Di tengah ekspansi besar-besaran jaringan Layer-2 (L2), Ethereum justru menghadapi krisis finansial. Pendapatan dari base layer anjlok 99% pada kuartal pertama 2025, menyusul migrasi besar-besaran transaksi ke L2 setelah upgrade Dencun. Biaya transaksi rata-rata kini hanya $0,16—terendah dalam lima tahun terakhir.

Sumber Gambar: CoinPaper
Fenomena ini memicu kekhawatiran bahwa fondasi Ethereum sebagai Layer-1 (L1) tengah dikikis, sementara dominasi L2 malah mendorong sentralisasi, monopoli token, dan model tata kelola yang tertutup.
Ethereum R1 Hadir: Rollup Baru Anti-Token & Anti-VC
Sebagai respons terhadap situasi ini, sekelompok pengembang independen meluncurkan Ethereum R1, sebuah rollup Layer-2 tanpa token dan bebas dari pendanaan venture capital. Diluncurkan pada 1 Mei 2025, proyek ini menolak segala bentuk insentif yang dianggap menyimpang dari nilai awal Ethereum: desentralisasi, netralitas, dan resistensi terhadap sensor.
“General-purpose L2 seharusnya seperti komoditas — sederhana, bisa diganti, dan bebas dari ketergantungan terpusat,” tulis tim Ethereum R1 dalam pengumuman resmi di X.
“General-purpose L2s should be commodities — simple, replaceable, and free from centralized dependencies or risky governance.”
Ethereum R1 is our answer to that call.
The rollup grounded in credible neutrality, decentralization, and censorship resistance.
— Ethereum R1 (@ethereumR1) May 1, 2025
Tak seperti Arbitrum atau Optimism yang membagikan token lewat airdrop dan melibatkan VC dalam struktur governance, R1 berdiri murni atas donasi komunitas. Tidak ada token R1, tidak ada alokasi tim, tidak ada mekanisme voting. Pendekatan ini secara langsung menantang status quo rollup yang kini makin menyerupai Layer-1 baru dengan ekosistem tertutup.
Masih seputar topik ini, simak juga: Ethereum Siap Upgrade? Vitalik Buterin Usulkan RISC-V
Standar ERC Baru: Atasi Kekacauan Wallet Lintas Chain
Selain R1, para developer Ethereum juga memperkenalkan dua proposal penting: ERC-7828 dan ERC-7930. Kedua standar ini hadir untuk menyelesaikan fragmentasi pengalaman pengguna (UX) yang muncul akibat ekosistem multichain Ethereum yang makin kompleks.
Masalahnya?
Alamat yang sama (0x…) bisa dipakai di berbagai L2 seperti Arbitrum, Optimism, dan Base. Tapi, perilakunya bisa beda tergantung chain yang digunakan. Ini memicu kesalahan pengiriman, hilangnya dana, hingga frustrasi pengguna saat harus gonta-ganti jaringan secara manual.
Solusinya?
- ERC-7828: Format human-readable seperti 0x1234@arbitrum, supaya pengguna tahu sedang berinteraksi dengan chain apa
- ERC-7930: Format backend-friendly untuk digunakan oleh API dan protokol agar transaksi lintas-chain berjalan otomatis.
Kedua standar ini dikembangkan oleh tim Wonderland, dan sudah melibatkan kolaborasi dengan proyek besar seperti Optimism, Aztec, Connext, dan Yearn. Tujuannya: menciptakan interoperabilitas wallet yang seamless dan menghapus kebutuhan manual switching.
Today, we shared the work we’ve done on interoperable addresses at the EF L2 Interop Working Group call, covering both ERC-7930 and ERC-7828.
Together, they aim to solve how to reference an address and chain unambiguously.
Let’s dive in ? pic.twitter.com/EMBT7768k1
— Wonderland (@DeFi_Wonderland) April 30, 2025
News lainnya yang lagi trending: 5 Crypto Long-Term yang Diprediksi Tumbuh Kuat di 2025
Desentralisasi vs Fragmentasi: Komunitas Terbelah
Krisis ini memunculkan dua kubu dalam komunitas Ethereum:
- Pendukung modularisasi melihat L2 sebagai solusi skalabilitas yang fleksibel dan dibutuhkan.
- Pengkritik menilai banyak L2 justru merusak semangat Ethereum dengan governance tertutup, token spekulatif, dan ketergantungan pada VC.
Peluncuran R1 dan proposal ERC baru menjadi simbol perlawanan terhadap dominasi struktur sentralistik di era L2. Ini adalah upaya mengembalikan Ethereum ke akar: jaringan yang open, permissionless, dan community-driven.
Kesimpulan
Ethereum sedang menghadapi dilema eksistensial: skala cepat lewat L2, tapi kehilangan pendapatan dan prinsip awal. Ethereum R1 hadir sebagai seruan ideologis, bukan sekadar solusi teknis. Tanpa token, tanpa VC, dan tanpa governance kompleks, R1 ingin menunjukkan bahwa desentralisasi sejati masih mungkin di dunia rollup.
Sementara itu, ERC-7828 dan ERC-7930 menawarkan peta jalan baru untuk menyatukan UX di tengah ekosistem yang makin terfragmentasi. Jika diadopsi luas, keduanya bisa menjadi fondasi pengalaman Web3 yang lebih sederhana dan aman. Tapi pertanyaan besarnya masih sama: Apakah idealisme seperti ini bisa bertahan di tengah gempuran ekonomi token dan sentralisasi struktur?
FAQ
- Apa itu Ethereum R1?
Ethereum R1 adalah rollup Layer-2 baru yang tidak memiliki token, tidak menerima dana VC, dan menghindari sistem governance tertutup. Proyek ini dibangun murni oleh komunitas independen. - Mengapa Ethereum butuh ERC-7828 dan ERC-7930?
Karena alamat wallet Ethereum sering digunakan lintas-chain, standar ini diciptakan untuk menghindari kesalahan pengiriman aset, dan menyederhanakan pengalaman pengguna (UX) dalam ekosistem multichain. - Apakah Ethereum R1 akan mengadakan airdrop?
Tidak. Tim Ethereum R1 sudah menegaskan bahwa mereka tidak akan membuat token ataupun membagikan airdrop dalam bentuk apapun.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: FFA
Referensi:
- CoinPaper – Ethereum Developers Target Governance Bloat and UX Issues with New Tools, diakses pada 1 Mei 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Ethereum, #Berita Ethereum Hari Ini, #Ethereum Hari Ini, #harga ethereum hari ini, #Eth hari ini, #analisa ethereum hari ini, #Berita Blockchain