Mengenal DoubleZero 2Z dan Jaringan Latensi Rendah
icon search
icon search

Top Performers

Mengenal DoubleZero 2Z dan Jaringan Latensi Rendah

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Mengenal DoubleZero 2Z dan Jaringan Latensi Rendah

Mengenal DoubleZero 2Z dan Jaringan Latensi Rendah

Daftar Isi

Saat Jaringan Cepat Bukan Lagi Sekadar Bonus

Beberapa tahun terakhir, kamu mungkin semakin sering mendengar istilah seperti DePIN, rollup, game Web3 real-time, sampai AI agent yang jalan di atas blockchain. Semua itu punya satu kebutuhan yang sama: jaringan yang cepat, stabil, dan responsif. Bukan lagi cukup asal “terhubung ke internet”, tapi bagaimana data bisa berpindah dengan latensi serendah mungkin.

Di sisi lain, internet publik memang dirancang untuk skala masif, tetapi bukan khusus untuk kebutuhan komunikasi super-cepat antar sistem kripto yang sensitif terhadap keterlambatan. Di sinilah mulai terlihat jarak antara apa yang dibutuhkan aplikasi Web3 modern dan apa yang disediakan infrastruktur jaringan tradisional.

Dari jarak itulah muncul kategori baru bernama DePIN, Decentralized Physical Infrastructure Networks. Salah satu proyek yang berada di persimpangan antara infrastruktur jaringan, kripto, dan DePIN adalah DoubleZero (2Z). Menariknya, ketika nama DoubleZero semakin sering muncul di berita, harga tokennya justru sedang berada dalam fase koreksi yang dalam.

Kalau kamu melihat kondisi seperti itu, pendekatan yang paling sehat bukan ikut-ikutan hype, tapi memahami dulu apa sebenarnya DoubleZero, teknologi seperti apa yang coba dibangun, dan sejauh mana perkembangan proyek ini di 2025. Dari sana, kamu bisa menilai sendiri apakah jaringan latensi rendah seperti DoubleZero memang punya tempat di ekosistem kripto jangka panjang.

 

Apa Itu DoubleZero (2Z)?

DoubleZero (2Z) adalah protokol infrastruktur terdesentralisasi yang fokus membangun jaringan latensi rendah untuk ekosistem kripto modern. Proyek ini berada di kategori DePIN, karena menghubungkan infrastruktur fisik berupa node jaringan dengan insentif token kripto agar ekosistemnya bisa tumbuh secara terbuka.

Secara teknis, DoubleZero dirancang sebagai high-performance permissionless network. Artinya, siapa pun yang memenuhi syarat dapat ikut berkontribusi menjalankan node, memperkuat jaringan, dan berpotensi mendapatkan insentif. Di sisi lain, aplikasi yang membutuhkan konektivitas cepat bisa memanfaatkan jaringan ini sebagai jalur komunikasi yang lebih optimal daripada sekadar mengandalkan internet publik biasa.

Jaringan DoubleZero dibangun di atas Solana. Pilihan ini bukan kebetulan. Solana dikenal dengan throughput tinggi dan biaya transaksi yang relatif rendah, sehingga cocok dijadikan fondasi bagi protokol yang butuh banyak interaksi on-chain dan koordinasi antar node. Dengan kombinasi Solana dan desain jaringan milik DoubleZero, tujuan akhirnya adalah menyediakan “lapisan jaringan” yang bisa mengantarkan data dengan latensi serendah mungkin untuk berbagai aplikasi Web3.

Dari definisi ini, kamu bisa melihat bahwa DoubleZero bukan sekadar token baru di bursa, tetapi sebuah proyek infrastruktur yang mencoba mengisi celah antara kebutuhan aplikasi real-time dan kemampuan jaringan yang ada saat ini.

 

Masalah Apa yang Ingin Dipecahkan DoubleZero?

Untuk memahami kenapa DoubleZero ada, kamu perlu melihat dulu masalah yang dihadapi aplikasi kripto modern. Banyak use case yang sekarang muncul di atas blockchain punya karakteristik real-time: game multiplayer on-chain, ekosistem game Web3 yang berjalan di jaringan terdesentralisasi, orderbook terdesentralisasi, sistem pembayaran instan, sampai koordinasi AI agent dan rollup yang perlu sinkronisasi cepat.

