Dirham adalah mata uang berbahan perak yang lazim dipakai di negara-negara Arab dan Timur Tengah. Saat ini, koin logam tersebut telah didistribusikan sebagai barang koleksi dan instrumen investasi.
Di samping itu, banyak orang menggunakannya sebagai zakat, mahar, dan tabungan. Walaupun tidak dapat digunakan untuk transaksi sehari-hari, investasi dalam mata uang dirham cukup menguntungkan karena nilainya relatif stabil.
Nah, untuk lebih mengenal apa itu dirham, mulai dari sejarahnya, perbedaannya dengan dinar, dirham sebagai instrumen investasi, hingga keuntungan dan kekurangannya, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Dirham ke Bitcoin, UEA Mudahkan Trader dengan M2
Apa Itu Dirham?
Dirham adalah koin perak yang banyak digunakan sebagai alat pembayaran di negara-negara Arab dan Timur Tengah. Koin ini berbentuk bundar dengan dua sisi yang ditata melingkar.
Pada salah satu sisinya, terdapat tulisan “Lailahaillallah” dan “Alhamdulillah”. Sementara di sisi lainnya, tertera nama penguasa dan tanggal pencetakan.
Sejarah Dinar dan Dirham
Penggunaan dinar dan dirham dimulai sejak masa Nabi Muhammad SAW. Kedua koin emas dan perak ini digunakan sebagai alat tukar karena dianggap bernilai tinggi dan berharga, menggantikan sistem barter yang sebelumnya digunakan oleh masyarakat Arab.
Istilah “dinar” berakar dari kata Latin “Denarius” yang digunakan oleh bangsa Romawi, sedangkan “dirham” berasal dari bahasa Persia “Drachma”.
Koin-koin ini mulai beredar akibat perdagangan antara bangsa Arab dengan Syam yang berada di bawah kekuasaan Romawi dan Yaman atau Persia.
Pada masa Nabi Muhammad SAW, bobot dinar dan dirham ditentukan melalui standar yang diciptakan oleh beliau bersama sahabatnya, Arqam bin Abi Arqam, yaitu 7 dinar setara dengan berat 10 dirham.
Dalam sejarah pemerintahan Islam, penggunaan dirham pertama kali diterapkan pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, dengan bobot logam berdasarkan ukuran “solidus”, mata uang Byzantium.
Perbedaan Dinar dan Dirham
Setelah mengetahui sejarahnya, berikut ini adalah perbedaan antara dinar dan dirham yang penting diketahui.
1. Bentuk
Kedua koin ini memiliki bentuk bundar dan tipis, mirip dengan koin pada umumnya. Namun, desain dan ukiran setiap koin dapat berbeda tergantung pada negara dan perusahaan yang mengeluarkannya, yang juga mempengaruhi harga koin tersebut.
2. Bahan Pembuat
Dinar terbuat dari emas, sedangkan dirham dari perak. Perbedaan berat antara keduanya cukup signifikan, yaitu dinar memiliki berat sekitar 4,295 gram, sedangkan dirham sekitar 2,975 gram.
Di samping perbedaan dalam bahan dan berat, kandungan logam mulia di dalamnya juga berbeda. Dinar umumnya mengandung kadar logam mulia yang lebih tinggi dibandingkan dirham.
3. Nilai dan Harga
Karena perbedaan bahan dan kandungan logam mulia, harga dinar dan dirham juga berbeda. Dinar, yang terbuat dari emas murni, memiliki harga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dirham.
Di lain sisi, dinar juga dianggap lebih menguntungkan untuk investasi karena kenaikan harganya yang lebih menjanjikan.
Baca Juga: Tes Keaslian, Ini 10 Cara Membedakan Emas Asli dan Palsu secara Manual
Penggunaan di Indonesia
Karena dinar dan dirham terbuat dari logam mulia berharga seperti emas dan perak, penggunaannya terbatas pada beberapa kepentingan berikut ini, antara lain:
1. Koleksi
Dinar dan dirham adalah barang koleksi favorit banyak kolektor karena ornamennya yang indah sehingga cocok sebagai hiasan. Bentuknya yang kecil dan tipis juga membuatnya mudah disimpan tanpa memerlukan ruang besar.
Di samping menjadi koleksi, dinar dan dirham, yang terbuat dari emas atau perak, juga bisa dijadikan tabungan yang dapat dijual sewaktu-waktu.
