Cara Menabung untuk Beli Rumah, Gaji Pas pun Bisa!
icon search
icon search

Top Performers

Cara Menabung untuk Beli Rumah, Gaji Pas pun Bisa!

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Cara Menabung untuk Beli Rumah, Gaji Pas pun Bisa!

Cara Menabung untuk Beli Rumah, Gaji Pas pun Bisa!

Daftar Isi

Rumah Bukan Mimpi, Asal Kamu Tahu Caranya

 

Banyak orang merasa mimpi punya rumah sendiri makin jauh karena harga properti terus naik, sementara gaji bulanan cuma cukup buat kebutuhan harian. Tapi nyatanya, bukan cuma soal besar kecil gaji yang penting adalah strategi nabungnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik, sekitar 70% keluarga muda Indonesia masih tinggal di rumah orang tua atau mengontrak karena belum mampu membeli rumah sendiri. Padahal, dengan tips mengatur keuangan yang konsisten dan strategi yang realistis, kamu bisa mewujudkan impian punya rumah dalam 2–5 tahun ke depan.

Di artikel ini, kamu akan menemukan cara menabung yang realistis, bahkan kalau gaji kamu pas-pasan. Semua strategi ini sudah terbukti berhasil diterapkan oleh ribuan orang Indonesia dan bisa kamu mulai dari sekarang juga.

 

Hitung Target Dana yang Dibutuhkan untuk Rumah Impianmu

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan target yang jelas dan terukur. Tanpa target yang spesifik, menabung untuk beli rumah akan terasa seperti berlari tanpa garis finish yang pasti.

 

Cara Menghitung Kebutuhan Dana Beli Rumah

Untuk menghitung dana yang dibutuhkan, kamu perlu mempertimbangkan beberapa komponen utama. Pertama adalah uang muka atau down payment (DP) yang biasanya berkisar antara 10-30% dari harga rumah. Kedua adalah biaya administrasi dan notaris yang mencapai 3-5% dari harga properti. Ketiga adalah dana cadangan untuk renovasi dan perabotan awal sekitar 10-15% dari harga rumah.

Sebagai contoh, jika kamu menargetkan rumah seharga Rp300 juta, maka kamu membutuhkan DP minimal Rp30 juta (10%), biaya administrasi Rp15 juta, dan dana renovasi Rp30 juta. Total dana yang harus kamu siapkan sekitar Rp75 juta.

Tips Riset Harga Rumah yang Realistis

Lakukan riset mendalam tentang harga properti di lokasi yang kamu incar. Gunakan platform seperti Lamudi, Rumah.com, atau OLX Property untuk mendapatkan gambaran harga pasar terkini. Jangan lupa pertimbangkan juga faktor lokasi, akses transportasi, dan fasilitas pendukung yang akan mempengaruhi harga jual kembali di masa depan.

Dengan target yang jelas, kamu akan lebih mudah menyusun strategi menabung yang terukur dan memiliki timeline yang realistis.

 

Buat Anggaran Bulanan dengan Teknik Budgeting 50/30/20 atau Zero-Based

Setelah menentukan target dana, saatnya kamu menyusun strategi budgeting yang akan menjadi fondasi kesuksesan menabung untuk beli rumah. Pemilihan teknik budgeting yang tepat akan menentukan seberapa cepat kamu bisa mengumpulkan dana impian.

 

Teknik Budgeting 50/30/20 untuk Gaji UMR

Teknik budgeting 50/30/20 sangat cocok untuk kamu yang memiliki penghasilan pas-pasan. Formula ini membagi penghasilan menjadi tiga kategori: 50% untuk kebutuhan pokok (makan, transportasi, listrik), 30% untuk keinginan (hiburan, makan di luar), dan 20% untuk tabungan dan investasi.

Khusus untuk menabung rumah, kamu bisa mengalokasikan seluruh 20% ini atau bahkan mengurangi porsi keinginan menjadi 20% dan menambah tabungan menjadi 30%. Konsistensi dalam menerapkan formula ini adalah kunci utama keberhasilan.

Strategi Zero-Based Budgeting untuk Maksimalkan Tabungan

Zero-based budgeting adalah teknik di mana setiap rupiah penghasilan harus memiliki alokasi yang jelas. Teknik ini membantu kamu mengontrol pengeluaran dengan lebih ketat dan memaksimalkan jumlah yang bisa ditabung.

