Dua altcoin berkapitalisasi besar kembali disorot setelah analisis terbaru menilai bahwa Internet Computer Protocol (ICP) dan Worldcoin (WLD) menunjukkan tanda-tanda penurunan fundamental yang signifikan.
Meski masih berada di jajaran token populer, kedua aset ini dinilai menghadirkan sejumlah risiko serius bagi investor.
Melansir dari AltcoinBuzz, ICP dan WLD sama-sama menghadapi masalah teknis, regulasi, hingga tokenomics yang dinilai memburuk dari waktu ke waktu.
Kondisi ini membuat banyak pihak mempertanyakan kelayakan kedua altcoin sebagai aset jangka panjang, meski tingkat hype-nya masih tinggi.
ICP: Janji “Infinite Cloud” yang Kandas di Masalah Teknis dan Kasus Hukum
Internet Computer Protocol dibangun oleh DFINITY dengan visi besar menggantikan infrastruktur cloud tradisional lewat komputasi on-chain penuh. Namun, sejumlah masalah lama masih membayangi proyek ini.
ICP masih menghadapi dampak reputasi dari kasus hukum terkait dugaan insider dumping saat peluncuran token 2021.
Harga sempat anjlok hingga 80% dalam enam minggu, memicu keraguan tentang transparansi distribusi awal.
Meski gugatan kemudian dibatalkan karena faktor waktu, isu sentralisasi dan fairness masih menjadi perhatian komunitas.
Dari sisi teknis, ICP juga dipandang belum mampu memenuhi ambisinya sebagai platform komputasi tak terbatas. Pengembang masih mengeluhkan banyak batasan, mulai dari:
- Kapasitas instruksi yang ketat
- Memori canister dibatasi hingga 4 GiB
- “Stable memory” hingga 500 GiB tetapi kompleks
- Subnet yang fixed sehingga membatasi skalabilitas
- Batas 1.000 pesan per blok
- Bottleneck penyimpanan yang memperlambat performa
Keterbatasan ini membuat pengembangan aplikasi kompleks di ICP menjadi mahal dan rumit. Hal tersebut tercermin pada rendahnya adopsi.
Data dari Artemis menunjukkan daily active users (DAU) hanya sekitar 4,8 ribu, jauh di bawah ekspektasi untuk jaringan sebesar ICP.
Tokenomics juga menjadi sorotan. ICP memiliki supply tanpa batas, model yang tidak disukai sebagian besar investor jangka panjang.
Lonjakan harga ke sekitar US$9,29 pada November lalu dinilai lebih sebagai hype jangka pendek atas peluncuran aplikasi AI “Caffeine”, bukan peningkatan fundamental. Saat ini, harga berada di sekitar US$4,08.
Baca juga berita terkait: Altcoin Season Akan Dimulai? Analis Temukan Sinyal Awal Ledakan!
Worldcoin: Tekanan Regulator Global dan Isu Etika Memicu Kekhawatiran
Worldcoin (WLD) masih menjadi salah satu proyek paling kontroversial. Meskipun didukung oleh Sam Altman, proyek identitas digital berbasis iris scan ini menghadapi gelombang penolakan regulasi di berbagai negara.
Beberapa otoritas telah mengeluarkan perintah penghentian operasi, termasuk:
- Spanyol
- Portugal
- Brazil
- Hong Kong
- Thailand
- Colombia

Sumber Gambar: X.com
Masalah utama berkaitan dengan pengumpulan data biometrik, yang dianggap melanggar aturan privasi.
Kritik juga muncul terkait dugaan eksploitasi negara berkembang melalui insentif token sebesar sekitar 46 WLD, bernilai sekitar US$28 per iris scan.
Tokenomics WLD juga menjadi perhatian. Meski memiliki maksimal 10 miliar token, baru 23% yang beredar.
Proses unlock berlangsung selama 15 tahun, hingga 2038, dengan opsi inflasi tambahan 1,5% per tahun.
Harga WLD saat ini berada di sekitar US$0,655 dengan kapitalisasi pasar sekitar US$1,5 miliar, turun hampir 74% dalam satu tahun.
Dari sisi penggunaan, WLD masih mencatat DAU sekitar 30,1 ribu, atau enam kali lebih tinggi daripada ICP. Namun tingginya risiko regulasi membuat prospeknya tetap penuh ketidakpastian.
Baca selanjutnya: 6 Altcoin yang Bakal Bikin Ribut Minggu Ini: XRP, DOGE, Monad Pimpin Tren
Kesimpulan
ICP dan WLD sama-sama menunjukkan indikator risiko yang jelas. ICP terhambat masalah teknis mendasar serta tokenomics yang dinilai tidak mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Sementara itu, WLD berada di bawah tekanan regulator global akibat isu privasi dan etika.
Meskipun kedua altcoin ini masih berada dalam daftar aset berkapitalisasi besar, sejumlah analis menilai bahwa status tersebut tidak menjamin kelayakan investasi, terutama bagi investor yang mempertimbangkan faktor keberlanjutan, utilitas, dan regulasi.
FAQ
- Mengapa altcoin besar tetap bisa dianggap tidak layak investasi?
Kapitalisasi besar tidak menjamin fundamental kuat. Banyak altcoin top masih mengandalkan hype, sementara sisi teknis dan regulasi justru melemah. - Apa risiko utama dari altcoin yang memiliki masalah regulasi?
Risiko mencakup pembatasan operasi, perintah penghentian, potensi delisting, hingga hilangnya kepercayaan pengguna, semuanya bisa menekan harga. - Bagaimana tokenomics buruk mempengaruhi nilai altcoin?
Tokenomics yang tidak sehat dapat menyebabkan tekanan jual berlebihan, inflasi token, dan berkurangnya insentif investor jangka panjang. - Apakah DAU yang rendah selalu menjadi tanda bahaya?
Tidak selalu, tetapi untuk proyek besar seperti ICP, DAU rendah menunjukkan gap besar antara janji teknologi dan adopsi nyata. - Apakah altcoin yang turun tajam bisa pulih kembali?
Bisa, tetapi pemulihan sering dipicu sentimen jangka pendek. Tanpa perbaikan fundamental, rebound biasanya tidak bertahan lama.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Altcoin





Polkadot 8.91%
BNB 0.54%
Solana 4.81%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.35%
Polygon Ecosystem Token 2.11%
Tron 2.85%
Pasar
