Ketika berbicara tentang tokoh-tokoh paling berpengaruh dalam dunia kecerdasan buatan, nama Demis Hassabis hampir selalu muncul di barisan teratas.
Sebagai pendiri DeepMind, ia dikenal bukan hanya sebagai ilmuwan komputer, tapi juga seorang visioner yang ingin membawa AI ke tingkat kecerdasan manusia — dan bahkan melampauinya.
Namun di balik pencapaiannya yang luar biasa di dunia AI, ada benang merah yang kini mulai terhubung dengan dunia blockchain dan smart agent, dua bidang yang sama-sama menekankan desentralisasi dan otonomi digital.
Awal Kehidupan dan Perjalanan Intelektual
Demis Hassabis lahir di London pada tahun 1976 dari keluarga keturunan Yunani dan Tionghoa. Sejak kecil, ia menunjukkan minat yang luar biasa terhadap strategi dan pola.
Pada usia 13 tahun, Hassabis sudah menjadi Master Catur Internasional, pencapaian yang membentuk cara berpikir analitis dan sistematisnya di kemudian hari.
Dunia catur mengajarkan padanya bagaimana setiap keputusan kecil bisa berdampak besar — sebuah prinsip yang nantinya menjadi dasar filosofi pengembangan AI.
Setelah menempuh pendidikan di University of Cambridge di bidang Computer Science, Hassabis bekerja di berbagai studio game termasuk Lionhead Studios, tempat ia membantu menciptakan game legendaris seperti Black & White.
Ia kemudian melanjutkan studi doktoral di University College London di bidang neuroscience, meneliti bagaimana otak manusia memproses memori dan imajinasi. Kombinasi antara pengalaman game design dan riset otak inilah yang menjadi fondasi unik DeepMind.
Lahirnya DeepMind dan Misi Menuju Artificial General Intelligence
Pada tahun 2010, Demis Hassabis mendirikan DeepMind Technologies bersama Shane Legg dan Mustafa Suleyman. Tujuan mereka sederhana namun ambisius: menciptakan Artificial General Intelligence (AGI) — sebuah AI yang mampu belajar apa saja, seperti manusia.
DeepMind cepat menarik perhatian dunia setelah menciptakan sistem seperti AlphaGo, AI yang berhasil mengalahkan pemain Go terbaik dunia, Lee Sedol, pada tahun 2016. Kemenangan ini bukan hanya kemenangan teknologi, tapi juga simbol bagaimana AI dapat melampaui intuisi manusia dalam domain kompleks.
Namun di balik pencapaian spektakuler itu, Hassabis menekankan bahwa DeepMind tidak sekadar mengejar kecerdasan tinggi. Fokusnya adalah AI yang etis dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
Filosofi “Solve intelligence, and use it to solve everything else” menjadi kompas moral DeepMind — bahwa dengan memahami kecerdasan, kita bisa memahami dan memperbaiki dunia.
Kontribusi terhadap Dunia AI Modern
Kontribusi Demis Hassabis terhadap AI modern tidak hanya terletak pada penciptaan algoritma canggih, tapi juga pada cara berpikir tentang AI itu sendiri.
- Pembelajaran Mendalam (Deep Reinforcement Learning)
DeepMind menjadi pionir dalam menggabungkan reinforcement learning dengan jaringan saraf tiruan, menciptakan sistem yang mampu belajar dari pengalaman tanpa instruksi eksplisit.
Ini menjadi fondasi banyak inovasi AI hari ini, dari robotika hingga sistem rekomendasi.
- AlphaFold dan Sains Terapan
Salah satu pencapaian paling monumental DeepMind adalah AlphaFold, AI yang mampu memprediksi struktur protein dengan akurasi luar biasa. Temuan ini merevolusi bioteknologi dan membuka jalan bagi pengembangan obat yang lebih cepat dan efisien. - AI untuk Kebaikan Global
Di bawah kepemimpinan Hassabis, DeepMind juga berfokus pada penggunaan AI untuk energi berkelanjutan, kesehatan, dan pendidikan. Misalnya, sistem AI yang membantu Google menghemat energi hingga 40% di pusat datanya.
Visi Demis Hassabis terhadap Etika dan Regulasi AI
Hassabis sering menekankan bahwa perkembangan AI harus sejalan dengan nilai kemanusiaan. Ia percaya bahwa kecerdasan buatan tidak boleh menjadi ancaman, melainkan alat untuk memperluas kemampuan manusia.
Ia mendorong pembentukan kebijakan global untuk mengatur penggunaan AI, sekaligus memperjuangkan transparansi algoritmik agar publik memahami cara kerja sistem yang mereka gunakan.
