Deleveraging menjadi istilah penting di dunia keuangan, terutama bagi investor dan trader yang ingin memahami risiko pasar. Konsep ini tidak hanya berlaku pada perusahaan atau bank, tetapi juga relevan di pasar kripto, terutama saat kondisi bearish.
Artikel ini membahas definisi deleveraging, prosesnya di sektor keuangan, dampaknya pada pasar kripto, serta strategi mitigasi yang bisa diterapkan.
Apa Itu Deleveraging?
Secara sederhana, deleveraging adalah proses pengurangan rasio utang terhadap aset. Baik individu, perusahaan, maupun lembaga keuangan dapat melakukan deleveraging untuk menurunkan risiko gagal bayar dan memperkuat neraca finansial.
Cara Deleveraging Dilakukan
- Membayar Utang Secara Langsung
Melunasi sebagian atau seluruh utang yang dimiliki untuk mengurangi beban bunga. - Menjual Aset
Menjual aset yang dimiliki, seperti saham, obligasi, atau properti, untuk mendapatkan likuiditas dan menurunkan utang. - Restrukturisasi Utang
Negosiasi ulang dengan kreditur untuk memperpanjang tenor atau menurunkan bunga, sehingga beban utang lebih ringan.
Deleveraging biasanya dilakukan ketika tekanan likuiditas meningkat, ekonomi melambat, atau risiko default naik. Di Indonesia, praktik ini menjadi perhatian Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Proses Deleveraging di Sektor Keuangan
Di sektor keuangan, deleveraging memiliki dampak yang luas. Bank, perusahaan, dan lembaga investasi sering menyesuaikan portofolio dan rasio utangnya agar neraca lebih sehat.
Langkah-Langkah Deleveraging
- Penurunan Leverage Perusahaan dan Bank
Lembaga keuangan menurunkan rasio utang terhadap aset dengan menjual aset berisiko atau mengurangi pinjaman baru. - Peningkatan Likuiditas
Dengan mengurangi utang, perusahaan memiliki kas yang cukup untuk menghadapi tekanan pasar, sehingga risiko gagal bayar menurun. - Restrukturisasi Portofolio
Aset berisiko tinggi dijual, sementara aset stabil dipertahankan untuk menjaga kestabilan finansial. - Efek Sistemik
Deleveraging yang masif dapat menurunkan likuiditas pasar, meningkatkan volatilitas harga aset, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Auto-Deleveraging (ADL) di Pasar Kripto
Di pasar kripto, konsep deleveraging diterapkan melalui Auto-Deleveraging (ADL). ADL adalah mekanisme otomatis yang menutup posisi trader dengan leverage tinggi ketika pasar bergerak ekstrem, untuk melindungi likuiditas platform dan trader lain prinsip yang juga mirip dengan cara kerja margin call dan likuidasi di trading kripto.
Cara Kerja ADL
- Trader membuka posisi leverage tinggi, misalnya 10x pada Bitcoin.
- Harga Bitcoin turun drastis, margin trader berada di level risiko tinggi.
- Sistem ADL menutup sebagian posisi atau menurunkan leverage otomatis.
- Posisi yang ditutup dapat mempengaruhi trader lain jika pasar memiliki likuiditas rendah.
ADL membantu menjaga platform tetap stabil, meskipun terlihat seperti risiko bagi trader individual.
Contoh Kasus Nyata di Pasar Kripto
- Crash Bitcoin 2022: Harga turun dari $48.000 ke $28.000 dalam beberapa minggu. Posisi leverage tinggi mengalami likuidasi otomatis melalui ADL, memicu tekanan jual tambahan.
- Liquidation Berantai Ethereum: Posisi long dan short dengan leverage 20x membuat ADL aktif di beberapa platform, menimbulkan kerugian bagi trader yang tidak memantau margin.
- Sentimen Pasar Negatif: Berita tentang ADL dan likuidasi berantai mendorong aksi jual panik, menciptakan spiral harga turun.
