Pernah mendengar istilah “intermediari” saat membahas perbankan, pasar modal, atau kripto? Di balik transaksi yang tampak sederhana, sering ada pihak perantara yang membuat alur dana, informasi, dan kepercayaan berjalan mulus.
Itulah peran inti intermediari—penghubung yang menutup celah antara pihak yang membutuhkan layanan dan pihak yang menyediakannya.
Apa Itu Intermediari?
Secara bahasa, “intermediari” merujuk pada pihak perantara/mediator. Dalam rujukan KBBI, intermediari didefinisikan sebagai “mediator”—pihak yang menjembatani proses antara satu pihak dan pihak lain agar tujuan tercapai.
Dalam penggunaan sehari-hari, kamu bisa memaknainya sebagai pihak yang “mendekatkan” penjual ke pembeli, peminjam ke pemberi dana, atau pengirim ke penerima—tanpa mereka harus saling berhubungan langsung.
Mengapa Intermediari Penting dalam Ekonomi?
Ekonomi modern bertumpu pada kepercayaan, informasi yang asimetris, dan biaya transaksi. Intermediari berfungsi mengurangi friksi ini. Mereka menilai risiko, memverifikasi identitas, menyediakan infrastruktur, dan menstandarkan proses.
Hasilnya: transaksi jadi lebih cepat, lebih aman, dan skalanya bisa membesar. Tanpa perantara yang andal, biaya koordinasi melonjak dan pasar menjadi tidak efisien.
Fungsi Intermediari di Sektor Keuangan
Di keuangan, fungsi intermediari tampak nyata:
- Pengalihan dan pengelolaan risiko. Bank, manajer investasi, dan asuransi mengagregasi dana, lalu menyebarkannya ke berbagai instrumen untuk menurunkan risiko konsentrasi.
- Menyediakan likuiditas. Broker/dealer dan market maker menjaga pasar tetap hidup sehingga pelaku bisa masuk–keluar posisi tanpa menunggu lawan transaksi tertentu.
- Penyaringan informasi (screening) dan monitoring. Lembaga keuangan menilai kelayakan kredit, memantau kinerja, dan memastikan kepatuhan agar risiko moral hazard menurun.
- Standarisasi dan infrastruktur. Dari jaringan pembayaran hingga kustodian, intermediari memasang “rel” yang membuat dana mengalir rapi, terukur, dan terdokumentasi.
Artikel Menariknya Untuk Kamu Baca: SWIFT vs Blockchain: Mana yang Lebih Cepat, Murah, dan Transparan?
Intermediary Bank: Peran dalam Transfer Antarnegara
Dalam transfer lintas negara, sering ada intermediary bank—bank perantara yang membantu bank pengirim dan bank penerima ketika keduanya tidak memiliki hubungan koresponden langsung.
Intermediary bank memanfaatkan jaringan pesan keuangan (misalnya SWIFT) untuk meneruskan instruksi transfer lintas batas secara aman dan terstandar. Satu transaksi bahkan bisa melewati lebih dari satu intermediary bank sebelum dana mendarat di rekening tujuan.
Biaya yang timbul bervariasi dan biasanya dibagi dengan skema OUR/BEN/SHA, tergantung siapa yang menanggung beban biaya.
Contoh Intermediari di Ekosistem Kripto & Web3
Di dunia aset kripto, perantara tidak selalu hilang—mereka berubah bentuk:
- Exchange terpusat (CEX) bertindak sebagai kustodian, penyedia order book, dan jembatan fiat–kripto. Mereka menyaring risiko operasional dan kepatuhan, sekaligus menyediakan likuiditas yang dalam bagi berbagai aset.
- Gateway pembayaran menjadi jembatan on-ramp/off-ramp, memudahkan setoran/penarikan rupiah untuk membeli/menjual aset digital.
- Penyedia kustodian menyimpan aset institusional secara profesional, memenuhi standar keamanan, audit, dan regulasi.
- Oracle (di DeFi) berperan sebagai perantara data—membawa informasi off-chain ke on-chain agar protokol dapat dieksekusi dengan benar.
- Aggregator dan bridge membantu pengguna menemukan harga terbaik lintas DEX atau memindahkan aset antar-rantai, sembari mengelola risiko teknis di belakang layar.
Risiko, Biaya, dan Nilai Tambah Intermediasi
Intermediasi selalu menghadirkan biaya (fee), tetapi juga nilai tambah (value): keamanan, kepatuhan, kecepatan, dan akses pasar yang lebih luas. Risiko yang perlu diwaspadai meliputi:
- Biaya tersembunyi. Spread, komisi berlapis, atau biaya jaringan—terutama pada transfer lintas negara—bisa menurunkan jumlah dana yang diterima.
