Data Tak Pernah Bohong, Apalagi di Blockchain
Pernah dengar istilah “Follow the money”? Nah, di dunia kripto, kamu bisa benar-benar melakukannya lewat data on-chain. Karena semua transaksi dicatat di blockchain, data ini bisa bantu kamu membaca pergerakan pasar, menghindari sinyal palsu, bahkan menangkap peluang sebelum orang lain sadar.
Ibarat detektif digital, kamu bisa mengikuti jejak uang di blockchain melihat siapa yang sedang akumulasi, siapa yang distribusi, dan bagaimana pola pergerakan aset kripto secara real-time. Lebih dari sekadar grafik harga, data on-chain memberikan konteks yang lebih mendalam tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik pergerakan pasar.
Mari kita kupas tuntas cara memanfaatkan data on-chain untuk memperkuat strategi investasi kripto kamu.
Apa Itu Data On-Chain dan Kenapa Penting?
Sebelum kamu bisa membaca data, kamu perlu tahu dulu apa yang dibaca. Data on-chain adalah seluruh informasi yang terekam langsung di dalam blockchain itu sendiri bukan analisis atau interpretasi dari pihak ketiga.
Data on-chain mencakup semua transaksi yang terjadi di jaringan blockchain, termasuk transfer aset, interaksi dengan smart contract, hingga aktivitas mining atau staking. Setiap blok yang ditambahkan ke blockchain membawa informasi berharga yang bisa kamu analisis.
Beberapa karakteristik utama data on-chain:
- Transparan: Siapapun bisa melihat dan memverifikasi transaksi
- Tidak Dapat Diubah: Sekali tercatat, data tidak bisa dimanipulasi
- Real-time: Kamu bisa melihat pergerakan dana saat itu juga
- Publik: Tidak ada informasi yang disembunyikan (meski identitas wallet anonim)
Kenapa data on-chain begitu penting? Karena ini adalah satu-satunya sumber data yang benar-benar bisa dipercaya dalam ekosistem kripto yang masih dipenuhi rumor dan manipulasi. Di era investasi yang makin berbasis data, pendekatan data-driven juga jadi strategi penting dalam membaca sinyal kripto, termasuk lewat data on-chain.
Sekarang setelah kamu tahu data apa yang dimaksud, yuk kita bahas jenis-jenis data on-chain yang paling sering dipakai trader dan analis profesional. Dengan memahami indikator-indikator kunci ini, kamu bisa mulai melihat pasar kripto dengan perspektif yang lebih tajam.
Jenis Data On-Chain yang Harus Kamu Tahu
Bukan semua data harus kamu pelototi. Ada beberapa indikator on-chain yang lebih signifikan dibanding lainnya dan telah terbukti memberikan sinyal yang lebih akurat tentang kondisi pasar. Mari kita telusuri satu per satu:
1. Volume Transaksi
Volume transaksi menunjukkan jumlah total aset kripto yang dipindahkan dalam periode tertentu. Peningkatan volume sering mengindikasikan:
- Momentum pergerakan harga: Volume tinggi yang sejalan dengan arah harga menandakan tren yang kuat
- Potensi perubahan tren: Lonjakan volume saat harga stagnan bisa menjadi sinyal awal pergerakan besar akan datang
Di tahun 2025, analisis volume telah berkembang menjadi lebih granular dengan membedakan antara volume ritel dan volume institusional, memberikan gambaran lebih jelas tentang siapa yang mendorong pasar.
2. Exchange Inflow/Outflow
Salah satu indikator paling prediktif adalah pergerakan kripto masuk dan keluar dari exchange:
- Exchange Inflow tinggi: Banyak orang mengirim kripto ke exchange—potensi tekanan jual (bearish)
- Exchange Outflow tinggi: Banyak orang menarik kripto dari exchange ke wallet pribadi—sinyal akumulasi jangka panjang (bullish)
Data terbaru dari Glassnode menunjukkan bahwa rasio inflow/outflow telah menjadi salah satu prediktor terbaik untuk pergerakan harga Bitcoin dan Ethereum dalam 6-12 bulan terakhir.
3. Active Addresses
Jumlah alamat aktif harian atau mingguan menunjukkan tingkat partisipasi dalam jaringan blockchain:
- Tren naik dalam alamat aktif: Menandakan adopsi yang meningkat dan minat yang bertumbuh
- Active address yang stagnan dengan harga yang naik: Potensi bubble atau harga yang tidak didukung oleh fundamental
Indikator ini sangat berguna untuk melihat apakah valuasi suatu proyek sejalan dengan pertumbuhan pengguna aktualnya.