Dampak Deleveraging pada Pasar Kripto Saat Bearish
Pasar kripto yang volatil membuat efek deleveraging terasa cepat. Dampaknya meliputi:
- Harga Aset Turun Drastis: Penjualan aset untuk menurunkan utang meningkatkan suplai di pasar.
- Liquidation Berantai: Posisi leverage tinggi terlikuidasi otomatis, mempercepat penurunan harga.
- Volatilitas Meningkat: Pasar menjadi lebih tidak stabil, memicu kepanikan trader.
- Sentimen Negatif: Berita tentang deleveraging besar-besaran menurunkan kepercayaan investor.
Strategi Mitigasi Deleveraging
Mengelola risiko deleveraging membutuhkan strategi yang tepat. Beberapa langkah mitigasi meliputi:
1. Manajemen Risiko dan Leverage
Gunakan leverage moderat, pantau margin, dan pahami ADL agar tidak terkena likuidasi otomatis saat pasar turun drastis atau pelajari strategi manajemen risiko trading kripto untuk menghadapi pasar bearish
2. Diversifikasi Aset
Sebar portofolio ke beberapa aset, termasuk stablecoin dan aset rendah risiko, agar tekanan jual di satu aset tidak mempengaruhi seluruh portofolio.
3. Peningkatan Likuiditas
Jaga cadangan kas agar mampu menahan tekanan pasar tanpa menjual aset secara paksa.
4. Monitoring Posisi dan Stop Loss
Atur stop loss dan pantau posisi secara rutin untuk mengelola risiko likuidasi otomatis.
5. Pendidikan Finansial dan Trading
Memahami leverage, margin, dan ADL membantu trader membuat keputusan rasional, mengurangi kepanikan saat pasar bearish.
6. Simulasi Stress Test
Lakukan simulasi skenario ekstrem, seperti harga turun 50%, untuk mengevaluasi dampak terhadap portofolio.
FAQ
Apa bedanya deleveraging dan likuidasi?
Deleveraging adalah proses mengurangi rasio utang terhadap aset untuk menurunkan risiko, sedangkan likuidasi adalah penutupan posisi aset, biasanya secara paksa, ketika margin tidak mencukupi.
Bagaimana ADL mempengaruhi trader kripto?
ADL otomatis menutup sebagian atau seluruh posisi trader yang menggunakan leverage tinggi saat pasar bergerak ekstrem, melindungi platform dan trader lain dari kerugian berantai.
Apakah deleveraging selalu negatif bagi pasar kripto?
Tidak selalu. Deleveraging dapat menjadi langkah sehat untuk mengurangi risiko individual dan sistemik, meski dapat menekan harga aset dalam jangka pendek.
Bagaimana strategi paling efektif menghadapi ADL?
Gunakan leverage moderat, pantau margin, diversifikasi portofolio, dan aktif menggunakan stop loss untuk mengurangi risiko likuidasi otomatis.
Itulah informasi menarik tentang Deleveraging: Saat Utang Menekan, Pasar Kripto Tertekan yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.
Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.
Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX staking crypto, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Kesimpulan
Deleveraging adalah strategi penting dalam pengelolaan utang dan risiko, baik di sektor keuangan tradisional maupun pasar kripto. Proses ini membantu menurunkan risiko gagal bayar dan menjaga likuiditas, namun juga bisa memicu tekanan jual dan volatilitas tinggi saat kondisi bearish.
Memahami mekanisme deleveraging, termasuk Auto-Deleveraging (ADL), serta menerapkan strategi mitigasi seperti manajemen risiko, diversifikasi portofolio, monitoring posisi, dan edukasi trading, sangat penting. Dengan pemahaman yang tepat, deleveraging bukan hanya ancaman, tetapi juga kesempatan untuk menerapkan prinsip keuangan yang sehat dan berkelanjutan.
Author: Echi Kristin





Polkadot 10.20%
BNB 1.48%
Solana 4.89%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.64%
Polygon Ecosystem Token 2.11%
Tron 2.90%
Pasar

