Pernah nggak sih kamu merasa hidup makin padat, kepala sumpek, tapi hasilnya gitu-gitu aja? Terus scroll medsos lihat orang lain seolah punya hidup yang sempurna, makin bikin stres sendiri? Mungkin yang kamu butuhin bukan lebih banyak… tapi justru secukupnya.
Yup, di dunia yang sibuk menuntut lebih dan lebih, ada satu filosofi hidup dari Swedia yang justru ngajarin kita untuk melangkah dengan irama yang pas—nggak buru-buru, nggak ketinggalan, tapi cukup. Filosofi ini disebut lagom.
Bukan cuma soal gaya hidup, lagom juga bisa bantu kamu menata ulang cara berpikir, bekerja, bahkan berinvestasi, biar hidup nggak cuma jalan, tapi juga berasa. Yuk, kenalan lebih dekat dengan konsep hidup yang bisa bikin kamu lebih tenang, fokus, dan bahagia di tengah hiruk pikuk era digital.
Artikel Menariknya Untuk Kamu: Dave Ramsey’s Baby Steps: Cara Menuju Kebebasan Finansial
Apa Itu Lagom? Ini Arti Sebenarnya
Sebelum membahas lebih jauh, mari kita pahami dulu makna dari kata “lagom”.
Lagom adalah kata dari bahasa Swedia yang artinya tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit, tapi cukup. Lebih dari sekadar definisi, lagom adalah cara pandang hidup yang menghargai keseimbangan, kesederhanaan, dan keberlanjutan. Konsep ini mengajarkan bahwa bahagia itu bukan soal memiliki lebih, tapi soal tahu kapan cukup itu cukup.
Berbeda dengan gaya hidup ekstrem seperti workaholic atau minimalis yang keras, lagom berdiri di tengah-tengah: tidak menolak ambisi, tapi juga tidak mengagung-agungkan kesempurnaan.
Prinsip-Prinsip Lagom yang Bisa Kamu Terapkan
Setelah memahami arti dasarnya, sekarang saatnya melihat bagaimana lagom bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Bekerja Secukupnya, Bukan Berlebihan
Budaya kerja di Swedia dikenal efisien dan manusiawi. Mereka percaya bahwa jam kerja yang wajar dan produktivitas yang realistis jauh lebih berharga daripada lembur tanpa henti. Bekerja berlebihan justru dianggap tanda ketidakefektifan, bukan dedikasi.
Lagom mendorong kamu untuk menetapkan target harian yang masuk akal, memberi ruang untuk istirahat, dan tidak menyamakan kesibukan dengan kesuksesan.
2. Konsumsi yang Disadari
Tak hanya soal pekerjaan, lagom juga membentuk cara pandang terhadap konsumsi. Dalam kehidupan sehari-hari, lagom mengajarkan kita untuk memilah antara keinginan dan kebutuhan. Bukan berarti kamu harus hidup serba terbatas, tapi kamu diajak berpikir: “Apakah ini benar-benar saya perlukan?”
Alih-alih menumpuk barang atau belanja impulsif, filosofi ini mendorong kesadaran dalam mengatur keuangan, konsumsi, bahkan dalam menggunakan teknologi.
3. Menata Ruang, Menata Pikiran
Dari hal kecil seperti ruang pribadi pun lagom bisa diterapkan. Salah satu cara hidup lagom yang paling mudah adalah dengan menata ulang ruang tempat tinggal. Ruangan yang rapi, berisi benda-benda fungsional dan bermakna, bisa berdampak besar pada ketenangan batin.
Gunakan metode sederhana: sortir barang ke dalam tiga kelompok—buang, donasikan, simpan. Hiasi ruangmu dengan warna-warna netral dan sentuhan alami seperti tanaman kecil atau benda penuh kenangan. Rumah bukan museum, tapi cerminan kepribadianmu yang seimbang.
