Di pasar kripto yang serba cepat, kamu butuh patokan yang tidak ikut terbawa arus—itulah peran stablecoin. Ironisnya, justru patokan inilah yang sesekali bisa “lepas”. Ketika harga stablecoin menjauh dari nilai yang seharusnya, efeknya merambat ke spot, futures, sampai protokol DeFi. Supaya kamu tidak salah baca sinyal dan tidak terlambat bertindak, kita mulai dari definisi yang presisi, lalu bergerak ke cara mengukurnya, penyebab yang paling masuk akal, dampaknya bagi trader, dan akhirnya playbook tindakan yang bisa kamu jalankan begitu gejala muncul.
Depeg (bukan Depag) dan Asal Istilahnya
Sebelum masuk teknis, luruskan dulu istilahnya. “Depeg” berasal dari “de-pegging”: pelepasan nilai dari patokan. Di ekonomi makro, istilah ini dipakai ketika bank sentral melepas kait kurs tetap—contoh terkenalnya saat franc Swiss tak lagi dipatok ke euro. Komunitas kripto kemudian mengadopsinya untuk menyebut stablecoin yang menjauh dari nilai target—biasanya US$1. Dengan pijakan ini, pembahasan “depeg di kripto” tidak mengawang, dan kamu paham bahwa ini bukan jargon sesaat, melainkan istilah yang punya sejarah.
Apa Itu Depeg
Depeg adalah kondisi ketika aset yang dipatok nilainya—umumnya stablecoin US$1—menyimpang dari patokannya selama durasi yang bermakna. Penyebabnya bisa likuiditas, cadangan, desain koin, atau sentimen/regulasi. Definisi ringkas ini jadi acuan ketika kamu menilai: ini noise biasa, atau sudah tanda bahaya?
“Depeg Meter”: Kapan Layak Disebut Depeg?
Tidak semua angka $0,9998 pantas disebut depeg. Pasar selalu bernafas; yang kamu butuhkan adalah ambang praktis agar tidak panik pada deviasi mikro, tapi juga tidak telat saat sinyalnya nyata. Sebagai panduan edukatif:
- Untuk stablecoin besar (kapitalisasi/volume tinggi), waspadai deviasi lebih dari 0,5% yang bertahan berjam-jam, apalagi jika disertai spread yang melebar dan penukaran yang melambat.
- Untuk stablecoin menengah/kecil, deviasi 1–3% bisa relevan lebih cepat karena kedalaman pasar biasanya lebih tipis.
Ambang ini tidak berdiri sendiri. Kamu perlu melihat durasi, volume, lebar spread di CEX, dan imbalance di pool stableswap. Semakin lama deviasi bertahan dan semakin kering likuiditasnya, semakin besar alasanmu beralih ke mode defensif. Dengan “meter” sederhana ini, kamu tidak terjebak panik, tapi juga tidak menunggu sampai terlambat.
Penyebab Utama Depeg (dilihat dari sudut trader)
Depeg jarang lahir dari satu faktor. Biasanya ia kombinasi dari hal-hal berikut, yang sayangnya sering datang bersamaan.
Cadangan & akses penebusan.
Stablecoin fiat-backed bergantung pada aset cadangan dan bank kustodi. Begitu kepercayaan terhadap cadangan goyah—misalnya kabar pembekuan dana atau antrean penebusan—harga di pasar sekunder ikut terguncang. Transparansi dan kecepatan redemption sangat menentukan.
Desain stablecoin.
- Fiat-backed: relatif stabil selama cadangan aman dan redemption lancar.
- Over-collateralized (kripto): ikut tertekan jika agunan anjlok atau likuidasi beruntun.
- Algoritmik: paling rentan “death spiral” saat kepercayaan dan likuiditas menguap bersamaan.
Likuiditas & struktur pasar.
Order book tipis atau pool AMM timpang menyebabkan slippage besar, sehingga harga makin mudah menjauh dari $1 ketika tekanan jual meningkat.
