Sunk Cost Adalah Perangkap Psikologis, Awas Sering Menjebak!
icon search
icon search

Top Performers

Sunk Cost Adalah Perangkap Psikologis yang Sering Menjebak Investor Kripto

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Sunk Cost Adalah Perangkap Psikologis yang Sering Menjebak Investor Kripto

Sunk Cost Adalah Perangkap Psikologis yang Sering Menjebak Investor Kripto

Daftar Isi

Sunk cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan, terlepas dari hasil di masa depan. Dalam konteks investasi kripto, sunk cost sering muncul saat seseorang sudah membeli aset digital dan enggan menjual meski nilainya terus menurun.

Misalnya, jika kamu membeli token seharga Rp5 juta, dan nilainya turun menjadi Rp1 juta, lalu kamu menolak menjual karena merasa “sudah terlanjur rugi”, maka kamu sedang terjebak dalam sunk cost bias.

 

Tabel Perbedaan: Sunk Cost vs Opportunity Cost

Aspek Sunk Cost Opportunity Cost
Definisi Biaya hangus yang sudah terjadi dan tak bisa dikembalikan Potensi keuntungan yang hilang akibat memilih opsi lain
Relevansi terhadap keputusan Tidak relevan untuk keputusan ke depan Relevan dan harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan
Contoh Modal beli token yang gagal Potensi untung dari token lain yang tak jadi dibeli

 

Apa Itu Sunk Cost Bias?

Sunk cost bias adalah kecenderungan psikologis seseorang untuk tetap bertahan pada keputusan yang buruk hanya karena sudah mengeluarkan biaya tertentu di masa lalu. Dalam investasi kripto, bias ini sering muncul saat harga aset turun dan investor tetap menahan aset karena “sayang sudah beli mahal”.

Contohnya, kamu membeli altcoin seharga Rp10 juta, dan nilainya turun menjadi Rp3 juta. Meski proyeknya tidak berkembang, kamu tetap menahannya dengan harapan harga akan kembali naik. Padahal, secara rasional, aset tersebut tidak lagi memiliki prospek yang baik.

 

Masih seputar topik ini, simak juga: Behavioral Finance: Memahami Perilaku Investor

 

Studi Kasus: Sunk Cost di Dunia Kripto

Token DeFi yang Gagal

Seorang investor membeli token DeFi baru saat hype 2021 dengan harga Rp20 juta. Setelah beberapa minggu, harganya anjlok 90% karena proyek tidak berjalan. Namun karena sudah mengeluarkan banyak uang, ia enggan menjual. Akhirnya, token tersebut menjadi tidak bernilai.

Pelajaran: Semakin besar sunk cost, semakin besar kecenderungan seseorang mempertahankan keputusan yang buruk.

Langganan Sinyal Trading

Investor lain membayar langganan sinyal trading Rp1 juta per bulan selama 6 bulan. Meskipun sinyal tersebut tidak akurat dan menyebabkan kerugian, ia tetap melanjutkan langganan karena merasa sudah banyak investasi di sana.

Pelajaran: Biaya masa lalu seharusnya tidak menjadi dasar keputusan ke depan.

 

Faktor Psikologis Penyebab Sunk Cost Bias

  1. Loss Aversion
    Kerugian terasa lebih menyakitkan dibandingkan keuntungan dengan nilai yang sama. Akibatnya, investor cenderung mempertahankan aset rugi daripada menjual dan menerima kerugian.
  2. Escalation of Commitment
    Semakin besar waktu, uang, dan tenaga yang dihabiskan, semakin besar keinginan untuk “membuktikan bahwa keputusan awal benar”, meskipun faktanya sudah tidak rasional.
  3. Overconfidence
    Investor yakin bahwa pasar akan pulih atau keputusan mereka akan terbukti benar, meskipun data berkata sebaliknya. 

Cara Menghindari Sunk Cost Bias dalam Investasi Kripto

1. Fokus pada Data, Bukan Emosi

Evaluasi aset berdasarkan data fundamental dan teknikal, bukan berdasarkan berapa besar kerugian yang sudah kamu tanggung.

2. Tentukan Cut Loss Sejak Awal

Sebelum membeli aset, tentukan level cut loss dan target profit. Jika harga menyentuh batas cut loss, jual aset tersebut meski terasa menyakitkan.

3. Gunakan Jurnal Investasi

Catat alasan membeli setiap aset. Evaluasi ulang alasan tersebut secara berkala agar keputusan investasi tetap objektif.

4. Diversifikasi Portofolio

Jangan menaruh semua dana di satu aset. Diversifikasi bisa membantu mengurangi tekanan psikologis saat satu aset mengalami penurunan harga.

5. Gunakan Fitur Price Alert

Manfaatkan fitur price alert di platform seperti Indodax agar kamu bisa mengambil keputusan secara disiplin berdasarkan pergerakan harga pasar.