Cara kerjanya sederhana: tuliskan semua sumber penghasilan, lalu alokasikan untuk setiap pos pengeluaran mulai dari yang paling prioritas. Sisanya langsung masuk ke tabungan rumah. Dengan cara ini, kamu bisa menabung hingga 25-35% dari penghasilan bulanan.

Nah, setelah anggaran tertata rapi dan kamu sudah tahu berapa yang bisa disisihkan setiap bulan, sekarang saatnya kamu buat jalur khusus untuk menampung tabungan itu agar tidak bercampur dengan dana operasional harian.

 

Pisahkan Rekening Khusus untuk Tabungan Rumah

Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan orang saat menabung adalah mencampur dana tabungan dengan rekening operasional harian. Akibatnya, tanpa sadar dana tabungan sering terpakai untuk keperluan mendadak atau godaan belanja.

 

Keuntungan Memisahkan Rekening Tabungan

Dengan memiliki rekening terpisah khusus untuk tabungan rumah, kamu akan lebih mudah melacak progress menabung dan terhindar dari godaan menggunakan dana tersebut. Rekening terpisah juga membantu kamu menghitung bunga yang diperoleh secara lebih akurat.

Pilih bank yang menawarkan fasilitas autodebet atau standing instruction, sehingga transfer ke rekening tabungan bisa dilakukan otomatis setiap tanggal gajian. Cara ini memastikan kamu konsisten menabung tanpa harus mengingat-ingat setiap bulan.

Pilih Produk Tabungan yang Tepat

Untuk tabungan rumah, pilih produk tabungan yang memberikan bunga kompetitif namun tetap mudah diakses saat dibutuhkan. Tabungan berjangka atau time deposit bisa menjadi pilihan yang baik karena memberikan bunga lebih tinggi sekaligus membatasi akses sehingga tidak mudah diambil.

Beberapa bank juga menawarkan tabungan khusus untuk tujuan tertentu seperti “Tabungan Impian” atau “Tabungan Properti” yang biasanya memberikan benefit tambahan seperti bunga lebih tinggi atau kemudahan akses KPR di kemudian hari.

Tapi tabungan aja tidak cukup untuk mempercepat pengumpulan dana, kamu juga perlu tahu cara agar dananya bisa berkembang lebih optimal melalui instrumen investasi yang tepat.

 

Gunakan Investasi Rendah Risiko agar Dana Bertumbuh

Mengandalkan tabungan konvensional dengan bunga 2-3% per tahun tidak akan optimal untuk mengumpulkan dana rumah, apalagi jika inflasi terus naik. Kamu perlu memanfaatkan instrumen investasi yang memberikan return lebih baik namun tetap aman untuk jangka menengah.

 

Reksadana Pasar Uang untuk Pemula

Reksadana pasar uang adalah pilihan investasi paling cocok untuk menabung rumah karena risikonya rendah dan likuiditasnya tinggi. Instrumen ini biasanya memberikan return 4-6% per tahun, lebih tinggi dari bunga tabungan biasa.

Kelebihan reksadana pasar uang adalah dana bisa dicairkan kapan saja tanpa penalti, sehingga cocok untuk tabungan darurat sekaligus. Kamu bisa mulai investasi dengan modal kecil, bahkan ada yang mulai dari Rp10.000 saja.

Deposito Berjangka untuk Hasil Stabil

Deposito berjangka menawarkan kepastian return yang lebih tinggi dari tabungan biasa, yaitu sekitar 4-5% per tahun. Meski dana terkunci dalam jangka waktu tertentu, instrumen ini sangat cocok untuk menabung rumah karena memberikan disiplin dan hasil yang pasti.

Pilih tenor deposito yang sesuai dengan target waktu membeli rumah. Jika target kamu 3 tahun, bisa pilih deposito 1 tahun yang diperpanjang otomatis, sehingga kamu bisa mendapatkan bunga yang optimal sambil tetap fleksibel.

Investasi Kripto untuk yang Berani Ambil Risiko

Stablecoin seperti USDT atau USDC yang di-staking bisa memberikan yield 8-12% per tahun, jauh lebih tinggi dari instrumen konvensional. Namun, investasi kripto memiliki risiko volatilitas dan regulasi yang harus kamu pahami betul.

Jika kamu memutuskan mencoba jalur ini, alokasikan maksimal 20% dari total tabungan rumah untuk menghindari risiko yang terlalu besar. Pilih platform exchange terpercaya dan pelajari cara menyimpan aset kripto dengan aman.

