Istilah “hacker” sering dikaitkan dengan tindakan kejahatan digital, terutama dalam dunia teknologi dan aset kripto. Namun, tidak semua hacker memiliki niat jahat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas definisi hacker, sejarahnya, berbagai jenis hacker, serta etika dan hukum yang mengatur aktivitas ini. Kamu juga akan belajar bagaimana cara mencegah aksi peretasan yang bisa membahayakan aset digital kamu.
Definisi Hacker
Hacker adalah individu yang memiliki keahlian tinggi dalam memahami sistem komputer, jaringan, dan perangkat lunak, serta mampu memodifikasi atau mengeksploitasi sistem tersebut. Istilah ini pertama kali muncul pada tahun 1960-an di MIT (Massachusetts Institute of Technology), yang merujuk pada seseorang yang bisa menemukan solusi kreatif dan efisien dalam pemrograman.
Namun, seiring berkembangnya teknologi, makna “hacker” berubah. Saat ini, istilah tersebut sering dikaitkan dengan individu yang menyusup ke sistem komputer untuk mencuri data atau menyebabkan kerusakan.
Sejarah Perkembangan Hacker
Fenomena hacker mulai mencuri perhatian publik sejak tahun 1980-an, ketika komputer mulai digunakan secara luas oleh masyarakat dan perusahaan. Salah satu kejadian yang menghebohkan terjadi pada tahun 1983, ketika sekelompok remaja di AS berhasil masuk ke sistem komputer milik Pentagon.
Tahun 1990-an dan 2000-an menjadi dekade penting dalam sejarah hacking. Kelompok-kelompok seperti Anonymous dan LulzSec dikenal dengan aksi mereka yang bersifat politis dan ideologis. Di sisi lain, peretas juga mulai menyerang sektor keuangan, termasuk sistem perbankan dan platform perdagangan kripto.
Jenis-Jenis Hacker
Tidak semua hacker beroperasi di area abu-abu atau gelap. Berikut tiga tipe hacker berdasarkan niat dan tindakan mereka:
White Hat Hacker
White hat hacker adalah hacker etis yang bekerja untuk meningkatkan keamanan sistem. Mereka biasanya dipekerjakan oleh perusahaan atau organisasi untuk menguji keamanan sistem (penetration testing) dan memperbaiki celah keamanan sebelum dimanfaatkan oleh pihak jahat.
Contoh: Banyak perusahaan teknologi dan bursa kripto besar seperti Coinbase atau Binance memiliki program “bug bounty” untuk para white hat hacker.
Black Hat Hacker
Black hat hacker adalah peretas jahat yang mengeksploitasi kelemahan sistem untuk keuntungan pribadi, seperti mencuri data, merusak sistem, atau meminta tebusan melalui ransomware.
Dalam dunia kripto, black hat hacker menjadi ancaman besar karena sering menargetkan dompet digital (wallet), pertukaran aset (exchange), dan protokol DeFi.
Grey Hat Hacker
Grey hat hacker berada di antara white hat dan black hat. Mereka biasanya mengeksplorasi sistem tanpa izin, namun tidak selalu berniat merusak atau mencuri data. Tujuannya bisa berupa pembuktian kemampuan atau sekadar memberitahu pemilik sistem bahwa ada celah keamanan.
Namun, karena tidak mendapat izin, tindakan mereka tetap ilegal dalam banyak yurisdiksi.
Etika dan Hukum dalam Dunia Hacking
Etika hacking mengacu pada norma-norma moral yang mengatur aktivitas peretasan. White hat hacker biasanya mengikuti kode etik tertentu, seperti:
- Tidak menyebabkan kerusakan sistem.
- Tidak mengambil data tanpa izin.
- Memberi tahu pemilik sistem jika ditemukan celah.
Sementara itu, hukum di berbagai negara mengatur aktivitas peretasan dengan ketat. Di Indonesia, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) melarang akses ilegal ke sistem komputer, pencurian data, dan perusakan sistem digital. Pelanggaran dapat dikenakan sanksi pidana hingga kurungan dan denda besar.
Negara lain juga memiliki hukum serupa. Di Amerika Serikat, misalnya, berlaku Computer Fraud and Abuse Act (CFAA), sedangkan di Uni Eropa, aktivitas siber diatur oleh GDPR dan NIS Directive.
