Pernah kepikiran nggak sih, Google itu punya anak perusahaan apa aja? Di balik namanya yang sudah mendunia, ternyata Google (sekarang bagian dari Alphabet Inc.) mengendalikan banyak perusahaan besar yang berperan penting dalam dunia teknologi, mobilitas, kesehatan, hingga kecerdasan buatan. Raksasa teknologi yang awalnya hanya dikenal sebagai mesin pencari ini kini telah bertransformasi menjadi sebuah ekosistem digital yang luar biasa kompleks dan berdampak pada hampir setiap aspek kehidupan modern kita.
Menariknya, setiap anak perusahaan Google memiliki spesialisasi dan kontribusi uniknya masing-masing yang bersama-sama membentuk dominasi Google di lanskap digital global. Yuk, kita ulik satu per satu perusahaan-perusahaan ikonik yang berada di bawah payung Google ini!
Kenapa Google Punya Banyak Anak Perusahaan?
Sebelum kita bahas daftarnya, kamu perlu tahu dulu kenapa Google membentuk banyak anak perusahaan. Ini bukan sekadar keinginan untuk menjadi besar, tapi ada strategi bisnis yang sangat cerdas di baliknya.
Langkah paling signifikan dalam struktur bisnis Google terjadi pada tahun 2015, ketika perusahaan mengumumkan restrukturisasi besar-besaran. Google secara resmi menjadi anak perusahaan dari induk perusahaan baru bernama Alphabet Inc. Restrukturisasi ini memungkinkan pemisahan bisnis utama Google (mesin pencari, iklan, Android, YouTube) dari proyek-proyek eksperimental dan bisnis lain yang bergerak di luar ranah internet.
Ada beberapa alasan strategis di balik keputusan ini:
- Fokus Inovasi: Dengan memisahkan berbagai divisi menjadi perusahaan terpisah, setiap entitas bisa lebih fokus pada bidang spesifiknya tanpa terdistraksi oleh tujuan bisnis yang berbeda.
- Efisiensi Manajemen: Struktur holding company memungkinkan manajemen yang lebih efisien dan transparan untuk investor, karena setiap anak perusahaan memiliki laporan keuangan dan target yang jelas.
- Segmentasi Risiko Bisnis: Memisahkan operasi bisnis berisiko tinggi (seperti proyek “moonshot”) dari bisnis pendapatan utama Google yang stabil.
- Strategi Akuisisi: Google dikenal aktif mengakuisisi perusahaan-perusahaan menjanjikan. Struktur Alphabet memudahkan integrasi akuisisi baru tanpa mengganggu operasi inti Google.
- Diversifikasi Pendapatan: Pengembangan berbagai anak perusahaan memungkinkan Google mendiversifikasi aliran pendapatannya, tidak hanya bergantung pada iklan digital.
Nah, sekarang kamu sudah tahu alasan strategisnya. Pendekatan ini telah memungkinkan Google untuk tetap inovatif dan agresif dalam mengembangkan teknologi baru, sambil tetap menjaga stabilitas bisnisnya yang sudah mapan. Yuk, kita masuk ke daftar perusahaannya!
13 Anak Perusahaan Google Paling Ikonik di 2025
Berikut ini 13 anak perusahaan paling ikonik milik Google yang wajib kamu tahu. Kita bahas bukan cuma namanya, tapi juga fungsi dan pencapaian masing-masing. Setiap perusahaan ini memiliki peran strategis dalam membangun ekosistem digital Google yang masif.
1. YouTube
YouTube, platform berbagi video terbesar di dunia, diakuisisi oleh Google pada tahun 2006 seharga $1.65 miliar. Pada masanya, banyak yang mempertanyakan keputusan ini karena harganya dianggap terlalu mahal untuk sebuah platform yang belum menghasilkan profit signifikan. Namun, kini YouTube telah menjadi salah satu akuisisi paling gemilang dalam sejarah teknologi.
YouTube fokus pada layanan video streaming global dan telah berevolusi menjadi platform hiburan, pendidikan, dan informasi dengan lebih dari 2.5 miliar pengguna aktif bulanan di 2025. Kontribusi utamanya bagi Google bukan hanya dominasi pasar video, tapi juga menciptakan ekonomi kreator yang menghasilkan pendapatan iklan sangat besar.
