Ketika kamu mulai terjun ke dunia investasi khususnya saham, ada banyak istilah baru yang harus dipahami agar strategi investasimu berjalan dengan baik. Salah satu istilah penting yang wajib kamu pelajari adalah Auto Rejection Atas (ARA).
Meskipun terdengar teknis, memahami ARA bisa membantu kamu mengenali batas-batas perdagangan saham harian yang sangat penting untuk melindungi portofolio investasi. Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu ARA saham, artinya, fungsinya, dan bagaimana kamu bisa memanfaatkannya dalam strategi investasi, baik sebagai pemula maupun trader berpengalaman.
Baca juga: Saham Preferen adalah Pilihan Stabil di Tengah Risiko
Apa Itu ARA Saham?
ARA, atau Auto Rejection Atas, adalah mekanisme yang diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membatasi kenaikan harga saham dalam satu hari perdagangan. Jika suatu saham naik terlalu tinggi melebihi batas tertentu yang sudah ditetapkan, maka sistem akan secara otomatis menolak order beli pada harga di atas batas tersebut.
Tujuan utama dari ARA adalah menjaga perdagangan tetap stabil dan melindungi kamu sebagai investor dari fluktuasi harga yang ekstrem. Dengan kata lain, ARA memastikan perdagangan saham berjalan dalam batas yang wajar.
Bagaimana Mekanisme ARA Saham Bekerja?
Mekanisme ARA dirancang untuk mencegah lonjakan harga saham yang tidak wajar. Begini cara kerjanya:
- Ketika harga saham mencapai batas kenaikan harian tertentu, sistem bursa otomatis menolak order beli pada harga di atas batas tersebut.
- Saham yang terkena ARA tidak bisa bergerak lebih tinggi dalam hari perdagangan itu.
Contoh Perhitungan ARA:
Misalnya, saham X memiliki harga penutupan Rp1.000. Dengan batas kenaikan harian 25%, maka harga maksimal hari berikutnya adalah:
Rp1.000 + (Rp1.000 x 25%) = Rp1.250.
Jika saham X mencapai Rp1.250, maka tidak ada lagi order beli yang diterima di harga lebih tinggi.
Setelah memahami cara kerja ARA, penting bagi kamu untuk mengetahui manfaatnya.
Baca Juga: Bedah 8 Jenis Saham: Mana yang Cocok untuk Kamu?
Apa Manfaat ARA Saham untuk Investor?
ARA saham memiliki beberapa manfaat strategis yang penting, baik untuk trader pemula maupun profesional seperti kamu:
- Melindungi investor: Dengan adanya batas maksimal, kamu tidak perlu khawatir terhadap lonjakan harga yang tidak wajar yang dapat menyebabkan kerugian besar.
- Memastikan perdagangan wajar: Mekanisme ini mengurangi kemungkinan manipulasi harga oleh pihak tertentu.
- Memberikan kepastian pasar: Kamu bisa merencanakan strategi investasi tanpa takut adanya volatilitas yang tidak terkendali.
Namun, bagaimana aturan ini diterapkan di pasar saham Indonesia? Yuk, kita bahas lebih jauh.
Regulasi ARA di BEI: Apa yang Perlu Kamu Ketahui?
Batasan ARA diatur oleh Bursa Efek Indonesia melalui Keputusan Direksi No. Kep-00023/BEI/03-2020, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Harga saham Rp50 – Rp200: Batas kenaikan ±35%.
- Harga saham Rp200 – Rp5.000: Batas kenaikan ±25%.
- Harga saham >Rp5.000: Batas kenaikan ±20%.
Khusus untuk saham IPO: Saham yang baru pertama kali diperdagangkan memiliki batas kenaikan dua kali lipat dari persentase normal pada hari pertama.
Sekarang, mari kita lihat situasi apa saja yang biasanya menyebabkan saham mencapai ARA.
Baca juga: Intip, Ini Perbedaan Saham dan Obligasi: Ketahui Risiko & Keuntungannya Di Sini!
Kapan Saham Bisa Mengalami ARA?
Saham tertentu lebih berpotensi terkena ARA karena situasi berikut:
- IPO:
Saham yang baru pertama kali diperdagangkan biasanya menarik minat besar dari investor, menyebabkan lonjakan harga signifikan.
- Sentimen Positif:
Berita seperti akuisisi, ekspansi bisnis, atau laporan keuangan yang solid sering kali mendorong kenaikan harga saham.
- Cum Date:
Hari terakhir untuk mendapatkan dividen sering menyebabkan kenaikan harga saham karena banyak investor ingin memanfaatkan momen ini.
Namun, kamu juga perlu memahami risiko yang mungkin muncul dari saham yang sering terkena ARA.
Risiko dan Tantangan pada Saham ARA
Saham yang sering mencapai ARA bukan berarti selalu menguntungkan. Ada beberapa risiko yang perlu kamu pertimbangkan:
- Likuiditas rendah:
Saham yang kurang likuid sering kali lebih mudah bergerak ekstrem.
- Spekulasi tinggi:
Beberapa saham dipengaruhi oleh rumor atau aksi manipulasi oleh bandar.
- Informasi terbatas:
Tidak semua lonjakan harga saham memiliki alasan yang jelas atau fundamental yang kuat.
Setelah memahami risiko, mari kita bahas bagaimana kamu bisa memanfaatkan informasi ini untuk strategi investasi.
Strategi Memanfaatkan Saham ARA
Saham yang terkena ARA sering kali menjadi sorotan para investor. Namun, bagaimana cara terbaik untuk memanfaatkan peluang ini? Baik kamu yang masih pemula maupun sudah berpengalaman, ada strategi tertentu yang bisa membantu kamu mengambil keputusan yang tepat dalam situasi seperti ini.