Baca juga artikel terkait: Risiko Kejahatan Kripto untuk Trader Indonesia di 2025
Peretasan di Dunia Kripto
Dunia kripto sangat rentan terhadap peretasan karena bersifat digital, terdesentralisasi, dan sebagian besar bersifat anonim. Beberapa kasus peretasan besar meliputi:
- Mt. Gox (2014): Salah satu bursa Bitcoin terbesar saat itu diretas dan kehilangan sekitar 850.000 BTC.
- Ronin Network (Axie Infinity, 2022): Kehilangan dana lebih dari $600 juta akibat celah pada validator bridge.
- Poly Network (2021): Peretas berhasil mencuri aset senilai $600 juta, meski akhirnya sebagian besar dikembalikan.
Peretasan semacam ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga menurunkan kepercayaan terhadap teknologi blockchain dan kripto secara keseluruhan.
Cara Mencegah Aksi Peretasan Kripto
Untuk melindungi aset kripto dari hacker, penting bagi pengguna untuk menerapkan langkah-langkah keamanan berikut:
1. Gunakan Dompet Non-Kustodian (Non-Custodial Wallet)
Dengan dompet seperti hardware wallet (contoh: Ledger, Trezor), kamu memegang kendali penuh atas private key kamu, mengurangi risiko pencurian dari pihak ketiga.
2. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
Selalu gunakan 2FA untuk mengamankan akun bursa atau dompet kripto kamu. Hindari menggunakan SMS dan lebih baik gunakan aplikasi autentikator seperti Google Authenticator.
3. Jangan Simpan Private Key atau Seed Phrase Secara Online
Tulislah seed phrase secara fisik dan simpan di tempat aman. Hindari menyimpan di Google Drive, email, atau layanan cloud lainnya.
4. Selalu Perbarui Perangkat Lunak
Perangkat lunak dompet dan sistem operasi harus selalu diperbarui untuk menutup celah keamanan yang sudah diketahui.
5. Waspadai Phishing
Jangan pernah klik tautan mencurigakan atau mengunduh lampiran dari sumber yang tidak dikenal. Hacker sering menggunakan teknik phishing untuk mencuri kredensial.
6. Gunakan Platform Tepercaya
Pastikan kamu hanya menggunakan platform yang memiliki reputasi baik dan sistem keamanan yang telah teruji.
7. Verifikasi Alamat Tujuan
Selalu periksa kembali alamat wallet sebelum mengirim aset. Beberapa malware bisa mengubah alamat tujuan tanpa kamu sadari.
Masih seputar topik ini, simak juga: Keamanan Kripto: 5 Langkah Praktis Menghindari Peretasan
Kesimpulan
Hacker adalah individu dengan kemampuan teknis tinggi yang bisa digunakan untuk kebaikan maupun kejahatan. Dalam dunia kripto, penting bagi kamu untuk memahami jenis-jenis hacker dan bagaimana cara mereka bekerja agar bisa mengamankan aset digital kamu. Etika dan hukum menjadi pilar penting untuk membedakan aktivitas hacking yang sah dan yang melanggar hukum. Dengan edukasi dan proteksi yang tepat, kamu bisa meminimalkan risiko peretasan kripto secara signifikan.
Itulah pembahasan menarik tentang apa itu hacker yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Kamu juga bisa mulai beli Bitcoin, beli Ethereum, dan aset kripto lainnya dengan praktis hanya dalam genggaman di INDODAX Market.. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa itu hacker secara sederhana?
Hacker adalah seseorang yang memiliki kemampuan tinggi dalam memanipulasi sistem komputer atau jaringan.
- Apakah semua hacker jahat?
Tidak. Ada white hat hacker yang bekerja untuk meningkatkan keamanan sistem.
- Apa yang dimaksud dengan black hat hacker?
Black hat hacker adalah peretas yang bertujuan merusak sistem atau mencuri data demi keuntungan pribadi.
- Apa perbedaan grey hat dengan white hat?
Grey hat mengeksplorasi sistem tanpa izin, meski tidak selalu dengan niat jahat. White hat bekerja dengan izin dan etika yang jelas.
- Bagaimana cara melindungi aset kripto dari hacker?
Gunakan dompet hardware, aktifkan 2FA, lindungi private key, dan waspadai phishing.
Author: RZ