Di tahun 2025, YouTube telah berkembang jauh melampaui sekadar platform berbagi video menjadi ekosistem hiburan lengkap dengan layanan streaming musik, TV premium, dan bahkan layanan e-commerce terintegrasi. Platform ini juga menjadi pionir dalam menggunakan AI untuk personalisasi konten dan moderasi.
2. Android Inc.
Ketika Google mengakuisisi Android Inc. pada tahun 2005, tidak banyak yang menyangka bahwa sistem operasi mobile ini akan mendominasi pasar global. Namun, keputusan strategis Google untuk menjadikan Android sistem operasi open-source telah membuat platform ini bisa diadopsi oleh berbagai produsen smartphone di seluruh dunia.
Pada 2025, Android menguasai lebih dari 70% pangsa pasar sistem operasi mobile global. Fokus utamanya adalah mengembangkan sistem operasi yang aman, fleksibel, dan kaya fitur untuk berbagai perangkat, dari smartphone hingga perangkat wearable dan smart TV.
Yang membuat Android semakin penting adalah perannya sebagai gerbang masuk utama bagi layanan Google lainnya, seperti Pencarian Google, Google Maps, dan Google Play Store. Melalui Android, Google juga mengumpulkan data berharga untuk meningkatkan layanan iklan targetednya.
3. DeepMind
DeepMind, diakuisisi Google pada 2014, telah menjadi salah satu pemimpin global dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). Perusahaan ini fokus pada penelitian dan pengembangan AI tingkat lanjut, dengan tujuan menghasilkan sistem AI yang bisa belajar dan memecahkan masalah kompleks seperti manusia.
Proyek-proyek besar DeepMind yang mendunia termasuk AlphaGo, yang mengalahkan juara dunia Go pada 2016, dan AlphaFold, yang secara revolusioner memecahkan masalah pelipatan protein – sebuah terobosan besar dalam bidang kesehatan dan pengembangan obat.
Orang juga suka baca ini: Mengenal Deep Learning: Teknologi AI yang Mengubah Dunia
Di tahun 2025, DeepMind telah memperluas penerapan teknologinya ke berbagai bidang, termasuk prediksi cuaca, optimasi jaringan energi, dan diagnosis medis. Kemampuan AI DeepMind juga diintegrasikan ke dalam berbagai produk Google, meningkatkan kemampuan asisten virtual, pengenalan gambar, dan bahkan meningkatkan efisiensi pusat data Google.
4. Waymo
Waymo, yang merupakan spin-off dari proyek Google Self-Driving Car yang dimulai pada tahun 2009, kini menjadi pemimpin dalam teknologi kendaraan otonom. Fokus perusahaan ini adalah mengembangkan teknologi self-driving yang aman dan andal untuk transformasi mobilitas.
Pada 2025, Waymo telah meluncurkan layanan taksi otonom di berbagai kota besar di Amerika Serikat dan mulai berekspansi secara global. Teknologi sensor, pemetaan, dan sistem pengambilan keputusan Waymo dianggap paling maju di industri, dengan jarak tempuh aman terbanyak dibandingkan kompetitor.
Yang menarik, Waymo tidak hanya mengembangkan mobil penumpang otonom tetapi juga telah merambah ke sektor logistik dengan truk otonom Waymo Via, yang berpotensi merevolusi industri pengiriman barang. Perusahaan ini juga menjual lisensi teknologi sensor dan software-nya ke produsen otomotif terkemuka.
5. Fitbit
Google mengakuisisi Fitbit, pionir di industri wearable kesehatan dan kebugaran, pada tahun 2021 dengan nilai sekitar $2.1 miliar. Fokus Fitbit adalah mengembangkan perangkat wearable yang dapat memantau berbagai metrik kesehatan dan kebugaran penggunanya.