4. Memberi Jeda Tanpa Rasa Bersalah
Terakhir, jangan lupakan pentingnya waktu untuk diri sendiri. Lagom menormalisasi istirahat sebagai bagian dari produktivitas. Di Swedia, ada istilah fika paus—sebuah waktu khusus untuk rehat sejenak, menyeruput kopi, dan menikmati momen.
Mengambil jeda bukanlah kemunduran. Justru dari jeda itulah sering lahir inspirasi, ketenangan, bahkan solusi dari masalah yang rumit.
Baca selengkapnya di sini juga: Kakeibo: Cara Nabung Cerdas Buat Beli Bitcoin!
Lagom dan Investasi Kripto: Apa Hubungannya?
Setelah membahas praktik-praktik lagom dalam kehidupan, kini mari kita hubungkan filosofi ini dengan dunia investasi kripto.
Kamu mungkin bertanya, “Apa hubungan filosofi hidup Swedia ini dengan investasi aset digital seperti kripto?” Jawabannya: banyak sekali.
1. Menghindari FOMO dan Overtrading
Banyak investor pemula terjebak dalam lingkaran ketakutan ketinggalan (FOMO) dan akhirnya membeli aset secara impulsif. Lagom mengajarkan kamu untuk berinvestasi secukupnya, berdasarkan riset, bukan emosi.
2. Menjaga Psikologi Trading
Dalam trading, mindset adalah segalanya. Lagom membantu kamu mengenal batasan risiko pribadi, dan menyeimbangkan antara potensi cuan dan keamanan aset.
3. Portofolio yang Sehat dan Terukur
Kamu tak perlu punya semua token untuk sukses di kripto. Cukup pilih beberapa aset berkualitas, pahami proyeknya, dan pegang sesuai dengan profil risiko. Lagi-lagi, ini prinsip lagom dalam praktik.
Artikel Terkait Lainnya: Psikologi Trading: Kunci Sukses Mengelola Investasi
Hidup Seimbang di Era Digital Adalah Kunci
Melihat semua pembahasan tadi, semakin jelas bahwa lagom bukan sekadar filosofi dari negeri jauh. Ia adalah pengingat bahwa hidup tak harus sempurna untuk bisa bahagia. Bahwa lebih banyak bukan selalu lebih baik. Dan bahwa dalam dunia yang terus mendorong kita untuk berlari lebih cepat, terkadang solusi terbaik justru adalah melambat dan menikmati secukupnya.
Kesimpulan: Saatnya Menentukan ‘Cukup’ Versi Kamu
Sebagai penutup, mari kita renungkan. Hidup tak harus penuh dengan kejar-kejaran. Kadang, kamu hanya perlu berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri: Apa yang benar-benar cukup buatku?
Lagom bukan jawaban instan, tapi ia bisa menjadi kompas baru untuk menavigasi hidup, termasuk saat kamu menyusun strategi investasi jangka panjang di dunia kripto.
Jika kamu setuju bahwa hidup seimbang adalah bentuk kemewahan tertinggi, mungkin sekarang saatnya kamu menerapkan sedikit lagom dalam hidupmu. Secukupnya. Dengan bahagia.
Itulah pembahasan menarik tentang lagom artinya yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Kamu juga bisa mulai beli Bitcoin, beli Ethereum, dan aset kripto lainnya dengan praktis hanya dalam genggaman di INDODAX Market.. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1.Apa perbedaan lagom dan minimalisme?
Lagom lebih fleksibel. Kalau minimalisme fokus pada pengurangan ekstrem, lagom fokus pada keseimbangan: cukup, tidak kurang, tidak lebih.
2.Apakah lagom bisa diterapkan di Indonesia?
Tentu bisa. Prinsip lagom sangat relevan dengan budaya kita yang menjunjung nilai kesederhanaan dan gotong royong.
3.Apakah lagom cocok untuk investor?
Sangat cocok. Dengan lagom, kamu bisa menghindari keputusan impulsif dan membangun pola investasi yang berkelanjutan.
Author: AL