Dari Ripple ke Ethereum: Siapa Austin King Sebenarnya?
Setelah keluar dari Ripple, banyak yang mengira Austin King akan mengambil jalur aman seperti kebanyakan mantan founder yang startup-nya diakuisisi. Namun, Austin justru memilih jalur yang jauh lebih menantang. Dia menjauh dari zona nyaman, lalu menyelami ekosistem Ethereum yang kompleks dan terfragmentasi. Lewat Omni Network, ia membawa misi besar: menyederhanakan pengalaman on-chain hingga terasa seperti internet—terbuka, fleksibel, dan universal.
Di tengah ekosistem blockchain yang makin sibuk dengan layer-layer dan chain baru, nama Austin King menjadi sorotan karena satu hal: dia berusaha menyatukan semuanya, bukan menciptakan yang baru. Artikel ini akan membongkar siapa Austin King sebenarnya, apa yang dia bangun, dan bagaimana kontribusinya bisa mengubah arah masa depan Ethereum dan Web3.
Jejak Awal Austin King: Dari Harvard ke Ripple
Sebelum dikenal sebagai pendiri Omni Network, Austin King lebih dulu mencatat prestasi sebagai pendiri Strata Labs—sebuah startup yang membangun infrastruktur pembayaran berbasis Interledger. Latar belakang akademisnya di Harvard dan pengalamannya membangun sistem yang memproses lebih dari 10 miliar transaksi membuat Strata Labs menarik perhatian Ripple.
Pada 2019, Ripple resmi mengakuisisi Strata. Austin kemudian bergabung ke tim Xpring, divisi investasi dan inkubasi Ripple, di mana ia fokus pada pengembangan sistem pembayaran lintas jaringan. Namun seiring waktu, Austin merasa bahwa pendekatan Ripple yang cenderung tertutup justru membatasi potensi teknologi blockchain yang seharusnya terbuka dan saling terhubung.
Perasaan inilah yang mendorongnya untuk keluar dari Ripple sekitar 2021 dan memulai sesuatu yang benar-benar baru—yang nantinya kita kenal sebagai Omni Network.
Fragmentasi Rollup Ethereum: Masalah yang Ingin Ia Selesaikan
Setelah menyelami ekosistem Ethereum, Austin melihat satu masalah besar yang belum banyak dibicarakan publik: fragmentasi rollup. Ethereum memang telah menjadi fondasi DeFi dan NFT, tapi kehadiran puluhan rollup seperti Arbitrum, Optimism, zkSync, Base, hingga Scroll justru menciptakan silo baru. Masing-masing memiliki token gas sendiri, status transaksi yang berbeda, dan memaksa developer untuk deploy ulang smart contract jika ingin menjangkau lebih dari satu rollup.
Masalah ini membuat pengalaman pengguna dan developer menjadi kompleks dan mahal. Menurut Austin, kondisi ini sangat kontras dengan prinsip internet, di mana berbagai jaringan bisa berkomunikasi secara seamless melalui protokol seperti TCP/IP. Maka dari itu, ia mengusulkan ide baru: Ethereum membutuhkan abstraction layer, bukan rollup baru.
Abstraction layer ini bukan hanya mempermudah developer, tapi juga menyatukan semua rollup dalam satu jembatan logika dan pengalaman. Dan inilah fondasi kelahiran Omni Network.
Omni Network: Jawaban Austin untuk Ethereum yang Terfragmentasi
Alih-alih membangun satu lagi rollup yang bersaing dengan yang lain, Omni Network mengambil pendekatan berbeda. Omni adalah abstraction layer di atas semua rollup Ethereum. Ia tidak menggantikan rollup, tetapi menjembatani mereka agar bisa berfungsi seperti satu jaringan yang saling terhubung.
Dengan Omni, developer hanya perlu deploy sekali. Omni akan menangani semua kompleksitas di balik layar—mulai dari konversi gas token, pemetaan status transaksi, hingga bridging antar-rollup. Bagi pengguna, ini artinya kamu bisa menggunakan satu aplikasi dan satu wallet untuk mengakses berbagai layanan DeFi di berbagai rollup tanpa perlu pindah-pindah jaringan atau pusing memikirkan gas fee.
Inovasi ini membuat banyak investor tertarik. Pantera Capital, Coinbase Ventures, hingga Two Sigma menjadi pendukung awal proyek ini. Omni pun mendapat julukan sebagai “Stripe for Rollups”—karena menyederhanakan konektivitas rollup layaknya Stripe menyederhanakan pembayaran online.
SolverNet SDK: Wallet Non-Custodial Sekeren App Keuangan Populer
Menyatukan rollup saja tidak cukup. Austin juga ingin mengubah cara pengguna merasakan Web3. Maka, lahirlah SolverNet, sebuah SDK (software development kit) yang dikembangkan oleh tim Omni untuk wallet dan aplikasi DeFi.
SolverNet memungkinkan wallet non-custodial memiliki fitur layaknya aplikasi keuangan populer: tampilan sederhana, proses instan, dan interoperabilitas tinggi. Bedanya, kontrol kunci privat tetap di tangan pengguna. Kamu bisa bayar gas fee di Arbitrum pakai USDC dari Optimism, jalankan transaksi dari satu antarmuka, dan tidak perlu pusing dengan bridging manual atau token wrapping.
