Dalam dunia trading saham, terdapat berbagai strategi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan finansial. Salah satu strategi yang sering diminati oleh trader harian adalah scalping.
Strategi ini dikenal karena kecepatan dan intensitasnya, di mana trader memanfaatkan perubahan harga kecil untuk meraih keuntungan secara konsisten. Meskipun terlihat sederhana, scalping membutuhkan pemahaman yang mendalam, alat analisis yang tepat, dan eksekusi yang presisi.
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang definisi, cara kerja, indikator, keuntungan, risiko, hingga tips sukses dalam scalping, serta memberikan contoh praktik nyata untuk membantu kamu memahami strategi ini lebih baik.
Baca Juga: Screening Saham: Rahasia Memilih Saham Potensial
Apa itu Scalping Saham? dan Apa tujuannya?
Scalping adalah strategi trading yang fokus pada memperoleh keuntungan kecil dari perubahan harga saham dalam waktu singkat. Trader yang menggunakan strategi ini disebut scalper.
Tujuan utama scalping adalah memanfaatkan pergerakan harga kecil yang sering terjadi dalam satu sesi trading untuk mengumpulkan profit yang signifikan melalui volume transaksi yang tinggi.
Strategi ini sangat populer di kalangan trader harian karena memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan tanpa menunggu tren jangka panjang. Namun, scalping membutuhkan kedisiplinan tinggi, pemahaman teknis, dan alat trading yang mendukung untuk mencapai hasil optimal.
Cara Kerja Scalping
Scalping berfokus pada tiga elemen utama: frekuensi transaksi, target keuntungan kecil, dan waktu eksekusi cepat.
- Frekuensi Transaksi
Scalper melakukan banyak transaksi dalam satu hari, bahkan bisa mencapai puluhan hingga ratusan transaksi. Setiap transaksi bertujuan untuk mengambil keuntungan kecil dari pergerakan harga. - Target Keuntungan Kecil
Keuntungan dari setiap transaksi biasanya hanya beberapa poin harga. Dengan volume transaksi yang tinggi, keuntungan ini dapat terakumulasi menjadi jumlah yang signifikan. - Waktu Eksekusi Cepat
Scalper harus bisa membuat keputusan dan mengeksekusi order dengan cepat. Setiap detik sangat berarti karena harga saham dapat berubah dengan cepat dalam kondisi pasar yang volatil.
Baca Juga: Apa Itu OBV (On-Balance Volume)?: Indikator untuk Analisis Teknikal Saham
Indikator yang Digunakan dalam Scalping
Untuk mendukung keputusan trading, scalper biasanya menggunakan beberapa indikator teknikal, di antaranya:
- Exponential Moving Average (EMA)
EMA digunakan untuk mengidentifikasi tren jangka pendek dan memberikan sinyal beli atau jual berdasarkan persilangan garis indikator. - Relative Strength Index (RSI)
RSI membantu scalper menentukan apakah saham berada dalam kondisi overbought atau oversold, yang sering menjadi indikasi potensi pembalikan harga. - Volume Trading
Volume trading menunjukkan aktivitas pasar pada saham tertentu. Scalper cenderung memilih saham dengan volume tinggi karena lebih likuid, memungkinkan mereka untuk masuk dan keluar pasar dengan mudah.
Keuntungan dan Risiko Scalping
Meskipun menarik, scalping memiliki keuntungan dan risiko yang perlu dipahami oleh trader.
1.Keuntungan Scalping
Likuiditas Tinggi
Scalping biasanya dilakukan pada saham dengan likuiditas tinggi, sehingga memudahkan eksekusi transaksi.
Peluang Profit Konsisten
Dengan fokus pada keuntungan kecil tetapi sering, scalper dapat menciptakan aliran pendapatan harian.
2.Risiko Scalping
Biaya Transaksi Besar
Banyaknya transaksi membuat biaya seperti komisi dan spread menjadi signifikan, yang dapat mengurangi margin keuntungan.
Stres dan Beban Psikologis
Scalping membutuhkan konsentrasi tinggi dan pengambilan keputusan cepat, yang dapat menyebabkan stres.
