Dua bersaudara lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT), Anton Peraire-Bueno (25) dan James Peraire-Bueno (29), kini menghadapi ancaman puluhan tahun penjara setelah didakwa mencuri Ethereum (ETH) senilai $25 juta atau sekitar Rp400 miliar.
Sidang keduanya resmi dimulai pekan ini di pengadilan federal Manhattan, Amerika Serikat, dengan jaksa menyebut kasus ini sebagai ancaman serius terhadap “integritas blockchain.”
Sumber Gambar: Business Insider
Manipulasi Protokol Ethereum
Jaksa menuduh Anton dan James memanipulasi proses validasi transaksi di jaringan Ethereum, bukan melalui peretasan biasa, tapi lewat eksploitasi langsung terhadap protokol inti blockchain.
Dalam waktu hanya 12 detik, keduanya disebut berhasil mengalihkan aset digital korban melalui mekanisme yang seharusnya digunakan untuk menambah blok transaksi baru.
Jaksa menggambarkan aksi itu sebagai “peretasan tingkat tinggi yang memanfaatkan kelemahan sistem konsensus.”
Menurut pernyataan resmi dari mantan Jaksa Federal Damian Williams pada Mei 2024, kedua terdakwa menggunakan keahlian teknis.
“Kedua bersaudara ini, yang mempelajari ilmu komputer dan matematika di salah satu universitas paling bergengsi di dunia, diduga menggunakan keahlian dan pendidikan khusus mereka untuk merusak dan memanipulasi protokol yang diandalkan oleh jutaan pengguna Ethereum di seluruh dunia. Dan setelah mereka menjalankan rencananya, pencurian mereka hanya membutuhkan waktu 12 detik,” ujar Williams dikutip dari Cryptonews.
Baja juga berita terkait: Ripple Tantang Hacker! Siapkan Hadiah Rp3,3 Miliar Bagi Pemburu Bug XRPL
Pembelaan: Eksploitasi Bukan Kejahatan
Meski dituduh melakukan wire fraud dan pencucian uang, tim kuasa hukum Peraire-Bueno bersikeras bahwa tindakan tersebut bukan kejahatan, melainkan eksperimen teknis terhadap sistem terbuka Ethereum.
Menurut mereka, blockchain bersifat permissionless, sehingga siapa pun dapat berinteraksi dengan kode sumbernya tanpa melanggar hukum.
Klaim ini menimbulkan perdebatan hukum besar tentang batas antara eksperimen kode yang sah dan tindakan kriminal dalam ekosistem desentralisasi.
Persidangan Berjalan Ketat
Kedua terdakwa menghadapi maksimal 20 tahun penjara untuk setiap dakwaan, termasuk konspirasi dan pencucian uang. Sidang diperkirakan berlangsung hingga awal November 2025.
Sebelumnya, tim pembela sempat mengajukan permintaan agar riwayat pencarian Google mereka tidak dijadikan barang bukti, karena dinilai “tidak relevan dan berpotensi menimbulkan prasangka.”
Namun jaksa menolak, menyebut riwayat itu justru menunjukkan perencanaan matang sebelum aksi dilakukan.
Baca berikutnya: Fusaka Uji Coba di Sepolia, Ethereum Targetkan Launch Desember Ini!
Ujian Hukum bagi Dunia Blockchain
Kasus ini berpotensi menjadi preseden hukum penting bagi industri blockchain.
Jika pengadilan memutus bersalah, maka batas antara “eksperimen kode” dan “kejahatan siber” akan semakin jelas secara hukum di AS.
Namun jika dibebaskan, keputusan ini bisa membuka ruang bagi perdebatan baru tentang tanggung jawab etis dan legalitas eksploitasi di jaringan publik seperti Ethereum.
Kesimpulan
Kasus Peraire-Bueno bersaudara menjadi momen penting bagi industri blockchain, terutama dalam menetapkan batas hukum antara inovasi teknologi dan pelanggaran sistem.
Sidang ini menyoroti bagaimana prinsip desentralisasi dan kebebasan kode tetap harus diseimbangkan dengan tanggung jawab hukum serta perlindungan pengguna.
Apapun vonis akhirnya, perkara ini berpotensi menjadi preseden baru bagi penegakan hukum di ranah kripto dan pengawasan terhadap protokol terbuka seperti Ethereum.
FAQ
- Siapa sebenarnya Peraire-Bueno bersaudara?
Mereka adalah Anton dan James Peraire-Bueno, lulusan MIT jurusan ilmu komputer dan matematika. Keduanya dikenal memiliki kemampuan tinggi di bidang sistem terdesentralisasi dan algoritma blockchain. - Bagaimana cara mereka mencuri Ethereum?
Menurut jaksa, mereka memanipulasi protokol validasi transaksi Ethereum, bukan dengan mencuri private key atau meretas wallet. Eksploitasi ini terjadi di level jaringan, memanfaatkan kelemahan konsensus blok. - Apa yang membuat kasus ini unik di dunia hukum?
Kasus ini menantang definisi klasik “peretasan”. Apakah memanfaatkan celah dalam sistem terbuka seperti blockchain bisa dianggap kriminal, atau justru bagian dari inovasi teknologi? - Apakah mereka sudah divonis bersalah?
Belum. Saat ini proses sidang masih berlangsung di pengadilan Manhattan, dan diperkirakan selesai pada awal November 2025. - Apa dampaknya bagi pengguna Ethereum dan developer?
Jika terdakwa dinyatakan bersalah, kasus ini bisa menjadi landasan hukum baru untuk menindak eksploitasi protokol. Tapi jika dibebaskan, ini bisa memicu diskusi global tentang batas eksperimen kode dan etika pengembang blockchain.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Ethereum, #Berita Blockchain, #Berita Scam Crypto