Gross Income Adalah? Ini Cara Hitung & Contohnya!
icon search
icon search

Top Performers

Gross Income Adalah? Ini Cara Hitung & Contohnya!

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Gross Income Adalah? Ini Cara Hitung & Contohnya!

Gross Income Adalah? Ini Cara Hitung & Contohnya!

Daftar Isi

Pernah nggak sih kamu merasa gajimu besar di atas kertas, tapi pas masuk rekening malah jauh lebih kecil? Bisa jadi kamu belum paham apa itu gross income alias pendapatan kotor. Padahal, ini hal penting buat hitung pajak, cek kelayakan KPR, sampai analisis bisnis.

Banyak orang Indonesia yang masih bingung membedakan antara penghasilan bruto dan penghasilan bersih. Akibatnya, sering terjadi kesalahan dalam perencanaan keuangan, mulai dari salah estimasi kemampuan bayar cicilan hingga keliru saat mengisi SPT tahunan. Nah, artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk gross income dari A sampai Z, lengkap dengan contoh praktis yang bisa langsung kamu terapkan.

Yuk, pahami dari awal agar kamu tidak lagi terjebak dalam kebingungan soal pendapatan kotor dan bisa membuat keputusan finansial yang lebih cerdas!

 

Apa Itu Gross Income? Arti yang Sering Disalahpahami

Sebelum kamu keliru terus-terusan soal gaji kotor dan penghasilan bersih, penting banget buat tahu definisi dasarnya. Gross income atau pendapatan kotor adalah total penghasilan yang diterima seseorang atau perusahaan sebelum dikurangi pajak, iuran, dan potongan lainnya.

Dalam bahasa Indonesia, gross income sering disebut sebagai pendapatan bruto, penghasilan kotor, atau gross earnings. Istilah “gross” sendiri berasal dari bahasa Latin “grossus” yang berarti besar atau kasar, menggambarkan jumlah total sebelum ada pengurangan apapun.

Untuk individu, gross income mencakup seluruh komponen penghasilan seperti gaji pokok, tunjangan, bonus, dan insentif lainnya sebelum dipotong Pajak Penghasilan seperti PPh 21, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, atau potongan lain. Sementara untuk perusahaan, gross income mengacu pada pendapatan total sebelum pajak yang diperoleh dari aktivitas operasional utama.

Penting untuk dipahami bahwa gross income bukan angka yang bisa langsung kamu gunakan atau nikmati. Ini adalah angka mentah yang menjadi dasar perhitungan berbagai kewajiban finansial. Dari gross income inilah kemudian dihitung berapa pajak yang harus dibayar, berapa kontribusi untuk jaminan sosial, dan akhirnya berapa yang benar-benar masuk ke kantong kamu.

Nah, dari sini kamu bisa lihat bahwa gross income bukan angka akhir yang kamu pegang, tapi justru jadi titik awal buat banyak hal keuangan lainnya.

 

Gross Income Individu: Gaji Kotor yang Jarang Disadari

Kalau kamu seorang karyawan atau freelancer, istilah gross income sering muncul di slip gaji. Tapi… sudah tahu isinya? Mari kita bedah komponen-komponen yang membentuk penghasilan bruto seorang individu.

Gross income individu terdiri dari berbagai elemen penghasilan yang diterima sebelum ada potongan apapun. Komponen utamanya meliputi gaji pokok, tunjangan tetap (seperti tunjangan transport, makan, atau komunikasi), tunjangan tidak tetap, bonus kinerja, insentif, komisi, dan penghasilan sampingan lainnya.

Mari kita lihat contoh konkret. Misalnya kamu bekerja sebagai marketing manager dengan slip gaji sebagai berikut:

 

  • Gaji pokok: Rp 8.000.000
  • Tunjangan transport: Rp 500.000
  • Tunjangan makan: Rp 750.000
  • Tunjangan komunikasi: Rp 250.000
  • Bonus bulan ini: Rp 1.000.000

 

Total gross income kamu adalah Rp 10.500.000. Namun, dari jumlah ini akan dipotong PPh 21 sekitar Rp 875.000, BPJS Kesehatan Rp 105.000, dan BPJS Ketenagakerjaan Rp 210.000. Sehingga take home pay atau gaji bersih yang masuk rekening hanya sekitar Rp 9.310.000.

