Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah pedoman yang wajib dipahami oleh setiap entitas bisnis di Indonesia. Artikel ini membahas definisi SAK, perbedaan dengan IFRS, jenis-jenis standar yang berlaku, penerapan di Indonesia, hingga kaitannya dengan pencatatan aset digital seperti kripto.
Dengan memahami SAK, kamu bisa lebih mudah menyusun laporan keuangan yang transparan, akuntabel, dan sesuai regulasi.
Apa Itu Standar Akuntansi Keuangan (SAK)?
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah seperangkat aturan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk mengatur penyusunan laporan keuangan di Indonesia. SAK berfungsi sebagai pedoman agar laporan keuangan dapat disajikan secara konsisten, dapat dipercaya, dan mudah dipahami.
SAK pertama kali diterapkan pada 1973 dan terus mengalami perkembangan. Sejak 2008, SAK di Indonesia mulai mengadopsi International Financial Reporting Standards (IFRS) agar sejalan dengan praktik global, meski tetap ada penyesuaian sesuai konteks lokal.
Tujuan dan Prinsip Dasar SAK
Penerapan SAK bertujuan menciptakan laporan keuangan yang:
- Relevan – memberi informasi penting bagi pengambilan keputusan.
- Andal – mencerminkan kondisi nyata tanpa manipulasi.
- Komparabel – bisa dibandingkan antarperiode maupun antarperusahaan.
- Dapat dipahami – disajikan dengan jelas dan sistematis.
Prinsip-prinsip ini menjadi fondasi agar laporan keuangan perusahaan di Indonesia memenuhi standar kualitas global.
Baca juga artikel terkait: Laporan Neraca: Struktur, & Analisis untuk Dunia Bisnis dan Crypto Exchange
Jenis-Jenis Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
SAK di Indonesia memiliki beberapa jenis berdasarkan karakteristik entitas yang menggunakannya:
- SAK Umum: Berbasis IFRS, digunakan oleh perusahaan besar atau emiten di pasar modal.
- SAK ETAP: Untuk entitas tanpa akuntabilitas publik, seperti perusahaan menengah yang tidak wajib lapor ke OJK.
- SAK EMKM: Disusun khusus untuk usaha mikro, kecil, dan menengah agar pencatatan lebih sederhana.
- SAK Syariah: Mengatur transaksi berbasis prinsip syariah.
- SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan): Khusus bagi instansi pemerintah pusat maupun daerah.
Perbedaan SAK dan IFRS
Meskipun SAK mengacu pada IFRS, ada perbedaan dalam penerapannya.
Tabel Perbandingan SAK dan IFRS
Aspek | SAK (Indonesia) | IFRS (Internasional) |
Basis | Konvergensi IFRS dengan penyesuaian lokal | Standar global seragam |
Waktu Adopsi | Biasanya tertinggal 1–2 tahun dari IFRS | Berlaku langsung di negara-negara pengguna |
Konteks Lokal | Disesuaikan dengan hukum, regulasi, dan kondisi ekonomi Indonesia | Tidak mempertimbangkan kondisi spesifik suatu negara |
Jenis Standar | Ada SAK Syariah dan EMKM | Tidak ada standar khusus syariah atau UMKM |
Tujuan | Menjaga keseimbangan antara globalisasi dan kebutuhan domestik | Menyeragamkan praktik akuntansi global |
Perbedaan ini memperlihatkan bahwa SAK lebih fleksibel dan relevan untuk kondisi Indonesia, sementara IFRS lebih menekankan keseragaman global.
Penerapan SAK di Indonesia
Contoh Penerapan
- Perusahaan Publik: Menggunakan SAK Umum untuk menyusun laporan keuangan detail dan diaudit, karena wajib melaporkan ke OJK dan Bursa Efek Indonesia.
- UMKM: Menggunakan SAK EMKM agar pencatatan keuangan lebih sederhana, cukup dengan laporan laba rugi, neraca, dan arus kas.
- Lembaga Syariah: Menggunakan SAK Syariah untuk mencatat transaksi berbasis akad syariah.
- Pemerintah: Menerapkan SAP untuk memastikan pengelolaan keuangan negara transparan.
