Laporan terbaru Tiger Research mengungkap perubahan signifikan perilaku investor kripto asal Korea Selatan.
Selama paruh pertama 2025, lebih dari 80 ribu dompet aktif mencatat lonjakan aktivitas on-chain, terutama di jaringan Ethereum, Solana, dan Base.
Perpindahan besar-besaran ini menandai pergeseran penting dari dominasi platform terpusat ke ekosistem blockchain yang lebih terbuka dan terdesentralisasi.
Ethereum Dominan dari Segi Aset, Solana Paling Ramai Pengguna
Tercatat bahwa Ethereum tetap menjadi jaringan paling dominan dari segi nilai aset yang dimiliki pengguna Korea.
Total nilai aset dari dompet Korea di Ethereum mencapai sekitar $400 juta, dengan mayoritas berasal dari investor besar atau whale.
Dompet-dompet ini rata-rata memiliki lebih dari $1 juta per wallet, mencerminkan kecenderungan investor yang stabil dan konservatif dalam mengelola aset digital.
Sementara itu, Solana justru unggul dari sisi jumlah pengguna aktif. Meski sebagian besar adalah dompet kecil dengan saldo di bawah $100, tingkat partisipasinya jauh lebih tinggi dibanding dua jaringan lainnya.
Ini menunjukkan bahwa Solana lebih disukai oleh trader-trader retail Korea yang agresif dan cenderung mengejar peluang jangka pendek seperti meme coin dan token baru.
Base, jaringan besutan Coinbase, menunjukkan pertumbuhan moderat. Peningkatan partisipasi pengguna Korea di jaringan ini didorong oleh adopsi aplikasi berbasis insentif seperti Kaito, yang kini menempati peringkat ketiga aplikasi terpopuler di Base.
Baca juga artikel menarik lainnya: Ethereum Masih Rajanya Real-World Asset (RWA), Tapi Sampai Kapan?
Pola Aktivitas Menarik: Solana Ramai Saat Subuh

Sumber Gambar: TigerResearch
Data juga mencatat pola aktivitas pengguna yang tidak lazim, terutama di Solana. Sementara Ethereum dan Base menunjukkan lonjakan transaksi di jam kerja antara pukul 09.00 hingga 23.00 waktu Korea, aktivitas di jaringan Solana justru meningkat drastis saat dini hari, antara pukul 00.00 hingga 08.00.
Fenomena ini terjadi karena banyak peluncuran token dan event penting dalam ekosistem Solana yang mengikuti zona waktu Amerika Utara.
Demi mengakses peluang tersebut, banyak trader Korea menyesuaikan jam transaksi mereka dan aktif di waktu subuh.
Ini mencerminkan tingkat adaptabilitas tinggi pengguna Korea terhadap ritme pasar global, serta kesediaan mereka untuk keluar dari batasan waktu regional demi peluang yang lebih besar.
Strategi Investasi Berbeda Tiap Chain

Sumber Gambar: TigerResearch
Perbedaan karakteristik pengguna Korea juga terlihat dalam strategi investasi yang mereka terapkan di masing-masing jaringan.
Di Ethereum, mayoritas pengguna bersifat konservatif dan lebih fokus pada utilitas jangka panjang.
Mereka memanfaatkan jaringan ini untuk aktivitas penyimpanan aset, partisipasi dalam tata kelola (governance), dan penggunaan aplikasi terdesentralisasi yang fungsional.
Sebaliknya, pengguna di jaringan Solana menunjukkan perilaku yang jauh lebih spekulatif. Mereka aktif dalam platform trading berisiko tinggi, ikut serta dalam event peluncuran token, serta terlibat dalam pasar meme coin yang sangat fluktuatif.
Sifat agresif ini juga berdampak pada tingkat churn yang tinggi, pengguna kerap datang dan pergi tergantung pada momentum pasar.
Sementara itu, Base menarik segmen pengguna yang berada di tengah-tengah dua ekstrem tersebut.