Sejak akuisisi, Fitbit telah semakin terintegrasi dengan ekosistem Google Health dan perangkat Pixel. Di tahun 2025, Fitbit telah memperluas kemampuannya dengan sensor kesehatan yang lebih canggih, termasuk pemantauan glukosa non-invasif dan deteksi stres berbasis biomarker.
Data yang dikumpulkan Fitbit sangat berharga untuk inisiatif kesehatan Google yang lebih luas. Dengan persetujuan pengguna, data ini membantu mengembangkan algoritma AI untuk deteksi dini berbagai kondisi kesehatan dan mengoptimalkan rekomendasi kesehatan personal.
6. Google Cloud
Google Cloud bukan hasil akuisisi melainkan perkembangan dari layanan internal Google yang kemudian ditawarkan kepada bisnis dan enterprise. Fokusnya adalah menyediakan infrastruktur cloud computing, platform sebagai layanan, dan solusi berbasis cloud lainnya.
Sebagai pesaing utama AWS (Amazon Web Services) dan Microsoft Azure, Google Cloud menawarkan keunggulan dalam analitik data, machine learning, dan keamanan. Di tahun 2025, Google Cloud telah signifikan meningkatkan pangsa pasarnya, terutama berkat keunggulan dalam layanan AI dan ML nya.
Salah satu diferensiasi utama Google Cloud adalah infrastruktur globalnya yang sangat efisien dan ramah lingkungan, dengan komitmen untuk menggunakan 100% energi terbarukan. Layanan ini juga menjadi sumber pendapatan utama bagi Google di luar iklan digital.
7. Calico
Calico (California Life Company) mungkin salah satu anak perusahaan Google yang paling ambisius namun kurang dikenal publik. Didirikan pada 2013, perusahaan ini fokus pada penelitian penuaan dan penyakit terkait usia dengan tujuan mengembangkan intervensi untuk memperpanjang umur manusia yang sehat.
Berbeda dengan anak perusahaan Google lainnya, Calico sangat berorientasi pada penelitian jangka panjang. Perusahaan ini menggabungkan biologi komputasional, genetika, dan teknologi canggih untuk memahami mekanisme penuaan dan mengembangkan terapi potensial.
Di tahun 2025, Calico telah mencapai beberapa terobosan penting dalam pemahaman biomarker penuaan dan telah memulai uji klinis awal untuk terapi yang bertujuan memperlambat proses penuaan. Meskipun hasilnya masih bertahun-tahun dari aplikasi komersial, potensi dampaknya pada kesehatan manusia sangatlah besar.
8. Verily
Verily, sebelumnya dikenal sebagai Google Life Sciences, adalah perusahaan teknologi kesehatan yang fokus pada penggunaan data dan teknologi untuk meningkatkan hasil kesehatan. Perusahaan ini aktif dalam berbagai bidang, dari pengembangan perangkat medis hingga penelitian biomedis.
Di tahun 2025, Verily telah mengembangkan berbagai inovasi kesehatan, termasuk lensa kontak pintar untuk memantau glukosa, perangkat medis wearable, dan platform analitik kesehatan berbasis AI. Perusahaan ini juga menjalin banyak kolaborasi dengan universitas terkemuka dan pemerintah AS untuk proyek-proyek kesehatan masyarakat.
Salah satu kontribusi signifikan Verily adalah pengembangan platform Project Baseline, yang mengumpulkan dan menganalisis data kesehatan dari ribuan partisipan sukarela untuk memahami transisi dari kesehatan ke penyakit. Proyek ini berpotensi mengubah pendekatan kedokteran preventif dan personalisasi perawatan kesehatan.
9. Google Fiber
Google Fiber adalah inisiatif yang dimulai pada 2010 untuk menyediakan jaringan internet berkecepatan tinggi di Amerika Serikat. Fokusnya adalah membangun infrastruktur broadband berbasis fiber optik yang menawarkan kecepatan jauh lebih tinggi dibandingkan penyedia layanan internet tradisional.
Meskipun ekspansinya sempat melambat beberapa tahun lalu, pada 2025 Google Fiber telah menemukan momentum baru dan memperluas layanannya ke lebih banyak kota di AS. Layanan ini menawarkan kecepatan hingga 10 Gigabit per detik, memungkinkan aplikasi canggih seperti realitas virtual, telemedicine, dan remote work tanpa hambatan.
