Apa Itu PayFi? Gabungan TradFi, DeFi, dan Stablecoin
icon search
icon search

Top Performers

Apa Itu PayFi? Teknologi Baru yang Satukan TradFi & DeFi

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Apa Itu PayFi? Teknologi Baru yang Satukan TradFi & DeFi

Apa Itu PayFi? Teknologi Baru yang Satukan TradFi & DeFi

Daftar Isi

Coba kamu bayangin: kita hidup di era serba digital, tapi kirim uang lintas negara masih bisa makan waktu berhari-hari. Biaya transfer? Kadang lebih mahal dari harga makan siang di warteg. 

Padahal, setiap tahun ada transaksi global senilai lebih dari USD 1.8 kuadriliun yang harus diproses. Sayangnya, sebagian besar masih mengandalkan sistem lama yang lambat dan nggak efisien.

Nah, di sinilah konsep Payment Finance (PayFi) mulai muncul sebagai solusi. Teknologi ini lahir untuk menjawab kebutuhan pembayaran yang cepat, murah, dan bisa diakses siapa aja, kapan aja. Tapi apa sebenarnya PayFi itu?

 

PayFi Itu Apa, Sih?

Setelah tahu betapa rumitnya sistem pembayaran global saat ini, kamu pasti penasaran: teknologi seperti apa sih yang bisa menyederhanakan semuanya?

PayFi, atau Payment Finance, adalah sistem keuangan berbasis blockchain yang menggabungkan teknologi pembayaran tradisional (TradFi) dengan sistem terdesentralisasi (DeFi). Gampangnya, PayFi itu jembatan yang menyatukan dua dunia yang selama ini kayak berjalan sendiri-sendiri.

Bayangin kamu bisa kirim uang ke luar negeri pakai stablecoin, langsung sampai dalam hitungan detik, tanpa harus nunggu jam kerja bank atau ribet urusan konversi mata uang. Itu salah satu contoh kecil dari kekuatan PayFi.

Lebih dari sekadar alat transfer, PayFi dibangun di atas prinsip Time Value of Money—uang yang menganggur di sistem lama sebenarnya kehilangan nilai karena nggak dipakai. PayFi ingin mengubah itu: bikin uang selalu “bekerja” lewat sistem yang efisien dan real-time.

 

Artikel menarik lainnya untuk kamu: Apa Itu Credefi dalam DeFi dan TradFi?

 

Beda PayFi dan DeFi: Real Yield, Bukan Janji Manis

Nah, setelah paham konsep dasarnya, muncul satu pertanyaan penting: apakah PayFi itu sama kayak DeFi?

Buat kamu yang udah kenal DeFi, mungkin mikir PayFi cuma versi lain dari protokol DeFi biasa. Tapi kenyataannya, PayFi beda kelas. Kalau DeFi sering mengandalkan emisi token dan hype pasar, PayFi menawarkan real yield—imbal hasil dari aktivitas pembayaran nyata, bukan spekulasi harga.

Jadi, bukan cuma yield dari staking token yang bisa naik-turun kayak roller coaster, tapi dari biaya transaksi nyata yang terus mengalir. Ini bikin PayFi jauh lebih stabil dan tahan banting di tengah pasar yang fluktuatif.

 

Teknologi di Balik PayFi: 6 Lapisan yang Bekerja Bareng

Untuk bisa menghadirkan sistem sekuat itu, tentu ada fondasi teknologi yang mendasarinya. Nah, sekarang kita masuk ke bagian teknisnya: gimana sih PayFi bisa bekerja seefisien itu?

Supaya bisa jalan mulus, PayFi butuh infrastruktur yang kuat. Nah, ada enam lapisan utama dalam “stack” PayFi, yang pertama kali diperkenalkan sama Huma Finance:

  1. Blockchain Layer: Di sinilah semua transaksi diproses. PayFi butuh jaringan yang cepat dan murah kayak Solana, Stellar, atau Plasma.
  2. Currency Layer: Stablecoin kayak USDC dan USDG jadi bahan bakarnya. Tanpa fluktuasi harga, transaksi jadi lebih stabil.
  3. Custody Layer: Penyimpanan aset yang aman itu penting, apalagi buat institusi. Fireblocks dan Anchorage jadi contoh solusi yang dipakai.
  4. Compliance Layer: Karena PayFi juga menyasar pengguna institusional, kepatuhan hukum jadi wajib. Tools kayak Chainalysis dan TRM bantu urus AML dan KYC.
  5. Financing Layer: Di sinilah stablecoin digunakan buat bayar invoice atau gaji secara instan.
  6. Application Layer: Semua fitur PayFi dikemas jadi antarmuka yang mudah digunakan, tanpa harus ngerti coding atau blockchain.

Gabungan dari semua lapisan ini bikin PayFi bukan cuma ide, tapi sistem nyata yang siap dipakai.

