Di tengah tekanan ekonomi dan maraknya layanan paylater, banyak orang tergoda mencari cara cepat untuk mendapatkan uang tunai. Salah satu yang sering jadi pilihan adalah gestun, alias gesek tunai.
Sekilas terlihat praktis: gesek kartu kredit di merchant, dapat uang cash. Tapi di balik kemudahannya, gestun menyimpan risiko besar dari sisi hukum, finansial, hingga reputasi.
Gestun dilakukan dengan berpura-pura membeli barang di merchant padahal tidak ada transaksi riil. Merchant kemudian memberikan uang tunai setelah memotong biaya jasa. Praktik ini termasuk transaksi fiktif dan dilarang oleh Bank Indonesia (BI) serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Banyak orang menganggapnya solusi darurat, padahal yang tampak seperti jalan keluar bisa jadi awal masalah finansial panjang.
Waspada! Ini 5 Risiko Gestun
1. Risiko Hukum: Praktik Ilegal yang Bisa Berujung Pidana
Secara hukum, gestun bukan sekadar transaksi mencurigakan, tapi sudah masuk ke ranah penyalahgunaan sistem pembayaran. BI melalui PBI No.14/23/PBI/2012 menegaskan, penggunaan kartu kredit hanya boleh untuk transaksi pembelian barang dan jasa yang sah. Ketika limit kartu kredit dicairkan lewat transaksi fiktif, artinya kamu melanggar aturan.
Merchant yang ketahuan melakukan gestun bisa dicabut izin EDC-nya, dan nasabah dapat diblokir oleh pihak bank. Bahkan, jika terbukti ada unsur niat dan keuntungan finansial, kasus ini bisa dikategorikan sebagai tindak pidana pencucian uang.
Dalam jangka panjang, catatan semacam ini akan tercatat di sistem perbankan nasional dan dapat memengaruhi reputasi kamu di mata lembaga keuangan.
2. Risiko Finansial: Bunga dan Biaya yang Tak Terlihat di Awal
Gestun sering dikira solusi cepat, padahal justru jebakan bunga tinggi. Merchant biasanya memotong biaya 3–5% dari total pencairan. Belum lagi bunga kartu kredit yang langsung berjalan sejak hari pertama. Dalam beberapa minggu, total tagihan bisa membengkak jauh dari dana yang diterima.
Misalnya kamu gestun Rp10 juta, biaya jasanya bisa Rp500 ribu, lalu kena bunga bulanan sekitar 2%. Akibatnya, yang kamu terima nggak sebanding dengan yang harus dibayar.
Efeknya mirip “pinjaman darurat tak resmi” dengan bunga berlapis. Kalau tidak diatur dengan benar, kamu bisa terjebak dalam siklus utang konsumtif.
Untuk penjelasan tentang cara mengelola pinjaman legal dan lebih aman, kamu bisa baca artikel Cash Loan: Pengertian, Jenis, dan Cara Mendapatkannya di Indodax Academy.
3. Risiko Penipuan: Data Pribadi Bisa Disalahgunakan
Karena dilakukan oleh pihak tidak resmi, gestun juga membuka celah penipuan. Kamu menyerahkan data sensitif seperti nomor kartu, masa berlaku, dan CVV ke pihak yang tidak diawasi siapa pun. Data ini bisa digunakan untuk transaksi ilegal atau bahkan pencurian identitas.
Tak sedikit kasus pembobolan kartu yang berawal dari praktik gestun. Korban baru sadar setelah muncul transaksi misterius di billing statement mereka. Begitu data sudah bocor, sulit menutup kerugiannya secara penuh. Inilah kenapa menjaga data pribadi sama pentingnya dengan menjaga saldo rekening.
Untuk memahami perbedaan antara transaksi tunai dan pencatatan digital yang sah, kamu bisa membaca Accrual vs Cash Basis: Panduan Akuntansi Kripto & DAO agar paham bagaimana aliran dana idealnya tercatat secara benar.
4. Risiko Skor Kredit Turun: Nama Baik Finansial Bisa Tercoreng
Setiap transaksi kartu kredit terekam otomatis di sistem bank. Kalau aktivitasnya abnormal, seperti banyak transaksi nominal besar tanpa pembelian barang, sistem bisa memberi tanda risiko tinggi. Akibatnya, skor kredit (credit score) kamu bisa turun drastis.