Nah, kalau strategi investasi sudah ditentukan dan dana mulai berkembang, kamu juga perlu melakukan evaluasi berkala melalui simulasi untuk memastikan target bisa tercapai sesuai timeline yang diinginkan.

 

Lakukan Simulasi: Nabung Rp1 Juta/Bulan, Kapan Bisa KPR?

Simulasi adalah cara terbaik untuk memvisualisasikan progress menabung dan memastikan target kamu realistis. Dengan simulasi yang tepat, kamu bisa mengetahui kapan tepatnya bisa mulai mengajukan KPR atau membeli rumah secara cash.

 

Simulasi Menabung untuk Rumah Subsidi

Jika kamu menargetkan rumah bersubsidi seharga Rp150 juta dengan DP 5% (Rp7,5 juta), maka dengan menabung Rp1 juta per bulan, kamu bisa mengumpulkan DP dalam waktu 8 bulan. Tambahkan dana untuk biaya administrasi dan renovasi, total waktu yang dibutuhkan sekitar 1 tahun.

Dengan memanfaatkan reksadana pasar uang yang memberikan return 5% per tahun, waktu pengumpulan bisa dipercepat menjadi 11 bulan karena ada pertumbuhan dari hasil investasi.

Simulasi untuk Rumah Komersial

Untuk rumah komersial seharga Rp300 juta dengan DP 10% (Rp30 juta), kamu memerlukan waktu 2,5-3 tahun jika konsisten menabung Rp1 juta per bulan. Jika ditambah dengan investasi yang memberikan return 6% per tahun, target bisa tercapai dalam 2,5 tahun.

Perhitungan ini sudah termasuk dana untuk biaya KPR, notaris, dan renovasi awal. Jangan lupa untuk selalu menyertakan inflasi sekitar 3-4% per tahun dalam perhitungan agar simulasi lebih akurat.

Cara Mempercepat Target dengan Nabung Progresif

Strategi nabung progresif adalah menambah jumlah tabungan secara bertahap seiring dengan peningkatan penghasilan. Misalnya mulai dengan Rp500.000 di tahun pertama, Rp750.000 di tahun kedua, dan Rp1 juta di tahun ketiga.

Metode ini lebih realistis karena mengikuti pola kenaikan gaji dan bonus tahunan. Dengan strategi ini, kamu bisa mengumpulkan dana lebih cepat dari simulasi linear biasa.

Kalau hasil simulasi masih terasa berat atau timeline terlalu lama, kamu bisa mulai mencari cara tambahan untuk mempercepat pengumpulan dana melalui diversifikasi sumber penghasilan.

 

Cari Penghasilan Tambahan agar Tabungan Makin Cepat Terkumpul

Mengandalkan gaji pokok saja memang bisa berhasil, tapi prosesnya akan lebih lama. Dengan menambah sumber penghasilan, kamu bisa mempercepat target sekaligus memiliki backup finansial yang lebih kuat.

 

Freelance Sesuai Skill yang Kamu Miliki

Era digital memberikan banyak peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan melalui freelance. Jika kamu punya skill desain grafis, kamu bisa menawarkan jasa pembuatan logo atau poster di platform seperti Fiverr atau 99designs. Skill menulis bisa dimonetisasi melalui content writing atau copywriting untuk website dan media sosial.

Penghasilan dari freelance bisa sangat bervariasi, mulai dari Rp500.000 hingga Rp5 juta per bulan tergantung skill dan waktu yang kamu dedikasikan. Yang terpenting adalah konsistensi dan membangun reputasi yang baik di platform tersebut.

Jual Barang Bekas dan Dropship

Manfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah untuk dijual di marketplace seperti Tokopedia, Shopee, atau Facebook Marketplace. Selain memberikan penghasilan tambahan, cara ini juga membantu kamu decluttering rumah.

Setelah terbiasa berjualan online, kamu bisa mulai mencoba dropship produk-produk trending atau menjadi reseller produk yang sudah memiliki market yang jelas. Dengan modal awal yang minimal, penghasilan dari dropship bisa mencapai Rp1-3 juta per bulan.

Investasi Mikro dan Peer-to-Peer Lending

Platform investasi mikro seperti Ajaib, Bibit, atau Bareksa memungkinkan kamu berinvestasi dengan modal kecil namun tetap mendapatkan return yang menarik. Selain itu, peer-to-peer lending juga bisa menjadi sumber passive income tambahan.

Meski return dari investasi ini tidak bisa langsung dirasakan dalam jangka pendek, dalam jangka panjang bisa memberikan kontribusi signifikan untuk mempercepat pengumpulan dana rumah.