Oracle & mekanisme harga.
Perbedaan antara harga on-chain real-time dan oracle/TWAP bisa menimbulkan likuidasi “tak terlihat”. Ketika oracle lambat mengikuti DEX, jaminan di platform lending bisa dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah pada momen yang salah.
Sentimen & regulasi.
Rumor di komunitas, pemberitaan negatif, atau perubahan kebijakan dapat memicu “bank run” mini. Pada saat seperti ini, likuiditas cenderung mengering, spread melebar, dan deviasi makin dalam.
Memahami sumber masalah membuatmu lebih mudah memilih langkah: bertahan, lindung nilai, atau keluar.
Dampak langsung ke Trader
Efek depeg tidak seragam; instrumen berbeda, risikonya pun berbeda.
Spot.
Nilai portofolio dalam USD menyusut meski jumlah koinmu tetap. Jika kamu menyimpan tabungan trading di stablecoin yang sedang melemah, “nilai diam” pun ikut terkikis.
Perpetual/Futures.
Jika mark/funding merujuk ke stable yang sedang bermasalah, perhitungan PnL bisa bias. Spread melebar dan ketidakselarasan referensi harga meningkatkan risiko salah posisi.
DeFi/Lending/CDP.
Penilaian kolateral bisa turun cepat. Jika oracle lag terhadap harga DEX yang sudah meluncur, likuidasi bisa datang saat kamu merasa angka masih aman.
On/Off-ramp.
Redemption bisa antre; spread deposit/penarikan membengkak. Kalaupun peg pulih, biaya dan waktu proses sering menjadi beban tambahan.
Karena dampaknya multidimensi, kamu perlu menyiapkan cara memantau yang tepat agar tidak terseret arus pada momen paling mahal.
Sinyal Dini yang Perlu Di Pantau
Tujuanmu sederhana: membedakan “nafas pasar” dari “awal depeg”. Caranya dengan mengamati sinyal-sinyal yang konsisten.
Deviasi harga vs patokan.
Gunakan ambang Depeg Meter. Deviasi kecil yang bertahan lebih lama lebih bermakna dibanding spike cepat yang segera kembali.
Imbalance di pool stableswap.
Jika di AMM stableswap satu koin menumpuk >70–80%, itu tanda pelaku pasar ingin keluar dari koin tersebut. Ketimpangan ini sering mendahului deviasi lebih dalam di CEX.
Spread & kedalaman order book.
Perhatikan kisaran $0,99–$1,01. Jika spread melebar dan likuiditas tipis, gesekan kecil bisa membuat harga melenceng lebih jauh.
Perbedaan oracle vs DEX.
Gap yang melebar antara harga referensi dan harga riil meningkatkan risiko likuidasi di lending.
Sinyal dari penerbit/issuer.
Pengumuman tentang penebusan, audit, atau eksposur kustodi sering menjadi “pemicu luar” yang mempercepat pergerakan pasar.
Begitu dua atau tiga sinyal muncul bersamaan dan bertahan, anggap risiko meningkat dan siapkan eksekusi rencana.
Studi Kasus
Grafik dan definisi sering terasa jauh sampai kamu melihat bagaimana pasar bereaksi saat kepercayaan goyah. Dua peristiwa berikut—satu pulih dan satu runtuh—menunjukkan spektrum depeg yang perlu kamu pahami sebelum memutuskan tetap bertahan atau keluar.
USDC (Maret 2023).
USDC sempat turun ke kisaran US$0,87 setelah terungkap eksposur dana di salah satu bank kustodi. Peg kemudian pulih ketika redemption dipastikan kembali lancar dan kepastian kebijakan diumumkan. Pelajarannya: kualitas cadangan, akses penebusan, dan komunikasi menentukan kecepatan pemulihan.
UST (Mei 2022).