Dampaknya panjang. Pengajuan kredit rumah, kendaraan, atau bahkan kartu kredit baru bisa ditolak karena riwayat buruk. Jadi, walau gestun tampak ringan, efeknya bisa menutup banyak peluang di masa depan. Nama baik finansial itu seperti reputasi—sekali rusak, susah dipulihkan.
Sebagai bahan bacaan tambahan, artikel Cash is King: Masih Ampuh di Era Kripto & Inflasi? juga menarik karena membahas pentingnya mengelola uang tunai secara sehat di era digital.
5. Risiko Siklus Utang: Solusi Instan yang Jadi Masalah Permanen
Gestun memberi kesan bahwa likuiditas bisa didapat kapan saja, padahal sebenarnya kamu hanya menunda masalah. Limit kartu kredit terus berkurang, bunga terus berjalan, dan tagihan menumpuk.
Begitu tagihan datang, uang hasil gestun sudah habis duluan. Lalu, sebagian orang memilih gestun lagi untuk menutup tagihan sebelumnya. Begitulah siklus utang dimulai.
Siklus ini bisa menyeret seseorang ke posisi keuangan yang sulit. Ini bukan soal kurangnya uang, tapi soal ketidakseimbangan antara gaya hidup dan kemampuan bayar. Jalan keluar yang sehat justru datang dari literasi keuangan dan disiplin diri, bukan dari trik cepat seperti gestun.
Kamu juga bisa memahami konteks uang beredar dan pengaruhnya terhadap kebiasaan masyarakat lewat artikel Broad Money: Definisi dan Peran dalam Ekonomi untuk memperluas wawasan tentang sistem moneter.
Dari Dunia Konvensional ke Dunia Digital: Belajar dari Fenomena Gestun
Gestun menunjukkan pola pikir lama tentang uang—bahwa memiliki uang berarti memiliki cash di tangan. Padahal di era keuangan digital dan blockchain, likuiditas bisa hadir dalam bentuk aset digital yang aman dan transparan. Teknologi blockchain memastikan setiap transaksi tercatat publik, sehingga tidak ada ruang untuk manipulasi seperti gestun.
Fenomena ini membuka pelajaran penting: integritas finansial jauh lebih bernilai daripada kecepatan. Dunia keuangan kini mengarah pada sistem yang terdesentralisasi, di mana transparansi dan akuntabilitas menjadi fondasi utama. Ini kebalikan dari gestun, yang mengandalkan tipu daya dan kerahasiaan.
Kesimpulan: Bijak Sebelum Gesek
Gestun memang terlihat seperti jalan keluar instan, tapi di baliknya ada konsekuensi panjang: risiko hukum, bunga tinggi, kebocoran data, skor kredit hancur, dan jeratan utang. Semua ini bisa dihindari dengan satu langkah sederhana berpikir dua kali sebelum gesek.
Kalau kamu butuh dana cepat, selalu ada jalan legal dan aman. Edukasi keuangan yang baik akan membantumu memahami bahwa uang cepat bukan segalanya. Yang penting adalah kestabilan dan tanggung jawab dalam mengelola keuangan pribadi.
Itulah informasi menarik tentang 5 Bahaya Gestun: Dari Bunga Tinggi hingga Risiko Hukum yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.
Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.
Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX staking crypto, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apakah gestun termasuk tindak pidana?
Ya. Gestun melanggar aturan Bank Indonesia karena memanipulasi sistem pembayaran. Pengguna dan merchant bisa dikenai sanksi administratif maupun pidana. - Apakah gestun paylater juga ilegal?
Ya, karena prinsipnya sama—mencairkan limit lewat transaksi fiktif yang tidak sah. - Bagaimana cara aman mencairkan dana tanpa gestun?
Gunakan fasilitas resmi seperti pinjaman tunai dari lembaga keuangan yang diawasi OJK. Artikel Cash Loan: Pengertian, Jenis, dan Cara Mendapatkannya bisa jadi panduan praktis. - Apakah gestun memengaruhi skor kredit?
Bisa. Aktivitas mencurigakan seperti gestun bisa menurunkan skor kredit dan berdampak pada akses finansial ke depan. - Apa kaitan gestun dengan dunia kripto?
Gestun lahir dari sistem keuangan lama yang mudah dimanipulasi. Dunia kripto hadir dengan teknologi blockchain yang transparan dan akuntabel, memastikan setiap transaksi bisa diverifikasi publik tanpa celah manipulasi.
Author: AL






Pasar