Affiliate Marketing dan Content Creator

Jika kamu aktif di media sosial, manfaatkan followers yang kamu miliki untuk menjadi affiliate marketer atau content creator. Promosikan produk-produk yang kamu gunakan dan dapatkan komisi dari setiap penjualan yang terjadi melalui link affiliate kamu.

Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube memberikan peluang monetisasi yang sangat besar. Bahkan dengan followers yang tidak terlalu banyak, kamu tetap bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang lumayan.

Namun, dalam perjalanan menabung dan mencari penghasilan tambahan, ada beberapa jebakan yang sering membuat orang gagal mencapai target meski sudah berusaha keras. Mari kita bahas agar kamu bisa menghindarinya.

 

Hindari 3 Kesalahan Fatal saat Menabung untuk Beli Rumah

Kegagalan dalam menabung untuk beli rumah seringkali bukan karena penghasilan yang kecil, tapi karena kesalahan-kesalahan fundamental yang bisa sebenarnya dihindari. Mengenali dan menghindari kesalahan ini akan sangat menentukan kesuksesan kamu.

 

1. Menabung Tanpa Target Waktu yang Jelas

Banyak orang mulai menabung dengan semangat tinggi tapi tidak memiliki deadline yang spesifik. Akibatnya, motivasi menurun seiring waktu dan tabungan sering digunakan untuk keperluan lain karena tidak ada urgency yang kuat.

Solusinya adalah tentukan target waktu yang spesifik dan realistis. Misalnya “Saya akan mengumpulkan DP Rp50 juta dalam 24 bulan” bukan sekedar “Saya ingin punya rumah suatu saat nanti”. Target yang jelas memberikan motivasi dan membantu kamu tetap fokus pada tujuan.

Buat milestone bulanan dan evaluasi progress secara rutin. Jika ada keterlambatan, segera analisis penyebabnya dan buat penyesuaian strategi agar tetap on track.

2. Sering Mengambil Dana Tabungan untuk Keperluan Lain

Godaan untuk menggunakan dana tabungan rumah untuk keperluan mendadak atau lifestyle adalah salah satu penyebab utama kegagalan. Tanpa disadari, dana yang sudah terkumpul perlahan berkurang dan target semakin sulit dicapai.

Cara terbaik menghindari kesalahan ini adalah dengan memisahkan rekening tabungan rumah dari rekening operasional dan tidak memegang ATM atau akses online banking untuk rekening tersebut. Buat juga dana darurat terpisah minimal 3-6 bulan pengeluaran untuk menghindari gangguan pada tabungan rumah.

Jika terpaksa harus mengambil dana tabungan rumah, buat aturan tegas untuk mengembalikannya dalam waktu maksimal 3 bulan dengan tambahan “bunga” sebagai bentuk disiplin diri.

3. Terjebak Lifestyle Inflation

Seiring dengan kenaikan penghasilan, kecenderungan untuk meningkatkan gaya hidup juga meningkat. Hal ini yang disebut lifestyle inflation, di mana pengeluaran naik sebanding atau bahkan lebih cepat dari kenaikan penghasilan.

Akibatnya, meski penghasilan bertambah, jumlah yang bisa ditabung justru stagnan atau bahkan berkurang. Contohnya, ketika gaji naik Rp1 juta, alih-alih menambah tabungan, malah upgrade handphone atau mulai berlangganan layanan premium yang sebenarnya tidak essential.

Untuk menghindari jebakan ini, tetapkan aturan bahwa setiap kenaikan penghasilan, minimal 50% harus langsung dialokasikan untuk menambah tabungan rumah. Sisanya baru boleh digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup secara bertahap dan terukur.

Nah, kalau kamu sudah paham semua langkah strategis dan jebakan yang harus dihindari, sekarang waktunya kamu mulai mengambil action nyata untuk mewujudkan impian memiliki rumah sendiri.

 

Rumah Bisa Kamu Miliki, Asal Konsisten & Terencana

 

Membeli rumah dengan gaji pas-pasan memang membutuhkan perjuangan dan perencanaan yang lebih ketat, tapi bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Yang terpenting adalah memiliki strategi yang tepat, konsistensi dalam menjalankannya, dan disiplin untuk menghindari godaan-godaan yang bisa menggagalkan rencana.