Fitur-fitur ini bukan sekadar gimmick. SolverNet dirancang untuk bisa diintegrasikan ke aplikasi hanya dalam waktu seminggu, tanpa perlu mengubah smart contract yang sudah ada. Ini menjadikannya solusi yang sangat praktis bagi developer, sekaligus revolusioner bagi pengguna.
Dengan SDK ini, Austin ingin membuktikan bahwa kenyamanan dan keamanan bisa berjalan berdampingan di Web3.
Sinergi Omni dan XRP: Bawa Tokenisasi ke Dunia Multichain
Meskipun Omni lahir dari ekosistem Ethereum, Austin King tidak melupakan akar lamanya di Ripple. Ia secara aktif mendorong agar token XRP dan stablecoin Ripple USD (RLUSD) dapat menjangkau ekosistem DeFi global melalui integrasi dengan Omni.
Menurut Austin, interoperabilitas bukan hanya tentang menghubungkan chain, tapi tentang menyatukan ekonomi digital agar benar-benar terbuka. Dalam beberapa wawancara, ia bahkan menyatakan bahwa XRP punya potensi untuk menjadi bagian dari cadangan kripto strategis nasional AS, karena efisiensi, kecepatan, dan kemampuannya untuk digunakan sebagai aset tokenisasi.
Omni membuka jalan agar aset seperti XRP dan RLUSD bisa diakses lintas jaringan, digunakan di berbagai aplikasi DeFi, dan menjangkau pengguna dari Ethereum hingga Avalanche tanpa hambatan teknis.
Bukti Nyata & Daya Tarik Omni di Tahun 2025
Omni bukan sekadar ide bagus. Pada 2025, proyek ini telah mencatat lebih dari 7,5 juta transaksi dan melayani lebih dari 400.000 pengguna aktif. SolverNet telah diadopsi oleh sejumlah wallet besar dan protokol DeFi, dan tim Omni masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 – Finance 2025.
Capaian ini menunjukkan bahwa Omni bukan eksperimen, tapi infrastruktur masa depan yang sedang berjalan. Omni telah membuktikan bahwa fragmentasi bukan akhir dari Ethereum, tapi justru peluang untuk membangun konektivitas yang lebih cerdas.
Dan semua ini bermula dari satu orang yang berani keluar dari zona nyaman dan membangun ulang dari nol.
Apa yang Bisa Kamu Pelajari dari Austin King?
Perjalanan Austin King adalah pelajaran penting bagi siapa pun yang tertarik di ruang crypto, teknologi, dan inovasi. Ia mengajarkan bahwa:
- Solusi terbaik sering datang dari menyederhanakan hal yang rumit.
- Meninggalkan tempat yang nyaman demi membangun sesuatu yang lebih bermakna adalah keputusan yang berani dan visioner.
- Kamu tidak harus menjadi maximalist terhadap satu chain, karena yang dibutuhkan industri saat ini adalah jembatan, bukan tembok.
Jika kamu adalah developer, investor, atau bahkan pengguna Web3 biasa, langkah-langkah Austin bisa menjadi inspirasi bahwa masa depan blockchain tidak harus rumit—asal ada yang cukup berani untuk merombaknya.
Kesimpulan: Austin King dan Misi Menyatukan Ethereum
Austin King bukan hanya “mantan Ripple” yang membangun proyek baru. Ia adalah inovator yang mencoba menyatukan kembali esensi awal dari blockchain: keterbukaan, konektivitas, dan efisiensi. Melalui Omni Network dan SolverNet, ia membawa angin segar bagi ekosistem Ethereum yang semakin kompleks.
Kini, berinteraksi lintas rollup tak lagi harus rumit. Dan itu semua karena satu orang memutuskan untuk membangun jembatan, bukan menara gading. Dalam dunia yang makin penuh fragmentasi, Austin King memilih untuk menyatukan.
Itulah informasi menarik tentang “Austin King Omni” yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa itu Omni Network?
Omni adalah abstraction layer yang menyatukan berbagai rollup Ethereum, memungkinkan aplikasi dan pengguna terhubung secara seamless tanpa bridging manual.
2. Apa kontribusi utama Austin King di dunia kripto?
Austin membangun Omni Network dan SolverNet SDK, yang menyederhanakan pengalaman on-chain serta mendorong interoperabilitas di Ethereum dan aset seperti XRP.
3. Apa bedanya Omni dengan rollup seperti Arbitrum?
Arbitrum adalah rollup individual. Omni bukan rollup, tapi jaringan yang menjembatani banyak rollup, membuat mereka terasa seperti satu sistem terpadu.
4. Apakah Omni mendukung wallet non-custodial?
Ya. SolverNet SDK dikembangkan untuk menghadirkan UX terbaik di wallet non-custodial tanpa mengorbankan keamanan atau kontrol user.
5. Apa Omni bisa menjembatani XRP atau RLUSD?
Bisa. Omni dibangun untuk interoperabilitas multichain, termasuk membawa aset seperti XRP ke ekosistem Ethereum dan sebaliknya.