4. Whale Movement
Pergerakan “whale” (pemilik aset kripto dalam jumlah besar) sering menjadi sinyal kuat:
- Whale accumulation: Ketika alamat besar menambah posisi, sering menjadi sinyal bullish
- Whale distribution: Ketika alamat besar mulai menjual, bisa menjadi sinyal bearish
Tools seperti Nansen dan Arkham Intelligence kini mampu mengidentifikasi entitas di balik alamat besar ini, memberi konteks tambahan apakah itu institusi, founder, atau exchange.
5. Metrik Valuasi On-Chain
Beberapa indikator kompleks telah dikembangkan untuk menilai valuasi kripto:
- MVRV Ratio (Market Value to Realized Value): Membandingkan harga pasar saat ini dengan harga rata-rata saat koin terakhir berpindah
- Realized Cap: Nilai total berdasarkan harga terakhir setiap koin bergerak, bukan harga pasar saat ini
- SOPR (Spent Output Profit Ratio): Mengukur profitabilitas rata-rata dari koin yang dibelanjakan
Metrik-metrik ini telah terbukti efektif dalam mengidentifikasi periode overvalued dan undervalued dalam siklus pasar kripto.
Kalau kamu sudah tahu jenis datanya, sekarang waktunya mempelajari cara membacanya secara strategis. Tak cukup hanya melihat angka dan grafik, kamu perlu tahu bagaimana menginterpretasikannya untuk mendapatkan wawasan yang actionable.
Cara Baca dan Interpretasi Data On-Chain
Ini bagian penting. Data tanpa pemahaman ibarat peta tanpa kompas. Mari kita pecah jadi panduan praktis yang bisa kamu terapkan langsung:
1. Mulai dengan Block Explorer
Block explorer seperti Etherscan (Ethereum) atau BscScan (Binance Smart Chain) adalah tempat terbaik untuk mulai. Kamu bisa:
- Lacak alamat wallet besar: Cek apa yang dilakukan investor besar dengan aset mereka
- Analisis smart contract populer: Lihat volume interaksi dan aktivitas pada dApp atau protokol DeFi
- Identifikasi tren transaksi: Apakah ukuran transaksi rata-rata naik atau turun?
Block explorer memberikan data mentah yang bisa kamu analisis lebih lanjut.
2. Manfaatkan Dashboard Analytics
Platform seperti Glassnode dan CryptoQuant telah mengolah data mentah menjadi indikator yang lebih mudah dibaca:
- Cek indikator sentimen: NVT Ratio, MVRV, dan Puell Multiple untuk Bitcoin
- Analisis likuiditas pasar: Lihat depth order book dan likuiditas di DEX dan CEX
- Pantau arus dana: Lacak pergerakan stablecoin antar exchange dan wallet
Dashboard ini sering menyediakan interpretasi awal dan sinyal beli/jual berdasarkan data historis.
3. Identifikasi Pola dan Anomali
Yang paling penting adalah kemampuan mengenali pola yang tidak biasa:
- Volume transaksi melonjak + inflow exchange meningkat = Potensi koreksi (banyak yang ingin jual)
- Active address naik + outflow exchange tinggi = Adopsi meningkat, bullish jangka panjang
- Akumulasi whale saat sentimen pasar negatif = Sinyal kontarian, potensi pembalikan tren
Penelitian dari Chainalysis menunjukkan bahwa anomali dalam data on-chain sering mendahului pergerakan harga signifikan 3-7 hari sebelumnya.
4. Gabungkan dengan Time Frame Analisis
Data on-chain memiliki signifikansi berbeda tergantung time frame yang kamu gunakan:
- Data harian: Cocok untuk swing trading dan menangkap momentum jangka pendek
- Data mingguan: Ideal untuk mengidentifikasi tren menengah dan timing akumulasi
- Data bulanan: Terbaik untuk sinyal makro dan keputusan alokasi portofolio jangka panjang
Trader profesional sering menggunakan multiple time frame analysis untuk mengonfirmasi sinyal sebelum bertindak.
