Saat memasuki dunia trading dan investasi, kita akan menemui banyak istilah yang mungkin belum familiar. Salah satu istilah penting adalah “drawdown”.
Drawdown merupakan istilah yang umum digunakan dalam trading dan investasi, merujuk pada penurunan nilai portofolio atau ekuitas dari puncak tertingginya. Ini menunjukkan selisih antara nilai tertinggi yang pernah dicapai dengan nilai terendah yang terjadi saat ini.
Dalam konteks perdagangan, drawdown mengindikasikan kerugian maksimum yang terjadi sebelum nilainya naik kembali ke level yang lebih tinggi.
Nah, untuk lebih memahami tentang apa itu drawdown dalam trading, mulai dari jenis-jenis, fungsi, faktor-faktor yang mempengaruhi, hingga tips menghadapinya, simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu Drawdown dalam Trading?
Drawdown adalah penurunan nilai aset atau harga dari puncak ke titik terendah selama periode tertentu dalam investasi, akun trading, atau dana. Drawdown digunakan untuk mengukur risiko historis berbagai investasi, membandingkan kinerja dana, atau memantau kinerja trading individu.
Sebagai contoh, jika sebuah akun trading memiliki saldo $10.000, kemudian turun menjadi $9.000 sebelum naik kembali di atas $10.000, maka akun tersebut mengalami drawdown sebesar 10%.
Memahami drawdown sangat penting bagi trader dan investor karena drawdown memberikan gambaran mengenai risiko yang terkait dengan strategi trading atau investasi. Dengan mengetahui drawdown, trader dan investor juga dapat mengevaluasi kinerja dari portofolio atau dana investasi.
Jenis-jenis Drawdown
Ada tiga jenis drawdown yang dikenal saat ini, yakni absolute drawdown, maximum drawdown, dan relative drawdown. Berikut ini penjelasan masing-masingnya, yaitu:
1. Absolute Drawdown
Secara sederhana, Absolute Drawdown adalah drawdown yang diukur dalam nilai absolut, biasanya dinyatakan dalam satuan mata uang.
Angka ini dihitung sebagai selisih antara modal awal trading dan nilai terendah yang dicapai tanpa mempertimbangkan laba yang belum terealisasi. Trader biasanya menggunakan data ini untuk memahami risiko awal dari aktivitas trading mereka.
2. Maximum Drawdown (MDD)
Jenis drawdown ini sangat populer di kalangan trader karena Maximum Drawdown (MDD) mengukur penurunan nilai modal awal setelah memperhitungkan kerugian dari trading secara beruntun. Trader biasanya mengasosiasikan istilah drawdown dengan MDD.
Data MDD dinyatakan sebagai persentase dari akumulasi kerugian yang belum terealisasi. Semakin dalam penurunan nilai, semakin besar persentase MDD. Persentase MDD yang tinggi meningkatkan peluang terjadinya margin call, yang berarti permintaan untuk menambah modal.
Asumsinya adalah bahwa selama level harga belum kembali ke harga awal, koreksi dapat terus berlanjut, dan diperlukan waktu yang cukup untuk mengembalikan nilai ke posisi semula.
3. Relative Drawdown
Jenis drawdown ini mencerminkan kondisi sementara dari aktivitas trading. Nilainya dihitung sebagai rasio antara modal awal ditambah laba yang belum terealisasi (unrealized profit) sebagai pembilang, dan modal awal ditambah kerugian yang belum terealisasi (unrealized loss) sebagai penyebut.
Berbeda dengan Maximum Drawdown (MDD), nilai drawdown relatif yang besar menunjukkan kinerja aset atau portofolio yang baik. Hal ini karena perhitungan relatif menggunakan rasio yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Semakin besar pembilang, semakin tinggi persentasenya. Sebaliknya, semakin besar penyebut, semakin rendah persentase-nya. Secara singkat, persentase drawdown relatif ini mencerminkan tingkat profitabilitas suatu portofolio atau aset.
Variabel ini sering digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan efektivitas sistem trading yang kamu gunakan.
Fungsi Drawdown
Terdapat beberapa fungsi drawdown yang penting untuk diketahui, antara lain sebagai berikut:
1. Pengukuran Risiko
Drawdown membantu mengidentifikasi risiko keuangan dalam investasi.
2. Pembanding Kinerja
Drawdown digunakan untuk membandingkan kinerja antara berbagai investasi atau strategi trading.
3. Pemantauan Kinerja Pribadi
Trader dapat memantau kinerja trading mereka dengan mengamati drawdown yang terjadi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Drawdown
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi drawdown, antara lain sebagai berikut:
Strategi Trading
Strategi trading yang diterapkan memiliki dampak signifikan terhadap drawdown. Strategi yang lebih agresif atau berisiko tinggi cenderung menghasilkan drawdown yang lebih besar daripada strategi yang lebih konservatif.
Volatilitas Pasar
Volatilitas pasar juga berperan dalam menentukan besarnya drawdown. Pasar yang lebih volatil memiliki kemungkinan pergerakan harga yang lebih besar sehingga dapat menyebabkan drawdown yang lebih besar pula.