Masalahnya, internet publik dirancang untuk general purpose. Rute data bisa berubah-ubah, latensi bisa berfluktuasi, dan rute tercepat tidak selalu dipilih secara konsisten. Untuk penggunaan sehari-hari seperti browsing atau streaming, hal ini mungkin tidak terlalu terasa. Namun untuk sistem yang mengandalkan respon milidetik, perbedaan kecil pada latensi bisa berdampak besar.

 

Di dunia kripto, latensi yang tinggi bisa memicu:

  • transaksi di jaringan blockchain yang terlambat masuk blok,

  • eksekusi order yang tidak optimal,

  • pengalaman bermain game yang terasa patah-patah,

  • dan ketidaksinkronan antara sistem yang perlu saling berkomunikasi.

 

DoubleZero mencoba menjawab masalah itu dengan menyediakan jaringan alternatif yang memang dioptimalkan untuk komunikasi cepat antar peserta jaringan. Daripada sekadar mengandalkan jalur internet acak yang dipilih router umum, DoubleZero membangun jaringan link nodes yang sengaja dikurasi dan dioptimalkan untuk menjaga latensi serendah mungkin.

Dengan kata lain, masalah utama yang coba dipecahkan DoubleZero bukan sekadar “bagaimana membuat token baru”, tetapi bagaimana menyediakan jalur komunikasi yang lebih layak untuk ekosistem kripto yang semakin real-time.

 

Cara Kerja DoubleZero 2Z

Setelah memahami latar belakangnya, pertanyaan berikutnya tentu: bagaimana cara kerja jaringan DoubleZero secara garis besar?

Inti dari jaringan ini adalah node-node yang menyediakan link jaringan. Kamu bisa membayangkan setiap node sebagai titik di peta yang menghubungkan satu jalur ke jalur lain. Semakin banyak node yang ikut berkontribusi, semakin kaya rute yang bisa dipilih dan semakin besar kapasitas jaringan.

Setiap link node bertugas meneruskan data melalui jalur yang dioptimalkan. Untuk menjaga keandalan, ada peran validator yang memastikan integritas rute, memverifikasi data, dan memastikan bahwa node yang berpartisipasi memang menjalankan perannya dengan benar. Validator inilah yang membantu menjaga kepercayaan terhadap jaringan, meskipun operator node berasal dari komunitas yang tersebar.

DoubleZero tidak hanya berhenti di konsep link node dan validator. Proyek ini memperkenalkan pendekatan arsitektur dual-ring, yang membagi jaringan menjadi dua lapisan utama. Inner ring berfungsi sebagai jalur prioritas dengan latensi serendah mungkin, cocok untuk trafik yang sangat sensitif terhadap waktu. Outer ring mengatur distribusi beban dan throughput, sehingga jaringan tetap bisa melayani volume besar tanpa mengorbankan stabilitas.

Di atas semua mekanisme itu, token 2Z berperan sebagai bahan bakar ekosistem. Token digunakan untuk memberi insentif kepada node yang menyediakan kapasitas jaringan, mengatur kepentingan governance, dan dalam jangka panjang bisa saja dipakai untuk membayar penggunaan bandwidth atau layanan jaringan lainnya. Desain seperti ini membuat DoubleZero tidak hanya menjadi jaringan teknis, tetapi juga ekosistem ekonomi yang terkoordinasi.

Dengan kombinasi Solana sebagai fondasi, link nodes yang tersebar, validator, dan arsitektur dual-ring, DoubleZero berusaha membangun jaringan yang sanggup menangani kebutuhan aplikasi real-time di atas ekosistem Web3.

 

Upgrade dan Perkembangan Terbaru DoubleZero di 2025

Sampai di sini, kamu sudah punya gambaran cara kerja DoubleZero. Namun untuk menilai kondisi terkini, penting juga melihat apa saja yang berubah sepanjang 2025. Di tahun ini, DoubleZero mencatat beberapa langkah besar, baik dari sisi infrastruktur maupun pengakuan eksternal.

