Ethereum (ETH) kembali jadi sorotan setelah biaya transaksi melonjak tajam hingga menembus lebih dari $1.000 per transaksi akhir pekan lalu.
Lonjakan ini memicu gelombang kritik dari pelaku pasar, termasuk investor ternama Kevin O’Leary, yang menilai jaringan Ethereum “retak di bawah tekanan”.
O’Leary menggambarkan kondisi itu seperti “membayar tol seribu dolar untuk jalan satu lajur”.
Komentar ini menggambarkan frustrasi lama pengguna terhadap masalah skalabilitas Ethereum yang belum juga terselesaikan, meski sudah lebih dari satu dekade sejak proyek ini dimulai.
Baca selanjutnya: 3 Sinyal Bullish Ethereum Muncul, Siap Tembus Rp80 Juta Lagi?
Kritik Pedas dari Trader dan Analis
Pandangan lebih tajam datang dari MartyParty, trader populer yang sejak 2022 telah menilai Ethereum memiliki kelemahan struktural.
Dalam komentarnya, ia menegaskan bahwa Ethereum tak akan mampu bertahan di era adopsi massal blockchain.
“Ethereum tak akan bertahan. Arsitekturnya buruk dan publik internet tak sanggup menanggung bebannya. Solana justru dibangun untuk skala besar,” ujarnya.
MartyParty juga menyoroti bahwa roadmap pengembangan Ethereum kini membentang hingga 2030, menandakan bahwa peningkatan besar seperti Danksharding dan Proto-Danksharding (EIP-4844) masih bertahun-tahun dari penerapan penuh.
Dalam dunia crypto yang bergerak cepat, waktu menjadi faktor penentu.
Solana Dianggap Lebih Efisien
Di sisi lain, Solana (SOL) dinilai sudah menunjukkan kesiapan menghadapi lonjakan adopsi.
Berbeda dengan Ethereum, Solana memanfaatkan arsitektur berkecepatan tinggi dan jaringan fisik khusus bernama DoubleZero, yang membuatnya mampu memproses ribuan transaksi per detik dengan biaya kurang dari satu sen.
Saat berita ini ditulis, harga SOL berada di kisaran $182, bertahan di atas area support kuat $175–$180 setelah reli tajam awal bulan.
Secara teknikal, analis memprediksi jika momentum berlanjut, target harga berikutnya berada di area $220–$250, menyesuaikan dengan level resistensi tertinggi April lalu dan Fibonacci extension.
Baca berikutnya: Prediksi Harga Solana Jika Disetujui ETF, Bisa Menyentuh US$400?
Dominasi Ethereum Masih Kuat, Tapi Tantangan Nyata
Meski dikritik, Ethereum tetap menjadi ekosistem terbesar di industri blockchain dalam hal aktivitas developer, likuiditas, dan jumlah proyek DeFi.
Namun, tantangan skalabilitas dan biaya tinggi membuat banyak analis mempertanyakan apakah dominasi ini bisa bertahan hingga akhir dekade.
Sebagian pihak berpendapat bahwa Solana kini berada di posisi yang sama seperti Ethereum pada 2017, masa transisi dari inovasi ke adopsi nyata.
Jika Ethereum gagal mempercepat pembaruan teknologinya, Solana berpotensi memperluas jarak keunggulan di pasar.
Kesimpulan
Pernyataan keras dari para analis menunjukkan meningkatnya kekhawatiran terhadap kemampuan Ethereum menangani lonjakan aktivitas jaringan di tengah adopsi blockchain yang kian meluas.
Lonjakan biaya gas hingga ribuan dolar menegaskan bahwa masalah skalabilitas masih menjadi tantangan utama bagi jaringan tersebut.
Sementara itu, Solana dinilai lebih siap dari sisi kecepatan dan efisiensi, dengan infrastruktur yang sudah mampu memproses ribuan transaksi per detik dan biaya yang jauh lebih rendah.
Meski demikian, Ethereum masih memegang peran dominan dalam ekosistem kripto global melalui basis pengembang dan likuiditas yang besar.
FAQ
- Mengapa biaya gas Ethereum bisa melonjak hingga $1.000?
Lonjakan gas fee biasanya terjadi karena kemacetan jaringan saat banyak transaksi terjadi bersamaan. Mekanisme lelang gas membuat pengguna bersaing membayar lebih tinggi agar transaksi mereka diproses lebih cepat. - Apa perbedaan utama antara Ethereum dan Solana?
Ethereum menggunakan sistem Proof of Stake (PoS) dengan fokus pada desentralisasi dan keamanan. Sementara Solana memakai Proof of History (PoH) yang memungkinkan kecepatan transaksi lebih tinggi dan biaya lebih rendah. - Apa itu Danksharding dan Proto-Danksharding (EIP-4844)?
Keduanya adalah upgrade besar Ethereum yang dirancang untuk meningkatkan skalabilitas melalui pembagian data transaksi (sharding). Namun, implementasi penuhnya diperkirakan baru akan terjadi beberapa tahun ke depan. - Apakah Solana bisa menggantikan Ethereum?
Belum tentu. Ethereum masih unggul dalam jumlah developer, dApp, dan total value locked (TVL). Namun, Solana unggul dalam performa teknis dan menjadi pilihan utama untuk transaksi cepat dan murah. - Bagaimana prospek harga Solana dalam waktu dekat?
Jika support di $175–$180 bertahan, analis memperkirakan potensi kenaikan ke $220–$250 dalam jangka pendek, terutama jika Bitcoin tetap stabil.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Referensi:
- CaptainAltcoin – Don’t Buy Ethereum – Invest in Solana Instead, Warns Top Analyst, diakses pada 17 Oktober 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Altcoin, #Berita Ethereum, #Berita Solana