Ketua Komite Perbankan Senat AS, Senator Tim Scott, secara tegas menyatakan bahwa aset crypto dan teknologi blockchain tidak bisa lagi diabaikan.
Dalam sidang penuh pertama bertema “From Wall Street to Web3: Building Tomorrow’s Digital Asset Markets”, Scott menekankan pentingnya regulasi pasar crypto agar Amerika Serikat tidak kalah dari negara pesaing seperti Singapura dan Uni Emirat Arab (UEA).
“Blockchain dan aset digital tidak akan pergi, mereka akan tetap ada. Pertanyaannya, apakah AS akan memimpin atau justru tertinggal?,” kata Scott.
AS Didesak Bergerak Cepat Agar Tak Ketinggalan
Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa lambatnya legislasi di AS bisa membuat inovasi crypto hijrah ke luar negeri.
Senator Scott mengacu pada perkembangan signifikan seperti GENIUS Act, yang telah disahkan sebagai langkah awal membentuk kerangka hukum crypto nasional.
Sidang ini juga menjadi momen penting karena dihadiri oleh tokoh-tokoh utama industri crypto. Salah satunya adalah CEO dari Ripple, Brad Garlinghouse, yang dikenal sebagai salah satu perusahaan blockchain paling berpengaruh di dunia.
Hadir pula Co-founder dan Chief Strategy Officer di Chainalysis, Jonathan Levin, perusahaan analitik blockchain yang banyak digunakan pemerintah dan regulator.
Selain itu, CEO dari Blockchain Association, Summer Mersinger, juga turut menyampaikan pandangannya soal pentingnya kejelasan regulasi untuk melindungi investor dan mendorong inovasi.
Baca selanjutnya: CEO Ripple Beberkan 3 Tuntutan Crypto di Sidang Senat AS Hari Ini
Elizabeth Warren: Waspadai Celah untuk Lobi crypto
Namun tak semua senator sejalan. Senator Elizabeth Warren justru mengingatkan agar jangan sampai regulasi justru menjadi “jalan tol” untuk kepentingan industri.
“Saya khawatir industri crypto akan diberi perlakuan istimewa, dengan aturan yang lebih longgar dibanding sektor keuangan lain, tapi tetap mendapat izin resmi dari pemerintah,” kata Warren.
Warren menegaskan bahwa AS butuh regulasi yang memperkuat sistem keuangan, bukan melemahkannya.
Ia menyarankan agar aturan crypto mengikuti standar ketat seperti pelaku keuangan lainnya. Menurutnya, banyak proposal yang beredar saat ini justru memberi ruang luas bagi lobi industri crypto untuk menyusun aturan sesuai kepentingan mereka sendiri.
Kompetisi Global Memanas, AS Terancam Tertinggal
Tekanan terhadap Senat semakin kuat mengingat negara-negara seperti Singapura, UEA, dan Hong Kong telah lebih dulu membentuk kerangka hukum yang pro-crypto.
Langkah cepat negara-negara tersebut membuka peluang besar bagi aliran modal dan inovasi untuk berpindah dari AS ke kawasan lain yang dianggap lebih ramah terhadap industri blockchain.
Hal ini bukan hanya mempengaruhi perkembangan teknologi, tetapi juga mengancam lapangan kerja di sektor digital tinggi yang selama ini tumbuh pesat di Amerika.
Kondisi ini menempatkan AS pada risiko kehilangan posisi sebagai pusat keuangan global, apalagi jika terus menunda perumusan kebijakan yang komprehensif dan adaptif terhadap transformasi digital.
Baca berita selanjutnya: Ketegangan The Fed & Tarif Trump Bangkitkan Sentimen Positif Crypto
Regulasi crypto Jadi Prioritas Pemerintahan Baru
Pemerintahan saat ini dikenal lebih ramah terhadap teknologi Web3 dan blockchain. Hal ini menjadi peluang emas untuk mempercepat penyusunan kebijakan aset digital secara nasional.
Komite Perbankan Senat menyatakan bahwa sidang 9 Juli ini adalah permulaan dari rangkaian pembahasan regulasi yang lebih besar.
Targetnya adalah membentuk kerangka hukum yang tidak hanya memberikan kepastian hukum bagi inovator, tetapi juga memastikan perlindungan yang adil bagi konsumen dan investor di era digital.
Kesimpulan
Pernyataan Tim Scott menegaskan satu hal penting, crypto bukan tren sementara. Amerika kini berada di persimpangan antara memimpin atau tertinggal dalam arsitektur keuangan digital dunia.
Dengan perkembangan yang begitu cepat, kerangka hukum yang tepat akan menjadi penentu masa depan inovasi crypto di AS dan global.
FAQ
- Apa alasan Senat AS mulai serius membahas regulasi crypto?
Senat AS menyadari bahwa pertumbuhan crypto sangat cepat dan bisa berdampak sistemik terhadap ekonomi. Tanpa regulasi yang jelas, AS bisa kehilangan posisi sebagai pemimpin inovasi keuangan. - Siapa saja tokoh penting yang hadir dalam sidang crypto Senat AS?
Beberapa nama besar termasuk CEO Ripple Brad Garlinghouse, CEO Blockchain Association Summer Mersinger, dan Co-founder Chainalysis Jonathan Levin. - Apa itu GENIUS Act yang disebut dalam sidang Senat?
GENIUS Act adalah rancangan undang-undang yang disahkan untuk membentuk fondasi regulasi pasar aset digital di AS. Ini menjadi tonggak awal menuju regulasi komprehensif. - Mengapa Elizabeth Warren menentang regulasi crypto versi saat ini?
Warren khawatir bahwa aturan yang terlalu longgar akan memberi celah untuk kepentingan lobi industri crypto dan justru memperlemah sistem keuangan AS. - Negara mana yang dianggap ancaman bagi dominasi crypto AS?
Singapura, UEA, dan Hong Kong disebut secara spesifik karena mereka sudah memiliki regulasi crypto yang lebih progresif dan mendukung pertumbuhan industri.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: FFA
Referensi:
- CryptoNews – Digital Assets Are Not Going Away, Senator Tim Scott Says, diakses pada 10 Juli 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Regulasi Crypto, #Berita SEC, #Berita Kripto Asia, #Berita Kripto Hong Kong, #Berita Dubai Crypto