Salah satu tonggak penting adalah ketika DoubleZero resmi masuk ke ekosistem perdagangan Binance. Pada 2 Oktober 2025, Binance membuka akses trading 2Z di Binance Alpha dan Binance Futures. Deposito token sudah dibuka lebih dulu pada pagi hari, sehingga pengguna yang berminat bisa menyiapkan saldo sebelum pasar mulai aktif. Sebagai bagian dari peluncuran, Binance juga mengadakan program HODLer Airdrop sebesar 35 juta 2Z untuk pemegang BNB yang memenuhi syarat snapshot.

Di luar Binance, nama DoubleZero mulai masuk radar bursa besar lain. Setelah kejelasan regulasi tercapai, 2Z dikabarkan masuk roadmap listing di Coinbase. Walau setiap bursa punya kebijakan sendiri, disebutnya nama DoubleZero di konteks seperti ini menunjukkan bahwa proyek ini betul-betul diperhatikan sebagai kandidat infrastruktur jangka panjang, bukan sekadar proyek spekulatif sesaat.

Perkembangan yang tidak kalah penting datang dari sisi regulasi. Pada 29 September 2025, DoubleZero memperoleh no-action letter dari otoritas Amerika Serikat. Surat ini menjelaskan bahwa, berdasarkan fakta dan skema distribusi yang disampaikan, otoritas tidak akan merekomendasikan tindakan penegakan hukum terkait distribusi token 2Z. Secara praktis, ini berarti 2Z tidak diperlakukan sebagai sekuritas yang wajib didaftarkan seperti saham, sepanjang distribusinya mengikuti kerangka yang dijelaskan.

Di level infrastruktur, DoubleZero melaporkan pencapaian sekitar 8,5 persen porsi staking di ekosistem Solana. Angka ini menunjukkan keterlibatan yang cukup signifikan, terutama untuk proyek yang baru dibangun dalam beberapa tahun terakhir. Pada saat yang sama, arsitektur dual-ring terus disempurnakan, dan jumlah wallet pemegang 2Z bertumbuh hingga sekitar 5.900 alamat.

Jika kamu melihat rangkaian perkembangan tersebut secara utuh, terlihat bahwa di balik volatilitas harga, DoubleZero justru sedang memperkuat fondasi legal, likuiditas, dan jaringan teknisnya.

 

Kondisi Pasar dan Data Terbaru DoubleZero

Meski secara teknis dan regulasi ada banyak perkembangan positif, kondisi pasar token 2Z sendiri tidak sedang berada di puncak. Justru, bagian ini penting untuk menunjukkan bahwa artikel ini berdiri di atas data, bukan euforia.

Per akhir 2025, harga DoubleZero berada di kisaran Rp 2.164 per 2Z. Dalam 24 jam terakhir, harga turun sekitar 5,4 persen. Jika ditarik ke skala tujuh hari, penurunan mencapai sekitar 21,6 persen. Lebih jauh lagi, grafik “semua waktu” menunjukkan bahwa harga 2Z berada sekitar 43,9 persen di bawah puncak tertingginya.

Meski harganya sedang terkoreksi, aktivitas pasar masih cukup besar. Kapitalisasi pasar DoubleZero berada di kisaran Rp 7,51 triliun, sementara fully diluted valuation (FDV) mencapai sekitar Rp 21,64 triliun. Artinya, jika seluruh token yang direncanakan beredar masuk ke pasar, valuasi teoritisnya bisa hampir tiga kali lipat dari nilai pasar saat ini.

Dari sisi likuiditas, volume perdagangan 24 jam terakhir berada di sekitar Rp 391,5 miliar, dengan rasio volume terhadap market cap sekitar 5,16 persen. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun harga sedang melemah, token ini tetap aktif diperdagangkan.

Faktor lain yang menarik adalah TVL (total value locked) DoubleZero yang berada di sekitar Rp 27,92 triliun. Untuk kategori DePIN, TVL setinggi ini menunjukkan bahwa ada komitmen modal yang besar yang “diparkir” di ekosistem, baik dari sisi staking, liquidity provision, maupun peran lain dalam jaringan.