Untuk freelancer atau pekerja lepas, gross income bisa berupa total fee proyek, honor konsultan, atau penghasilan dari jasa profesional lainnya sebelum dipotong pajak. Bagi mereka yang punya usaha sampingan, gross income juga mencakup keuntungan dari bisnis tersebut.

Jadi, kalau kamu cuma lihat angka akhir di rekening, kamu melewatkan banyak informasi penting yang tersembunyi di gross income-mu.

 

Gross Income Perusahaan: Pendapatan dari Produksi & Jasa

Di sisi lain, kalau kamu pelaku usaha atau sedang belajar laporan keuangan, gross income punya makna berbeda. Dalam konteks bisnis, gross income merujuk pada laba kotor yang diperoleh dari aktivitas operasional utama perusahaan.

Gross income perusahaan dihitung dengan rumus sederhana: Total Penjualan dikurangi Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP ini mencakup semua biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa yang dijual, seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

Contohnya, kamu punya usaha toko kue dengan data bulan ini:

 

  • Total penjualan kue: Rp 100.000.000
  • Biaya bahan baku (tepung, gula, telur, dll): Rp 25.000.000
  • Biaya tenaga kerja produksi: Rp 10.000.000
  • Biaya overhead (listrik dapur, gas): Rp 5.000.000
  • Total HPP: Rp 40.000.000

Maka gross income usaha kue kamu adalah Rp 100.000.000 – Rp 40.000.000 = Rp 60.000.000.

 

Angka gross income ini sangat penting dalam laporan laba rugi karena menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aktivitas produksi atau jasa utamanya. Dari gross income inilah kemudian dikurangi biaya operasional lain seperti biaya pemasaran, administrasi, dan bunga untuk mendapatkan laba bersih.

Untuk perusahaan jasa, konsep HPP mungkin berbeda. Misalnya konsultan IT, “HPP” bisa berupa biaya langsung seperti lisensi software atau biaya subkontraktor yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek klien.

Gross income inilah yang jadi patokan awal buat tahu seberapa efisien bisnismu mendatangkan cuan sebelum biaya-biaya lain muncul.

 

Gross Income vs Net Income vs Revenue vs Bruto: Biar Gak Bingung!

Seringkali, orang campur aduk antara gross income dengan istilah lain seperti net income atau revenue. Padahal semua itu beda fungsi dan konteks. Mari kita urai satu per satu agar kamu tidak bingung lagi.

Revenue (Pendapatan/Omzet) adalah total uang yang masuk dari penjualan barang atau jasa, tanpa dikurangi apapun. Ini adalah angka mentah paling atas dalam laporan keuangan.

Gross Income (Pendapatan Kotor) adalah revenue dikurangi harga pokok penjualan. Untuk individu, ini adalah total penghasilan sebelum pajak dan potongan.

Net Income (Pendapatan Bersih) adalah gross income dikurangi semua biaya operasional, pajak, dan potongan lainnya. Ini adalah keuntungan atau penghasilan yang benar-benar bisa dinikmati.

Bruto adalah istilah Indonesia untuk menyebut jumlah kotor atau sebelum potongan, sama dengan “gross”.

 

Contoh praktis untuk karyawan:

  • Revenue: Tidak berlaku untuk individu
  • Gross Income: Rp 10.000.000 (gaji pokok + tunjangan + bonus)
  • Net Income: Rp 8.500.000 (setelah dipotong pajak dan iuran)

 

Contoh untuk UMKM warung makan:

  • Revenue: Rp 50.000.000 (total penjualan bulan ini)
  • Gross Income: Rp 30.000.000 (setelah dikurangi bahan makanan)
  • Net Income: Rp 15.000.000 (setelah dikurangi sewa, listrik, gaji karyawan, dll)

 

Kalau kamu paham perbedaannya, kamu nggak akan keliru lagi saat baca slip gaji, laporan bisnis, atau ajukan pinjaman.