2. Instrumen Investasi
Emas dan perak sebagai logam mulia cenderung memiliki nilai yang lebih stabil karena tidak terpengaruh fluktuasi pasar secara signifikan. Hal itu membuat dinar dan dirham cocok sebagai instrumen investasi, baik bagi pemula maupun investor berprofil risiko konservatif.
3. Sebagai Kado, Cenderamata, dan Maskawin
Dirham adalah koin yang cukup populer untuk dijadikan hadiah, cenderamata, atau maskawin. Di samping punya nilai jual tinggi, dirham pun disunnahkan dalam Islam sebagai salah satu jenis hadiah pernikahan dari mempelai laki-laki.
Sebagai tambahan informasi, meski punya banyak kegunaan, pada dasarnya dinar dan dirham tidak dapat digunakan untuk transaksi jual beli di Indonesia.
Di Indonesia, sistem pembayaran mengharuskan penggunaan rupiah sebagai mata uang resmi dalam semua transaksi komersial.
Baca Juga: 15 Mata Uang Tertinggi di Dunia, Rupiah Ada di Urutan Berapa?
Dirham sebagai Instrumen Investasi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dirham merupakan salah satu instrumen investasi yang menjanjikan bagi investor pemula karena nilainya relatif stabil.
Dirham diketahui menawarkan stabilitas nilai yang relatif tinggi sehingga menjadikannya pilihan yang menarik untuk investasi. Karena terbuat dari perak, dirham tidak mengalami fluktuasi harga yang signifikan seperti yang sering terjadi pada saham.
Stabilitas tersebut membuatnya menjadi opsi yang aman dan dapat diandalkan bagi investor, terutama mereka yang baru mulai berinvestasi atau yang lebih memilih risiko minimal.
Untuk investasi, dirham dianggap pilihan yang baik untuk pemula dan investor dengan profil risiko konservatif. Dalam hal ini, investor pemula bisa merasa lebih nyaman berinvestasi dalam dirham karena sifatnya yang stabil dan kurang rentan terhadap perubahan pasar yang drastis.
Nilai Dirham dalam Rupiah
Sumber Gambar: Wise.com
Mengutip laman Wise.com nilai dirham saat ini adalah sekitar Rp4.080, per tanggal 6 Agustus 2024 pada pukul 13:32 WIB. Artinya, untuk menukar uang rupiah dengan dirham, kamu perlu menyiapkan sekitar Rp4.080 untuk setiap 1 dirham.
Saat ini, koin dirham yang beredar biasanya memiliki nilai 1, 5, 10, 25, dan 50 dirham, sedangkan uang kertas dirham tersedia dalam denominasi 5, 10, 20, 50, 100, 200, 500, dan 1.000 dirham.
Nilai 1 dirham dalam rupiah dapat berfluktuasi sesuai dengan nilai tukar mata uang asing. Berikut adalah perkiraan nilai 1 dirham dari beberapa negara yang menggunakan dirham, beserta nilainya dalam rupiah, antara lain:
1. Dirham Uni Emirat Arab (AED)
Mata uang Uni Emirat Arab (AED) adalah salah satu jenis dirham yang memiliki nilai tukar cukup stabil dan kuat terhadap rupiah. Meskipun demikian, nilai tukar ini dapat mengalami fluktuasi sesuai dengan perubahan pasar.
Saat ini, nilai tukar 1 dirham Uni Emirat Arab diperkirakan sekitar Rp4.080, Artinya, jika kamu memiliki 1 dirham Uni Emirat Arab maka nilainya sekitar Rp4.080,
2. Dirham Maroko (MAD)
Maroko menggunakan dirham Maroko (MAD) sebagai mata uangnya. Nilai tukar 1 dirham Maroko terhadap rupiah juga dapat berfluktuasi mengikuti kondisi pasar.
Diperkirakan, nilai tukar 1 dirham Maroko adalah sekitar Rp1.200. Jadi, jika kamu punya 1 dirham Maroko maka nilainya sekitar Rp1.200.
3. Dirham Aljazair (DZD)
Aljazair menggunakan dirham Aljazair (DZD). Nilai tukar 1 dirham Aljazair terhadap rupiah bisa berubah-ubah. Nilai tukar 1 dirham Aljazair diperkirakan sekitar Rp9. Jadi, jika kamu punya 1 dirham Aljazair maka nilainya sekitar Rp9.
