Dalam dunia investasi, istilah risk free rate atau tingkat pengembalian bebas risiko adalah salah satu konsep penting yang harus dipahami oleh setiap investor.
Konsep ini berperan sebagai acuan dasar untuk menghitung risiko serta mengukur imbal hasil investasi lainnya. Lalu, apa itu risk free rate, bagaimana fungsinya, dan mengapa penting dalam pengambilan keputusan investasi?
Apa Itu Risk Free Rate?
Risk free rate adalah tingkat pengembalian (return) yang bisa diperoleh investor dari aset investasi yang dianggap bebas risiko. Aset ini, pada prinsipnya, memiliki peluang gagal bayar (default) yang sangat kecil, sehingga investor tidak perlu khawatir akan kehilangan modal.
Biasanya, risk free rate dihitung dari imbal hasil obligasi pemerintah (government bonds) karena pemerintah dianggap memiliki kredibilitas tinggi untuk melunasi utang, terutama dalam jangka pendek.
Contoh obligasi bebas risiko yang sering digunakan adalah obligasi pemerintah AS (U.S. Treasury Bills), sedangkan di Indonesia, yang digunakan adalah Surat Berharga Negara (SBN).
Baca Juga: Obligasi, Saham, atau Crypto: Mana yang Paling Aman?
Fungsi Risk Free Rate
Konsep risk free rate memiliki beberapa fungsi krusial dalam dunia investasi, di antaranya:
- Mengukur Tingkat Risiko
Risk free rate digunakan sebagai patokan untuk membandingkan tingkat pengembalian investasi dengan risiko yang ditanggung. Jika sebuah aset memberikan imbal hasil lebih rendah dari risk free rate, maka investasi tersebut dianggap tidak menguntungkan. - Menghitung Cost of Capital
Dalam analisis keuangan, tingkat pengembalian bebas risiko digunakan untuk menghitung cost of capital atau biaya modal. Ini penting untuk memutuskan apakah proyek investasi layak dijalankan. - Membandingkan Kinerja Portofolio
Risk free rate sering dijadikan benchmark untuk menilai kinerja portofolio investasi. Investor dapat melihat apakah portofolio yang mereka miliki mampu mengungguli tingkat pengembalian bebas risiko.
Baca Juga: Obligasi, Saham, atau Crypto: Mana yang Paling Aman?
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risk Free Rate
Beberapa faktor yang memengaruhi besaran risk free rate antara lain:
- Kebijakan Moneter
Bank sentral memainkan peran penting dalam menentukan suku bunga acuan. Ketika suku bunga naik, maka risk free rate akan ikut naik. - Inflasi
Tingkat inflasi memengaruhi daya beli uang di masa depan. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi risk free rate yang diharapkan investor. - Risiko Negara (Country Risk)
Di negara-negara berkembang, risiko ekonomi dan politik bisa memengaruhi obligasi pemerintah, sehingga risk free rate bisa lebih tinggi dibandingkan negara maju.
Bagaimana Risk Free Rate Digunakan?
Dalam praktiknya, risk free rate digunakan dalam beberapa metode perhitungan penting, antara lain:
- Capital Asset Pricing Model (CAPM)
CAPM adalah model yang digunakan untuk menghitung ekspektasi imbal hasil aset dengan mempertimbangkan risiko sistematis (beta). Formula CAPM adalah sebagai berikut:
Expected Return = Risk Free Rate + Beta × (Market Return – Risk Free Rate)
Di sini, risk free rate berperan sebagai titik awal, sedangkan market return adalah ekspektasi pengembalian pasar secara keseluruhan. - Net Present Value (NPV)
Dalam analisis NPV, risk free rate sering digunakan sebagai diskonto untuk menghitung nilai arus kas di masa depan. - Evaluasi Obligasi dan Saham
Risk free rate membantu investor mengevaluasi apakah tingkat imbal hasil obligasi atau saham yang ditawarkan sudah cukup sepadan dengan risiko yang ada.