 

Masih seputar topik ini, simak juga: LSDFI: Liquid Staking dalam Ekosistem DeFi

 

Manfaat Nyata PayFi di Dunia Keuangan

Sekarang setelah tahu pondasi teknologinya, kita masuk ke yang lebih menarik: manfaat nyatanya di lapangan. Apa saja keunggulan yang bisa dirasakan langsung oleh pengguna dan bisnis?

Yang bikin PayFi menarik bukan cuma teknologinya, tapi juga dampaknya di dunia nyata:

  • Cross-border payments jadi jauh lebih cepat dan murah. Nggak perlu lagi pre-funded account yang membeku triliunan dolar.
  • Instant card settlement buat merchant. Terima pembayaran dan langsung bisa dicairkan.
  • Trade finance yang lebih efisien: tokenisasi invoice biar bisa dicairkan lebih cepat.
  • Payroll otomatis yang bisa langsung disalurkan ke wallet karyawan, bahkan lintas negara.

Buat bisnis, ini artinya arus kas lebih sehat. Buat individu, artinya akses ke sistem keuangan global makin terbuka lebar.

 

Siapa yang Sudah Pakai PayFi?

Kamu mungkin mulai bertanya, siapa sih yang udah beneran pakai PayFi? Nah, di bagian ini kita bahas contoh nyata implementasi PayFi yang sudah jalan.

Ini bukan sekadar konsep di whitepaper. Visa sudah settle transaksi pakai USDC di jaringan Solana. PayPal izinkan merchant terima kripto dan payout ke mata uang lokal. Huma Finance, salah satu pelopor PayFi, sudah proses lebih dari $4.8 miliar transaksi dan terus tumbuh ratusan juta dolar tiap bulan.

Menurut laporan terbaru 2025, stablecoin seperti USDC tumbuh 57% menjadi $204 miliar dan volume transfer bulanan mencapai $2,6 triliun. Bahkan, QR code payment global diprediksi tembus $3 triliun. Semua ini memperlihatkan PayFi bukan lagi masa depan—dia sudah hadir di depan mata.

 

Tantangan PayFi: Jalan Nggak Selalu Mulus

Tapi tentu aja, nggak ada sistem yang benar-benar tanpa celah. Sekarang kita bahas sisi realistisnya: apa aja tantangan yang harus dihadapi PayFi untuk bisa berkembang lebih luas?

Meski potensinya besar, PayFi tetap punya tantangan. Yang paling utama tentu soal regulasi stablecoin yang masih belum jelas di banyak negara. Belum lagi urusan kepatuhan hukum lintas negara yang bisa bikin pusing tujuh keliling.

Selain itu, adopsi massal juga butuh edukasi dan kesiapan infrastruktur. Tapi setiap teknologi baru pasti butuh waktu buat diterima luas. Sama kayak zaman awal internet dulu.

 

PayFi vs DeFi: Mana yang Lebih Kuat?

Untuk memperjelas posisi PayFi dalam dunia Web3, penting juga buat ngebandingin langsung dengan DeFi. Jadi, mari kita lihat bedanya dari dekat.

Perlu dibedakan bahwa PayFi dan DeFi nggak saling bersaing langsung. Fokus mereka beda.

  • DeFi lebih ke layanan keuangan spekulatif: pinjam-meminjam, DEX, staking, dan yield farming. Tapi, banyak protokol masih bergantung pada emisi token.
  • PayFi lebih ke efisiensi infrastruktur: transfer uang lintas negara, pencairan invoice, dan pembayaran massal. Imbal hasilnya bukan dari hype, tapi dari real world volume.

DeFi memang masih dominan dengan TVL mendekati $98 miliar dan pengguna aktif 83 juta. Tapi PayFi tumbuh dengan pola berbeda: menyasar efisiensi, bukan euforia.

 

Masa Depan PayFi: Menuju Sistem Keuangan Terbuka

Lalu, gimana prospeknya ke depan? Yuk kita lihat ke arah masa depan.

Banyak analis percaya kalau PayFi bakal jadi tulang punggung keuangan digital masa depan. Citi bahkan memprediksi pasar stablecoin bisa tumbuh dari $240 miliar jadi $1.6 triliun—bahkan $3.7 triliun—di tahun 2030, menurut data dari website Coinmarketcap.

Dengan dukungan institusi besar dan teknologi yang makin matang, PayFi berpotensi menyatukan dua dunia: efisiensi TradFi dan kebebasan DeFi. Dan kita baru di awal perjalanan ini.

 

Penutup: Dunia Baru Pembayaran Sudah Dimulai

Akhirnya, setelah semua pembahasan di atas, satu hal jadi jelas: PayFi bukan sekadar buzzword, tapi cerminan dari kebutuhan nyata—sistem keuangan yang cepat, adil, dan bisa diakses siapa saja.

Ini bukan soal menggantikan bank, tapi bikin sistem yang lebih inklusif dan efisien.

Buat kamu yang aktif di kripto, PayFi adalah sinyal penting bahwa adopsi Web3 bukan lagi mimpi. Buat yang baru mulai belajar, ini saatnya paham arah baru industri ini.