4. Dirham Libya (LYD)
Libya menggunakan dirham Libya (LYD). Nilai tukar dirham Libya dipengaruhi oleh kondisi politik dan ekonomi di negara tersebut. Diperkirakan, nilai tukar 1 dirham Libya adalah sekitar Rp800. Jadi, jika kamu punya 1 dirham Libya maka nilainya sekitar Rp800.
Cara Mengkonversi Nilai Dirham ke Rupiah
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, penting untuk memahami konversi nilai dirham ke rupiah. Berikut ini langkah-langkah untuk mengkonversi nilai dirham ke rupiah, yaitu:
- Kunjungi situs konverter mata uang (currency converter), misalnya www.xe.com atau www.valutafx.com.
- Pada kolom “Amount”, masukkan jumlah dirham yang ingin Anda konversi.
- Pada kolom “From”, pilih “Dirham” dan pilih negara penerbit mata uang tersebut.
- Pilih opsi “Indonesia” pada kolom “To” untuk menampilkan nilai dalam rupiah.
- Selesai! Kamu sekarang dapat melihat nilai konversi dirham ke rupiah.
Langkah Berinvestasi Dirham
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, dirham merupakan instrumen investasi yang menjanjikan berkat desainnya yang menarik dan nilai jualnya yang stabil. Namun, sebelum memulai investasi, ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
1. Tentukan Tujuan Investasi
Jelaskan terlebih dahulu tujuan kamu berinvestasi dalam dirham, baik untuk biaya pendidikan, tabungan pensiun, maupun tujuan lainnya. Memiliki tujuan yang jelas akan membantu kamu tetap fokus dan konsisten dalam investasi.
2. Ketahui Aturan Terkait Dirham
Penting dipahami bahwa meskipun dirham merupakan mata uang yang dikenal luas, koin ini tidak dapat digunakan untuk transaksi jual beli di Indonesia.
Aturan tersebut diatur dalam Pasal 2 Ayat 1 dan Pasal 21 Ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, yang menyebutkan bahwa hanya Rupiah yang sah sebagai alat tukar dan transaksi di Indonesia.
3. Beli Dirham dari Perusahaan Terpercaya
Untuk memastikan keaslian dan kualitas dirham yang dibeli, lakukan transaksi hanya dengan perusahaan terpercaya seperti PT Antam, UBS, atau perusahaan tambang terkemuka lainnya. Pastikan juga dirham yang dibeli telah dilengkapi dengan sertifikat keaslian.
4. Mulai dengan Nominal Kecil
Meskipun dirham memiliki nilai yang cenderung stabil, sebaiknya mulai investasi dengan nominal kecil. Langkah tersebut akan memudahkan pemantauan fluktuasi nilai dirham dan membantu mengurangi risiko investasi.
5. Gunakan Uang yang tidak Terpakai
Pastikan untuk menyisihkan anggaran untuk kebutuhan sehari-hari, biaya kesehatan, dan uang cadangan sebelum melakukan investasi.
Gunakan hanya dana yang tidak digunakan atau surplus untuk investasi. Hal itu akan membantu untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian atau kebutuhan mendesak yang mungkin muncul.
Keuntungan dan Kekurangan Investasi Dirham
Keuntungannya:
Berikut adalah ini beberapa keuntungan yang diperoleh saat berinvestasi pada dirham, di antaranya:
- Dirham memiliki desain yang estetis sehingga membuatnya cocok sebagai barang koleksi atau hadiah
- Dirham memiliki berat 2,975 gram, diameter 25 mm, dan kadar perak antara 91% hingga 99,95%
- Dirham masih digunakan sebagai alat tukar di beberapa negara, seperti Uni Emirat Arab dan Maroko, sehingga bisa diperjualbelikan secara global
- Anda dapat menjual dirham per keping, berbeda dengan emas batangan yang biasanya harus dijual dalam satuan penuh
- Ketika menjual dirham, kamu tidak akan dikenakan potongan untuk ongkos pembuatan
- Dirham mudah didapatkan karena diproduksi oleh PT Antam dan beberapa perusahaan lainnya
Kekurangannya:
Di samping punya keuntungan yang telah disebutkan di atas, dirham juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut adalah kekurangan investasi dirham, yakni:
- Dirham akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% karena dikategorikan sebagai perhiasan
- Harga jual dirham dipengaruhi oleh desain dan motifnya, meskipun kadar peraknya sama
- Dirham lebih sesuai untuk investasi jangka panjang karena harga jualnya yang cenderung stabil. Keuntungan biasanya baru terasa setelah 5 hingga 10 tahun.