Di jaringan ini, pengguna lebih fokus pada partisipasi di platform yang menawarkan reward berkelanjutan.
Pertumbuhan jumlah pengguna aktif di Base sebagian besar ditopang oleh program insentif dan sistem staking, seperti yang dilakukan oleh aplikasi Kaito.
Baca selanjutnya: Korea Ramai ke Ethereum Onchain: Apa yang Mereka Cari?
Insentif Jadi Magnet Terbesar
Salah satu kesimpulan penting dari laporan ini adalah bahwa insentif memainkan peran kunci dalam mendorong adopsi on-chain di Korea Selatan.
Token staking, leaderboard berbasis reward, dan program loyalitas menjadi magnet utama yang menarik pengguna baru.
Aplikasi Kaito di jaringan Base menjadi studi kasus paling nyata. Platform ini menyajikan insentif spesifik untuk pengguna Korea, termasuk leaderboard khusus yang membuat partisipasi terasa lebih personal dan kompetitif.
Hal ini menunjukkan bahwa program insentif yang dirancang dengan baik dan disesuaikan dengan preferensi pengguna lokal, sehingga memiliki dampak langsung pada akuisisi dan retensi pengguna on-chain.
Kesimpulan
Lonjakan aktivitas on-chain di Korea Selatan menandai babak baru dalam dinamika pasar kripto regional. Investor kini tak lagi sekadar pengguna exchange, melainkan partisipan aktif dalam jaringan blockchain global.
Mereka berani mengambil keputusan berdasarkan waktu, peluang, dan strategi yang berbeda tergantung pada karakteristik masing-masing jaringan.
Bagi proyek global yang ingin menembus pasar Korea, pendekatan generik tidak lagi memadai. Diperlukan strategi yang memahami struktur motivasi pengguna secara lebih dalam, termasuk ketertarikan pada reward jangka panjang, perbedaan pola waktu transaksi, serta segmentasi risiko.
Pengguna Korea bukan sekadar angka statistik, mereka adalah mitra dalam membentuk arah ekosistem Web3 ke depan.
Artikel ini hasil Kolaborasi antara INDODAX x Tiger Research
FAQ
- Kenapa trader Korea aktif di blockchain seperti Ethereum dan Solana?
Trader Korea kini lebih aktif di blockchain karena mereka mencari alternatif dari platform terpusat. Mereka ingin memanfaatkan peluang langsung dari proyek kripto, seperti token baru, staking, dan governance yang tidak tersedia di exchange. - Apa alasan aktivitas trader Korea di Solana meningkat saat subuh?
Karena banyak peluncuran token dan event penting dalam ekosistem Solana mengikuti zona waktu Amerika Utara. Trader Korea menyesuaikan diri agar tidak ketinggalan momen strategis tersebut, meski harus bertransaksi saat dini hari. - Apakah pengguna Korea masih dominan memakai exchange?
Tren terbaru menunjukkan banyak pengguna Korea mulai meninggalkan ketergantungan pada exchange dan beralih ke aktivitas langsung di blockchain. Namun, exchange besar masih memiliki peran sebagai titik masuk awal. - Apa beda perilaku pengguna Korea di Ethereum, Solana, dan Base?
Ethereum digunakan untuk penyimpanan dan partisipasi jangka panjang, Solana untuk spekulasi cepat dan event token, sedangkan Base menjadi tempat adopsi bertahap dengan fokus pada aplikasi berinsentif. - Apakah sistem reward seperti staking masih efektif untuk pasar Korea?
Sangat efektif. Pengguna Korea dikenal responsif terhadap sistem insentif seperti staking, leaderboard, dan reward harian. Program yang berkelanjutan lebih disukai dibanding promosi jangka pendek.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: FFA
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Ethereum, #Berita Ethereum Hari Ini, #Ethereum Hari Ini, #Berita Solana, #Berita Blockchain, #Berita Kripto Asia