Pernah nggak sih, kamu nemu iklan produk yang harganya jauh di bawah pasaran? Misalnya Handphone baru dijual 2 jutaan, atau hotel bintang lima di Bali cuma seratus ribu per malam.
Pas kamu klik, eh barangnya habis. Tapi “kebetulan banget” mereka nawarin produk lain yang katanya “lebih baik” tapi harganya jauh lebih mahal dan kualitasnya belum tentu sama. Kalau kamu pernah ngalamin kayak gitu, selamat datang di dunia bait and switch scam.
Modus ini bukan hal baru. Bahkan udah jadi trik jadul dalam dunia penipuan. Tapi anehnya, sampai 2025 pun, masih banyak orang yang kejebak. Kenapa bisa begitu? Karena taktiknya makin halus, makin kreatif, dan makin mengandalkan psikologi korban. Yuk, kita bongkar bareng-bareng.
Apa Itu Bait and Switch?
Sebelum kita bahas contoh dan cara kerja modus ini, penting buat kamu ngerti dulu definisi dan dasar dari bait and switch itu sendiri.
Secara sederhana, bait and switch adalah taktik penipuan di mana pelaku menawarkan sesuatu yang menarik banget (bait/umpan), tapi setelah kamu tertarik, produk atau jasa itu diganti dengan sesuatu yang jauh dari ekspektasi (switch/pergantian).
Biasanya, pelaku menggunakan harga super murah atau promo bombastis sebagai pancingan. Tapi kenyataannya, barang itu entah nggak tersedia, kualitasnya zonk, atau kamu malah dipaksa beli produk lain.
Menurut artikel dari website Keeper Security, bait and switch termasuk dalam kategori false advertising. Penjual sengaja mengiklankan penawaran yang tidak pernah mereka niatkan untuk dijual hanya untuk menarik perhatian. Mereka kemudian menyatakan bahwa penawaran tersebut “sudah habis”, padahal sebenarnya tidak pernah tersedia sama sekali.
Lebih parahnya, modus ini sering mengeksploitasi sunk cost fallacy yaitu kondisi psikologis dimana seseorang tetap melanjutkan sesuatu karena sudah terlanjur menghabiskan waktu, uang, atau energi, meski tahu hasil akhirnya nggak sesuai harapan. Contohnya kayak nonton film jelek sampai habis karena sudah bayar tiket.
Gimana Cara Kerjanya? Nggak Ribet, Tapi Licik
Nah, setelah tahu definisinya, sekarang kita masuk ke bagian paling penting: gimana sebenarnya modus ini dijalankan di lapangan.
Trik ini sebenarnya simpel, tapi psikologis banget:
- Bait: Penipu pasang iklan menggiurkan — harga murah, diskon besar, atau fitur yang wow banget.
- Withdrawal: Saat kamu tertarik, produk itu mendadak nggak tersedia. Bisa dibilang “habis”, “salah cetak harga”, atau “nggak berlaku di wilayahmu”.
- Switch: Kamu lalu ditawari produk alternatif. Biasanya lebih mahal, nggak sesuai, atau kualitasnya diragukan. Tapi karena udah berharap, banyak orang akhirnya nurut.
Efek psikologis seperti FOMO, scarcity (barang langka), atau sense of urgency (tinggal hari ini!) sering dipakai buat nyeret korban lebih jauh. Dalam dunia marketing, ini dikenal sebagai pressure tactic dan kalau digabung dengan niat menipu, hasilnya jadi bencana buat konsumen.
Masih seputar topik ini, simak juga: Laporan SlowMist: Penipuan Crypto Bergeser dari On-Chain ke Psikologis!
Contoh Bait and Switch di 2025: Masih Banyak, Lho!
Setelah tahu skemanya, mungkin kamu bertanya: emang masih ada ya yang tertipu? Jawabannya: banyak! Yuk kita lihat beberapa contoh real-nya di berbagai sektor.
1.Di Facebook Marketplace
Banyak akun bodong pasang iklan gadget murah. Pas dihubungi, dibilang barang udah habis tapi ada “yang mirip”. Ending-nya? Korban beli barang KW. Bahkan di beberapa kasus, pembeli malah dikirimi barang bekas rusak.
2.Iklan Ebook Gratis, Ternyata Malware
Versi digital dari bait and switch bisa lebih berbahaya. Contohnya, kamu lihat iklan ebook gratis, tapi begitu diklik, file yang kamu download ternyata berisi malware. Modus ini sering dipakai buat mencuri password, data pribadi, atau file sensitif. Ini bukan cuma tipu-tipu lagi, tapi sudah masuk ke ranah kejahatan siber.
3.Di Properti
Beberapa penyewa menawarkan tempat tinggal yang kelihatan cakep banget di foto. Tapi pas kamu booking, katanya tempat itu udah penuh. Mereka arahkan kamu ke unit lain yang lebih sempit, lebih mahal, dan lokasinya nggak sesuai. Parahnya, dalam beberapa laporan, unit “pengganti” ini bahkan tidak sesuai deskripsi legal.
4.Di Dealer Mobil
Promo mobil baru harga miring? Ternyata itu cuma satu unit demo yang udah laku minggu lalu. Kamu lalu ditawari tipe lain, lebih mahal, yang “kebetulan” ada di showroom. Bahkan ada kasus di mana konsumen dipaksa bayar “biaya tambahan tersembunyi” yang membuat harga akhir jauh lebih mahal dari yang diiklankan.