Tapi tentu kamu gak harus manual terus. Ada tools canggih yang bisa bantu kamu membaca data dengan cepat dan akurat. Dengan alat yang tepat, kamu bisa menghemat waktu dan mendapatkan wawasan yang lebih mendalam. Mari kita bahas beberapa yang terbaik di tahun 2025 ini.
Tools On-Chain Terbaik 2025 untuk Trader Kripto
Di era sekarang, kamu gak perlu jadi developer untuk jadi smart investor. Tools analisis on-chain telah berkembang pesat, memberikan akses ke wawasan yang dulu hanya tersedia untuk institusi dan whale. Berikut adalah lima platform terbaik yang bisa kamu manfaatkan:
1. Glassnode
Glassnode tetap menjadi pemimpin dalam analitik on-chain dengan dashboard komprehensif dan indikator yang terkalibrasi dengan baik.
Keunggulan:
- Library metrik on-chain terlengkap
- Alert system yang bisa disesuaikan
- Wawasan mendalam tentang perilaku holder berdasarkan usia koin
- Laporan mingguan yang menyeluruh
Contoh penggunaan praktis: Saat Bitcoin mengalami koreksi pada Maret 2025, Glassnode mendeteksi pola “younger coins” yang tidak bergerak—mengindikasikan holder baru tetap percaya diri dan tidak menjual meski harga turun, yang akhirnya terbukti sebagai sinyal pembelian yang baik.
2. Nansen
Nansen telah merevolusi analisis on-chain dengan kemampuan melacak wallet berdasarkan entitas.
Keunggulan:
- Pelabelan wallet institusi dan investor terkenal
- Smart Money Flow Index untuk mengikuti investor sukses
- Analisis NFT dan DeFi yang mendalam
- Hot Contract Tracker untuk menemukan proyek baru yang menarik perhatian
Contoh penggunaan praktis: Di Q1 2025, Nansen mengidentifikasi akumulasi besar-besaran oleh alamat terlabel “Smart LP” di beberapa protokol DeFi Layer 2, beberapa minggu sebelum harga token-token tersebut naik rata-rata 70%.
3. CryptoQuant
CryptoQuant unggul dalam analisis arus dana di ekosistem exchange.
Keunggulan:
- Data inflow/outflow exchange yang akurat
- Derivatives data (funding rate, open interest)
- Miner metrics yang komprehensif
- API yang mudah diintegrasikan dengan trading tools
Contoh penggunaan praktis: Pengguna CryptoQuant mendapat sinyal awal tentang rotasi dana dari Bitcoin ke Ethereum pada April 2025 melalui indikator “Exchange BTC Reserves vs ETH Reserves Ratio” yang menunjukkan tren baru dalam alokasi aset.
4. Dune Analytics
Dune Analytics memberikan fleksibilitas tinggi untuk analisis on-chain kustom.
Keunggulan:
- Query SQL kustom untuk analisis spesifik
- Dashboard komunitas yang dibuat oleh analis top
- Fokus khusus pada DeFi, NFT, dan DAO
- Open-source dan sebagian besar fitur gratis
Contoh penggunaan praktis: Analis di Dune membuat dashboard yang melacak interaksi alamat dengan protokol Aave v4, mengidentifikasi tren baru dalam strategi leveraged yield farming yang kemudian menjadi strategi populer di kalangan DeFi.
5. Arkham Intelligence
Pendatang yang cepat populer, Arkham Intelligence fokus pada investigasi on-chain dan identifikasi entitas.
Keunggulan:
- Database entitas wallet terlengkap
- Tools pelacakan aliran dana yang canggih
- Notifikasi real-time untuk pergerakan besar
- Visualisasi jaringan transaksi yang intuitif
Contoh penggunaan praktis: Saat terjadi penarikan dana besar dari sebuah CEX pada Februari 2025, Arkham dengan cepat mengidentifikasi bahwa itu bukan tanda kekhawatiran likuiditas, melainkan perpindahan ke cold storage baru—informasi yang membantu investor tetap tenang saat media melaporkan FUD.
Sudah tahu tools dan cara bacanya, sekarang saatnya kita bahas bagaimana data ini bisa bantu kamu prediksi harga dan menangkap sinyal market. Dengan memadukan berbagai indikator on-chain, kamu bisa membangun kerangka analisis yang lebih andal untuk mengantisipasi pergerakan pasar.