Di sisi supply, total maksimum token 2Z adalah 10 miliar. Dari jumlah itu, sekitar 3,47 miliar sudah beredar, atau sekitar 34,71 persen dari total. Ini berarti masih ada lebih dari 6,5 miliar token yang belum masuk pasar. Jumlah pemegang tercatat sekitar 5.900 wallet. Dari sisi sentimen, voting komunitas menunjukkan sekitar 53 persen pemilih bersikap bullish dan 47 persen bearish, gambarannya cukup seimbang.

Kombinasi data ini menggambarkan proyek yang secara fundamental aktif dan besar, tetapi sedang berada dalam fase harga yang tidak ideal. Justru di situ pentingnya menempatkan DoubleZero sebagai bahan edukasi, bukan sebagai ajakan spekulasi.

 

Keunggulan DoubleZero 2Z sebagai Jaringan DePIN

Kalau melihat angka dan perkembangan tadi, wajar kalau kamu bertanya: apa sebenarnya keunggulan DoubleZero dibanding proyek infrastruktur lain?

Keunggulan pertama terletak pada fokusnya terhadap latensi. Banyak jaringan memilih mengejar throughput setinggi mungkin, tetapi tidak secara spesifik menargetkan konsistensi latensi. DoubleZero sejak awal memposisikan diri sebagai jaringan untuk komunikasi cepat, sehingga desain arsitekturnya diarahkan ke sana.

Fokus kedua adalah pemanfaatan link nodes yang tersebar. Dengan melibatkan komunitas untuk menyediakan kapasitas jaringan, DoubleZero tidak bergantung pada segelintir pusat data besar. Desain ini membuat jaringan lebih adaptif dan, dalam kondisi tertentu, bisa lebih tahan terhadap gangguan di satu titik.

Keunggulan lain datang dari pemilihan Solana sebagai fondasi. Solana menawarkan throughput tinggi dan finalitas yang cepat, yang membantu koordinasi antar node dan validator. Ketika jaringan atasnya, yakni DoubleZero, mengatur rute dan jalur data, lapisan Solana memastikan bahwa metadata dan koordinasi yang dicatat on-chain tidak menjadi bottleneck baru.

Arsitektur dual-ring juga menjadi nilai tambah. Inner ring memungkinkan jalur prioritas dengan latensi ekstra rendah, sementara outer ring membantu menyebarkan beban dan menjaga kapasitas jaringan tetap tinggi. Kombinasi keduanya membuat jaringan lebih siap digunakan untuk aplikasi yang memang menuntut respon cepat, seperti game, sistem pemesanan, dan berbagai protokol real-time lainnya.

Konsep permission less yang diusung DoubleZero juga menarik. Dengan membuka kesempatan bagi banyak pihak untuk ikut serta menjalankan node dan memperkuat jaringan, DoubleZero mendorong model pertumbuhan organik yang tidak hanya bergantung pada satu operator terpusat. Di ekosistem Web3, hal ini menjadi salah satu faktor penting dalam membangun kepercayaan jangka panjang.

 

Risiko dan Tantangan DoubleZero

Namun, seperti halnya proyek besar lain, DoubleZero juga datang dengan sejumlah risiko dan tantangan yang perlu kamu pahami secara jernih. Mengabaikan sisi ini justru membuat penilaian terhadap proyek menjadi tidak seimbang.

Risiko yang paling mudah terlihat adalah kondisi harga. Dengan koreksi sekitar 43,9 persen dari puncak, 2Z menunjukkan bahwa pasar belum berada di fase optimisme penuh. Penurunan 21,6 persen dalam satu minggu juga mengingatkan bahwa volatilitas harga kripto ini masih tinggi. Untuk siapa pun yang melihat token hanya dari kacamata harga jangka pendek, kondisi ini bisa terasa berat.

Dari sisi struktur token, fakta bahwa baru sekitar 34,71 persen supply yang beredar berarti masih banyak token yang akan masuk pasar di masa depan. Ini menimbulkan potensi tekanan jual, terutama jika distribusi tambahan tidak diimbangi pertumbuhan penggunaan jaringan dan minat jangka panjang. FDV yang jauh lebih besar dari market cap juga mengisyaratkan bahwa valuasi “penuh” masih berada di depan, dan bagaimana pasar meresponsnya bergantung pada perkembangan fundamental.