Kamu mungkin tertarik dengan ini juga: Income Statement: Panduan Membaca Laporan Rugi Laba
Studi Kasus Penerapan SAK
- UMKM: Sebuah toko ritel kecil menggunakan SAK EMKM untuk mencatat pendapatan harian, biaya operasional, dan posisi kas. Dengan sistem sederhana ini, pemilik bisa melihat keuntungan bulanan dengan jelas.
- Perusahaan Publik: Sebuah perusahaan manufaktur besar wajib menyajikan laporan keuangan lengkap menggunakan SAK Umum. Hal ini penting agar investor dapat menilai kinerja perusahaan secara objektif.
SAK dan Akuntansi Aset Digital di Indonesia
Perkembangan aset digital seperti kripto menghadirkan tantangan baru dalam akuntansi. Hingga kini, Indonesia belum memiliki standar akuntansi khusus untuk kripto. Namun, perusahaan mengacu pada standar berbasis IFRS, antara lain:
- IAS 38 (Intangible Assets): Aset kripto dicatat sebagai aset tidak berwujud jika dimiliki untuk jangka panjang.
- IAS 2 (Inventories): Aset kripto dicatat sebagai persediaan jika diperdagangkan secara rutin.
Tantangan Pencatatan Kripto
- Volatilitas harga: Nilai kripto berubah cepat sehingga penilaian aset sulit.
- Belum ada standar khusus: Baik IFRS maupun SAK belum mengeluarkan panduan eksklusif untuk kripto.
- Aspek perpajakan: Laporan akuntansi harus konsisten dengan aturan pajak Indonesia.
Implikasi
Bagi industri kepastian standar akuntansi sangat penting. Dengan regulasi yang jelas, kepercayaan investor meningkat dan laporan keuangan perusahaan lebih dapat diandalkan.
Evolusi SAK di Indonesia
- 1973: Prinsip Akuntansi Indonesia pertama kali diterapkan.
- 1994: Diterbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
- 2008: Awal adopsi IFRS.
- 2012-sekarang: Konvergensi berkelanjutan dengan IFRS, termasuk SAK EMKM dan SAK Syariah.
Manfaat Penerapan SAK
- Bagi Investor: Memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan akurat dan transparan.
- Bagi Perusahaan: Menjadi pedoman untuk mencatat transaksi dan mempermudah akses pendanaan.
- Bagi Regulator: Memastikan tata kelola keuangan sesuai standar.
- Bagi Industri Aset Digital: Memberikan kerangka akuntansi yang jelas untuk mencatat aset kripto.
Kesimpulan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah fondasi utama penyusunan laporan keuangan di Indonesia. Meski berbasis IFRS, SAK memiliki penyesuaian khusus agar sesuai dengan regulasi lokal, termasuk tambahan SAK Syariah dan EMKM.
Ke depan, tantangan terbesar adalah menyusun standar akuntansi yang lebih spesifik untuk aset digital. Dengan kerangka akuntansi yang jelas, industri kripto di Indonesia bisa semakin transparan, terpercaya, dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional.
FAQ
Apa itu Standar Akuntansi Keuangan (SAK)?
SAK adalah seperangkat pedoman yang ditetapkan oleh IAI untuk mengatur penyusunan laporan keuangan di Indonesia.
Apa perbedaan utama SAK dengan IFRS?
SAK mengacu pada IFRS tetapi memiliki penyesuaian sesuai regulasi dan kondisi ekonomi Indonesia, termasuk tambahan standar untuk syariah dan UMKM.
Apakah SAK berlaku untuk UMKM?
Ya, UMKM dapat menggunakan SAK EMKM yang lebih sederhana dibandingkan SAK Umum.
Bagaimana pencatatan akuntansi untuk aset digital seperti kripto?
Saat ini aset kripto dicatat berdasarkan IFRS sebagai aset tidak berwujud (IAS 38) atau persediaan (IAS 2), meski belum ada standar akuntansi khusus di Indonesia.
Mengapa SAK penting bagi perusahaan?
Karena SAK menjamin laporan keuangan konsisten, transparan, dan sesuai regulasi, sehingga meningkatkan kepercayaan investor dan regulator.
Itulah informasi menarik tentang mengenal Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Echi kristin