Untuk Kamu yang Pemula
Jika kamu baru memulai perjalanan di dunia investasi saham, penting untuk tetap berhati-hati saat berhadapan dengan saham yang terkena ARA. Saham ini biasanya memiliki volatilitas tinggi, sehingga risiko kerugian pun meningkat. Berikut strategi yang bisa kamu lakukan:
1.Hindari Saham dengan Pola ARA Berulang
Saham yang sering terkena ARA biasanya memiliki likuiditas rendah atau sedang menjadi target spekulasi pasar. Untuk kamu yang masih belajar, fokuslah pada saham yang memiliki fundamental kuat dan tidak terlalu sering mengalami kenaikan ekstrem.
2.Lakukan Analisis Fundamental
Sebelum membeli saham, pelajari laporan keuangannya, prospek bisnisnya, dan rekam jejak manajemennya. Saham yang memiliki fundamental baik lebih cenderung stabil dibandingkan saham yang hanya mengandalkan sentimen pasar.
3.Mulai dari Investasi Jangka Panjang
Untuk meminimalkan risiko, fokuslah pada saham dengan potensi pertumbuhan jangka panjang, daripada mengejar keuntungan cepat dari fluktuasi harga saham ARA.
Jika kamu sudah memiliki pengalaman lebih banyak, ada strategi khusus yang bisa diterapkan untuk memanfaatkan volatilitas saham ARA.
Baca Juga: Top 7 Saham Blue Chip Amerika dengan Dividen Terbesar
Untuk Kamu yang Sudah Berpengalaman
Bagi trader profesional atau yang sudah memiliki pengalaman di pasar saham, saham yang terkena ARA bisa menjadi peluang untuk meraih keuntungan dalam waktu singkat. Namun, tetap diperlukan strategi yang matang untuk mengurangi risiko.
1.Manfaatkan Saham ARA untuk Trading Jangka Pendek
Saham ARA seringkali menarik perhatian trader karena pergerakan harga yang cepat. Pastikan kamu memiliki target harga jual yang jelas dan disiplin dalam menerapkan strategi cut loss untuk membatasi kerugian jika pasar bergerak tidak sesuai harapan.
2.Pantau Sentimen Pasar Secara Aktif
Saham yang mencapai ARA biasanya dipengaruhi oleh sentimen pasar, seperti berita positif, laporan keuangan, atau rumor. Kamu bisa memanfaatkan berita tersebut untuk memperkirakan apakah lonjakan harga tersebut didukung oleh faktor fundamental atau hanya bersifat sementara.
3.Gunakan Analisis Teknikal
Saham yang terkena ARA seringkali menunjukkan pola-pola teknikal tertentu. Kamu bisa menggunakan indikator seperti RSI, Bollinger Bands, atau Moving Average untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk dan keluar dari pasar.
4.Diversifikasi Portofolio
Jangan taruh semua modalmu pada satu saham yang terkena ARA. Diversifikasi portofolio dapat membantu kamu mengurangi risiko jika saham tersebut tiba-tiba berbalik arah.
Dengan memahami strategi ini, kamu dapat memanfaatkan peluang dari saham ARA tanpa mengabaikan risiko yang menyertainya. Mari kita rangkum poin-poin penting dari pembahasan ini.
Kesimpulan
Auto Rejection Atas (ARA) adalah mekanisme penting yang menjaga stabilitas perdagangan saham di Indonesia. Dengan memahami cara kerjanya, manfaatnya, dan risikonya, kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih bijak. Baik kamu seorang pemula atau trader profesional, memahami ARA dapat membantumu meraih keuntungan yang optimal dengan risiko yang terkendali.
FAQ
1.Apa bedanya ARA dan ARB?
ARA adalah batas kenaikan harga saham harian, sedangkan ARB adalah batas penurunan harga saham.
2.Apakah saham ARA selalu menguntungkan?
Tidak selalu. Saham yang sering terkena ARA rentan terhadap spekulasi dan fluktuasi harga ekstrem.
3.Bagaimana cara menghitung batas ARA?
Kalikan harga penutupan saham sebelumnya dengan persentase batas ARA sesuai regulasi BEI.
4.Apakah semua saham di BEI tunduk pada aturan ARA?
Ya, semua saham yang diperdagangkan di BEI tunduk pada aturan ARA, termasuk saham IPO.
Informasi Tambahan: Segera Hadir! Diversifikasi investasi kamu jadi lebih mudah di INDODAX
Nah, ada informasi tambahan untuk kamu, karena INDODAX akan memberikan pilihan investasi baru dengan hadirnya saham-saham AS unggulan. Kini, selain berinvestasi di kripto, kamu bisa memperluas portofolio dengan lebih dari 50 saham perusahaan besar AS, langsung dari satu akun INDODAX kamu, semuanya di satu aplikasi.
Tidak perlu lagi pindah platform! Semua yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan investasi ada di sini. Mau investasi di kripto dan saham AS sekaligus? Kini, semua jadi mungkin dengan INDODAX. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio dan memaksimalkan potensi keuntunganmu.
Siapkan diri kamu sekarang, dan jadi yang pertama menikmati akses investasi yang lebih luas dan lebih fleksibel hanya di INDODAX.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan pertimbangkan dengan baik sebelum berinvestasi. Gunakan dana yang tidak terlalu vital bagi kebutuhan kamu sebelum terlibat dalam segala jenis investasi dan segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainya menjadi tanggung jawab pembaca.
Author: AL