Selain manfaat langsung bagi konsumen, Google Fiber juga berfungsi sebagai katalisator kompetisi di pasar broadband, mendorong penyedia layanan internet lain untuk meningkatkan kecepatan dan menurunkan harga. Ini sejalan dengan misi Google untuk meningkatkan akses internet global, yang pada akhirnya menguntungkan seluruh ekosistem digitalnya.
10. Nest Labs
Nest Labs, diakuisisi oleh Google pada 2014 seharga $3.2 miliar, adalah pionir dalam teknologi rumah pintar (smart home) dan Internet of Things (IoT). Fokus utamanya adalah mengembangkan perangkat rumah pintar yang terhubung, mudah digunakan, dan hemat energi.
Produk unggulan Nest termasuk Nest Learning Thermostat yang dapat mempelajari kebiasaan penghuninya, kamera keamanan Nest Cam, dan sistem keamanan rumah Nest Secure. Di tahun 2025, lini produk Nest telah berkembang mencakup seluruh aspek rumah pintar, dari perangkat keamanan hingga sistem hiburan dan manajemen energi.
Integrasi Nest dengan Google Assistant dan ekosistem Google Home telah menciptakan pengalaman rumah pintar yang mulus dan intuitif. Data yang dikumpulkan oleh perangkat Nest juga memberikan wawasan berharga tentang kebiasaan konsumen dalam rumah, yang dapat digunakan untuk meningkatkan produk dan layanan Google lainnya.
11. Mandiant
Mandiant, diakuisisi oleh Google Cloud pada 2022 dengan nilai $5.4 miliar, adalah perusahaan keamanan siber terkemuka yang fokus pada respons insiden, penilaian kerentanan, dan layanan intelijen ancaman. Akuisisi ini menandai komitmen serius Google untuk memperkuat kemampuan keamanan cybernnya.
Di tahun 2025, Mandiant telah semakin terintegrasi ke dalam ekosistem Google Cloud, memperkuat posisi Google sebagai penyedia layanan cloud yang aman. Keahlian Mandiant dalam mendeteksi dan merespons ancaman canggih telah diimplementasikan ke dalam berbagai layanan keamanan Google.
Dalam era peningkatan serangan cyber, khususnya yang menargetkan infrastruktur kritis dan perusahaan besar, kemampuan Mandiant memberikan keunggulan kompetitif signifikan bagi Google Cloud. Perusahaan ini juga berperan penting dalam mendidik industri tentang tren ancaman terbaru dan praktik terbaik keamanan.
12. Firebase
Firebase, diakuisisi oleh Google pada 2014, adalah platform pengembangan aplikasi yang menyediakan berbagai alat dan layanan untuk membantu developer membangun, meningkatkan, dan mengembangkan aplikasi mereka. Fokusnya adalah menyederhanakan proses pengembangan aplikasi dengan infrastruktur backend yang siap pakai.
Di tahun 2025, Firebase telah menjadi tulang punggung bagi ribuan startup dan aplikasi mobile. Platform ini menawarkan berbagai layanan penting seperti otentikasi pengguna, database realtime, hosting, penyimpanan cloud, dan analitik mendalam yang terintegrasi dengan Google Analytics.
Yang membuat Firebase semakin penting dalam ekosistem Google adalah kemampuannya untuk mempercepat siklus pengembangan aplikasi dan memudahkan developer untuk mengintegrasikan layanan Google lainnya. Ini mendorong pertumbuhan ekosistem aplikasi yang pada akhirnya menguntungkan seluruh platform Google.
13. Google X (Moonshot Factory)
Google X, yang sekarang dikenal sebagai X Development LLC, adalah “laboratorium moonshot” Alphabet yang fokus pada pengembangan teknologi yang berusaha memecahkan masalah besar dunia dengan solusi radikal. Didirikan pada 2010, X mengembangkan proyek-proyek futuristik yang seringkali tampak seperti fiksi ilmiah.