- Kegagalan operasional. Gangguan sistem, kesalahan routing, atau mismatch data dapat menunda transaksi.
- Risiko kustodian. Menitipkan aset berarti mempercayakan kontrol; pilih penyedia yang diaudit, berizin, dan punya rekam jejak kuat.
- Ketergantungan pihak ketiga. Semakin banyak perantara, semakin panjang rantai risiko. Namun, jika perantara dipilih dan diawasi dengan tepat, mereka justru menurunkan risiko total sistem.
Disintermediasi vs Reintermediasi: Mana yang Menang?
Teknologi digital—termasuk blockchain—sering disebut mendorong disintermediasi (mengurangi perantara). Contohnya, DEX memungkinkan perdagangan peer-to-peer dengan smart contract.
Namun praktiknya, muncul kembali reintermediasi: layanan analitik, antarmuka ramah pengguna, kustodian institusional, hingga penyedia keamanan kontrak tetap dibutuhkan. Polanya bukan “hilang total”, melainkan redistribusi peran menuju pihak yang paling efisien, aman, dan patuh.
Cara Memilih Intermediari yang Tepercaya
- Legalitas & izin. Pastikan lembaga berizin/terdaftar di otoritas yang relevan.
- Rekam jejak. Tinjau audit, insiden keamanan, dan ulasan pengguna/institusi.
- Transparansi biaya. Pahami struktur fee (termasuk skema OUR/BEN/SHA untuk transfer antarnegara) agar jumlah yang tiba sesuai ekspektasi.
- Keamanan operasional. Cari standar penyimpanan, multi-sig/ MPC, segregasi aset, dan kontrol akses.
- Kualitas layanan & SLA. Respon cepat dan dukungan pelanggan yang jelas mengurangi friction saat terjadi kendala.
Implikasi bagi Investor Kripto Indonesia
Bagi pengguna aset kripto di Indonesia, memahami peran intermediari membantu mengoptimalkan biaya, waktu, dan keamanan:
- Saat setor/tarik rupiah, pilih gateway/payment partner resmi agar proses lebih cepat dan kepatuhan terjaga.
- Untuk transfer lintas negara, kenali potensi hadirnya intermediary bank di belakang layar yang bisa memengaruhi total biaya dan waktu tiba.
- Saat menyimpan aset dalam jumlah besar, pertimbangkan kustodian berizin dengan kontrol internal yang kuat.
- Ketika bertransaksi on-chain, gunakan dompet dan DEX teruji, dan pahami bahwa “tanpa perantara” tetap memerlukan perantara lain seperti oracle, bridge, atau antarmuka trading yang andal.
Kesimpulan
Intermediari adalah perantara yang membuat pasar bekerja efisien: mengurangi friksi, menyalurkan likuiditas, mengelola risiko, dan menstandarkan proses. Di keuangan tradisional, wujudnya tampak pada bank, broker, kustodian, dan intermediary bank untuk transfer lintas negara.
Di kripto, perantara berevolusi menjadi exchange, kustodian, gateway, oracle, serta aggregator. Tugas kita sebagai pengguna adalah menilai biaya versus manfaatnya—memilih perantara yang paling aman, transparan, dan sesuai kebutuhan—agar perjalanan aset lebih lancar dari hulu ke hilir.
Itulah informasi menarik tentang Blockchain yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa bedanya intermediari dan broker?
Broker adalah salah satu bentuk intermediari yang mempertemukan penjual–pembeli dan mengeksekusi order. Intermediari lebih luas: mencakup bank, kustodian, payment gateway, dan pihak lain yang menjembatani transaksi. - Apakah intermediary bank selalu diperlukan saat kirim dana ke luar negeri?
Tidak selalu. Jika bank pengirim dan penerima punya hubungan koresponden langsung, intermediary bank mungkin tidak dibutuhkan. Kalau tidak, perantara ini membantu routing agar dana tiba di tujuan. - Bagaimana pembagian biaya OUR/BEN/SHA?
OUR: semua biaya ditanggung pengirim; BEN: ditanggung penerima; SHA: dibagi. Kebijakan dan nominalnya bergantung bank/jaringan yang terlibat. - Apakah blockchain menghapus perantara sepenuhnya?
Tidak. Ia mengurangi beberapa perantara, tetapi memunculkan peran baru (oracle, bridge, kustodian institusional). - Apa padanan kata “intermediari” dalam Bahasa Indonesia?
“Perantara” atau “mediator” lazim digunakan sebagai padanan makna.
Author: ON