- Persediaan dirham dapat terpengaruh oleh fluktuasi dalam produksi perak global
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, dirham adalah koin perak yang digunakan di beberapa negara sebagai alat tukar dan sebagai instrumen investasi.
Koin ini memiliki kadar perak yang tinggi, biasanya antara 91% hingga 99,95%, dan ukuran yang seragam dengan berat sekitar 2,975 gram dan diameter 25 mm.
Desainnya yang menarik menjadikannya populer sebagai barang koleksi, hadiah, atau maskawin, sementara stabilitas nilainya membuatnya menarik bagi investor.
Sebagai investasi, dirham menawarkan keuntungan berupa stabilitas nilai yang cenderung tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar yang besar.
Akan tetapi, investasi dalam dirham lebih cocok sebagai pilihan jangka panjang, dengan potensi keuntungan yang baru terasa setelah 5 hingga 10 tahun.
Di samping itu, dirham dapat diperjualbelikan secara internasional dan dapat dijual per keping, berbeda dengan emas batangan yang biasanya harus dijual dalam jumlah penuh.
Di lain sisi, dirham juga punya beberapa kelemahan, di antaranya adalah koin ini dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% karena dianggap sebagai perhiasan.
Bukan itu saja, harga jual dirham dapat dipengaruhi oleh desain dan motif, meskipun kadar peraknya sama. Persediaan dirham pun bisa dipengaruhi oleh fluktuasi dalam produksi perak global yang dapat mempengaruhi nilai dan ketersediaannya.
FAQ
1. Apa itu dirham?
Dirham adalah mata uang berbahan perak yang banyak digunakan di negara Arab dan Timur Tengah.
2 Apa perbedaan antara dinar dan dirham?
Dinar terbuat dari emas dengan kandungan 91,7 persen hingga 99,99 persen, sedangkan dirham terbuat dari perak dengan kandungan 99,95 persen.
3. Mengapa dirham digunakan sebagai instrumen investasi?
Dirham digunakan sebagai instrumen investasi karena nilainya cenderung stabil dan tidak terpengaruh fluktuasi pasar.
4. Bagaimana cara mengkonversi nilai dirham ke rupiah?
Gunakan situs currency converter seperti xe.com, masukkan jumlah dirham, dan pilih negara serta mata uang yang ingin dikonversi.
5. Apa kekurangan investasi dirham?
Kekurangan investasi dirham termasuk dikenai PPN 10%, harga jual ditentukan oleh desain dan motif, dan investasi ini bersifat jangka panjang.”
Selain Dirham atau Dinar Kamu Dapat Menginvestasikan di Aset Kripto
Nah, sekarang kamu sudah mengenal apa itu dirham, mulai dari sejarahnya, perbedaannya dengan dinar, dirham sebagai instrumen investasi, hingga keuntungan dan kekurangannya.
Di samping investasi di dirham maupun dinar, kamu pun dapat melakukan investasi pada aset kripto. Jika kamu berminat untuk investasi kripto, mulai dari beli Bitcoin, beli eth, hingga aset kripto lainnya, maka kamu dapat membelinya di INDODAX Market.
Di lain sisi, untuk memudahkan dalam trading crypto dengan mudah dan aman, kamu pun dapat men-download aplikasi crypto trading dari INDODAX melalui Google Play Store dan lewat App Store sekarang juga!
Di samping itu, INDODAX sendiri terus berkomitmen untk menghadirkan akses yang mudah bagi para investor untuk masuk ke pasar kripto.
Adapun sebagai disclaimer, pada dasarnya, investasi pada aset kripto juga mengandung risiko tersendiri, sebagaimana pada jenis-jenis investasi lainnya. Risikonya, antara lain, nilai aset kripto yang berfluktuasi dan tingginya tingkat volatilitas pada aset kripto.
Maka dari itu, bagi para investor, sebaiknya lakukan riset secara mandiri dan mendalam terlebih dahulu sebelum memulai investasi aset kripto.
Jadi, tunggu apa lagi? Mari segera memulai investasi aset kripto sekarang juga hanya bersama INDODAX!