Manajemen Risiko
Bagaimana trader atau investor mengelola risiko juga dapat memengaruhi drawdown. Tanpa manajemen risiko yang efektif, drawdown dapat menjadi lebih besar dan berpotensi mengancam stabilitas portofolio.
Kondisi Ekonomi dan Geopolitik
Peristiwa ekonomi dan geopolitik yang tidak terduga dapat memicu fluktuasi yang tajam di pasar. Krisis ekonomi, perubahan kebijakan pemerintah, atau ketegangan geopolitik adalah beberapa contoh peristiwa yang bisa menyebabkan penurunan nilai yang signifikan.
Cara Menghitung Drawdown
Berikut ini adalah rumus sederhana untuk menghitung drawdown sebagai persentase, yaitu:
Drawdown (DD) % = ((Pmax – Pmin) / Pmax) * 100
Di mana:
- Pmin = Nilai terendah (lembah)
- Pmax = Nilai tertinggi (puncak)
Berikut adalah contoh sederhana untuk menjelaskan drawdown:
Misalkan seorang trader memiliki portofolio awal senilai $50.000. Nilai portofolio tersebut naik menjadi $60.000 dalam beberapa bulan, mencapai puncak tertinggi. Namun, kemudian pasar mengalami koreksi yang besar dan nilai portofolio turun menjadi $45.000.
Drawdown pada titik ini adalah $15.000 ($60.000 – $45.000) atau 25% dari puncaknya ($15.000 dibagi dengan $60.000, lalu dikalikan 100%).
Mengapa Trader Perlu Mengetahui Drawdown?
Menghadapi drawdown merupakan situasi yang sangat tidak menyenangkan bagi seorang trader. Siapa pun tidak ingin melihat nilai aset trading mereka turun dari puncaknya. Namun, sebenarnya, ada banyak alasan mengapa data ini sangat berguna bagi trader, di antaranya:
Mengukur risiko aset secara historis
Data drawdown sangat bermanfaat dalam mengukur risiko historis dari suatu instrumen aset. Dengan begitu, trader dapat membandingkannya dengan risiko instrumen lain sebelum memilih aset untuk diperdagangkan.
Menilai performa trading melalui drawdown
Investor dapat mengevaluasi kinerja trading aset mereka melalui data drawdown. Hal ini karena data ini mengukur potensi kerugian berturut-turut yang mungkin terjadi selama investasi atau trading berdasarkan data historis. Data drawdown kemudian dapat digunakan sebagai alat evaluasi trading.
Representasi volatilitas pasar dan efektivitas trading
Data ini juga mencerminkan tingkat volatilitas pasar, keefektifan trading, dan preferensi diversifikasi aset dari seorang trader.
Tips Menghadapi Drawdown
Fluktuasi harga aset adalah bagian yang tidak terhindarkan dalam dunia trading. Tidak selalu harga aset akan bergerak sesuai dengan harapan. Karena itu, drawdown merupakan pengalaman yang umum dialami oleh semua trader.
Meski demikian, kamu tidak perlu khawatir ketika menghadapinya. Sebenarnya, hal tersebut bisa diatasi jika persiapan trading kamu matang. Lalu, apa saja persiapan yang diperlukan untuk menghadapi situasi ini? Berikut ini beberapa tipsnya, yaitu:
Menentukan Drawdown yang Bisa Ditoleransi
Ketimbang panik, bijaksanalah untuk menentukan batas drawdown maksimum yang dapat kamu toleransi sejak awal. Dalam hal ini, kamu dapat menggunakan konsep maximum drawdown (MDD) dan proses pemulihan.
Saat menghitung drawdown, kamu hanya perlu mengukur seberapa besar rata-rata persentase penurunan harga aset dari puncak tertingginya ke titik terendahnya dalam periode tertentu, misalnya satu bulan, dua bulan, atau tiga bulan terakhir.
Angka rata-rata ini dapat kamu gunakan sebagai panduan untuk menetapkan batas penurunan harga aset yang dapat kamu terima. Setelah mengukur unrealized loss, langkah selanjutnya adalah mengukur nilai recovery.
Cara menghitungnya sama, yaitu dengan melihat rerata peningkatan nilai aset dari titik terendahnya ke puncak tertingginya dalam periode tertentu. Namun, kamu perlu memahami konsep recovery terlebih dahulu.
Kesalahan umum dalam menafsirkan data drawdown adalah menganggap bahwa tingkat pemulihannya hanya diukur dari pergerakan harga aset kembali ke nilai awalnya.
Sebenarnya, konsep recovery juga mencakup biaya peluang, yaitu waktu yang “terbuang” oleh trader saat menahan aset yang nilainya sedang mengalami koreksi.
Dengan demikian, target nilai recovery kamu harus lebih besar dari nilai drawdown. Semakin besar koreksi yang terjadi, semakin besar pula pertumbuhan nilai aset yang kamu butuhkan untuk mempertahankan nilai modal awal dan mengganti “biaya waktu” tersebut.