Proyek DePIN sendiri, secara kategori, menuntut investasi besar di infrastruktur fisik maupun operasional. Menjaga ribuan node tetap aktif, memastikan kualitas link, dan mengelola insentif, semuanya memerlukan waktu dan sumber daya. Jika insentif token tidak dikelola dengan hati-hati, ada risiko ketidakseimbangan antara biaya dan manfaat bagi operator node.

Dari sisi kompetisi, DoubleZero bukan satu-satunya proyek yang bermain di area infrastruktur terdesentralisasi. Ada Helium dengan pendekatan jaringan nirkabel, io.net yang menghubungkan sumber daya komputasi, RNDR yang mengatur rendering terdesentralisasi, dan beberapa nama lain yang berlomba di kategori serupa. Setiap proyek membawa pendekatan dan komunitas sendiri, sehingga DoubleZero perlu terus menunjukkan keunggulan uniknya agar tidak tenggelam di tengah persaingan.

Faktor-faktor ini membuat DoubleZero menarik sebagai bahan analisis dan edukasi, tetapi sekaligus mengingatkan bahwa proyek infrastruktur skala besar selalu datang dengan risiko yang tidak kecil.

 

Tokenomics DoubleZero 2Z

Untuk memahami bagaimana ekosistem ekonomi di dalam DoubleZero berjalan, kamu perlu melihat tokenomics 2Z secara lebih terstruktur. Tokenomics bukan sekadar angka supply, tapi cara proyek mengatur insentif dan distribusi dari waktu ke waktu.

Seperti sudah disebut, total supply dan maksimum supply 2Z adalah 10 miliar token. Saat ini, sekitar 3,47 miliar token sudah beredar, atau kurang lebih 34,71 persen dari keseluruhan. Artinya, masih ada lebih dari 6,5 miliar token yang suatu saat akan masuk ke peredaran, baik lewat reward jaringan, unlock vesting, maupun mekanisme lain yang ditetapkan proyek.

Kapitalisasi pasar sekitar Rp 7,51 triliun, dengan FDV berada di kisaran Rp 21,64 triliun. Perbandingan ini mengisyaratkan bahwa pasar baru menghargai sekitar sepertiga dari valuasi penuh jika semua token beredar. Bagaimana gap tersebut akan tertutup, apakah lewat kenaikan adopsi jaringan, peningkatan permintaan token, atau penyesuaian harga, masih bergantung pada perjalanan proyek ke depan.

Dalam ekosistem DoubleZero, token 2Z memiliki beberapa fungsi penting. Token digunakan untuk memberi insentif kepada operator node yang menyediakan koneksi dan kapasitas jaringan. Dalam berbagai skema DePIN, insentif semacam ini yang menjaga partisipasi tetap kuat dan membuat jaringan terus tumbuh. Selain itu, token juga bisa dipakai untuk membayar layanan jaringan, seperti bandwidth atau prioritas jalur, serta berperan dalam tata kelola (governance) jika mekanisme voting diterapkan.

Keterkaitan antara tokenomics, insentif node, dan pertumbuhan jaringan menjadi inti dari keberlanjutan DoubleZero. Jika insentif terlalu lemah, node bisa kehilangan motivasi. Jika terlalu besar tanpa diimbangi permintaan nyata, tekanan jual bisa meningkat. Di sinilah pentingnya melihat tokenomics bukan secara statis, tetapi sebagai sistem yang terus bergerak mengikuti perkembangan jaringan.

 

Arah Pengembangan DoubleZero ke Depan

Melihat ke depan, arah pengembangan DoubleZero berhubungan langsung dengan visi mereka sebagai jaringan latensi rendah untuk ekosistem Web3. Salah satu fokus utama adalah memperluas jumlah dan kualitas link nodes. Semakin banyak node yang bergabung dan semakin bagus kualitas koneksinya, semakin kaya pilihan rute yang bisa digunakan jaringan.

Integrasi yang lebih dalam dengan ekosistem Solana juga menjadi bagian dari gambaran ke depan. Dengan banyaknya aplikasi DeFi, game, dan protokol lain di Solana, DoubleZero punya peluang untuk menjadi salah satu penyedia infrastruktur jaringan yang dimanfaatkan proyek-proyek tersebut. Jika kolaborasi seperti ini terwujud, peran DoubleZero tidak lagi sebatas proyek mandiri, tetapi bagian penting dari rantai pasok infrastruktur Web3.