Beberapa proyek terkenal yang lahir dari Google X termasuk Project Loon (balon internet stratosfer), Project Wing (pengiriman barang menggunakan drone), kacamata Google Glass, dan tentu saja mobil self-driving yang akhirnya menjadi Waymo. Di tahun 2025, X terus mengembangkan proyek-proyek ambisius di bidang energi terbarukan, robotika, dan kesehatan.
X berfungsi sebagai inkubator ide revolusioner yang terlalu berisiko atau jauh dari bisnis inti Google. Ketika proyek mencapai tahap kematangan tertentu, mereka biasanya “lulus” dari X dan menjadi perusahaan mandiri di bawah Alphabet, seperti yang terjadi dengan Waymo dan Verily.
Gimana? Banyak banget ya, anak perusahaan Google yang ternyata punya peran penting di berbagai sektor! Tapi ini bukan sekadar banyak, semuanya punya tujuan khusus dan mendukung dominasi Google secara global. Setiap perusahaan ini memiliki spesialisasi yang unik namun bersama-sama membentuk ekosistem teknologi yang komprehensif dan saling melengkapi.
Apa Dampak Strategis dari Anak Perusahaan Google Ini?
Setelah tahu daftarnya, sekarang kamu mungkin penasaran: seberapa besar pengaruh anak-anak perusahaan ini terhadap dominasi Google secara global? Mari kita telaah dampak strategis dari jaringan perusahaan yang luas ini.
Salah satu dampak terpenting adalah diversifikasi pendapatan Google yang signifikan. Meskipun iklan digital masih menjadi sumber pendapatan utama, Google sekarang memiliki aliran pendapatan yang kuat dari layanan cloud computing, hardware (melalui Pixel dan Nest), konten digital (YouTube), dan langganan premium di berbagai layanannya. Strategi ini melindungi Google dari fluktuasi pasar iklan dan memberikan stabilitas finansial jangka panjang.
Dalam kompetisi melawan raksasa teknologi lain seperti Amazon, Apple, dan Microsoft, portofolio anak perusahaan yang beragam memberi Google keunggulan unik. Google tidak hanya bersaing dalam satu vertikal, tapi di berbagai segmen pasar sekaligus. Misalnya, Google Cloud bersaing dengan AWS Amazon, Android dengan iOS Apple, dan YouTube dengan layanan streaming Amazon Prime dan Microsoft Xbox.
Model akuisisi Google juga menjadi strategi perluasan yang sangat efektif. Alih-alih mengembangkan semua teknologi secara internal, Google secara strategis mengakuisisi perusahaan inovatif yang memiliki teknologi mapan atau talenta unggul. Ini mempercepat masuknya Google ke pasar baru dan menambahkan kompetensi inti baru ke portofolionya.
Orang juga suka baca ini: Merger Akuisisi: Apa Bedanya dan Dampaknya ke Market
Yang tidak kalah penting adalah bagaimana anak-anak perusahaan ini saling melengkapi dan menciptakan efek jaringan. Data yang dikumpulkan dari satu layanan dapat meningkatkan kualitas layanan lainnya. Misalnya, data kesehatan dari Fitbit dapat meningkatkan penelitian Verily dan Calico, sementara teknologi AI DeepMind meningkatkan hampir semua produk Google lainnya.
Struktur holding company Alphabet juga memberikan kebebasan pada masing-masing anak perusahaan untuk beroperasi dengan otonomi yang lebih besar, memungkinkan mereka mengambil risiko dan berinovasi tanpa terlalu khawatir mengganggu bisnis inti Google. Ini menciptakan budaya inovasi yang sulit ditiru oleh kompetitor yang lebih konservatif.
Dengan struktur yang kompleks ini, kamu bisa lihat kenapa Google jadi raksasa digital yang hampir nggak bisa disaingi. Setiap anak perusahaan tidak hanya beroperasi sebagai entitas terpisah tetapi juga sebagai bagian dari strategi ekosistem yang lebih besar, membentuk pondasi dominasi Google di era digital.