Dari perhitungan target dana yang realistis, pemilihan teknik budgeting yang sesuai, pemisahan rekening khusus tabungan, pemanfaatan investasi untuk mempercepat pertumbuhan dana, hingga pencarian penghasilan tambahan – semua langkah ini bisa kamu terapkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan kondisi kamu saat ini.

Yang tidak boleh dilupakan adalah pentingnya menghindari kesalahan-kesalahan fatal yang sering membuat orang gagal di tengah jalan. Dengan perencanaan yang matang dan eksekusi yang konsisten, impian memiliki rumah sendiri bisa menjadi kenyataan dalam waktu 2-5 tahun ke depan.

Ingat, bukan soal besar kecilnya gaji yang kamu terima setiap bulan, tapi soal bagaimana kamu mengelola dan memaksimalkan setiap rupiah yang masuk. Mulai dari sekarang, ambil langkah pertama dengan menghitung target dana dan menyusun anggaran bulanan. Rumah impian kamu menunggu!

 

Itulah informasi menarik tentang  “cara menabung untuk beli rumah” yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

Follow IG Indodax

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Gaji Rp2 juta bisa nabung untuk beli rumah?

Tentu bisa! Dengan gaji Rp2 juta, kamu bisa menerapkan budgeting 50/30/20 dan menyisihkan Rp400.000 per bulan untuk tabungan rumah. Dalam 3 tahun, kamu bisa mengumpulkan sekitar Rp14,4 juta yang cukup untuk DP rumah subsidi atau kavling tanah. Kuncinya adalah konsistensi dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

2. Investasi apa yang cocok untuk nabung rumah?

Untuk menabung rumah dengan target 2-5 tahun, pilihan terbaik adalah reksadana pasar uang (return 4-6% per tahun), deposito berjangka (4-5% per tahun), atau kombinasi keduanya. Bagi yang sudah paham kripto, stablecoin staking bisa memberikan yield 8-12% per tahun namun dengan risiko yang lebih tinggi. Hindari investasi berisiko tinggi seperti saham individual untuk dana yang dibutuhkan dalam jangka pendek.

3. Lebih baik menabung dulu atau ambil KPR langsung?

Idealnya tetap menabung dulu untuk mengumpulkan DP yang cukup besar, minimal 20% dari harga rumah. Dengan DP yang besar, cicilan bulanan akan lebih ringan, tenor bisa lebih pendek, dan total bunga yang dibayar lebih kecil. Namun jika harga properti naik sangat cepat di lokasi target, mengambil KPR dengan DP minimal bisa menjadi pilihan untuk menghindari kenaikan harga yang lebih tinggi.

4. Apakah nabung kripto bisa dipakai untuk beli rumah?

Ya, sudah banyak kasus nyata orang Indonesia yang berhasil membeli rumah dari hasil investasi Bitcoin, Ethereum, atau trading cryptocurrency. Namun, investasi kripto memiliki volatilitas tinggi dan risiko regulasi yang harus dipahami betul. Jika memilih jalur ini, sebaiknya alokasikan maksimal 20-30% dari total dana dan tetap kombinasikan dengan instrumen yang lebih stabil. Pastikan juga kamu memahami cara mengamankan aset kripto dan aspek perpajakan yang berlaku.

 

Author: RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.66%
bnb BNB 0.4%
sol Solana 5.37%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.96%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
TROLLSOL/IDR
TROLL (SOL
3.855
44.54%
TOKO/IDR
Tokoin
4
33.33%
COW/IDR
CoW Protoc
8.258
31.52%
HFT/IDR
Hashflow
1.545
28.54%
VELOFIN/IDR
Velodrome
992
26.53%
Nama Harga 24H Chg
LEVER/IDR
LeverFi
3
-25%
EFI/IDR
Efinity To
3.482
-14.28%
GXC/IDR
GXChain
15.303
-7.25%
CBG/IDR
Chainbing
41
-6.82%
XGD/IDR
XGold
762.005
-6.55%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Wait and See: Jurus Investor di Tengah Ketidakpastian

Kadang yang paling sulit bukan saat pasar sedang anjlok, tapi

Hull Moving Average: Emang Lebih Cepat dari EMA?

Kalau kamu sering telat tangkap momen tren dan selalu ketinggalan

Cadev Adalah Cadangan Devisa, Ini Fungsi & Dampaknya
09/08/2025
Cadev Adalah Cadangan Devisa, Ini Fungsi & Dampaknya

Kamu pernah dengar istilah “cadangan devisa” tiap kali Bank Indonesia

09/08/2025