Strategi Sukses Scalping
Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan peluang sukses dalam scalping:
- Pilih Saham dengan Likuiditas Tinggi
Likuiditas memungkinkan scalper untuk keluar masuk pasar dengan mudah tanpa memengaruhi harga secara signifikan. - Gunakan Platform Trading Cepat
Platform dengan eksekusi order cepat dan biaya transaksi rendah sangat penting untuk scalping. - Tentukan Batas Kerugian
Selalu gunakan stop-loss untuk melindungi modal dari kerugian besar. - Fokus pada Satu atau Dua Saham
Terlalu banyak saham dapat membuat fokus terpecah. Pilih saham yang cocok untuk scalping dan pelajari pola pergerakannya.
Baca Juga: Mau Investasi Modal Kecil? Ini 8 Pilihan Terbaik & Tipsnya
Contoh Praktik Strategi Scalping
Misalkan seorang scalper memilih saham XYZ dengan harga Rp10.000. Setelah melakukan analisis teknikal menggunakan EMA dan RSI, scalper memutuskan untuk membeli saham ketika harga menunjukkan sinyal bullish pada Rp10.010 dan menjualnya di Rp10.020.
Dalam transaksi ini, scalper mendapatkan keuntungan Rp10 per saham. Jika scalper melakukan transaksi ini untuk 1.000 saham, keuntungan yang diperoleh adalah Rp10.000, sebelum dikurangi biaya transaksi.
Dengan mengulangi pola ini beberapa kali dalam satu hari, scalper dapat mengakumulasi keuntungan yang lebih besar.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulannya scalping adalah strategi trading saham yang mengutamakan kecepatan, frekuensi tinggi, dan presisi untuk meraih keuntungan kecil dari pergerakan harga dalam waktu singkat.
Meskipun terlihat sederhana, strategi ini membutuhkan pemahaman mendalam terhadap analisis teknikal, pemilihan saham dengan likuiditas tinggi, serta disiplin dalam eksekusi.
Dengan potensi keuntungan harian yang konsisten, scalping juga membawa risiko seperti biaya transaksi tinggi dan tekanan psikologis. Pemahaman yang baik terhadap cara kerja, indikator, serta pengelolaan risiko menjadi kunci kesuksesan dalam menerapkan strategi ini.
Demikianlah pembahasan menarik tentang Sscalping wing saham yang bisa kamu pelajari lebih lengkap di artikel Akademi crypto INDODAX Academy. Selain memperdalam wawasan tentang investasi, kamu juga bisa menemukan berita crypto seputar dunia kripto hanya di INDODAX. Yuk, mulai eksplorasi sekarang!
FAQ
1.Apakah scalping cocok untuk pemula?
Scalping lebih cocok untuk trader berpengalaman karena membutuhkan pemahaman teknikal dan kemampuan eksekusi cepat.
2.Berapa modal yang dibutuhkan untuk scalping?
Modal minimum bergantung pada harga saham yang dipilih dan jumlah transaksi yang dilakukan. Namun, modal besar lebih disarankan untuk menutupi biaya transaksi.
3Apa perbedaan scalping dengan day trading?
Scalping adalah bagian dari day trading, tetapi fokus pada keuntungan kecil dari banyak transaksi. Day trading, di sisi lain, bisa melibatkan posisi yang dipegang selama beberapa jam.
4Apakah scalping bisa dilakukan pada semua saham?
Tidak semua saham cocok untuk scalping. Pilih saham dengan volume tinggi, volatilitas sedang, dan spread kecil.
5Apakah scalping hanya bisa dilakukan pada saham?
Scalping juga populer di pasar lain seperti forex dan kripto, di mana volatilitas sering terjadi.
Informasi Tambahan: Segera Hadir! Diversifikasi investasi kamu jadi lebih mudah di INDODAX
Nah, ada informasi tambahan untuk kamu, karena INDODAX akan memberikan pilihan investasi baru dengan hadirnya saham-saham AS unggulan. Kini, selain berinvestasi di kripto, kamu bisa memperluas portofolio dengan lebih dari 50 saham perusahaan besar AS, langsung dari satu akun INDODAX kamu, semuanya di satu aplikasi.
Tidak perlu lagi pindah platform! Semua yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan investasi ada di sini. Mau investasi di kripto dan saham AS sekaligus? Kini, semua jadi mungkin dengan INDODAX. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio dan memaksimalkan potensi keuntunganmu.
Siapkan diri kamu sekarang, dan jadi yang pertama menikmati akses investasi yang lebih luas dan lebih fleksibel hanya di INDODAX.
Author: RZ