Perbaikan berkelanjutan pada arsitektur dual-ring membuka ruang untuk mengoptimalkan jaringan menghadapi lonjakan trafik. Saat semakin banyak aplikasi yang berjalan di atas jaringan real-time, kebutuhan untuk menjaga kualitas inner ring sekaligus memanfaatkan outer ring sebagai penyangga akan semakin besar.

Di sisi lain, berkembangnya narasi DePIN sebagai kategori aset infrastruktur ikut membentuk persepsi jangka panjang. Proyek yang berhasil menunjukkan penggunaan nyata, kerja sama dengan ekosistem lain, dan kejelasan regulasi berpeluang mendapat tempat khusus di mata pengguna maupun pelaku industri. Dalam konteks ini, kejelasan hukum yang diperoleh DoubleZero dari otoritas Amerika, serta roadmap menuju listing di bursa besar, menjadi modal penting untuk melangkah lebih jauh.

Arah pengembangan ini tidak menjamin hasil tertentu, tetapi memberi gambaran kemana energi tim dan komunitas DoubleZero diarahkan.

 

Kesimpulan

DoubleZero 2Z adalah salah satu contoh bagaimana kripto tidak lagi hanya membicarakan aset spekulatif, tetapi juga infrastruktur yang berusaha menjawab kebutuhan teknis yang sangat nyata: latensi rendah untuk sistem yang berjalan di atas blockchain. Dengan memanfaatkan Solana, jaringan link nodes, validator, dan arsitektur dual-ring, DoubleZero mencoba menghadirkan jalur komunikasi yang lebih layak bagi aplikasi real-time di ekosistem Web3.

Perkembangan sepanjang 2025 menunjukkan bahwa proyek ini tidak berhenti di level konsep. Listing di Binance Alpha dan Binance Futures, program airdrop besar, roadmap menuju listing Coinbase, hingga no-action letter dari otoritas Amerika menunjukkan bahwa DoubleZero sudah masuk radar pemain besar dan mendapatkan kejelasan regulasi yang jarang dimiliki proyek infrastruktur sekelasnya.

Namun, semua itu berjalan berdampingan dengan realitas pasar yang tidak selalu bersahabat. Harga yang turun jauh dari puncak, potensi tekanan dari supply yang belum beredar, dan persaingan di kategori DePIN membuat DoubleZero tetap berada di zona kerja keras, bukan zona nyaman. Di tengah dinamika ini, memposisikan DoubleZero sebagai bahan edukasi yang kaya informasi, bukan ajakan spekulasi, adalah pendekatan yang paling sehat.

Dengan memahami apa itu DoubleZero, cara kerjanya, data pasarnya, keunggulan, risiko, dan arah pengembangannya, kamu punya landasan yang lebih kuat untuk menilai sendiri bagaimana peran proyek ini dalam lanskap infrastruktur kripto ke depan.

 

Itulah informasi menarik tentang DoubleZero 2Z yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

1. Apa itu DoubleZero 2Z dalam kripto?
DoubleZero 2Z adalah protokol infrastruktur terdesentralisasi yang membangun jaringan latensi rendah untuk aplikasi kripto dan Web3. Proyek ini berada di kategori DePIN, karena menghubungkan infrastruktur fisik berupa node jaringan dengan insentif token 2Z.

2. Apakah DoubleZero termasuk proyek DePIN?
Ya, DoubleZero dikategorikan sebagai DePIN. Jaringannya mengandalkan kontribusi node fisik dari komunitas untuk menyediakan kapasitas dan jalur komunikasi, lalu memberi insentif dalam bentuk token agar ekosistemnya bisa berkembang secara terbuka.

3. Untuk apa token 2Z digunakan?
Token 2Z digunakan untuk memberi insentif kepada operator node dan validator, membayar layanan jaringan seperti bandwidth atau prioritas jalur, serta berpotensi terlibat dalam tata kelola ekosistem. Tokenomics dirancang agar partisipasi jaringan dan insentif berjalan beriringan.

