Teknologi Blockchain - Indodax Academy
icon search
icon search

Top Performers

open sidebar

Paket Pelajaran Dasar

Home / Paket Pelajaran Dasar / judul_artikel

Blockchain

bundle pack - Apa itu bitcoin

Daftar Isi

Blockchain adalah teknologi masa kini yang digunakan sebagai sistem penyimpanan data dan aset secara digital, Penasaran? Baca selengkapnya disini!

Definisi Blockchain

Pertanyaannya adalah, “Apakah Blockchain dan Bitcoin itu saling berkaitan?” Jawabannya, tentu saja.

Pasalnya, kalau Kamu berbicara soal Bitcoin maka itu pasti berhubungan langsung dengan Blockchain.

Untuk diketahui, teknologi Blockchain memang banyak dipakai dan kini tengah berkembang pesat.

Demikian halnya dengan Bitcoin dan altcoin yang mengadopsi teknologi Blockchain.

Blockchain terdiri atas dua kata, yakni “block” yang artinya kelompok, dan “chain” yang artinya rantai.

Hal ini mencerminkan cara kerja blockchain yang memanfaatkan sumber daya komputer untuk menghubungkan blok-blok untuk mempermudah proses eksekusi dari transaksi. 

Pada dasarnya, Blockchain adalah suatu teknologi masa kini yang membuat penggunanya dapat mengoperasikan jaringan mereka sendiri.

Blockchain tidak membutuhkan konfirmasi dari satu pihak otoritas yang berkuasa. 

Secara lebih kompleks, teknologi Blockchain dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang dipakai untuk menyimpan transaksi, dengan struktur informasi yang terkandung di dalamnya terenkripsi dan tidak terpusat.

Blockchain dapat diibaratkan seperti sebuah Dokumen Google dengan kapasitas besar, yang memiliki satu kunci namun tanpa server yang terpusat.

Teknologi Blockchain juga memiliki sistem pencatatan di setiap data kripto dan dapat ditransfer tanpa harus melalui server yang dikendalikan oleh perusahaan.

Sistem Blockchain ini banyak digandrungi oleh masyarakat karena biayanya yang relatif lebih murah dan dengan keamanan teknologi tingkat tinggi.

Berbeda dengan sistem tradisional yang demikian rentan akan kejahatan siber, sistem Blockchain diketahui bersifat modern dan dipastikan aman. Hal itu lantaran data yang disimpan bukan terpusat oleh satu organisasi saja alias ia tidak punya otoritas pusat.

Sejarah Blockchain

Dikutip dari buku berjudul Blockchain for Dummies yang ditulis oleh Manav Gupta, diuraikan bahwa pada awalnya, Blockchain dibentuk dan dikembangkan untuk memenuhi suatu kebutuhan yang besar akan sebuah sistem yang bekerja lebih efektif, efisien, hemat biaya, lebih menjamin, dan terbukti lebih aman untuk merekap berbagai transaksi keuangan yang terjadi di masa mendatang.

Ide tentang penggunaan Blockchain sendiri dibentuk pada tahun 1991 di mana pada saat itu, terdapat dua penulis, yaitu Stuart Haber dan W. Scott Stornetta, yang menerbitkan sebuah jurnal yang berjudul Journal of Cryptography: How to Time Stamp a Digital Document.

Adapun tokoh di balik teknologi Blockchain yang diciptakan bersama Bitcoin dikenal menggunakan nama samaran sebagai Satoshi Nakamoto.

Pada tahun 2009, seorang tokoh misterius ini menginginkan sarana terdesentralisasi, permanen, dan dapat digunakan publik untuk merekam pembuatan dan distribusi setiap Bitcoin.

bundle pack satoshi nakamoto 936x530 indodax 01

Visualisasi Satoshi Nakamoto

Legalitas Blockchain kemudian digagas oleh Nicholas Weaver, peneliti senior di The International Computer Science Institute

Jasa dari penemuan Blockchain ini dapat dirasakan dengan adanya ledger untuk setiap transaksi yang dilakukan Bitcoin. Potensi yang dimiliki Blockchain pun saat ini bukan hanya dimanfaatkan sebagai cara untuk berinvestasi, melainkan juga bisa digunakan oleh berbagai lini keuangan lainnya.

bundle pack ledger 936x530 indodax 01

Visualisasi Ledger

Cara Kerja Blockchain

Terkait cara kerjanya, Blockchain Bitcoin dapat diartikan sebagai suatu ledger dari transaksi kripto yang digandakan dan disalurkan ke semua jaringan sistem komputer.

Adapun setiap blok dalam rantai ini berisi banyaknya jumlah transaksi.

Lantas, tiap kali ada transaksi baru yang dilakukan, akan terbentuk setiap rantai blok.

Nantinya, catatan transaksi ini yang bakal ditambahkan ke ledger masing-masing peserta.

Adapun kumpulan data akan terdesentralisasi serta dapat dikelola oleh banyak pengguna.

Hal ini dikenal dengan istilah “Distributed Ledger Technology” atau DLT. Selanjutnya terjadi pencatatan data digital dari konsensus ini menggunakan tanda tangan kriptografi yang tidak dapat diubah alias hash (algoritma matematika).

Dalam artian, ketika sebuah blok pada satu rantai diubah, maka akan terlihat bahwa blok itu sudah dirusak.

Apabila peretas hendak merusak sistem Blockchain, mereka harus mengubah setiap blok pada seluruh versi rantai yang ada.

Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!