dirancang memegang SOL, sedangkan perusahaan operasional menjadikan SOL sebagai bagian strategi bisnis/treasury. - Bagaimana cara menghitung porsi suplai?
Ambil unit SOL yang dipegang, bagi dengan suplai beredar terbaru, lalu ubah ke persen. - Apakah semua SOL yang dipegang bisa langsung dijual?
Tidak selalu. Beberapa berasal dari skema diskon/locked atau sedang di-stake. - Apa risiko terbesar untuk investor saham “crypto treasury”?
Volatilitas SOL, ketidakpastian regulasi/akuntansi, serta risiko operasional validator dan struktur pendanaan perusahaan.
Author: ON