Pernah mendengar istilah deferred tax asset saat membaca laporan keuangan perusahaan? Istilah ini cukup penting dalam akuntansi dan perpajakan karena berpengaruh terhadap perhitungan laba bersih. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang pengertian, penyebab munculnya, dan contoh penerapan deferred tax asset dalam perusahaan.
Apa Itu Deferred Tax Asset?
Deferred tax asset atau aset pajak tangguhan adalah aset yang timbul karena adanya perbedaan waktu antara pengakuan akuntansi dan pengakuan pajak atas suatu transaksi. Artinya, perusahaan membayar pajak lebih awal atau mencatat biaya lebih dulu yang akan diakui secara fiskal di periode mendatang.
Secara sederhana, aset ini memberikan keuntungan pajak di masa depan karena perusahaan telah membayar lebih atau menanggung rugi yang bisa dikompensasikan.
Orang Juga Baca ini: Crypto Summit: Kebijakan, Pajak, & Kripto di Mata Dunia
Mengapa Deferred Tax Asset Terjadi?
Aset pajak tangguhan bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti:
- Rugi fiskal yang dapat dikompensasikan: Jika perusahaan mencatat rugi di laporan pajak, kerugian tersebut bisa dikompensasi dengan laba di masa depan, sehingga muncul deferred tax asset.
- Perbedaan waktu pengakuan pendapatan atau beban: Misalnya, dalam akuntansi suatu beban sudah dicatat, tetapi secara pajak belum boleh diakui.
- Penyisihan piutang tak tertagih: Dicatat dalam laporan keuangan, tetapi tidak diakui sebagai pengurang pajak hingga benar-benar terjadi.
Contoh Deferred Tax Asset dalam Perusahaan
Bayangkan sebuah perusahaan mengalami kerugian fiskal sebesar Rp1 miliar dan tarif pajaknya adalah 22%. Perusahaan bisa mencatat deferred tax asset sebesar:
Rp1.000.000.000 x 22% = Rp220.000.000
Angka Rp220 juta ini bisa digunakan untuk mengurangi beban pajak perusahaan ketika memperoleh laba di tahun-tahun mendatang.
Contoh lain:
Sebuah perusahaan mencatat penyisihan piutang tak tertagih sebesar Rp500 juta. Namun, beban ini belum bisa diakui untuk keperluan pajak sampai piutang benar-benar macet. Maka, perusahaan akan mencatat aset pajak tangguhan sebesar:
Rp500.000.000 x 22% = Rp110.000.000
Nilai ini akan menjadi keuntungan pajak saat piutang benar-benar dihapuskan dan beban itu diakui oleh otoritas pajak.
Orang Juga Baca ini: Panduan Lengkap Form 1040: Jenis, dan Pengisian untuk Pajak AS
Perbedaan Deferred Tax Asset dan Deferred Tax Liability
Agar lebih memahami konteksnya, penting juga membedakan antara deferred tax asset dan deferred tax liability (kewajiban pajak tangguhan):
- Deferred Tax Asset (DTA): Memberikan manfaat pajak di masa depan, biasanya berasal dari pembayaran pajak berlebih atau rugi fiskal.
- Deferred Tax Liability (DTL): Kewajiban pajak yang akan dibayar di masa depan karena akuntansi mencatat laba lebih dulu dibandingkan dengan perhitungan pajak.
Contoh DTL: Perusahaan mencatat penyusutan yang lebih kecil dalam laporan keuangan dibandingkan dengan laporan pajak, sehingga laba akuntansi lebih besar. Perusahaan akan membayar pajak lebih sedikit sekarang, tetapi lebih besar di masa depan.
Kapan Deferred Tax Asset Dicatat?
Menurut standar akuntansi, deferred tax asset hanya boleh dicatat jika ada kemungkinan besar bahwa laba kena pajak di masa depan cukup untuk memanfaatkan aset tersebut. Jadi, perusahaan tidak boleh sembarangan mencatat DTA jika belum ada indikasi akan menghasilkan laba.