4. Apakah DoubleZero aman setelah mendapat no-action letter?
No-action letter dari otoritas Amerika menjelaskan bahwa, berdasarkan fakta yang diajukan, distribusi 2Z tidak direkomendasikan untuk tindakan penegakan hukum sebagai sekuritas. Ini memberi kejelasan regulasi, tetapi tidak menghilangkan risiko lain seperti volatilitas harga, risiko teknis, atau risiko pasar.

5. Kenapa harga DoubleZero bisa turun cukup dalam?
Harga 2Z turun sekitar puluhan persen dari puncak karena kombinasi faktor pasar: sentimen yang berubah, fase koreksi setelah listing bursa besar, dan ekspektasi terhadap masa depan proyek. Selain itu, supply yang belum sepenuhnya beredar juga menambah potensi tekanan harga seiring waktu.

6. Apa risiko terbesar dari DoubleZero 2Z?
Beberapa risiko utama meliputi volatilitas harga yang tinggi, supply yang baru sekitar sepertiga beredar sehingga masih ada potensi tekanan dari token yang akan keluar di masa depan, kebutuhan modal besar untuk mempertahankan jaringan DePIN, dan persaingan dengan proyek infrastruktur lain yang juga agresif berkembang.

7.  Bagaimana cara kerja node dan validator di DoubleZero?
Node menyediakan link jaringan untuk mengalirkan data, sementara validator memastikan integritas rute dan perilaku node. Node yang berperan aktif dapat menerima insentif token, sedangkan validator membantu menjaga keandalan jaringan agar tetap aman dan konsisten.

8. Apa perbedaan inner ring dan outer ring di jaringan DoubleZero?
Inner ring berfungsi sebagai jalur prioritas dengan latensi serendah mungkin, cocok untuk trafik yang sangat sensitif terhadap waktu. Outer ring menangani distribusi beban dan kapasitas, sehingga jaringan tetap bisa melayani volume besar tanpa mengganggu kualitas jalur prioritas.

9. Apakah DoubleZero punya pesaing di kategori yang sama?
Ada beberapa proyek lain di kategori infrastruktur terdesentralisasi, seperti Helium, io.net, dan RNDR, yang masing-masing fokus pada aspek berbeda seperti jaringan nirkabel, komputasi, atau rendering. DoubleZero mengambil posisi di area jaringan latensi rendah, sehingga bersaing sekaligus melengkapi ekosistem DePIN secara lebih luas.

10. Apakah DoubleZero cocok untuk aplikasi real-time?
Secara konsep, DoubleZero memang dirancang untuk kebutuhan real-time, seperti game, sistem pemesanan, atau aplikasi lain yang membutuhkan respon cepat. Dengan jaringan latensi rendah, arsitektur dual-ring, dan integrasi dengan Solana, proyek ini menempatkan dirinya sebagai salah satu kandidat infrastruktur untuk aplikasi-aplikasi tersebut, meski implementasi konkritnya tetap perlu dipantau seiring perkembangan ekosistem.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Blockchain

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 9.04%
bnb BNB 0.45%
sol Solana 4.76%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.75%
pol Polygon Ecosystem Token 2.16%
trx Tron 2.85%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
TNSR/IDR
Tensor
1.835
182.31%
CBG/IDR
Chainbing
13
62.5%
LABUBU/IDR
LABUBU
40
53.55%
GRASS/IDR
Grass
8.340
51.44%
GIGA/IDR
Gigachad
102
29.11%
Nama Harga 24H Chg
SHAN/IDR
Shanum
2
-33.33%
SOON/IDR
SOON
17.918
-22.1%
ROOT/IDR
The Root N
8
-20%
STO/IDR
StakeStone
2.311
-15.96%
AB/IDR
AB
107
-15.77%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Mengenal DoubleZero 2Z dan Jaringan Latensi Rendah
20/11/2025
Mengenal DoubleZero 2Z dan Jaringan Latensi Rendah

Saat Jaringan Cepat Bukan Lagi Sekadar Bonus Beberapa tahun terakhir,

20/11/2025
Ini Perbedaan Support dan Resistance yang Wajib Kamu Tahu!

Kalau kamu sering lihat chart, pasti ada momen ketika harga

Support Artinya Apa dalam Trading dan Cara Bacanya

Kamu mungkin pernah melihat harga aset jatuh kencang, lalu tiba-tiba