Stablecoin algoritmik ini masuk “death spiral” ketika mekanisme penopang gagal menahan arus keluar. Harga menjauh jauh di bawah US$1 dan tidak pulih. Pelajarannya: desain mekanisme sama pentingnya dengan likuiditas.
Dua kisah ini menunjukkan spektrum depeg: ada yang pulih jika fundamentalnya kuat, ada pula yang runtuh jika mekanismenya rapuh.
Playbook Aksi Cepat Saat Depeg Berlangsung
Ketika sinyal menguat, jangan menebak—ikuti urutan agar keputusanmu disiplin.
Sebelum terjadi (persiapan).
Diversifikasi stablecoin; siapkan sebagian penyangga di fiat/BTC/ETH sesuai profil risiko. Petakan jalur redemption resmi (biaya, limit, waktu). Buat watchlist CEX/DEX/oracle agar kamu tidak mulai dari nol saat pasar memanas. Biasakan leverage rendah sebagai default.
Saat terjadi (eksekusi).
Validasi deviasi terhadap Depeg Meter, lalu cek imbalance di pool stableswap dan spread di CEX. Jika tiga indikator sejalan, turunkan leverage, naikkan collateral ratio, dan matikan strategi berisiko tinggi. Pertimbangkan DCA (Dollar-Cost Averaging) keluar dari stable yang bermasalah—jangan mengejar “perfect US$1” jika likuiditas tipis. Jika tersedia, gunakan redemption resmi daripada berebut di pasar sekunder yang mahal.
Setelah reda (evaluasi).
Catat kronologi, perbarui daftar stable yang kamu percaya, dan audit eksposur DeFi. Pembelajaran yang ditulis rapi akan membayar dirinya sendiri di insiden berikutnya.
Dengan alur siapkan–ukur–eksekusi–evaluasi, kamu mengubah depeg dari momen panik menjadi peristiwa yang bisa dikelola. Setelah playbooknya jelas, kita rangkum inti pelajarannya di bagian kesimpulan—agar langkah kecil yang kamu mulai hari ini benar-benar berdampak saat pasar berikutnya goyah.
Kesalahan Umum (dan cara menghindarinya)
Banyak kerugian lahir dari prosedur yang buruk, bukan dari alatnya.
- Panik pada deviasi mikro. Kamu bereaksi pada $0,999x tanpa melihat durasi/volume. Solusinya: kembali ke Depeg Meter.
- Semua telur di satu keranjang. Menaruh seluruh kas di satu stable membuatmu rentan kejutan. Minimal diversifikasi dua atau tiga koin dengan profil berbeda.
- Abaikan oracle gap. Kamu percaya angka dashboard, padahal DEX sudah bergerak jauh. Biasakan cross-check harga dan naikkan CR saat volatilitas naik.
- FOMO saat “re-peg”. Masuk besar ketika angka mendekati $1 tanpa rencana keluar. Buat rencana bertahap dan disiplin pada batasan biaya.
Keempat jebakan di atas punya akar yang sama: terburu-buru dan kurang rujukan. Pegang tiga alat setiap kali pasar memanas—Depeg Meter untuk mengukur, rute keluar (market vs redemption) untuk mengeksekusi, dan aturan posisi (leverage/CR) untuk menahan guncangan. Jika kamu konsisten, depeg berubah dari krisis jadi peristiwa yang bisa dikelola. Di bagian berikutnya, kita rangkum langkah utamanya agar mudah kamu ulang kapan pun sinyal kembali muncul.
Kesimpulan
Depeg bukan sekadar kejadian anomali; ia adalah risiko struktural di ekosistem yang sehari-hari kamu pakai untuk menaruh kas, margin, dan likuiditas DeFi. Karena itu, kamu perlu cara pandang yang rapi: definisi yang presisi supaya alarmmu tidak salah bunyi, Depeg Meter untuk membedakan noise dari sinyal, dan playbook eksekusi agar langkahmu tetap disiplin ketika pasar memanas.