Sebagai contoh, jika drawdown sebesar 10% maka kamu membutuhkan tingkat recovery sebesar 11%. Namun, jika drawdown mencapai 20% maka kamu perlu menetapkan target recovery yang lebih tinggi, misalnya 25%.
Berdasarkan konsep drawdown dan recovery tersebut, trader biasanya menetapkan batas maksimal untuk penurunan nilai, atau yang dikenal sebagai maximum drawdown (MDD), tidak lebih dari 20%. Hal ini karena mengembalikan nilai investasi dan menaikkannya sebesar 25% membutuhkan waktu bertahun-tahun.
MDD sebesar 20% biasanya direkomendasikan bagi mereka yang memulai investasi sejak usia muda. Namun, untuk portofolio dengan jangka waktu pendek, MDD yang disarankan adalah 10%.
Menentukan Titik Stop Loss
Setelah menetapkan batas maksimum untuk penurunan nilai aset tersebut, langkah berikutnya adalah menentukan titik Stop Loss.
Dalam hal ini, kamu dapat memasang titik Stop Loss di antara titik entry kamu dan nilai MDD kamu jika kamu merasa belum siap secara mental untuk menghadapi kondisi drawdown.
Namun, kamu juga dapat memasang Stop Loss di titik MDD yang telah ditetapkan jika kamu menganggap bahwa harga aset kemungkinan akan melanjutkan koreksi.
Perbedaan Drawdown dan Maximum Drawdown
Berikut ini adalah tabel perbedaan antara Drawdown dan Maximum Drawdown yang perlu diketahui, yaitu:
Aspek | Drawdown | Maximum Drawdown (MDD) |
Definisi | Penurunan dari titik tertinggi ke titik terendah selama periode waktu tertentu untuk suatu investasi atau akun trading. | Kerugian terbesar yang terjadi dari puncak ke lembah selama periode waktu tertentu. |
Pengukuran | Mengukur seberapa besar nilai portofolio atau akun telah turun dari titik tertingginya. | Mengukur kerugian maksimum dari titik tertinggi ke titik terendah sebelum mencapai titik tertinggi baru. |
Frekuensi | Dapat terjadi beberapa kali, bergantung pada fluktuasi nilai portofolio atau akun. | Terjadi sekali selama periode waktu tertentu, yaitu ketika kerugian terbesar terjadi. |
Konteks | Menyediakan gambaran mengenai penurunan sementara nilai portofolio/akun. | Memberikan gambaran tentang risiko terburuk ke arah penurunan nilai yang mungkin dihadapi. |
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, drawdown adalah ukuran penurunan nilai dari puncak ke lembah dalam suatu periode tertentu, memberikan gambaran tentang risiko downside yang mungkin dihadapi oleh trader atau investor.
Pengelolaan drawdown sangat penting bagi trader dan investor karena dapat membantu mereka mengukur risiko, mengevaluasi kinerja portofolio, dan merencanakan strategi trading yang efektif.
Dengan memahami drawdown, trader dan investor dapat mengidentifikasi titik-titik potensial di mana risiko kerugian maksimum mungkin terjadi dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya.
Dengan demikian, pengelolaan drawdown bisa menjadi alat yang kuat dalam membantu trader dan investor mengambil keputusan yang lebih bijak dan meraih kesuksesan dalam trading dan investasi mereka.
Yuk Investasi Aset Kripto Mudah, Aman, & Untung di INDODAX
Nah, sekarang kamu sudah memahami apa itu drawdown dalam trading, mulai dari jenis-jenis, fungsi, faktor-faktor yang mempengaruhi, hingga tips menghadapinya.
Selanjutnya, bagi kamu yang berminat untuk melakukan investasi kripto secara mudah, aman, dan untung, mulai dari beli bitcoin, beli ethereum, hingga aset kripto lainnya, kamu dapat membelinya di INDODAX Market.
Penting diketahui bahwa INDODAX adalah platform jual beli aset kripto terpercaya dan terbaik di tanah air hingga saat ini.
Menjadi pelopor perdagangan aset kripto di Indonesia, INDODAX pun terus berkomitmen untuk menyediakan akses yang mudah bagi para investor untuk masuk ke pasar aset kripto.
Sebagai disclaimer, penting juga untuk diingat bahwa investasi pada aset kripto sama dengan jenis-jenis investasi lainnya, yakni tidak terhindarkan dari risiko.
Adapun risikonya, antara lain terkait dengan fluktuasi nilai asetnya dan tingkat volatilitasnya yang tinggi.
Oleh sebab itu, ada baiknya kamu terlebih dahulu melakukan riset secara mendalam sebelum memulai berinvestasi pada aset kripto, atau mengikuti program Akademi Crypto di INDODAX Academy untuk memperoleh pengetahuan yang lebih komprehensif.
Jadi, ayo mulai investasi aset kripto sekarang juga hanya bersama INDODAX dan perkaya ilmumu dengan bergabung di Akademi Crypto!