Investasi di obligasi dan aset kripto semakin diminati seiring berkembangnya ekosistem blockchain. Salah satu konsep penting yang harus dipahami investor adalah realized yield, yang bisa menjadi indikator kunci untuk mengevaluasi performa investasi.
Apa itu realized yield, bagaimana cara menghitungnya, dan apa pengaruhnya terhadap keputusan investasi? Yuk, kita kupas tuntas di artikel ini!
Apa Itu Realized Yield?
Realized yield adalah tingkat keuntungan aktual yang diperoleh investor dari obligasi (termasuk obligasi kripto) hingga saat ini, berbeda dengan yield to maturity (YTM) yang bersifat proyeksi ke depan. Realized yield memperhitungkan semua arus kas yang sudah diterima, termasuk kupon, bunga, atau pembayaran lain, dikurangi biaya transaksi, dibandingkan dengan investasi awal.
Pada obligasi kripto, realized yield menjadi semakin penting karena pasar yang fluktuatif, potensi default dari protokol, serta variasi besar pada reward yang diterima dari staking atau liquidity pool.
Contoh sederhana:
Jika kamu membeli obligasi seharga Rp10 juta, menerima total pembayaran Rp1 juta selama satu tahun, lalu menjual obligasi itu seharga Rp10,5 juta, maka realized yield-mu mencakup Rp1 juta (pembayaran) + Rp0,5 juta (capital gain), dikurangi biaya.
Cara Menghitung Realized Yield
Menghitung realized yield tidak harus rumit. Berikut langkah-langkah praktisnya:
- Hitung total arus kas yang diterima
Ini termasuk kupon, bunga staking, bonus protokol, atau reward lain yang diterima selama periode investasi. - Hitung capital gain atau loss
Capital gain = harga jual – harga beli. Jangan lupa masukkan biaya transaksi atau biaya protokol. - Jumlahkan semuanya
Total return = arus kas + capital gain/loss – biaya. - Bagi dengan nilai investasi awal
Realized yield (%) = (Total return / Nilai investasi awal) × 100%
Contoh:
- Investasi awal: Rp10 juta
- Arus kas (reward): Rp1 juta
- Harga jual: Rp10,5 juta
- Biaya transaksi: Rp100 ribu
Perhitungan:
Total return = Rp1 juta + (Rp10,5 juta – Rp10 juta) – Rp100 ribu = Rp1 juta + Rp500 ribu – Rp100 ribu = Rp1,4 juta
Realized yield = (Rp1,4 juta / Rp10 juta) × 100% = 14%
Mengapa Realized Yield Penting?
Berbeda dari obligasi konvensional, obligasi kripto punya beberapa karakteristik unik:
- Volatilitas harga tinggi: Harga token bisa melonjak atau turun drastis, memengaruhi capital gain/loss.
- Reward variabel: Banyak protokol memberi reward staking yang bisa berubah sesuai kondisi jaringan.
- Risiko protokol: Potensi gagal bayar, exploit, atau perubahan kebijakan bisa mengganggu arus kas.
Dengan memahami realized yield, investor tidak hanya berfokus pada janji imbal hasil di awal, tetapi benar-benar mengevaluasi seberapa optimal performa investasi yang sudah terealisasi.
Dampak Realized Yield untuk Investor
Mengetahui realized yield punya beberapa dampak strategis:
- Evaluasi kinerja portofolio
Investor bisa menilai apakah aset mereka memberi hasil sesuai ekspektasi atau perlu direstrukturisasi. - Perbaikan strategi investasi
Investor bisa menyesuaikan alokasi aset, memilih protokol dengan reward lebih stabil, atau mencari obligasi kripto dengan capital gain lebih besar. - Manajemen risiko yang lebih baik
Dengan menghitung realized yield secara berkala, investor dapat mendeteksi lebih dini jika terjadi penurunan performa, lalu melakukan langkah mitigasi. - Pengambilan keputusan berbasis data
Investor tidak hanya terbuai janji YTM, tapi benar-benar memantau kinerja nyata, sehingga keputusan investasi lebih rasional.