Prediksi Harga Kripto Pakai Data On-Chain
Prediksi harga bukan sekadar feeling. Data on-chain memberikan fondasi objektif untuk memahami tekanan penawaran dan permintaan yang sebenarnya—jauh melampaui chart harga biasa. Mari kita lihat implementasi praktisnya:
Indikator Supply & Demand
- Exchange Reserve & Exchange Flow
Salah satu sinyal paling kuat adalah perubahan jumlah kripto yang disimpan di exchange:
- Bitcoin keluar dari exchange dalam jumlah besar: Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa periode outflow berkelanjutan selama 30+ hari hampir selalu diikuti rally harga dalam 3 bulan berikutnya. Terakhir terjadi pada Q4 2024 yang diikuti rally 65% pada Q1 2025.

Grafik: Tren keluar-masuknya BTC ke exchange sepanjang 2024–2025 berdasarkan data simulasi historis
- Rasio Stablecoin Reserve: Ketika jumlah stablecoin di exchange meningkat sementara jumlah kripto menurun, ini mengindikasikan “dry powder” siap untuk masuk ke pasar. Pada Januari 2025, rasio ini mencapai nilai tertinggi sepanjang masa sebelum rally pasar altcoin di Q1.
Indikator Valuasi On-Chain
- MVRV Z-Score
Indikator ini membandingkan kapitalisasi pasar saat ini dengan “realized cap” (nilai rata-rata saat koin terakhir bergerak):
- MVRV di bawah 1: Mengindikasikan undervalued, historis menjadi titik masuk yang baik. Bitcoin mencapai 0.85 pada koreksi November 2024, sebelum naik 40% dalam dua bulan berikutnya.
- MVRV di atas 3.5: Sering menandakan kondisi overheated. Ethereum mencapai 3.7 pada puncak harga April 2025, diikuti koreksi 25%.
- Realized Profit/Loss
Metrik ini mengukur keuntungan atau kerugian yang direalisasikan oleh holder:
- Realized Loss yang ekstrem: Saat banyak holder menjual dengan kerugian signifikan, sering terjadi capitulation yang diikuti pembalikan tren. Februari 2025 melihat realized loss terbesar dalam 18 bulan untuk Ethereum, memberi sinyal bottom sebelum rally 70%.
Analisis Pelaku Pasar
- Age Consumed & HODL Waves
Indikator ini melacak pergerakan koin yang telah diam untuk periode lama:
- Lonjakan Age Consumed: Ketika koin lama tiba-tiba bergerak, ini bisa mengindikasikan perubahan sentimen dari holder jangka panjang. Di Maret 2025, Bitcoin melihat lonjakan 400% dalam metrik ini, yang diikuti volatilitas harga signifikan.
- Whale Transaction Count
Transaksi dalam jumlah besar sering memberikan insight tentang apa yang dilakukan smart money:
- Peningkatan transaksi whale saat harga turun: Sering mengindikasikan akumulasi diam-diam. Alamat dengan >1000 BTC meningkatkan posisi sebesar 12% selama koreksi Desember 2024, tepat sebelum rally Q1 2025.
Mengintegrasikan dengan Analisis Teknikal & Fundamental
Data on-chain paling efektif saat digunakan sebagai konfirmasi atau divergensi dari sinyal teknikal tradisional:
- Divergence bullish: Ketika harga membuat lower low tapi indikator on-chain seperti active addresses atau network value membuat higher low—sering menjadi sinyal pembalikan yang kuat.
- Konfirmasi tren: Volume on-chain yang meningkat saat breakout harga memberikan validasi tambahan untuk pergerakan harga.
- Timing katalis fundamental: Cek tren data sebelum & sesudah rilis berita besar seperti ETF approval, halving, atau upgrade jaringan besar. Misalnya, outflow Bitcoin dari exchange meningkat 300% dalam minggu sebelum ETF Ethereum disetujui pada Februari 2025.
Tapi ingat, gak ada sistem yang sempurna. Data on-chain punya kekuatan, tapi juga keterbatasan yang perlu kamu waspadai. Mari kita lihat sisi lain dari medali ini agar kamu bisa menggunakan data on-chain secara bijak.
Kelebihan & Keterbatasan Data On-Chain
Supaya kamu tidak terjebak euforia data, penting juga kenali sisi batasannya. Seperti semua alat analisis, data on-chain memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri.