 

Pentingnya Gross Income: Pajak, Kredit, dan Bisnis

Setelah tahu apa itu gross income, kamu perlu tahu juga kenapa istilah ini sering jadi syarat dalam banyak hal keuangan. Gross income bukan sekadar angka statistik, tapi punya peran vital dalam berbagai aspek keuangan personal dan bisnis.

Dalam Penghitungan Pajak, gross income menjadi basis perhitungan PPh 21 untuk karyawan dan PPh final atau PPh pasal 25 untuk pengusaha. Direktorat Jenderal Pajak menggunakan gross income sebagai dasar menentukan tarif pajak yang berlaku. Semakin besar gross income, semakin tinggi bracket pajak yang dikenakan.

Untuk Kelayakan Kredit dan KPR, bank dan lembaga keuangan selalu meminta informasi gross income saat kamu mengajukan pinjaman. Mereka menggunakan rasio debt-to-income untuk menilai kemampuan bayar cicilan saat kamu ajukan pinjaman seperti KPR. Biasanya, cicilan bulanan tidak boleh melebihi 30-40% dari gross income bulanan.

Dalam Analisis Bisnis, gross income membantu menghitung berbagai rasio keuangan penting seperti gross profit margin, yang menunjukkan efisiensi operasional perusahaan. Investor dan kreditor sering menggunakan gross income untuk menilai kesehatan finansial dan prospek pertumbuhan bisnis.

Untuk Perencanaan Keuangan Personal, memahami gross income membantu kamu buat budget yang realistis sesuai kondisi pemasukan dan pengeluaranmu. Kamu bisa menghitung berapa persen yang harus dialokasikan untuk tabungan, investasi, dan pengeluaran rutin berdasarkan penghasilan kotor.

Dalam Pelaporan dan Compliance, baik individu maupun perusahaan wajib melaporkan gross income dalam SPT tahunan. Kesalahan dalam melaporkan bisa berujung pada sanksi administratif atau pidana.

Intinya, gross income bukan cuma angka di atas kertas — dia bisa nentuin kelulusan kamu dalam urusan finansial penting.

 

Kesalahan Umum Soal Gross Income yang Harus Kamu Hindari

Meski kelihatannya sederhana, banyak banget orang yang masih salah kaprah soal gross income. Kesalahan-kesalahan ini bisa berakibat fatal pada perencanaan keuangan dan keputusan bisnis.

Kesalahan pertama adalah mengira gross income sama dengan gaji bersih atau take home pay. Banyak orang yang ketika ditanya penghasilannya, menjawab berdasarkan uang yang masuk rekening, bukan gross income. Padahal untuk keperluan pajak, kredit, atau analisis keuangan, yang diperlukan adalah angka gross income.

Kesalahan kedua adalah tidak memahami cara menghitung gross income dengan benar. Beberapa orang lupa memasukkan komponen seperti tunjangan tidak tetap, bonus, atau penghasilan sampingan. Ada juga yang keliru menghitung gross income perusahaan karena tidak memahami konsep HPP dengan baik.

Kesalahan ketiga adalah mengabaikan peran gross income dalam laporan keuangan dan perencanaan bisnis. Banyak UMKM yang hanya fokus pada cash flow tanpa memperhatikan gross income, padahal metrik ini penting untuk evaluasi profitabilitas dan efisiensi operasional.

Kesalahan keempat adalah tidak memperhitungkan implikasi pajak dari gross income. Ada yang mengira bisa mengurangi gross income dengan berbagai pengeluaran pribadi, padahal aturan pajak punya ketentuan khusus tentang pengurangan yang diperbolehkan.