Tantangan Menghitung Realized Yield di Dunia Kripto
Walau konsepnya mirip obligasi tradisional, ada tantangan khusus di dunia kripto:
- Fluktuasi nilai tukar
Jika obligasi kripto dihitung dalam token tertentu (misal USDT, ETH, atau lainnya), perubahan nilai tukar ke fiat bisa memengaruhi hasil akhir. - Reward dalam bentuk token
Tidak semua reward langsung dikonversi ke stablecoin atau fiat, sehingga nilainya bisa berubah sebelum direalisasikan. - Biaya on-chain
Gas fee, slippage, atau biaya liquidity pool sering kali memakan sebagian hasil, sehingga perlu diperhitungkan secara detail.
Tips Investor untuk Memaksimalkan Realized Yield
- Pilih protokol terpercaya
Periksa track record protokol sebelum membeli obligasi kripto. - Pantau reward secara rutin
Jangan hanya duduk diam. Cek apakah reward yang dijanjikan sesuai kenyataan. - Perhitungkan biaya transaksi
Jangan sampai keuntunganmu habis hanya karena biaya gas atau slippage tinggi. - Diversifikasi aset
Jangan taruh semua dana di satu protokol atau aset. - Siapkan strategi exit
Tentukan kapan waktu terbaik menjual atau mengurangi posisi.
Kesimpulan
Realized yield adalah indikator nyata untuk menilai performa investasi obligasi dan kripto. Dengan menghitungnya secara cermat, investor bisa membuat keputusan yang lebih baik, mengelola risiko, dan memaksimalkan hasil. Jangan hanya terpaku pada janji keuntungan di depan—pastikan hasil nyata sesuai harapanmu.
Itulah informasi menarik tentang Realized Yield dalam Kripto yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa itu realized yield dan apa bedanya dengan yield to maturity (YTM)?
Realized yield adalah tingkat pengembalian investasi aktual yang benar-benar diperoleh investor selama periode tertentu.
Sedangkan YTM adalah estimasi imbal hasil jika investasi dipegang hingga jatuh tempo.
Contoh: Jika kamu menjual obligasi sebelum jatuh tempo, realized yield akan berbeda dari YTM karena dihitung berdasarkan harga jual aktual.
2. Faktor apa saja yang memengaruhi realized yield?
- Harga beli dan harga jual aset
- Kupon atau reward tetap yang diterima secara periodik
- Dividen (jika ada)
- Durasi kepemilikan aset
- Biaya transaksi dan slippage
- Volatilitas harga token (untuk aset kripto)
3. Apakah realized yield selalu lebih rendah dari YTM?
Tidak selalu. Jika kamu beli aset dengan harga diskon dan menjualnya lebih tinggi, realized yield bisa lebih tinggi dari YTM.
Sebaliknya, jika kamu jual lebih murah dari harga beli atau ada biaya tinggi, realized yield bisa lebih rendah.
4. Bagaimana cara menghitung realized yield dalam aset kripto?
Perhatikan total arus kas (misalnya reward staking, airdrop, yield farming), capital gain/loss, biaya transaksi (gas fee, slippage), dan durasi kamu menyimpan aset.
Contoh: Kalau kamu staking token selama 3 bulan, hasil reward + capital gain dari harga token yang naik jadi basis yield kamu.
5. Apakah realized yield bisa negatif?
Bisa. Jika nilai arus kas (reward) + capital gain lebih kecil dari total biaya dan rugi harga (capital loss), maka yield yang terealisasi bisa bernilai negatif.
6. Kenapa penting mengevaluasi realized yield secara rutin?
Agar kamu bisa mengecek performa nyata dari portofolio—bukan sekadar berdasarkan ekspektasi, whitepaper, atau APR di platform DeFi.
Ini juga membantu menentukan strategi rebalancing atau switching aset.
Author: EH