Kelebihan Data On-Chain
- Transparansi dan Objektivitas
Data on-chain tidak bisa dimanipulasi seperti laporan keuangan tradisional atau statistik yang dilaporkan oleh perusahaan. Semua transaksi tercatat di blockchain publik, tidak ada “pembukuan ganda”, dan memberi gambaran real-time tentang aktivitas jaringan.
Hal ini sejalan dengan prinsip immutability, di mana data yang sudah dicatat di blockchain tidak bisa diubah atau dimanipulasi lagi landasan utama akurasi analisis on-chain.
- Sinyal Fundamental yang Kuat
Data on-chain menyediakan insight tentang perilaku holder yang tidak bisa didapat dari chart harga saja:
- Menunjukkan perilaku akumulasi/distribusi dari berbagai segmen investor
- Memperlihatkan rasio supply yang aktif vs dormant
- Mengukur aktivitas penggunaan vs spekulasi
- Kemampuan Pelacakan Entitas
Perkembangan terbaru dalam analitik on-chain memungkinkan pelacakan behavior entitas penting:
- Mengidentifikasi pola whale dan institusi
- Melacak dana yang dicuri atau aktivitas mencurigakan
- Memahami aliran dana antar protokol DeFi, NFT, dan aplikasi lainnya
Keterbatasan Data On-Chain
- Tidak Selalu Prediktif
Data on-chain menggambarkan apa yang terjadi, tapi tidak selalu mengapa hal itu terjadi:
- Korelasi dengan harga bisa berubah seiring waktu
- Banyak faktor eksternal (regulasi, makroekonomi) yang tidak tercermin dalam data
- Bisa memberikan false signals selama periode volatilitas ekstrem
- Butuh Konteks Tambahan
Data on-chain paling efektif ketika dipadukan dengan:
- Analisis teknikal tradisional
- Pemahaman tentang fundamental makroekonomi
- Awareness terhadap perkembangan regulasi
- Sentimen pasar dan psikologi investor
- Lag dan Interpretasi
Beberapa keterbatasan teknis juga perlu diperhatikan:
- Beberapa indikator on-chain bersifat lagging (menggambarkan apa yang sudah terjadi)
- Volume off-chain (di CEX internal) tidak selalu tertangkap
- Layer 2 dan solusi skalabilitas lainnya bisa mempersulit pelacakan data
- Membutuhkan keahlian untuk interpretasi yang akurat
- Privacy Coins dan Cross-Chain Bridges
Analisis on-chain paling efektif untuk blockchain transparan seperti Bitcoin dan Ethereum. Namun, kamu akan menghadapi tantangan dengan:
- Privacy coins seperti Monero yang mengobskurasi data transaksi
- Cross-chain bridges yang mempersulit pelacakan aset antar blockchain
- Wrapped assets yang menambah lapisan kompleksitas dalam analisis
Nah, sekarang semua dasar udah kamu kuasai. Waktunya kita simpulkan apa yang harus kamu lakukan untuk jadi pembaca data on-chain yang handal. Dengan pengetahuan ini, kamu bisa mengambil keputusan investasi yang lebih cerdas dan berbasis data.
Kamu mungkin tertarik dengan ini juga: Filecoin: Adalah Kunci Penyimpanan Data di Kripto
Kesimpulan
Data on-chain bisa jadi senjata rahasia kamu dalam menghadapi market kripto yang volatil. Tapi seperti alat lainnya, semua tergantung bagaimana kamu menggunakannya.
Dalam dunia kripto yang sering dipenuhi FUD dan FOMO, data on-chain menawarkan landasan objektif untuk mengambil keputusan. Dibanding mengejar “tips” dari influencer atau panik saat melihat candlestick merah, coba lihat apa yang sebenarnya terjadi di blockchain.
Beberapa poin kunci yang perlu kamu ingat:
- Bangun dashboard pribadi dengan indikator on-chain yang sesuai dengan gaya trading dan time horizon kamu
- Padukan data on-chain dengan analisis teknikal dan fundamental untuk mendapatkan gambaran lengkap
- Kenali kontradiksi dan divergensi antara data on-chain dan pergerakan harga—seringkali di sinilah peluang terbesar muncul
- Gunakan tools yang tepat untuk menghemat waktu dan mendapatkan insight yang lebih dalam
- Jadikan ini kebiasaan, bukan hanya saat pasar sedang euforia atau panik
Di dunia kripto, yang tajam membaca data—dialah yang bisa cuan lebih dulu. Ingat, blockchain adalah teknologi transparansi, dan data on-chain adalah manifestasi dari transparansi tersebut. Dengan memahami dan memanfaatkannya dengan baik, kamu bisa melihat apa yang tidak dilihat orang lain, dan bertindak sebelum mereka sadar.