Jika perusahaan memiliki kerugian terus-menerus selama beberapa tahun dan belum ada proyeksi keuntungan, maka DTA tidak boleh diakui.
Dampak Deferred Tax Asset terhadap Laporan Keuangan
Munculnya aset pajak tangguhan akan memengaruhi beberapa aspek dalam laporan keuangan:
- Meningkatkan total aset: Karena dicatat sebagai aset tidak lancar.
- Mengurangi beban pajak di masa depan: Jika DTA digunakan, beban pajak akan turun, sehingga laba bersih meningkat.
- Meningkatkan arus kas: DTA bisa membantu menurunkan pajak yang harus dibayar, menjaga likuiditas perusahaan.
Namun demikian, DTA juga harus ditinjau ulang secara berkala. Jika tidak ada kemungkinan pemanfaatan, maka harus dilakukan penurunan nilai (impairment) terhadap DTA tersebut.
Orang Juga Baca ini: Moscow Tertibkan Pajak Miner: Era Baru Dimulai
Cara Menghitung Deferred Tax Asset
Perhitungan DTA melibatkan beberapa langkah:
- Identifikasi perbedaan temporer antara nilai akuntansi dan nilai fiskal.
- Hitung nilai perbedaan temporer tersebut.
- Gunakan tarif pajak yang berlaku untuk menghitung dampak pajaknya.
Contoh sederhana:
Perusahaan mencatat penyisihan sebesar Rp300 juta, yang belum diakui fiskal. Tarif pajak 22%.
Deferred tax asset = Rp300.000.000 x 22% = Rp66.000.000
Peran Penting DTA dalam Strategi Keuangan Perusahaan
Deferred tax asset bukan hanya komponen teknis dalam laporan keuangan, tetapi juga bagian penting dari strategi pajak dan manajemen keuangan. Perusahaan yang cermat bisa menggunakan DTA untuk:
- Mengatur waktu pembayaran pajak.
- Mengelola arus kas.
- Mengoptimalkan laporan keuangan, terutama dalam IPO atau akuisisi.
Investor dan analis keuangan pun kerap memperhatikan posisi DTA karena dapat memengaruhi estimasi laba dan risiko perusahaan di masa depan.
Kesimpulan
Deferred tax asset adalah aset yang memberikan manfaat pajak di masa depan akibat perbedaan pencatatan antara akuntansi dan perpajakan. DTA umumnya muncul karena rugi fiskal, penyisihan, atau perbedaan waktu pengakuan beban. Dengan pemanfaatan yang tepat, aset ini bisa membantu perusahaan mengelola pajak, arus kas, dan menciptakan laporan keuangan yang sehat.
Nah, itulah pembahasan menarik tentang Ripple effect yang bisa kamu baca selengkapnya hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia blockchain dan kripto.
Selain itu, temukan informasi terkini lainnya yang dikemas dalam kumpulan artikel crypto terlengkap dari Indodax Academy. Jangan lewatkan kesempatan untuk memperluas pengetahuanmu di dunia investasi dan teknologi digital!
Agar tidak ketinggalan informasi terupdate tentang dunia crypto Jangan lupa juga untuk mengikuti sosial Media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa itu deferred tax asset?
Deferred tax asset adalah aset yang timbul akibat pembayaran pajak berlebih atau rugi fiskal yang dapat dikompensasi di masa depan. - Bagaimana cara menghitung deferred tax asset?
Dengan mengalikan selisih nilai akuntansi dan fiskal dengan tarif pajak yang berlaku. - Apa bedanya deferred tax asset dan liability?
Deferred tax asset adalah manfaat pajak masa depan, sementara deferred tax liability adalah kewajiban pajak di masa depan. - Kapan DTA dicatat dalam laporan keuangan?
Ketika ada kemungkinan besar laba fiskal di masa depan cukup untuk memanfaatkannya. - Apakah DTA bisa hilang atau tidak berlaku?
Bisa, jika perusahaan tidak lagi memiliki peluang untuk mendapatkan laba di masa depan, maka nilai DTA perlu disesuaikan atau dihapus.
Author: RZ