Di dalam dunia Akuntansi, ada salah satu konsep penting yang perlu diketahui, yakni impairment asset.
Konsep impairment ini berkaitan sangat erat dengan istilah “fair value” dan “historical cost”.
Nah, untuk memahami apa itu impairment asset dan bagaimana cara menghitungnya, simak yuk ulasannya berikut ini.
Apa Itu Impairment Asset?
Pada dasarnya, impairment adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan perbandingan antara harga pembelian aset pada masa lalu (historical cost) dengan harga pasar sekarang ini.
Istilah impairment asset akan muncul saat aset dianggap mengalami penurunan nilai.
Di samping itu, ada sejumlah faktor yang menyebabkan impairment asset, yaitu:
- Perubahan material
- Perubahan harga aset
- Kerusakan fisik
- Pelepasan aset sebelum tanggal perkiraan
Adapun impairment dapat dilakukan untuk mencari tahu aset yang mengalami penurunan nilai.
Impairment sendiri dalam praktiknya bisa dilakukan hampir di seluruh aset.
Namun, dalam hal ini, terdapat beberapa pengecualian yang dianggap tidak akan mengalami penurunan nilai, yakni:
- Aset pajak tangguhan
- Aset imbalan kerja
- Aset keuangan
- Properti investasi pada nilai wajar
- Aset biologis berupa hewan maupun tanaman
- Aset karena kontrak asuransi
- Aset tetap yang dimiliki untuk dijual
Contoh Impairment Asset
Agar kamu memahami lebih jauh tentang penerapan impairment pada akuntansi sebuah perusahaan, mari simak contoh impairment asset berikut ini:
Misalkan PT ABC mempunyai satu mesin yang dibeli pada tahun 2015 dengan harga Rp50.000.000.
Diperkirakan, mesin itu mempunyai nilai ekonomis sampai dengan lima (5) tahun.
Lantas, pada tahun 2020, PT ABC pun memperkirakan terjadinya penurunan nilai atas mesin tadi.
Dalam hal ini, diketahui bahwa nilai value in use mesin itu diperkirakan sekitar Rp20.000.000.
Jika ingin mengetahui impairment maka langkah pertama yang perlu dilakukan, yaitu menghitung nilai depresiasi mesin per tahun yakni harga beli/nilai ekonomis.
Pada kasus PT ABC di atas, diperoleh persamaan Rp50.000.000/5 tahun, dengan hasil Rp10.000.000.
Artinya, nilai depresiasi mesin dari PT ABC tadi, yaitu sebesar Rp10.000.000 per tahun.
Sementara itu, jika ingin mengetahui sisa nilai/impairment mesin, berikut ini rumus perhitungannya:
nilai pembelian barang – (usia barang x nilai depresiasi barang)
Mengacu pada perhitungan tadi, nilai sisa buku mesin PT ABC per tahun 2020 adalah sebagai berikut:
= Rp50.000.000 – (3 x Rp10.000.000)
= Rp20.000.000
Kalau dibandingkan maka nilai sisa buku mesin, yakni Rp20.000.000 dengan nilai value in use sebesar Rp30.000.000 maka ada selisih sekitar Rp10.000.000 dengan posisi nilai value in use lebih besar.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak punya aset yang memiliki penurunan nilai atau loss on important asset.
Namun, akan lain halnya jika nilai sisa buku mesin lebih besar yang artinya ada loss on important asset.
Dari contoh di atas, barangkali Kamu akan bertanya-tanya apa perbedaan antara impairment dengan depresiasi.
Pada dasarnya, impairment adalah penurunan nilai aset secara permanen, sedangkan depresiasi adalah distribusi biaya perolehan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam periode masa manfaat sebuah aset.
Bagaimana Cara Menghitung Impairment Asset?
Dari contoh di atas tadi, bisa disimpulkan bahwa untuk menghitung impairment dalam suatu perusahaan, diperlukan beberapa informasi sebagai berikut:
1. Rumus untuk besaran depresiasi per tahun:
Harga pembelian barang / Usia barang
2. Rumus dari nilai sisa buku:
Harga pembelian barang – (durasi depresiasi x harga pembelian barang)
Sementara itu, value in use didapat dari perkiraan aliran arus kas dan diharapkan mampu dihasilkan oleh aset.
Adapun dari perhitungan tersebut, hasil impairment dapat diperoleh dan disimpulkan terjadinya penurunan nilai aset di perusahaan atau tidak.
Seperti disinggung tadi, terhadap hampir semua aset dapat dilakukan impairment, tetapi bagi aset tertentu, sebaiknya melakukan impairment rutin per tahun.
Berikut ini aset yang masuk dalam golongan itu:
- Aset tidak berwujud yang mempunyai manfaat tidak terbatas
- Aset tidak berwujud yang belum tersedia untuk dipakai
- Goodwill yang didapatkan dalam penggabungan perusahaan
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, impairment adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan perbandingan antara harga pembelian aset pada masa lalu (historical cost) dengan harga pasar sekarang ini.
Istilah impairment asset akan muncul saat aset dianggap mengalami penurunan nilai.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan impairment asset, yaitu perubahan material, perubahan harga aset, kerusakan fisik, dan pelepasan aset sebelum tanggal perkiraan.
Meski bisa diterapkan di hampir semua aset, tetapi ada beberapa pengecualian yang dianggap tidak akan mengalami penurunan nilai, yakni aset pajak tangguhan, aset imbalan kerja, aset keuangan, properti investasi pada nilai wajar, aset biologis, aset karena kontrak asuransi, dan aset tetap yang dimiliki untuk dijual.
Di mana Beli Crypto?
Kamu sudah mengetahui apa itu definisi impairment, rumus, hingga cara menghitungnya.
Nah, sekarang waktunya untuk mengetahui platform untuk membeli crypto terpercaya dan terbaik, yaitu INDODAX.
Silakan masuk ke market INDODAX dan juga langsung bertransaksi aset crypto dengan mudah via aplikasi INDODAX.
Kamu tinggal download aplikasi INDODAX versi terbaru yang saat ini memiliki banyak fitur menarik bagi pengguna iOS dan juga Android.
Di sini, Kamu akan mendapatkan kemudahan bertransaksi langsung dari handphone kesayanganmu.
Lebih jauh, jika Kamu ingin belajar lebih dalam tentang dunia aset crypto, Kamu bisa mempelajarinya di INDODAX Academy.
Selamat melakukan trading dan semoga sukses ya!