Prinsip ini sangat relevan di era AI generatif dan smart agent, di mana batas antara manusia dan mesin semakin kabur.
Menyentuh Dunia Blockchain dan Smart Agent
Menariknya, filosofi Demis Hassabis tentang otonomi dan pembelajaran mandiri memiliki kesamaan dengan dunia blockchain dan smart agent. Dalam konteks blockchain, smart agent — atau agen cerdas terdesentralisasi — adalah entitas digital yang dapat membuat keputusan sendiri berdasarkan data on-chain dan off-chain tanpa bergantung pada otoritas tunggal.
Seiring kemajuan AI, semakin banyak proyek blockchain yang mencoba mengintegrasikan kemampuan machine learning untuk menciptakan ekosistem digital yang adaptif dan otonom.
Konsep seperti AI-powered decentralized autonomous organization (DAO) dan autonomous economy mulai muncul, di mana sistem dapat mengatur diri sendiri dengan logika kode dan kecerdasan.
Hassabis mungkin belum terlibat langsung dalam proyek blockchain besar, tetapi pendekatannya terhadap pembelajaran adaptif dan sistem etis memberi inspirasi bagi komunitas Web3.
Jika DeepMind berfokus pada membangun kecerdasan yang universal, maka blockchain berfokus pada menciptakan kepercayaan universal. Kombinasi keduanya berpotensi menciptakan masa depan di mana AI tidak hanya cerdas, tapi juga dapat dipercaya dan bebas dari kendali terpusat.
Potensi Kolaborasi Masa Depan antara AI dan Blockchain
Integrasi antara AI dan blockchain yang diinspirasi oleh prinsip Hassabis dapat membawa dunia menuju era baru: AI yang aman, transparan, dan otonom. Beberapa peluang yang mulai terlihat meliputi:
- Smart Contract yang Belajar Sendiri: Dengan AI, kontrak pintar bisa berkembang dan menyesuaikan aturan berdasarkan kondisi pasar atau perilaku pengguna.
- Desentralisasi Data Pelatihan AI: Blockchain dapat memastikan transparansi dan kepemilikan data yang digunakan untuk melatih model AI.
- Ekonomi Digital Mandiri: Smart agent bisa menjadi pelaku ekonomi yang menjalankan tugas, berdagang, atau berinteraksi tanpa campur tangan manusia secara langsung.
Dalam konteks ini, visi Hassabis tentang AI yang mampu memahami dunia dengan cara etis dan bermanfaat bisa menjadi dasar bagi pembangunan ekosistem AI-blockchain yang lebih manusiawi.
Kesimpulan
Demis Hassabis bukan sekadar ilmuwan atau pengusaha; ia adalah jembatan antara sains, etika, dan visi masa depan teknologi. Dari catur hingga neuroscience, dari game hingga kecerdasan buatan, setiap langkahnya mencerminkan upaya memahami pola berpikir manusia dan mentranslasikannya ke dalam mesin.
Relevansi Hassabis terhadap blockchain dan smart agent menunjukkan bahwa dunia sedang menuju arah yang sama: membangun sistem yang otonom, adaptif, dan beretika. Baik AI maupun blockchain berbagi tujuan untuk memperluas kebebasan manusia — bukan menggantikannya.
Dan jika sejarah menjadi acuan, kemungkinan besar visi Hassabis akan terus beresonansi di masa depan ketika AI dan blockchain bersatu dalam satu ekosistem cerdas yang saling memperkuat.
Itulah informasi menarik tentang Blockchain yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.x
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Siapa Demis Hassabis?
Demis Hassabis adalah pendiri DeepMind, perusahaan AI terkemuka yang berfokus pada pengembangan Artificial General Intelligence. - Apa kontribusi terbesar Hassabis dalam dunia AI?
Ia memimpin pengembangan AlphaGo dan AlphaFold, dua inovasi besar yang mengubah dunia permainan dan riset bioteknologi. - Bagaimana hubungan AI dengan blockchain?
AI dan blockchain bisa saling melengkapi: AI memberi kecerdasan, sementara blockchain memberi transparansi dan keamanan. - Apakah DeepMind terlibat dalam blockchain?
Saat ini belum secara langsung, tetapi filosofi dan pendekatan etis DeepMind relevan dengan pengembangan smart agent di dunia blockchain. - Apa visi jangka panjang Hassabis terhadap AI?
Ia ingin menciptakan AI yang tidak hanya pintar, tetapi juga beretika dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
Author: ON