Kesalahan kelima adalah tidak update dengan perubahan regulasi yang mempengaruhi perhitungan gross income, seperti perubahan tarif BPJS, PPh 21, atau aturan pajak UMKM.

Dengan menghindari kesalahan ini, kamu bisa lebih bijak mengelola keuangan dan membuat keputusan lebih akurat.

 

Kesimpulan: Gross Income Bukan Sekadar Angka Kotor

Gross income atau pendapatan kotor ternyata lebih dari sekadar angka mentah dalam slip gaji atau laporan keuangan. Pemahaman yang tepat tentang gross income menjadi fondasi penting dalam mengelola keuangan personal maupun bisnis.

Bagi individu, gross income mencakup seluruh komponen penghasilan sebelum dipotong pajak dan iuran. Sementara bagi perusahaan, gross income adalah selisih antara total penjualan dengan harga pokok penjualan. Kedua konsep ini sama-sama vital dalam konteksnya masing-masing.

Pentingnya memahami gross income terletak pada perannya sebagai basis perhitungan pajak, penilaian kelayakan kredit, analisis profitabilitas bisnis, dan perencanaan keuangan jangka panjang. Tanpa pemahaman yang benar, kamu bisa terjebak dalam kesalahan fatal yang merugikan.

Sekarang, coba cek slip gaji atau laporan keuangan usaha kamu. Sudah benar belum perhitungan gross income-mu? Dengan memahami konsep ini dengan baik, kamu bisa membuat keputusan finansial yang lebih cerdas dan terhindar dari jebakan-jebakan yang sering dialami banyak orang.

Ingat, gross income adalah starting point, bukan finishing line dalam perjalanan keuangan kamu. Gunakan informasi ini sebagai pijakan untuk merencanakan masa depan finansial yang lebih cerah!

 

Itulah informasi menarik tentang “Gross Income” yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Gross income itu termasuk bonus dan tunjangan? 

Iya, semua komponen pendapatan sebelum potongan termasuk dalam gross income. Ini mencakup gaji pokok, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap, bonus, insentif, komisi, dan penghasilan sampingan lainnya yang diterima dalam periode tertentu.

2. Apa beda gross income dan gaji bersih? 

Gaji bersih adalah sisa pendapatan setelah gross income dipotong pajak, BPJS, dan iuran lainnya. Jadi gross income adalah angka awal sebelum potongan, sedangkan gaji bersih adalah angka akhir yang benar-benar masuk ke rekening kamu.

3. Gross income perusahaan dihitung dari mana? 

Gross income perusahaan dihitung dari total penjualan dikurangi harga pokok produksi atau jasa (HPP). HPP mencakup semua biaya langsung yang diperlukan untuk menghasilkan barang atau jasa yang dijual, seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead produksi.

4. Gross income dipakai untuk apa saja? 

Gross income digunakan untuk berbagai keperluan penting seperti perhitungan pajak penghasilan, penilaian kelayakan KPR atau kredit lainnya, analisis profitabilitas dan rasio keuangan usaha, serta pelaporan SPT tahunan baik untuk individu maupun badan usaha.

5. Apakah gross income wajib dilaporkan saat SPT? 

Iya, gross income wajib dilaporkan dalam SPT tahunan. Untuk individu, ini menjadi dasar perhitungan PPh pasal 21 atau 25. Untuk UMKM dan perusahaan, gross income menjadi komponen penting dalam laporan laba rugi yang harus dilampirkan dalam SPT badan.

 

Author: RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
Nama Harga 24H Chg
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Donchian Channel: Rahasia Cuan Saat Market Breakout!

Breakout Itu Mahal, Apalagi Kalau Ketinggalan Pernah nggak sih kamu

Bing AI vs ChatGPT: Mana Lebih Cocok Buat Analisis Pasar?

Kalau kamu sering melakukan riset market kripto dan analisis pergerakan

You.com AI: Mesin Pencari yang Bisa Ngobrol & Bikin Gambar?

Selama ini, kamu mungkin terbiasa menggunakan mesin pencari untuk sekadar