5.Di Kripto dan Web3
Kalau kamu pikir ini cuma terjadi di dunia nyata, ternyata sektor kripto juga nggak luput. Bahkan, bisa dibilang taktik ini makin canggih dan meresahkan di ruang Web3.
Taktik bait and switch makin marak di proyek kripto, apalagi yang modelnya community-driven atau microcap. Contohnya:
- Token A dipromosikan besar-besaran (pakai influencer, airdrop, atau kemitraan palsu), tapi begitu ramai, developer malah pindah fokus ke Token B milik mereka sendiri.
- Di 2024–2025, beberapa proyek DeFi mencuri perhatian di awal peluncuran, lalu melakukan “switch” ke fitur lain yang memaksa user beli token baru dengan utility berbeda — tanpa dukungan jelas terhadap roadmap awal.
- Kasus terbaru misalnya proyek bernama Fintoch yang dituduh
Data dari GASA (Global Anti-Scam Alliance) menyebutkan bahwa scam berbasis misleading marketing — termasuk bait and switch — jadi taktik nomor dua paling sering dilaporkan di sektor Web3 sepanjang 2024. Bahkan total kerugian dari scam digital secara global mencapai lebih dari US?$1 triliun hanya dalam 12 bulan.
Sementara itu, laporan website Beosin menunjukkan kerugian sektor Web3 mencapai US?$1,54 miliar hanya dalam setengah tahun 2024. Banyak dari kerugian ini terjadi akibat proyek DeFi yang mengubah utility token atau fitur utama secara sepihak — ciri khas skema bait and switch di ranah kripto.
Bahkan Chainabuse mencatat kasus seperti Fintoch sebagai bagian dari kategori “Fake Project Scams”, salah satu yang paling banyak dilaporkan oleh komunitas pengguna on-chain.
Baca juga artikel terkait: Giveaway Scam: Modus Tipu-Tipu Berkedok Hadiah Gratis & Cara Menghindarinya
Gimana Caranya Biar Waspada Kalau Kamu Lagi Diincar?
Setelah melihat banyaknya contoh tadi, penting buat kita tahu kapan harus waspada. Berikut ini beberapa tanda kamu mungkin sedang diincar taktik licik ini.
- Harga terlalu murah sampai nggak masuk akal
- Info produk nggak lengkap, banyak yang disembunyikan
- Pelaku mendesak kamu ambil keputusan cepat
- Penawaran alternatif muncul tiba-tiba setelah kamu tertarik
- Di kripto: token tiba-tiba ganti fungsi, whitepaper diubah sepihak, atau dev jadi susah diajak komunikasi
Tips Aman: Supaya Kamu Nggak Jadi Korban Berikutnya
Nah, supaya kamu nggak terjebak dalam skema kayak gini, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu lakuin. Nggak susah, tapi bisa nyelametin kamu dari kerugian besar.
- Gunakan website yang terpercaya — kalau belanja online, pastikan situs punya reputasi bagus dan ulasan positif.
- Curigai yang terlalu murah — kalau produk high-end dijual dengan diskon kelewat ekstrem, wajib double-check.
- Cek tautan sebelum klik — periksa URL, jangan asal klik link dari iklan mencurigakan.
- Laporkan pelaku scam — ke platform tempat mereka iklan, dan kalau perlu ke pihak berwenang seperti FTC atau YLKI.
- Di kripto: baca whitepaper, pantau update dev, dan cek komunitas proyek — jangan cuma ikut FOMO.
Penutup: Scam Lama, Tapi Korbannya Selalu Baru
Dari penjelasan definisi sampai contoh-contoh aktual yang makin canggih, jelas bahwa bait and switch bukan sekadar taktik marketing murahan. Ini adalah bentuk penipuan yang semakin berkembang, bahkan ikut masuk ke ruang digital seperti e-commerce, properti, sampai Web3 dan kripto.
Meskipun regulasi sudah makin ketat, kunci utama ada di edukasi dan kewaspadaan. Kalau kamu udah tahu trik-triknya, kamu bisa selangkah lebih aman dari jebakan licik ini.
FAQ:
- Apa beda bait and switch dengan phishing?
Phishing itu biasanya usaha untuk mencuri data pribadi (seperti password) lewat link atau situs palsu, sedangkan bait and switch lebih ke praktik menipu lewat iklan palsu yang menggiring kamu beli sesuatu yang tidak sesuai janji awal. - Apakah bait and switch itu ilegal di Indonesia?
Iya. Praktik ini dilarang dalam UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999, khususnya Pasal 8 yang melarang pernyataan atau iklan yang menyesatkan konsumen, seperti informasi yang kami kutip dari website peraturan.bpk.go.id - Apakah bait and switch bisa terjadi di dunia kripto?
Bisa banget. Banyak proyek kripto menggunakan hype untuk menarik pembeli awal, lalu mengubah arah proyek atau utility token-nya secara sepihak, sehingga investor dirugikan. - Apa yang harus saya lakukan kalau jadi korban bait and switch?
Simpan bukti komunikasi dan transaksi, lalu laporkan ke platform terkait, atau ke lembaga seperti YLKI, Kominfo, Bappebti, atau Chainabuse jika terkait kripto. Edukasi juga orang lain agar tidak ikut tertipu.
Itulah informasi menarik tentang Bait and Switch Scam yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: AL