Ethereum sebagai salah satu blockchain terbesar di dunia memiliki sistem terbuka yang memungkinkan pengembangan beragam aplikasi terdesentralisasi. Namun, seiring pertumbuhannya, muncul tantangan teknis yang harus diatasi. Salah satunya adalah risiko replay attack, yang akhirnya mendorong komunitas untuk memperkenalkan proposal teknis bernama EIP-155.
Pengantar EIP-155 dan Replay Attack
EIP-155 atau Ethereum Improvement Proposal 155 adalah solusi teknis untuk mencegah replay attack yang bisa terjadi saat blockchain Ethereum mengalami percabangan (fork). Replay attack sendiri merupakan bentuk serangan di mana transaksi yang valid pada satu chain bisa disalin dan dijalankan ulang di chain lain tanpa izin pemilik aslinya.
Contoh sederhananya, jika kamu mengirim ETH dari dompet A ke B di jaringan Ethereum, dan kemudian jaringan ini bercabang menjadi dua (Ethereum dan Ethereum Classic), transaksi kamu bisa dengan mudah disalin dan dijalankan ulang di jaringan lain. Ini sangat berisiko karena bisa membuat kamu kehilangan aset di chain lain tanpa sengaja.
Masalah ini mulai terasa krusial setelah hard fork Ethereum akibat DAO hack pada tahun 2016, yang menghasilkan dua blockchain berbeda: Ethereum (ETH) dan Ethereum Classic (ETC). Di sinilah EIP-155 hadir sebagai solusi.
Baca juga artikel terkait: Apa Itu Ethereum Fork? Soft Fork vs Hard Fork, Sejarah & Dampaknya
Cara Kerja EIP-155 dalam Jaringan Ethereum
EIP-155 memperkenalkan chain ID ke dalam struktur transaksi Ethereum. Setiap blockchain memiliki chain ID unik yang disematkan dalam transaksi sebelum ditandatangani. Artinya, ketika kamu mengirim transaksi, tanda tangan digitalnya menjadi sah hanya untuk chain tertentu.
Sebelum EIP-155, struktur transaksi Ethereum tidak mencakup chain ID. Akibatnya, satu transaksi dapat dengan mudah digunakan ulang di chain lain karena data transaksi identik dan tanda tangannya tetap valid.
Dengan implementasi EIP-155, struktur transaksi berubah menjadi seperti ini:
- Nonce
- Gas Price
- Gas Limit
- To
- Value
- Data
- Chain ID
- Signature (v, r, s)
Perubahan paling penting ada pada bagian v dari tanda tangan, yang sebelumnya hanya bernilai 27 atau 28. Setelah EIP-155, nilainya menjadi v = CHAIN_ID * 2 + 35 atau v = CHAIN_ID * 2 + 36. Nilai ini membuat tanda tangan tersebut hanya valid di jaringan dengan chain ID tertentu. Jika replay dilakukan di jaringan lain, maka validasi tanda tangan akan gagal.
Kamu mungkin tertarik dengan ini juga: Mengoptimalkan Keamanan dan Transaksi dengan Cross-Chain Bridges
Implikasi terhadap Keamanan Transaksi
Penerapan EIP-155 memberikan dampak signifikan terhadap keamanan transaksi di Ethereum. Berikut adalah beberapa implikasinya:
- Pencegahan Replay Attack
Transaksi yang sudah ditandatangani di Ethereum tidak bisa lagi digunakan ulang di chain seperti Ethereum Classic. Ini melindungi pengguna dari kehilangan aset secara tidak sengaja akibat penyalinan transaksi. - Keamanan Multi-Chain
Dengan banyaknya fork dan testnet di ekosistem Ethereum, chain ID membantu menjaga isolasi transaksi antar jaringan. Hal ini sangat penting bagi pengembang dan pengguna yang aktif di banyak jaringan. - Kepastian Finalitas Transaksi
Karena validasi transaksi kini memperhitungkan chain ID, maka setiap transaksi lebih terikat pada konteks jaringan tempat transaksi tersebut terjadi. Ini meningkatkan keandalan sistem dalam mencatat aktivitas pengguna. - Integrasi Lebih Aman dengan Wallet dan DApps
Dompet seperti MetaMask dan aplikasi terdesentralisasi lainnya bisa menggunakan chain ID sebagai parameter penting dalam membedakan jaringan, sehingga mengurangi risiko kesalahan teknis atau eksploitasi.