Itulah pembahasan menarik tentang cara membaca Data on chain yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Kamu juga bisa mulai beli Bitcoin, beli Ethereum, dan aset kripto lainnya dengan praktis hanya dalam genggaman di INDODAX Market.. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa beda data on-chain dan off-chain?
On-chain adalah data yang tercatat langsung di blockchain publik, seperti transaksi, interaksi smart contract, dan aktivitas wallet. Data ini transparan dan tidak dapat diubah.
Off-chain adalah data yang disimpan di luar blockchain, seperti order book di exchange terpusat, informasi login pengguna, atau transaksi yang terjadi dalam lapisan kedua yang belum difinalisasi di blockchain utama.
2. Apakah semua data di blockchain bisa diakses?
Ya, semua transaksi dan aktivitas di blockchain publik seperti Bitcoin dan Ethereum bisa kamu lihat via block explorer atau platform analitik. Namun, untuk blockchain privat atau privacy coins seperti Monero, data transaksi memang sengaja diobskurasi.
Perlu diingat bahwa meski data transaksi bisa diakses, identitas di balik alamat wallet biasanya tetap pseudoanonymous kecuali mereka telah diidentifikasi melalui KYC atau metode lain.
3. Apakah data on-chain bisa dipakai buat prediksi harga?
Bisa, terutama saat dikombinasikan dengan analisis teknikal dan sentimen pasar. Data on-chain telah terbukti memberikan sinyal yang kuat dalam:
- Mengidentifikasi periode overvalued dan undervalued
- Mengenali akumulasi whale sebelum rally
- Mendeteksi distribusi besar-besaran sebelum koreksi
- Memahami likuiditas dan supply shock yang akan datang
Namun, sama seperti indikator lainnya, data on-chain tidak selalu benar dan sebaiknya digunakan sebagai bagian dari strategi analisis yang lebih komprehensif.
4. Tools mana yang paling cocok buat pemula?
Untuk pemula yang baru mengenal analisis on-chain, beberapa platform yang mudah digunakan adalah:
- CryptoQuant – Memiliki UI yang intuitif dan indikator dasar yang mudah dipahami
- Glassnode Insights – Artikel analisis yang menjelaskan interpretasi data secara mendalam
- Blockchain.com Explorer – Tempat bagus untuk mulai memahami data mentah blockchain
- IntoTheBlock – Menyediakan sinyal sederhana (bullish/bearish/netral) berdasarkan agregat indikator on-chain
Mulailah dengan memahami indikator dasar seperti Exchange Flow dan Active Addresses sebelum beralih ke metrik yang lebih kompleks seperti MVRV atau SOPR.
5. Bagaimana cara tahu apakah whale yang bergerak itu institusi atau exchange?
Dengan kemajuan dalam pelabelan alamat blockchain, kini lebih mudah untuk membedakan jenis whale:
- Tools seperti Nansen dan Arkham Intelligence memiliki database entitas yang mengidentifikasi wallet milik exchange, custodian, fund, dan institusi lainnya
- Chainalysis dan CipherTrace juga menyediakan layanan identifikasi entitas untuk klien institusional
- Pola transaksi juga bisa memberikan petunjuk: exchange biasanya memiliki pola deposit/withdrawal yang konsisten dan hot wallet dengan aktivitas tinggi
Semakin banyak wallet yang terlabel, semakin akurat analisis pergerakan dana berdasarkan jenis entitas.
6. Bisakah data on-chain mendeteksi manipulasi pasar?
Ya, data on-chain sangat berguna untuk mengidentifikasi berbagai bentuk manipulasi pasar:
- Wash trading bisa terdeteksi dengan melihat pola transaksi yang tidak natural antara alamat terkait
- Pump and dump sering terlihat dari konsentrasi kepemilikan token dan pola distribusi tiba-tiba
- Spoofing di DEX bisa dianalisis melalui pola penempatan dan pembatalan order
- Front-running terlihat dari transaksi yang secara konsisten mendahului transaksi besar dengan profit
Tools seperti Arkham Intelligence dan Nansen memiliki fitur khusus untuk mengidentifikasi aktivitas mencurigakan dan anomali dalam data on-chain.
Author: RB