 

Infografis: Sinyal Kamu Terjebak Sunk Cost Bias

  • Tetap menyimpan aset rugi karena “sudah terlanjur beli mahal”
  • Enggan cut loss meski aset kehilangan fundamentalnya
  • Menolak peluang baru karena fokus mengejar balik modal
  • Terus berinvestasi pada proyek gagal karena “sudah mulai” 

Sunk Cost dalam Konteks Pasar Kripto Turun

Saat pasar kripto turun, sunk cost bias semakin kuat. Investor ritel cenderung mempertahankan posisi mereka karena takut merealisasikan kerugian. Padahal, keputusan yang rasional adalah mengevaluasi kembali aset secara objektif.

Salah satu contoh nyata adalah saat pasar bear market 2022, banyak investor menahan aset kripto yang sudah kehilangan fungsinya karena merasa terlalu rugi untuk dijual. Hal ini membuat modal terkunci dan menghambat peluang di aset lain yang lebih potensial.

 

Kesimpulan

Sunk cost adalah konsep penting yang harus dipahami setiap investor, terutama di dunia kripto yang volatil. Jika kamu terjebak dalam sunk cost bias, kamu bisa kehilangan lebih banyak dibandingkan jika mengambil keputusan rasional sejak awal.

Jangan biarkan biaya masa lalu mengendalikan keputusan masa depan. Evaluasi aset secara objektif, manfaatkan fitur-fitur trading modern seperti cut loss dan price alert, serta terus belajar dari setiap keputusan investasi yang kamu ambil.

Untuk memahami lebih banyak konsep investasi dan psikologi pasar, kunjungi Indodax Academy dan perluas wawasanmu sebagai investor kripto yang cerdas dan disiplin.

 

Itulah informasi menarik tentang sunk cost yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

 

Follow IG Indodax

 

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

 

FAQ 

  1. Apa itu sunk cost?
    Sunk cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan, terlepas dari apakah keputusan tersebut akan menguntungkan atau tidak di masa depan. Dalam konteks investasi, sunk cost sering kali muncul saat investor enggan cut loss karena merasa sudah terlanjur keluar banyak modal.
  2. Apa bedanya sunk cost dan kerugian?
    Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi dan tidak bisa diubah lagi, sementara kerugian adalah hasil negatif dari suatu keputusan. Tidak semua sunk cost menyebabkan kerugian, tapi mempertahankan keputusan buruk demi sunk cost bisa memperbesar risiko rugi.
  3. Apa itu sunk cost fallacy?
    Sunk cost fallacy adalah kesalahan berpikir saat seseorang terus bertahan pada keputusan buruk hanya karena sudah keluar biaya atau usaha. Misalnya, tetap menyimpan koin kripto yang gagal hanya karena kamu beli di harga tinggi, meski sekarang proyeknya sudah mati.
  4. Contoh sunk cost dalam investasi kripto?
    Contohnya: membeli token proyek DeFi dengan hype besar, lalu harganya turun drastis dan developer-nya kabur. Kamu tetap menyimpan koin tersebut karena merasa “udah terlanjur beli mahal”, padahal secara fundamental proyeknya sudah tidak layak.
  5. Kenapa sunk cost bias berbahaya?
    Karena bikin kamu menolak realita dan enggan cut loss. Hal ini bisa mengunci modal di aset yang merugikan, memperparah kerugian, bahkan membuat portofoliomu tidak sehat untuk jangka panjang.
  6. Bagaimana cara keluar dari sunk cost bias?
    Dengan mengubah mindset: fokus pada data dan prospek saat ini, bukan masa lalu. Terapkan strategi cut loss jika memang sudah tidak layak. Jangan malu mengakui kesalahan. Tujuan utamanya adalah menjaga kesehatan portofolio, bukan ego.
  7. Apakah sunk cost selalu buruk?
    Tidak selalu. Kadang sunk cost bisa dianggap sebagai “biaya belajar”. Tapi kalau dibiarkan jadi alasan bertahan di keputusan merugikan, itu justru bisa menjerumuskanmu lebih dalam.

 

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

 

Author: Echi Kristin

 

Lebih Banyak dari Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
Nama Harga 24H Chg
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

NFT vs SFT: Mana yang Lebih Efisien di Game & DeFi?

Di dunia kripto, inovasi tidak pernah berhenti. Setelah Non-Fungible Token

Bill Miller & Keyakinannya pada Bitcoin: Strategi Lindung Nilai di Era Inflasi

Bill Miller bukanlah nama baru di dunia investasi. Sosok legendaris

TEMA vs EMA: Mana Indikator Tren yang Lebih Tajam untuk Trader Kripto?
07/08/2025
TEMA vs EMA: Mana Indikator Tren yang Lebih Tajam untuk Trader Kripto?

Dalam dunia trading kripto, waktu adalah segalanya. Saat tren bergerak

07/08/2025