Dengan kata lain, EIP-155 berperan sebagai garis pembatas antara jaringan satu dengan yang lain, menjaga agar transaksi hanya sah di tempat yang seharusnya.
Artikel menarik lainnya untuk kamu: Apa Itu Ethereum Improvement Proposal (EIP) & Dampaknya Pada Ekosistem Ethereum
Riwayat Implementasi EIP-155
EIP-155 pertama kali diperkenalkan oleh Vitalik Buterin pada bulan Juli 2016 sebagai respons atas kondisi kritis pasca hard fork DAO. Pada saat itu, Ethereum baru saja mengalami pembelahan menjadi dua jaringan besar: Ethereum (ETH) dan Ethereum Classic (ETC). Replay attack menjadi ancaman nyata yang harus diatasi.
Implementasi EIP-155 terjadi melalui hard fork Spurious Dragon pada bulan November 2016. Fork ini merupakan bagian dari serangkaian upgrade jaringan Ethereum yang juga mencakup EIP lain seperti optimalisasi gas dan peningkatan efisiensi EVM.
Sejak saat itu, semua transaksi di Ethereum yang mengikuti protokol baru harus menyertakan chain ID. Ini menjadi standar baru dalam arsitektur transaksi Ethereum.
Tidak hanya di Ethereum, konsep serupa kini juga diterapkan di berbagai blockchain lain yang menggunakan sistem turunan dari Ethereum. Chain seperti Binance Smart Chain (BSC), Polygon, Avalanche, dan lainnya juga menggunakan chain ID untuk membedakan jaringan mereka.
Kesimpulan
EIP-155 merupakan solusi penting dalam sejarah Ethereum yang secara efektif mengatasi ancaman replay attack. Dengan menambahkan chain ID dalam transaksi, Ethereum berhasil memperkuat struktur keamanannya dan menciptakan batas yang jelas antara transaksi di jaringan yang berbeda. Implementasi ini tidak hanya meningkatkan perlindungan pengguna, tetapi juga membuka jalan bagi perkembangan jaringan Ethereum dan ekosistem multi-chain secara lebih aman dan terstruktur.
Bagi pengguna, pengembang, maupun pemilik aset kripto, memahami mekanisme EIP-155 menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan aset dan memahami bagaimana transaksi di blockchain bekerja.
Itulah informasi menarik tentang Apa Itu EIP-155? yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa itu replay attack dalam konteks Ethereum?
Replay attack aadalah serangan di mana transaksi yang valid di satu jaringan disalin dan dijalankan ulang di jaringan lain tanpa izin.
- Mengapa EIP-155 penting?
EIP-155 menambahkan chain ID ke dalam transaksi, sehingga mencegah transaksi di-replay di jaringan lain.
- Siapa yang mengusulkan EIP-155?
Vitalik Buterin, pendiri Ethereum, adalah pihak yang mengusulkan proposal ini pada tahun 2016.
- Apa itu chain ID?
Chain ID adalah angka unik yang digunakan untuk mengidentifikasi jaringan blockchain tertentu dalam struktur transaksi.
- Kapan EIP-155 mulai digunakan?
EIP-155 mulai diimplementasikan melalui hard fork Spurious Dragon pada bulan November 2016.
- Apakah chain lain juga menggunakan konsep seperti EIP-155?
Ya, banyak jaringan berbasis Ethereum seperti BSC, Polygon, dan Avalanche juga menggunakan chain ID untuk memisahkan transaksi antar jaringan.
Author: RZ