Siapa tahu, di masa depan, kamu nggak cuma kirim uang lewat PayFi, tapi juga kerja, gajian, bahkan investasi lewat ekosistem ini. Dunia baru itu, sudah dimulai sekarang.

 

Itulah informasi menarik tentang Apa itu PayFi yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

 

 

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

 

 

FAQ:

  1. Apa perbedaan utama antara PayFi dan DeFi?
    DeFi fokus pada layanan keuangan spekulatif berbasis token seperti DEX, yield farming, dan staking. PayFi justru hadir untuk menjawab kebutuhan riil: efisiensi pembayaran global. PayFi memanfaatkan stablecoin dan sistem blockchain untuk menciptakan pembayaran real-time dan imbal hasil dari transaksi nyata (real yield), bukan dari emisi token.
  2. Apakah PayFi aman untuk digunakan oleh bisnis dan institusi?
    Ya. Sebagian besar proyek PayFi sudah mengintegrasikan sistem keamanan tingkat tinggi. Contohnya Fireblocks, Anchorage, dan TRM Labs yang menangani aspek custody dan compliance seperti KYC/AML. Artinya, PayFi memang disiapkan agar layak dipakai institusi global, bukan cuma individu tech-savvy.
  3. Apa saja contoh nyata implementasi PayFi di dunia saat ini?
    Ada banyak, dan ini bukan sekadar uji coba. Visa memproses pembayaran merchant dengan USDC di jaringan Solana. PayPal memungkinkan merchant menerima kripto dan mencairkan dalam mata uang lokal. Sementara Huma Finance memfasilitasi tokenisasi invoice dan pembayaran gaji secara langsung menggunakan stablecoin. Bahkan laporan 2025 menunjukkan volume PayFi tembus $4,8 miliar dan terus naik $500 juta tiap bulan.
  4. Apakah PayFi bisa digunakan di Indonesia?
    Secara teknologi, sangat memungkinkan. Penggunaan stablecoin, dompet kripto, dan integrasi API sudah tersedia. Tapi, adopsi massal masih tergantung pada kepastian regulasi dari otoritas seperti Bappebti dan BI. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, Indonesia bisa memanfaatkan PayFi untuk efisiensi remitansi, payroll ekspor-impor, hingga tokenisasi invoice UMKM.
  5. Apakah PayFi hanya untuk pengguna kripto berpengalaman?
    Nggak juga. Salah satu kekuatan PayFi ada di layer aplikasi (application layer) yang dirancang agar user-friendly. Pengguna tidak harus paham teknis blockchain untuk menikmati kecepatan transaksi dan efisiensi biayanya. Bahkan bisnis konvensional pun bisa mengakses PayFi melalui integrasi software yang sudah ada.
  6. Kenapa PayFi dianggap lebih relevan dibanding DeFi untuk kebutuhan pembayaran?
    Karena PayFi langsung menyasar problem utama industri keuangan saat ini: waktu tunggu transaksi, biaya tinggi, dan sistem yang tidak inklusif. PayFi hadir sebagai sistem pembayaran Web3 yang fokus pada efisiensi praktis, bukan spekulasi.
  7. Apa tantangan terbesar PayFi saat ini?
    Yang paling krusial adalah regulasi stablecoin yang berbeda-beda di tiap negara, serta kebutuhan akan standarisasi compliance. Tapi seperti teknologi baru lainnya, tantangan ini akan teratasi seiring meningkatnya kolaborasi antara pelaku industri dan regulator global.

 

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

 

Author: AL

Lebih Banyak dari DeFi

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.66%
bnb BNB 0.4%
sol Solana 5.37%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.96%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
KOK/IDR
Kok
3
50%
MAGIC/IDR
Treasure
4.780
34.61%
TOKO/IDR
Tokoin
4
33.33%
ZORA/IDR
ZORA
1.373
25.3%
SHAN/IDR
Shanum
5
25%
Nama Harga 24H Chg
GXC/IDR
GXChain
17.262
-39.45%
ATT/IDR
Attila
2
-33.33%
EFI/IDR
Efinity To
4.127
-24.94%
CBG/IDR
Chainbing
44
-24.14%
CNG/IDR
CoinNaviga
78.004
-19.59%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Warisan Crypto: Panduan Lengkap untuk Jaga Aset Digital
08/08/2025
Warisan Crypto: Panduan Lengkap untuk Jaga Aset Digital

Apa Itu Warisan Crypto? Warisan crypto adalah proses pengalihan kepemilikan

08/08/2025
CASA Wallet: Dompet Bitcoin Multisig Ini Keunggulan & Fiturnya

Apa Itu Casa Wallet? Casa Wallet adalah dompet kripto non-kustodian

Tom Lee: Ethereum Bisa Salip Kapitalisasi Bitcoin

Tom Lee, analis pasar terkemuka dan salah satu pendiri Fundstrat