Intinya, kamu tidak harus menebak-nebak. Tugasmu adalah mengukur (deviasi vs durasi vs likuiditas), mempersiapkan (diversifikasi stable + rute redemption + dashboard pantau), lalu menjalankan urutan aksi (turunkan leverage, naikkan collateral ratio, pilih jalur keluar yang paling efisien—market atau redemption—tanpa mengejar “perfect $1” saat spread melebar). Dengan tiga pilar ini, portofolio kamu tidak mudah terseret panik kolektif.
Kalau kamu hanya sempat 15 menit hari ini, lakukan yang paling berdampak:
- Tetapkan ambang Depeg Meter versimu (mis. >0,5% berjam-jam untuk top stable; >1–3% untuk yang lebih kecil) dan pasang alert.
- Petakan rute keluar: bursa mana yang spread-nya paling wajar, dan apa syarat redemption resmi kalau ada.
- Naikkan standar collateral untuk posisi DeFi bernilai, dan atur leverage default lebih konservatif sampai pasar normal kembali.
- Tinggalkan ketergantungan satu stable; bagi eksposur sesuai profil risiko, sisipkan penyangga fiat/BTC/ETH secukupnya.
Hindari empat jebakan klasik: panik pada deviasi mikro, semua kas di satu stable, percaya buta pada oracle yang lambat (tanpa cek DEX live), dan FOMO saat re-peg tanpa rencana keluar bertahap. Menghindari empat hal ini saja sudah memangkas sebagian besar kerugian yang “tidak perlu”.
Terakhir, disiplin kecil menang melawan ketidakpastian besar. Ukur—jangan menebak. Siapkan rute—jangan reaktif. Eksekusi urutan—jangan impulsif. Dengan ritme ini, depeg berikutnya bukan lagi momen panik, melainkan momen terukur yang sudah kamu siapkan dari jauh-jauh hari.
Itulah informasi menarik tentang “Depeg” yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Depeg itu apa?
Depeg adalah kondisi ketika aset yang dipatok—umumnya stablecoin US$1—menyimpang dari patokannya selama durasi bermakna karena faktor seperti likuiditas, cadangan, desain koin, atau sentimen/regulasi.
2. Kenapa stablecoin bisa depeg?
Kombinasi kualitas cadangan yang diragukan, antre redemption, desain mekanisme yang rapuh (terutama algoritmik), likuiditas menipis, perbedaan oracle vs harga pasar, dan sentimen/regulasi yang memburuk.
3. Contoh depeg besar?
USDC sempat ke kisaran US$0,87 pada 2023 dan kembali pulih ketika redemption stabil; UST pada 2022 masuk spiral dan tidak pulih karena isu desain dan kepercayaan.
4. Berapa deviasi yang dianggap berbahaya?
Sebagai panduan: untuk stable besar, >0,5% yang bertahan berjam-jam layak diwaspadai; untuk stable menengah/kecil, 1–3% bisa relevan lebih cepat—selalu perhatikan durasi, volume, spread, dan imbalance pool.
5. Apa yang harus kulakukan saat live depeg?
Validasi deviasi vs Depeg Meter, cek imbalance & spread, turunkan leverage, naikkan collateral ratio, pertimbangkan DCA keluar atau redemption resmi, dan catat keputusan untuk evaluasi.
6. Apakah depeg selalu pulih ke US$1?
Tidak. Pulih atau tidaknya bergantung pada kualitas cadangan, akses penebusan, likuiditas, dan desain koin. Fiat-backed yang transparan cenderung pulih lebih cepat ketimbang algoritmik yang kehilangan kepercayaan.
7. Perlukah diversifikasi stablecoin?
Iya. Diversifikasi mengurangi risiko satu titik kegagalan. Tambahkan pula penyangga di fiat atau aset besar (BTC/ETH) sesuai profil risiko dan kebutuhan likuiditasmu.