Pentingnya Memahami Risk Free Rate dalam Investasi
Mengapa risk free rate begitu penting? Karena dalam investasi, tidak ada yang benar-benar bebas risiko. Namun, tingkat pengembalian bebas risiko berfungsi sebagai acuan dasar agar investor dapat membuat keputusan yang lebih rasional. Berikut adalah contoh praktis:
Contoh Kasus:
Jika obligasi pemerintah memberikan risk free rate sebesar 6% per tahun, maka setiap investasi lain dengan risiko yang lebih tinggi harus menawarkan imbal hasil di atas 6%. Jika tidak, investor lebih baik memilih obligasi pemerintah yang lebih aman.
Kelebihan dan Keterbatasan Risk Free Rate
Kelebihan:
- Memberikan acuan jelas untuk pengambilan keputusan investasi.
- Membantu investor mengukur risiko dan ekspektasi imbal hasil.
- Menjadi dasar dalam berbagai model keuangan.
Keterbatasan:
- Tidak ada investasi yang 100% bebas risiko, termasuk obligasi pemerintah.
- Nilai risk free rate bisa berubah sesuai kondisi ekonomi global.
- Tidak selalu mencerminkan risiko inflasi secara akurat.
Pengaruh Risk Free Rate terhadap Pasar Keuangan
Ketika risk free rate naik atau turun, dampaknya akan terasa di seluruh pasar keuangan:
- Saham
Kenaikan risk free rate membuat imbal hasil obligasi lebih menarik dibandingkan saham berisiko tinggi, sehingga harga saham bisa turun. - Obligasi
Obligasi dengan tingkat kupon tetap akan tertekan ketika risk free rate naik, karena investor akan beralih ke obligasi baru dengan imbal hasil lebih tinggi. - Investasi Lain
Aset-aset seperti emas dan kripto juga bisa dipengaruhi oleh pergerakan risk free rate karena investor akan mengevaluasi risiko dibandingkan imbal hasil yang diharapkan.
Kesimpulan
Risk free rate adalah konsep dasar yang membantu investor memahami hubungan antara risiko dan imbal hasil. Dengan memahami tingkat pengembalian bebas risiko, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan strategis.
Dalam dunia investasi yang penuh ketidakpastian, memahami faktor-faktor seperti risk free rate akan membantu kamu mengelola portofolio dengan lebih baik, serta membandingkan investasi yang sesuai dengan tujuan keuanganmu.
Dan demikianlah pembahasan menarik tentang Risk free rate yang dapat kamu pelajari lebih lengkap di artikel Akademi crypto INDODAX Academy. Selain memperdalam wawasan tentang investasi, kamu juga bisa menemukan berita crypto seputar dunia kripto hanya di INDODAX. Yuk, mulai eksplorasi sekarang!
FAQ
- Apa itu risk free rate?
Risk free rate adalah tingkat pengembalian investasi yang dianggap bebas risiko, biasanya dihitung dari obligasi pemerintah. - Mengapa risk free rate penting?
Risk free rate menjadi patokan untuk membandingkan imbal hasil investasi dan mengukur tingkat risiko. - Bagaimana cara menghitung risk free rate?
Risk free rate biasanya dihitung berdasarkan imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek. - Apa hubungan risk free rate dengan CAPM?
Dalam CAPM, risk free rate digunakan sebagai titik awal untuk menghitung ekspektasi imbal hasil aset berisiko. - Bagaimana inflasi memengaruhi risk free rate?
Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi risk free rate yang dibutuhkan investor untuk mempertahankan daya beli uangnya.
Informasi Tambahan: Segera Hadir! Diversifikasi investasi kamu jadi lebih mudah di INDODAX
Nah, ada informasi tambahan untuk kamu, karena INDODAX akan memberikan pilihan investasi baru dengan hadirnya saham-saham AS unggulan. Kini, selain berinvestasi di kripto, kamu bisa memperluas portofolio dengan lebih dari 50 saham perusahaan besar AS, langsung dari satu akun INDODAX kamu, semuanya di satu aplikasi.
Tidak perlu lagi pindah platform! Semua yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan investasi ada di sini. Mau investasi di kripto dan saham AS sekaligus? Kini, semua jadi mungkin dengan INDODAX. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio dan memaksimalkan potensi keuntunganmu.
Siapkan diri kamu sekarang, dan jadi yang pertama menikmati akses investasi yang lebih luas dan lebih fleksibel hanya di INDODAX.
*Disclaimer
Author: RZ