Kesimpulan
Sekarang kamu tahu bahwa Google bukan cuma soal search engine atau Gmail. Di balik layar, perusahaan ini punya “anak-anak” luar biasa yang membentuk masa depan teknologi global. Mereka berinovasi di bidang AI, kesehatan, mobil, bahkan keamanan data. Gokil kan?
Dari YouTube yang merevolusi cara kita mengonsumsi konten video, DeepMind yang mendorong batas-batas kecerdasan buatan, hingga Waymo yang membawa kita lebih dekat ke masa depan transportasi otonom, setiap anak perusahaan Google memainkan peran penting dalam membentuk lanskap teknologi global.
Strategi Google untuk mendiversifikasi portofolionya sambil tetap mempertahankan sinergi antar perusahaan telah terbukti sangat sukses. Ini memungkinkan mereka untuk tetap relevan dan inovatif di berbagai bidang teknologi sekaligus, sementara kompetitor seringkali hanya unggul di satu atau dua bidang saja.
Yang paling menarik adalah bagaimana semua anak perusahaan ini bekerja bersama untuk menciptakan ekosistem digital yang hampir tidak terhindarkan dalam kehidupan modern kita. Dari smartphone di tangan kita hingga informasi kesehatan kita, dari hiburan yang kita konsumsi hingga cara kita bekerja, jejak Google ada di mana-mana.
Saat kita melihat ke depan, jelas bahwa visi Google jauh melampaui pencarian informasi. Melalui anak-anak perusahaannya, Google sedang aktif membentuk bagaimana manusia berinteraksi dengan teknologi dan bagaimana teknologi dapat memecahkan tantangan terbesar manusia.
Itulah pembahasan menarik tentang google anak perusahaan yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa saja contoh anak perusahaan Google?
Beberapa yang paling dikenal adalah YouTube, Android, DeepMind, Waymo, dan Fitbit. Namun, Google memiliki banyak anak perusahaan lain seperti Nest Labs untuk smart home, Verily untuk teknologi kesehatan, dan Google X untuk proyek-proyek eksperimental.
2. Apakah Google masih di bawah Alphabet?
Iya, sejak 2015 Google menjadi salah satu unit bisnis di bawah induk bernama Alphabet Inc. Restrukturisasi ini memisahkan bisnis inti Google dari proyek-proyek “moonshot” dan bisnis lain yang tidak terkait langsung dengan internet.
3. Apa tujuan Google memiliki banyak anak perusahaan?
Untuk memisahkan fokus inovasi, mengatur risiko, dan memperluas cakupan pasar secara strategis. Struktur ini juga memudahkan manajemen bisnis yang berbeda-beda karakteristiknya, dari bisnis mapan seperti pencarian hingga usaha eksperimental seperti kendaraan otonom.
5. Apakah semua anak perusahaan Google itu hasil akuisisi?
Tidak semuanya. Beberapa seperti Google Cloud dan Firebase awalnya proyek internal, tapi banyak juga yang dibeli. Perusahaan seperti YouTube, Fitbit, dan Nest adalah contoh akuisisi besar Google, sementara Waymo dan Verily merupakan hasil spin-off dari proyek internal.
6. Berapa jumlah total anak perusahaan Google?
Jumlah pastinya berfluktuasi karena Alphabet/Google terus melakukan akuisisi baru, spin-off, dan kadang menutup proyek tertentu. Namun, secara keseluruhan Alphabet mengelola lebih dari 25 anak perusahaan utama pada tahun 2025.
7. Anak perusahaan Google mana yang paling menguntungkan?
YouTube dan Google Cloud adalah dua anak perusahaan yang paling signifikan kontribusinya terhadap pendapatan Alphabet di luar bisnis iklan inti Google. YouTube khususnya telah menjadi salah satu akuisisi paling sukses dalam sejarah teknologi.
8. Bagaimana cara Google mengintegrasikan anak perusahaan yang diakuisisi?
Google menerapkan pendekatan yang berbeda tergantung pada perusahaan. Beberapa diintegrasikan sepenuhnya ke dalam produk Google yang ada (seperti Waze ke Google Maps), sementara yang lain (seperti YouTube) mempertahankan brand dan operasi yang relatif independen.
Author: RB